PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w98 1/3 hlm. 8-13
  • Perayaan-Perayaan Penting dalam Sejarah Israel

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Perayaan-Perayaan Penting dalam Sejarah Israel
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Nilai Perayaan-Perayaan Akbar
  • Pada Zaman Raja-Raja Keturunan Daud
  • Setelah Pembuangan
  • Pada Abad Pertama Masehi
  • Perayaan Panen; Perayaan Minggu-Minggu
    Daftar Istilah
  • ”Engkau Harus Bersukacita”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2007
  • Perayaan Pondok Daun
    Daftar Istilah
  • Pelajaran dari Perayaan Orang Israel Dulu
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2021
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
w98 1/3 hlm. 8-13

Perayaan-Perayaan Penting dalam Sejarah Israel

”Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya. . . . . Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa.”​—ULANGAN 16:16.

1. Apa yang dapat dikatakan tentang peristiwa-peristiwa perayaan pada zaman Alkitab?

APA yang terlintas di benak saudara ketika sedang memikirkan tentang suatu perayaan? Beberapa perayaan di zaman purba dinodai oleh pelampiasan nafsu dan perbuatan amoral. Begitu pula beberapa perayaan pada zaman modern. Tetapi, berbeda halnya dengan perayaan-perayaan yang dijabarkan dalam Hukum Allah kepada bangsa Israel. Meskipun itu adalah kesempatan yang penuh sukacita, perayaan-perayaan ini juga dapat digambarkan sebagai ”pertemuan kudus”.​—Imamat 23:2.

2. (a) Apa yang diwajibkan bagi kaum pria Israel tiga kali setahun? (b) Seperti yang terdapat di Ulangan 16:16 (NW), apa artinya ”perayaan”?

2 Pria-pria Israel yang setia​—sering kali disertai oleh keluarga mereka​—mendapatkan kesegaran dan kesenangan sewaktu menempuh perjalanan ke Yerusalem, ’tempat yang Yehuwa pilih’, dan dengan murah hati mereka memberikan sumbangan bagi tiga perayaan akbar. (Ulangan 16:​16) Buku Old Testament Word Studies mendefinisikan kata Ibrani yang diterjemahkan ”perayaan” di Ulangan 16:16 (NW) sebagai ”kesempatan untuk menikmati sukacita besar . . . dan pada kesempatan itu beberapa bukti yang mencolok dari perkenan Allah dirayakan dengan mempersembahkan korban dan mengadakan jamuan makan”.a

Nilai Perayaan-Perayaan Akbar

3. Akan berkat-berkat apa orang diingatkan melalui ketiga perayaan tahunan ini?

3 Sebagai masyarakat bertani, bangsa Israel bergantung pada berkat Allah dalam bentuk hujan. Ketiga perayaan akbar dalam Hukum Musa bertepatan dengan pengumpulan tuaian barli (jelai) pada awal musim semi, tuaian gandum pada akhir musim semi, dan tuaian tanaman lainnya pada akhir musim panas. Ini merupakan kesempatan untuk menyatakan kegirangan yang besar dan perasaan syukur bagi Penyedia siklus hujan dan Pembuat lahan yang produktif. Namun, perayaan-perayaan ini mengandung makna yang lebih besar lagi.​—Ulangan 11:​11-14.

4. Peristiwa bersejarah apa dirayakan pada perayaan yang pertama?

4 Perayaan pertama jatuh pada bulan pertama menurut sistem penanggalan Alkitab purba, mulai tanggal 15 hingga 21 Nisan, yang jatuh pada akhir Maret atau awal April dalam sistem penanggalan kita. Perayaan ini disebut Perayaan Kue Tidak Beragi, dan karena perayaan ini dimulai setelah Paskah tanggal 14 Nisan, perayaan ini disebut juga ’perayaan paskah’. (Lukas 2:​41; Imamat 23:​5, 6) Perayaan ini mengingatkan bangsa Israel akan dibebaskannya mereka dari penderitaan di Mesir, oleh karena itu, kue tidak beragi itu disebut ”roti penderitaan”. (Ulangan 16:3) Itu mengingatkan mereka bahwa hijrahnya mereka dari Mesir begitu tergesa-gesa sehingga mereka tidak punya waktu untuk menambahkan ragi pada adonan, serta menungguinya hingga mengembang. (Keluaran 12:34) Pada perayaan ini, tidak ada roti beragi yang dapat ditemukan di rumah-rumah orang Israel. Siapa pun peserta perayaan ini, termasuk penduduk asing, yang memakan roti beragi akan dijatuhi hukuman mati.​—Keluaran 12:19.

5. Akan hak istimewa apa orang diingatkan melalui perayaan yang kedua, dan siapa yang turut menikmati kegembiraan?

5 Perayaan kedua dilangsungkan tujuh minggu (49 hari) setelah tanggal 16 Nisan dan jatuh pada hari ke-6 dari bulan ketiga, Siwan, yang bertepatan dengan akhir Mei penanggalan kita. (Imamat 23:​15, 16) Perayaan ini disebut Perayaan Minggu-Minggu (pada zaman Yesus, perayaan ini disebut juga Pentakosta, berarti ”Kelima Puluh” dalam bahasa Yunani), dan waktu perayaan ini hampir bertepatan dengan saat bangsa Israel masuk ke dalam perjanjian Hukum di Gunung Sinai. (Keluaran 19:​1, 2) Pada perayaan ini, orang-orang Israel yang setia mungkin merenungkan hak istimewa mereka untuk dipisahkan sebagai bangsa kudus milik Allah. Kedudukan mereka sebagai umat istimewa Allah mewajibkan mereka taat pada Hukum Allah, misalnya perintah untuk memperlihatkan perhatian yang pengasih kepada orang-orang yang kurang beruntung agar mereka pun dapat menikmati perayaan ini.​—Imamat 23:22; Ulangan 16:​10-​12.

6. Tentang pengalaman apa umat Allah diingatkan melalui perayaan yang ketiga?

6 Yang terakhir dari ketiga perayaan tahunan akbar ini adalah Perayaan Pengumpulan, atau Perayaan Pondok. Perayaan ini jatuh pada bulan ketujuh, Tisyri, atau Etanim, mulai dari hari ke-15 hingga ke-21, yang jatuh pada awal Oktober penanggalan kita. (Imamat 23:34) Pada kesempatan ini, umat Allah tinggal di luar rumah atau di atas atap rumah mereka di tempat bernaung sementara (pondok) yang terbuat dari cabang dan daun pohon. Ini mengingatkan mereka akan perjalanan selama 40 tahun dari Mesir ke Tanah Perjanjian, sewaktu bangsa itu harus belajar bersandar pada Allah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.​—Imamat 23:​42, 43; Ulangan 8:​15, 16.

7. Bagaimana kita memperoleh manfaat dengan mengulas peristiwa-peristiwa perayaan di Israel purba?

7 Mari kita ulas beberapa perayaan penting dalam sejarah umat Allah di zaman dahulu. Perayaan-perayaan ini tentunya sangat menganjurkan bagi kita dewasa ini, karena kita pun diundang untuk berkumpul bersama secara teratur setiap minggu dan tiga kali setahun dalam kebaktian-kebaktian besar.​—Ibrani 10:​24, 25.

Pada Zaman Raja-Raja Keturunan Daud

8. (a) Perayaan bersejarah apa yang diselenggarakan pada zaman Raja Salomo? (b) Apa klimaks agung dari Perayaan Pondok imbangan yang dapat kita nanti-nantikan?

8 Peristiwa bersejarah pada Perayaan Pondok terjadi pada zaman keemasan pemerintahan Raja Salomo, putra Daud. ”Suatu jemaah yang amat besar” berkumpul dari segala penjuru Tanah Perjanjian untuk mengikuti Perayaan Pondok dan penahbisan bait. (2 Tawarikh 7:8) Ketika acara selesai, Raja Salomo membubarkan para peserta perayaan, yang ”memohon berkat untuk raja, lalu pulang ke kemah mereka sambil bersukacita dan bergembira atas segala kebaikan yang telah dilakukan TUHAN kepada Daud, hamba-Nya, dan kepada orang Israel, umat-Nya”. (1 Raja 8:​66) Itu benar-benar perayaan yang penting. Dewasa ini, hamba-hamba Allah menanti-nantikan klimaks yang agung dari Perayaan Pondok imbangan pada akhir Pemerintahan Seribu Tahun dari Salomo yang Lebih Besar, Yesus Kristus. (Penyingkapan 20:​3, 7-​10, 14, 15) Pada waktu itu, orang-orang yang tinggal di setiap penjuru bumi, termasuk orang-orang yang dibangkitkan dan yang selamat dari Armagedon, akan dipersatukan dalam ibadat yang penuh sukacita kepada Allah Yehuwa.​—Zakharia 14:16.

9-11. (a) Apa latar belakang perayaan penting pada zaman Raja Hizkia? (b) Teladan apa diberikan oleh banyak orang dari kerajaan sepuluh-suku di utara, dan akan hal apa kita diingatkan dewasa ini?

9 Perayaan penting berikutnya yang dilaporkan dalam Alkitab terjadi setelah berakhirnya pemerintahan Raja Ahas yang jahat, yang telah menutup bait dan menyeret kerajaan Yehuda ke dalam kemurtadan. Penerus Ahas adalah Raja Hizkia yang baik. Pada tahun pertama pemerintahannya, di usianya yang ke-25 tahun, Hizkia memulai suatu program pemulihan dan reformasi besar-besaran. Ia segera membuka bait dan mengatur perbaikannya. Lalu raja mengirim surat kepada orang-orang Israel yang tinggal di kerajaan Israel sepuluh suku di utara, yang bersikap bermusuhan, dan mengundang mereka untuk datang serta merayakan Paskah dan Perayaan Kue Tidak Beragi. Banyak juga yang datang, meskipun mereka dicemooh oleh sesamanya.​—2 Tawarikh 30:​1, 10, 11, 18.

10 Apakah perayaan ini berjalan sukses? Alkitab melaporkan, ”Tujuh hari lamanya orang Israel yang berada di Yerusalem merayakan hari raya Roti Tidak Beragi [”Perayaan Kue Tidak Beragi”, NW] dengan kesukaan yang besar, sedang orang-orang Lewi dan para imam setiap hari menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN dengan sekuat tenaga.” (2 Tawarikh 30:21) Sungguh bagus teladan orang-orang Israel tersebut bagi umat Allah dewasa ini, yang banyak dari antaranya menderita penganiayaan dan harus menempuh perjalanan jauh untuk menghadiri kebaktian!

11 Misalnya, perhatikan tiga Kebaktian Distrik ”Pengabdian Ilahi” yang diselenggarakan di Polandia pada tahun 1989. Dari antara ke-166.518 orang yang hadir, terdapat rombongan-rombongan besar dari negara-negara bekas Uni Soviet dan dari negara-negara Eropa Timur lainnya yang melarang pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu. ”Bagi beberapa orang yang menghadiri kebaktian-kebaktian ini,” demikian laporan buku Saksi-Saksi Yehuwa​—Pemberita Kerajaan Allah,b ”inilah pertama kalinya mereka berada dalam pertemuan besar umat Yehuwa yang terdiri atas lebih dari 15 atau 20 orang. Hati mereka penuh dengan rasa syukur seraya mereka melihat puluhan ribu orang di stadion-stadion itu, bergabung dengan mereka dalam doa, dan memadukan suara dalam nyanyian untuk memuji Yehuwa.”​—Halaman 279.

12. Apa latar belakang perayaan penting pada pemerintahan Raja Yosia?

12 Sepeninggal Hizkia, Yudea kembali jatuh ke dalam ibadat palsu di bawah pemerintahan Raja Manasye dan Raja Amon. Kemudian, tampuk pemerintahan beralih kepada seorang raja yang baik, Yosia yang masih muda, yang bertindak berani dalam memulihkan ibadat yang sejati. Di usianya yang ke-25 tahun, Yosia memerintahkan agar bait diperbaiki. (2 Tawarikh 34:8) Sementara perbaikan dilakukan, Hukum yang ditulis Musa ditemukan di bait. Raja Yosia sangat tersentuh oleh apa yang dibacanya dalam Hukum Allah dan menetapkan agar hukum itu dibacakan kepada seluruh rakyat. (2 Tawarikh 34:​14, 30) Kemudian, sesuai dengan apa yang tertulis, ia mengorganisasi suatu perayaan Paskah. Raja juga memberikan teladan yang bagus dengan memberikan sumbangan yang murah hati bagi terselenggaranya peristiwa itu. Sebagai hasilnya, Alkitab melaporkan, ”Paskah semacam itu tidak pernah lagi dirayakan di Israel sejak nabi Samuel.”​—2 Tawarikh 35:​7, 17, 18.

13. Akan hal apa kita dewasa ini diingatkan oleh peristiwa-peristiwa perayaan pada zaman Hizkia dan Yosia?

13 Reformasi yang dilakukan Hizkia dan Yosia serupa dengan pemulihan ibadat sejati secara luar biasa yang terjadi di kalangan orang-orang Kristen sejati sejak ditakhtakannya Yesus Kristus pada tahun 1914. Sebagaimana halnya reformasi yang dilakukan Yosia, pemulihan pada zaman modern ini didasarkan atas hal-hal yang tertulis pada Firman Allah. Dan, serupa dengan zaman Hizkia serta Yosia, pemulihan pada zaman modern dicirikan oleh kebaktian-kebaktian yang mengemukakan penjelasan yang menggetarkan tentang nubuat Alkitab dan tentang penerapan prinsip-prinsip Alkitab secara tepat waktu. Besarnya jumlah orang yang dibaptis menambah sukacita peristiwa yang berisi nilai pendidikan ini. Seperti orang-orang Israel yang bertobat pada zaman Hizkia dan Yosia, orang-orang yang baru dibaptis ini telah meninggalkan praktek-praktek yang fasik dari Susunan Kristen dan seluruh dunia Setan. Pada tahun 1997, lebih dari 375.000 orang dibaptis sebagai lambang pembaktian mereka kepada Allah yang kudus, Yehuwa​—rata-rata 1.000 orang lebih setiap hari.

Setelah Pembuangan

14. Apa latar belakang diadakannya perayaan penting pada tahun 537 SM?

14 Sepeninggal Yosia, bangsa ini kembali berpaling kepada ibadat palsu yang bejat. Akhirnya, pada tahun 607 SM, Yehuwa menghukum umat-Nya dengan mendatangkan bala tentara Babilon untuk menyerang Yerusalem. Kota dan baitnya dibinasakan, dan negeri itu ditelantarkan. Lalu, orang-orang Yahudi ditawan selama 70 tahun di Babilon. Kemudian, Allah memulihkan kembali sisa dari orang-orang Yahudi yang bertobat, yang kembali ke Tanah Perjanjian untuk memulihkan ibadat sejati. Mereka tiba di reruntuhan kota Yerusalem pada bulan ketujuh tahun 537 SM. Hal pertama yang mereka lakukan adalah mendirikan mezbah untuk mempersembahkan korban harian yang tetap sebagaimana dijabarkan dalam perjanjian Hukum. Tepatlah waktunya untuk merayakan salah satu perayaan penting. ”Lalu mereka mengadakan perayaan pondok sesuai dengan apa yang tertulis.”​—Ezra 3:​1-4, NW.

15. Pekerjaan apa menanti bekas orang-orang buangan yang tersisa pada tahun 537 SM, dan bagaimana situasi ini serupa dengan yang terjadi pada tahun 1919?

15 Ada suatu pekerjaan besar yang menanti orang-orang buangan yang kembali ini​—membangun kembali bait Allah dan kota Yerusalem dengan tembok-temboknya. Ada banyak tentangan dari bangsa-bangsa tetangga yang iri hati. Ketika bait sedang dibangun, situasinya dapat dikatakan sebagai ”hari dari perkara-perkara kecil”. (Zakharia 4:​10, NW) Ini serupa dengan kondisi orang-orang Kristen terurap yang setia pada tahun 1919. Pada tahun yang tak terlupakan itu, mereka dibebaskan dari penawanan rohani di Babilon Besar, imperium agama palsu sedunia. Jumlah mereka hanya beberapa ribu dan mereka menghadapi sikap bermusuhan dari dunia ini. Apakah musuh-musuh Allah dapat menghentikan kemajuan ibadat sejati? Jawaban atas pertanyaan itu mengingatkan kita akan dua peristiwa perayaan terakhir yang dicatat dalam Kitab-Kitab Ibrani.

16. Apa keistimewaan perayaan pada tahun 515 SM?

16 Pembangunan kembali bait akhirnya selesai pada bulan Adar tahun 515 SM, menjelang berlangsungnya perayaan musim semi pada bulan Nisan. Alkitab melaporkan, ”Mereka selanjutnya mengadakan perayaan kue tidak beragi selama tujuh hari dengan sukacita; karena Yehuwa menyebabkan mereka bersukacita, dan ia telah memalingkan hati raja Asiria kepada mereka untuk menguatkan tangan mereka dalam pekerjaan rumah Allah yang benar, Allah Israel.”​—Ezra 6:22, NW.

17, 18. (a) Perayaan penting apa terjadi pada tahun 455 SM? (b) Bagaimana kita berada dalam situasi serupa dewasa ini?

17 Enam puluh tahun kemudian, pada tahun 455 SM, terdapat satu lagi peristiwa penting. Perayaan Pondok pada tahun itu menandai rampungnya pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem. Alkitab melaporkan, ”Seluruh jemaat dari mereka yang telah kembali dari penawanan membuat pondok-pondok dan tinggal di pondok-pondok itu; karena putra-putra Israel tidak melakukan yang demikian sejak zaman Yosua putra Nun sampai hari itu, sehingga ada sukacita yang sangat besar.”​—Nehemia 8:​17, NW (ayat 18, Terjemahan Baru).

18 Sungguh tak terlupakan peristiwa pemulihan kembali ibadat sejati Allah, meskipun menghadapi tentangan hebat! Situasinya serupa dewasa ini. Meskipun menghadapi gelombang penganiayaan dan penindasan, pekerjaan besar yakni pemberitaan kabar baik Kerajaan Allah telah menjangkau ujung-ujung bumi, dan berita penghakiman Allah telah dikumandangkan ke segala penjuru. (Matius 24:14) Pemeteraian terakhir untuk sisa dari 144.000 orang yang terurap sudah semakin dekat. Lebih dari lima juta rekan ”domba-domba lain” mereka telah dikumpulkan dari segala bangsa ke dalam ”satu kawanan” dengan orang-orang terurap yang masih tersisa. (Yohanes 10:16; Penyingkapan 7:​3, 9, 10) Betapa menakjubkan penggenapan gambaran nubuat pada Perayaan Pondok! Dan pekerjaan pengumpulan yang besar ini akan berlanjut hingga ke dunia baru ketika miliaran orang yang dibangkitkan akan diundang untuk turut merayakan imbangan dari Perayaan Pondok.​—Zakharia 14:​16-19.

Pada Abad Pertama Masehi

19. Apa yang membuat Perayaan Pondok pada tahun 32 M menonjol?

19 Peristiwa-peristiwa perayaan yang dihadiri Putra Allah, Yesus Kristus, pastilah termasuk di antara peristiwa penting yang dicatat di dalam Alkitab. Misalnya, perhatikan kehadiran Yesus pada Perayaan Pondok (atau, Perayaan Tabernakel) pada tahun 32 M. Ia menggunakan kesempatan itu untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran yang sangat berharga dan mendasarkan pengajarannya pada kutipan-kutipan Kitab-Kitab Ibrani. (Yohanes 7:​2, 14, 37-39) Salah satu bagian tetap pada perayaan ini adalah tradisi menyalakan empat kaki dian raksasa di halaman dalam bait. Ini menambah nikmatnya melakukan kegiatan-kegiatan perayaan yang terus berlangsung hingga malam hari. Tampaknya, Yesus mengacu pada alat-alat penerang besar ini sewaktu ia berkata, ”Akulah terang dunia. Ia yang mengikut aku sama sekali tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi akan mempunyai terang kehidupan.”​—Yohanes 8:12.

20. Mengapa Paskah tahun 33 M menonjol?

20 Kemudian, tibalah Paskah dan Perayaan Kue Tidak Beragi pada tahun 33 M yang bersejarah itu. Pada Hari Paskah itu, Yesus dieksekusi oleh para musuhnya dan menjadi imbangan Anak Domba Paskah, yang mati untuk menyingkirkan ”dosa dunia”. (Yohanes 1:29; 1 Korintus 5:7) Tiga hari kemudian, pada tanggal 16 Nisan, Allah membangkitkan Yesus dan memberinya suatu tubuh roh yang tak berkematian. Ini sebanding dengan persembahan buah-buah sulung dari tuaian barli sebagaimana ditetapkan dalam Hukum. Oleh karena itu, Tuan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan menjadi ”buah sulung dari antara mereka yang telah tidur dalam kematian”.​—1 Korintus 15:20.

21. Apa yang terjadi pada Pentakosta tahun 33 M?

21 Salah satu perayaan yang sangat menonjol adalah Pentakosta tahun 33 M. Pada hari itu, banyak orang Yahudi dan proselit berkumpul di Yerusalem, termasuk sekitar 120 murid Yesus. Sewaktu perayaan sedang berlangsung, Tuan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan mencurahkan roh kudus Allah ke atas 120 murid. (Kisah 1:​15; 2:​1-4, 33) Dengan demikian, mereka diurapi dan menjadi bangsa baru yang dipilih Allah melalui perjanjian baru yang diperantarai Yesus Kristus. Pada perayaan itu, imam besar Yahudi mempersembahkan kepada Allah dua roti beragi yang dibuat dari buah-buah sulung tuaian gandum. (Imamat 23:​15-​17) Roti-roti beragi ini menggambarkan ke-144.000 manusia tidak sempurna yang Yesus ’beli bagi Allah’ untuk melayani sebagai ”suatu kerajaan dan imam-imam . . . berkuasa sebagai raja-raja atas bumi”. (Penyingkapan 5:​9, 10; 14:1, 3) Fakta bahwa penguasa-penguasa surgawi ini berasal dari dua golongan manusia berdosa, yakni Yahudi dan Kafir, dapat pula digambarkan dengan dua roti yang beragi.

22. (a) Mengapa orang-orang Kristen tidak menyelenggarakan perayaan-perayaan pada perjanjian Hukum? (b) Apa yang akan kita bahas pada artikel berikutnya?

22 Ketika perjanjian baru mulai berlaku pada hari Pentakosta tahun 33 M, itu berarti bahwa perjanjian Hukum yang lama tidak lagi bernilai di mata Allah. (2 Korintus 3:​14; Ibrani 9:​15; 10:16) Itu tidak berarti bahwa orang-orang Kristen terurap tidak punya hukum. Kepada mereka diberlakukan hukum ilahi yang diajarkan oleh Yesus Kristus dan yang tertulis dalam hati mereka. (Galatia 6:2) Oleh karena itu, ketiga perayaan tahunan yang merupakan bagian dari perjanjian Hukum yang lama, tidak dirayakan oleh orang-orang Kristen. (Kolose 2:​16, 17) Meskipun demikian, kita dapat banyak belajar dari sikap para hamba Allah pra-Kristen terhadap perayaan dan pertemuan ibadat mereka. Dalam artikel berikut ini, kita akan membahas contoh-contoh yang tentunya akan menggerakkan kita semua untuk memahami perlunya ketetaptentuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan Kristen.

[Catatan Kaki]

a Lihat juga Insight on the Scriptures, diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc., Jilid 1, halaman 820, kolom 1, paragraf 1 dan 3, di bawah judul ”Festival”.

b Diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

Pertanyaan Tinjauan

◻ Apa tujuan diselenggarakannya tiga perayaan akbar Israel?

◻ Apa yang mencirikan perayaan-perayaan pada zaman Hizkia dan Yosia?

◻ Perayaan penting apa terjadi pada tahun 455 SM, dan mengapa kita hendaknya merasa dianjurkan karenanya?

◻ Apa keistimewaan Paskah dan Pentakosta pada tahun 33 M?

[Kotak di hlm. 12]

Hikmah Perayaan bagi Kita Dewasa ini

Semua orang yang hendak mengambil manfaat kekal dari korban Yesus yang mendamaikan dosa harus hidup selaras dengan apa yang digambarkan dalam Perayaan Kue Tidak Beragi. Imbangan perayaan ini adalah perayaan penuh sukacita dari orang-orang Kristen terurap atas dibebaskannya mereka dari dunia yang jahat ini dan dilepaskannya mereka dari kutukan dosa berkat korban tebusan Yesus. (Galatia 1:4; Kolose 1:​13, 14) Perayaan harfiah ini berlangsung tujuh hari​—angka yang digunakan di dalam Alkitab untuk melambangkan kelengkapan rohani. Imbangan perayaan ini berlangsung hingga lengkapnya masa keberadaan sidang Kristen terurap di bumi dan harus dirayakan dengan ”ketulusan dan kebenaran”. Itu berarti tetap waspada terhadap ragi rohani. Ragi digunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan pengajaran yang bejat, kemunafikan, dan keburukan. Para penyembah Yehuwa yang sejati harus memperlihatkan kebencian akan ragi ini, tidak membiarkannya merusak kehidupan mereka dan tidak membiarkannya mencemari kemurnian sidang Kristen.​—1 Korintus 5:​6-8; Matius 16:​6, 12.

[Gambar di hlm. 9]

Berkas barli yang baru dituai dipersembahkan setiap tahun pada tanggal 16 Nisan, hari ketika Yesus dibangkitkan

[Gambar di hlm. 10]

Yesus tampaknya mengacu pada alat-alat penerang pada Perayaan Pondok ketika ia menyebut dirinya sebagai ”terang dunia”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan