”Bijaksana Thd Semua Orang”
(Tercetak sebagai km No. 135)
1 Bijaksana adalah sifat yg perlu dimiliki oleh seorang pelayan teokratis. Paulus berkata, ”Seorang hamba Yehuwa tidak perlu bertengkar, sebaliknya ia perlu bijaksana thd semua orang.” (2 Tim. 2:24, NW) Setiap pengabar harus bijaksana. Yesus memberikan nasihat yg baik mengenai kebijaksanaan, Ia berkata, ”Hendaklah kamu cerdik [hati-hati, NW] spt ular dan tulus spt merpati.”—Mat. 10:16.
2 Bijaksana tidak berarti berkompromi atau berbohong. Kebijaksanaan dapat didefinisikan sbg: daya pengamatan mental yg peka; atau pengertian yg tajam tt haluan terbaik yg perlu dilakukan dl suatu keadaan tertentu; atau kemampuan untuk berhubungan dng orang lain tanpa membuat dia tersinggung. Sebenarnya bijaksana adalah mengetahui apa yg perlu dikatakan, cara mengatakannya dan kapan itu harus dikatakan.
BIJAKSANA DL PENGABARAN
3 Dr definisi-definisi ini dan penjelasan-penjelasan Alkitab mengenai kebijaksanaan, kita dapat melihat bahwa ini terutama bersifat positif. Kebijaksanaan berarti menyampaikan keterangan kpd orang lain, dan melakukannya demikian rupa sehingga orang kpd siapa sdr berbicara dibantu dan tujuan teokratis tercapai. Kita dapat terlalu berlebihan dl hal ini sehingga bersikap rendah diri, dan ini tidak patut, demikian pula kita dapat kurang bijaksana, kaku. Kedua-duanya tidak akan membawa hormat bagi nama Yehuwa.
4 Maka, sehubungan dng kebijaksanaan yg jitu secara umum: dl memberitakan kabar baik kita akan berhasil jika kita menggugah kasih seseorang thd apa yg benar, menggugah daya berpikir mereka dan keinginan mereka untuk melihat hal-hal yg baik. Tetapi jika kita takut kpd mereka atau sebaliknya mencela mereka, kita tidak akan berhasil. Kita hendaknya berbicara mengenai hal-hal yg bermanfaat bagi mereka, krn orang-orang berminat kpd kesejahteraan diri mereka dan orang-orang yg mereka kasihi, dan ini tidak salah. Kita juga dapat menggugah seseorang berdasarkan apa yg pd umumnya diterima sbg sesuatu yg benar, prinsip-prinsip hidup yg dapat kita jadikan dasar untuk membubuh kebenaran dan membangun persembahan kita mengenai berita Kerajaan.
TIDAK BLAK-BLAKAN
5 Segi-segi yg penting dr kebijaksanaan adalah; (1) singkat, (2) ramah, dan (3) praktis. Kata-kata kita hendaknya sedikit saja. Yesus mengikuti petunjuk Alkitab agar kata-katanya sedikit bila berhadapan dng musuh yg jahat. (Mzm. 39:2; Luk. 20:19-26) Apabila sedang memberi kesaksian, jangan berupaya untuk sekedar memenangkan perdebatan, tetapi capailah persamaan pendapat yg akan mendatangkan kebaikan baginya dan membinanya. Jika kita bijaksana, kita juga akan bersifat praktis. Paulus menerapkan kebijaksanaan dng cara yg praktis. (1 Kor. 9:19-23) Kita hendaknya menunjukkan bahwa kebenaran bersifat praktis, yaitu bahwa, jika mereka mengikuti haluan yg diuraikan dl Alkitab, itu merupakan satu-satunya cara hidup yg praktis dewasa ini dan di masa depan mereka dapat mengharapkan kehidupan dl dunia baru.
6 Pd setiap kesempatan hendaknya kita berbicara kebenaran. Ini tidak berarti bahwa kita harus blak-blakan atau berupaya memberi tahu orang segala sesuatu sekaligus. Sebaliknya, berbicara kebenaran berarti terus terang, jujur, dan sangat jelas dl memberikan komentar, sekaligus berupaya membuat komentar-komentar kita bermanfaat baginya. Bagaimana kita melakukan ini? Sering kali pernyataan kebenaran memerlukan penjelasan tambahan yg akan mencegah seseorang mengambil kesimpulan yg keliru. Cara yg paling baik agar kata-kata sdr jelas, ampuh dan meyakinkan, serta sdr yakin bahwa hal itu akan berpengaruh, adalah dng membaca langsung dr Alkitab.—Ibr. 4:12; 2 Kor. 10:4, 5.
7 Jika kita selalu ingat bahwa kita berurusan dng orang-orang yg tidak memahami kebenaran dan terasing sehubungan dng hukum-hukum Allah serta umat-Nya, kita akan berhati-hati untuk mengendalikan tutur kata kita dl bentuk dan ungkapan yg dapat mereka mengerti dan dng cara demikian rupa sehingga pikiran mereka dapat menangkap kebenaran yg ada di dalamnya. Seorang yg bijaksana akan membuat segala upaya agar pribadi kpd siapa ia berbicara akan mau terlibat dl percakapan. Dng demikian ia dapat mengetahui apa yg sebaiknya dikatakan dan bagaimana sebaiknya hal itu disampaikan. Jika sdr berbicara kpd seseorang dan timbul perselisihan pendapat, maka analisalah pernyataannya sebelum sdr menjawab; cobalah melihat apa yg ada di balik komentar pribadi tersebut, apa yg sebenarnya ia maksudkan dan bagaimana ia bisa memiliki pandangan demikian.
8 Dalam pekerjaan kita, kita berhubungan dng orang-orang dng beragam kebiasaan dan latar belakang, dan yg memiliki banyak kesalahan. Hindari pertentangan mengenai hal-hal ini. Saksi yg bijaksana akan mengingat bahwa hal yg penting adalah memberi seseorang pandangan mengenai Kerajaan Allah dan apa artinya untuk melayani di bawah Kerajaan ini yg dipimpin oleh Yesus Kristus. Kebiasaan-kebiasaan dan hal-hal yg bersifat pribadi bukan perkara-perkara terpenting pd saat itu. Jika itu salah, ini akan diperbaiki oleh kabar baik yg indah dr Kerajaan seraya orang tsb menerima pengajaran Alkitab di rumah dan semakin mendekat kpd pembaktian kpd Yehuwa.
LATIHLAH DIRI AGAR BIJAKSANA
9 Pelayan-pelayan teokratis dr Yehuwa selalu hormat dan sopan bila berurusan dng siapa saja, kpd umum ataupun pejabat-pejabat pemerintahan dan terutama kpd sesama sdr mereka. Di hadapan ’Kaisar’ mereka harus mempertimbangkan dng saksama apa yg akan mereka ucapkan, tidak memberikan kesan seolah-olah menyembunyikan sesuatu. Sebaliknya mereka yakin akan fakta-fakta dan memiliki bukti-bukti yg jelas. Hendaklah selalu bersikap jujur, terbuka, jelas dan siap membantu. Jangan pernah merasa malu atau bingung di hadapan manusia biasa, tetapi hendaklah selalu baik hati.
10 Semua hamba Yehuwa yg berbakti, perlu terus berlatih mempraktikkan kebijaksanaan teokratis, krn penggunaan kebijaksanaan teokratis menghasilkan banyak buah, tidak soal mereka berurusan dng sesama sdr seiman atau dng masyarakat bila sedang memberikan kesaksian. Mereka tidak pernah menumpahkan semua yg mereka ketahui; mereka memberi tahu apa yg perlu dan menyimpan selebihnya untuk kesempatan lain. Bahkan Yesus berkata kpd rasul-rasulnya, ”Masih banyak hal yg harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.”—Yoh. 16:12.
Artikel Setempat