Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
© 2023 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
1-7 JANUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | AYUB 32-33
Hiburlah Mereka yang Sedang Tertekan
Elihu
Elihu tidak berat sebelah, ia tidak memberikan sebutan yang bersifat menyanjung kepada siapa pun. Ia mengakui bahwa seperti Ayub, dirinya terbuat dari tanah liat dan bahwa Yang Mahakuasa adalah Penciptanya. Elihu tidak bermaksud menakut-nakuti Ayub tetapi berbicara kepadanya seperti seorang sahabat sejati, ia menyapa Ayub dengan menggunakan namanya, sesuatu yang tidak dilakukan oleh Elifaz, Bildad, atau Zofar.—Ayb 32:21, 22; 33:1, 6.
Tirulah Cara Yehuwa Memandang Kelemahan Saudara Kita
8 Bagaimana caranya agar kita bisa lebih memahami perasaan saudara-saudari yang butuh bantuan? Kita harus ingat bahwa banyak dari antara mereka menderita karena penyakit, tekanan batin, atau tinggal dengan keluarga yang tidak seiman. Jika kita yang mengalaminya, kita pasti ingin orang lain berempati. Pikirkan contoh bangsa Israel. Mereka pernah sangat menderita di Mesir, jadi sebelum memasuki Tanah Perjanjian, Yehuwa mengingatkan mereka untuk tidak ’mengeraskan hati ataupun menutup tangan’ terhadap saudara mereka yang lemah dan miskin.—Ul. 15:7, 11; Im. 25:35-38.
9 Kalau saudara kita menghadapi masalah, kita hendaknya tidak buru-buru menyalahkan dia atau merasa diri lebih baik darinya. Kita ingin membantu saat mereka lemah. (Ayb. 33:6, 7; Mat. 7:1) Misalnya, katakanlah seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas dan dilarikan ke rumah sakit. Apakah para dokter dan perawat akan sibuk mencari tahu dulu siapa yang salah? Tidak. Mereka akan segera memberikan bantuan medis. Demikian pula, saat saudara kita lemah, yang ia butuhkan adalah bantuan rohani.—Baca 1 Tesalonika 5:14.
10 Mungkin ada saudara-saudari yang tampaknya lemah. Tapi, jika kita mencoba membayangkan keadaan mereka, bisa jadi mereka sebenarnya tidak lemah. Pikirkan betapa sulitnya keadaan seorang saudari yang suaminya tidak seiman, atau seorang ibu yang berupaya keras membesarkan anak-anaknya sendirian dan tetap berhimpun secara rutin. Atau, bayangkan remaja yang masih bersekolah harus setiap hari melawan pengaruh buruk. Mereka semua sangat mengasihi Yehuwa dan bertekad untuk tetap loyal kepada-Nya. Kalau kita memikirkan upaya saudara-saudari kita untuk melayani Yehuwa, kita bisa menganggap mereka ”kaya dalam iman”, meskipun mereka tampaknya lemah.—Yak. 2:5.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Berbicara?
17 Pria keempat yang mengunjungi Ayub adalah Elihu, kerabat dari Abraham. Dia mendengarkan sewaktu Ayub dan ketiga pria tadi berbicara. Dia benar-benar memperhatikan apa yang mereka katakan. Karena itu, dia bisa memberikan nasihat yang pengasih tapi terus terang untuk mengoreksi cara berpikir Ayub. (Ayb. 33:1, 6, 17) Sewaktu berbicara, Elihu terutama ingin memuliakan Yehuwa, bukan dirinya atau orang lain. (Ayb. 32:21, 22; 37:23, 24) Dari contoh Elihu, kita belajar bahwa ada saatnya kita perlu diam dan mendengarkan. (Yak. 1:19) Kita juga belajar bahwa ketika kita memberikan nasihat kepada orang lain, tujuan utama kita seharusnya adalah untuk memuliakan Yehuwa dan bukan diri kita sendiri.
18 Kalau kita mengikuti nasihat Alkitab tentang kapan dan bagaimana seharusnya kita berbicara, kita menunjukkan bahwa kita menghargai karunia tersebut. Raja Salomo yang bijaksana diilhami untuk menulis, ”Seperti apel emas pada wadah perak, begitulah kata-kata yang diucapkan pada waktu yang tepat.” (Ams. 25:11) Kalau kita mendengarkan baik-baik saat orang lain berbicara dan juga berpikir sebelum mengatakan sesuatu, kata-kata kita bisa seperti apel emas yang berharga dan indah. Dengan begitu, tidak soal kita berbicara banyak atau sedikit, kata-kata kita bisa menguatkan orang lain dan membuat Yehuwa senang. (Ams. 23:15; Ef. 4:29) Ini adalah cara yang terbaik untuk menunjukkan rasa syukur kita atas karunia berbicara yang Allah berikan!
Permata Rohani
Teruslah Mendekat kepada Yehuwa
10 Demikian pula, tidaklah salah untuk memerhatikan penampilan kita. Tetapi, kita tidak perlu berupaya mati-matian untuk menyingkirkan semua tanda penuaan. Tanda penuaan bisa jadi malah menunjukkan kematangan, wibawa, dan kecantikan batiniah. Misalnya, Alkitab mengatakan, ”Uban di kepala adalah mahkota keindahan apabila didapati di jalan keadilbenaran.” (Ams. 16:31) Begitulah cara Yehuwa memandang kita, dan kita perlu berupaya meniru cara pandang-Nya. (Baca 1 Petrus 3:3, 4.) Maka, apakah bijaksana jika kita mengambil risiko yang tidak perlu dengan menjalani pembedahan atau perawatan medis yang bisa berbahaya hanya demi memperbaiki penampilan? ”Sukacita Yehuwa” adalah sumber kecantikan sejati yang memancar dari dalam diri kita, tidak soal berapa umur kita atau bagaimana kondisi kesehatan kita. (Neh. 8:10) Hanya di dunia-baru kita akan benar-benar sehat dan menjadi cantik lagi seperti waktu masih muda. (Ayb. 33:25; Yes. 33:24) Sambil menantikannya, perlihatkanlah hikmat praktis dan iman. Dengan demikian, kita akan tetap dekat dengan Yehuwa dan menikmati keadaan kita sekarang.—1 Tim. 4:8.
8-14 JANUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | AYUB 34-35
Saat Hidup Sepertinya Tidak Adil
Apa Sifat-Sifat Allah?
Allah selalu melakukan apa yang benar. Alkitab berkata, ”Tidak mungkin Allah yang benar bertindak jahat, dan mustahil Yang Mahakuasa berbuat salah!” (Ayub 34:10) Pemazmur juga mengatakan, ”Engkau akan menghakimi . . . dengan adil.” (Mazmur 67:4) Karena ”Yehuwa melihat hati”, Dia tidak bisa ditipu oleh orang munafik. Yehuwa tahu segalanya dan bisa membuat keputusan yang tepat. (1 Samuel 16:7) Allah melihat semua ketidakadilan dan kebejatan di bumi, dan Dia berjanji bahwa tidak lama lagi ”orang jahat akan dimusnahkan dari bumi”.—Amsal 2:22.
Apa yang Akan Berlalu Saat Kerajaan Allah Datang?
5 Apa yang akan Yehuwa lakukan? Sekarang, Yehuwa masih memberikan kesempatan bagi orang-orang yang jahat. (Yes. 55:7) Dunia ini akan segera dihancurkan, tapi orang-orang di dalamnya masih bisa berubah. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang tidak mau berubah dan masih mendukung dunia ini saat kesengsaraan besar datang? Yehuwa berjanji bahwa dia akan membinasakan semua orang jahat dari bumi. (Baca Mazmur 37:10.) Saat ini, banyak orang berhasil menyembunyikan perbuatan buruk mereka sehingga mereka sering lolos dari hukuman. (Ayb. 21:7, 9) Tapi, Alkitab mengingatkan kita, ”Mata [Allah] tertuju pada jalan-jalan manusia, dan semua langkahnya ia lihat. Tidak ada kegelapan ataupun bayang-bayang yang kelam bagi mereka yang suka mencelakakan, untuk menyembunyikan diri di sana.” (Ayb. 34:21, 22) Jadi, mereka tidak akan bisa bersembunyi dari Yehuwa. Dia bisa melihat semua perbuatan orang-orang jahat. Setelah Armagedon, sekalipun Saudara mencari orang-orang jahat, Saudara tidak akan bisa menemukan mereka. Mereka tidak akan ada lagi!—Mz. 37:12-15.
Jangan Pernah Tersandung Karena Yesus
19 Apakah orang-orang pada zaman kita juga tersandung karena hal yang sama? Ya. Banyak orang sekarang tersandung karena kita tidak ikut campur dalam urusan politik. Mereka ingin kita ikut serta dalam pemungutan suara untuk memilih pejabat pemerintahan. Tapi, kita tahu bahwa kalau kita memilih seorang pemimpin manusia, itu sama saja dengan menolak Yehuwa. (1 Sam. 8:4-7) Selain itu, orang-orang mungkin merasa bahwa kita seharusnya membangun sekolah dan rumah sakit serta melakukan kegiatan amal lainnya. Mereka tersandung karena kita berfokus untuk mengabar, bukannya berupaya menyelesaikan berbagai masalah di dunia ini.
20 Apa yang perlu kita lakukan agar tidak tersandung? (Baca Matius 7:21-23.) Yesus memerintahkan kita untuk mengabar, dan itu adalah hal terpenting yang harus kita lakukan. (Mat. 28:19, 20) Kita tidak boleh tersimpangkan dengan masalah politik atau sosial di dunia ini. Kita mengasihi orang lain dan prihatin dengan masalah yang mereka hadapi. Tapi, kita tahu bahwa cara terbaik untuk membantu mereka adalah dengan mengajar mereka tentang Kerajaan Allah dan membantu mereka bersahabat dengan Yehuwa.
Permata Rohani
Buatlah Yehuwa Senang dengan Merelakan Diri!
3 Ketika Ayub dan ketiga pria itu bercakap-cakap, seorang pemuda yang bernama Elihu mendengarkan mereka. Ketika mereka selesai berbicara, Elihu bertanya kepada Ayub tentang Yehuwa, ”Jika engkau berada di pihak yang benar, apa yang engkau berikan kepada [Allah], atau apa yang ia terima dari tanganmu?” (Ayb. 35:7) Apakah Elihu juga bermaksud bahwa tindakan kita untuk Allah itu sia-sia? Tidak. Yehuwa mengoreksi tiga pria tadi, tapi tidak mengoreksi Elihu. Makna kata-kata Elihu itu berbeda. Yang dia maksud adalah walaupun kita menyembah Yehuwa, itu bukan berarti Dia bergantung kepada kita. Yehuwa punya segala sesuatu. Tidak ada yang bisa kita lakukan yang bisa membuat-Nya menjadi lebih kaya atau lebih kuat. Malah, semua hal baik atau bakat yang kita miliki berasal dari Allah. Meski begitu, Dia ingin melihat cara kita menggunakannya.
15-21 JANUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | AYUB 36-37
Kenapa Saudara Bisa Yakin dengan Janji Allah tentang Kehidupan Abadi?
Bisakah Kita Menemukan Allah?
KEABADIAN ALLAH: Alkitab mengajarkan bahwa Allah ada ”dari waktu yang tidak tertentu sampai waktu yang tidak tertentu”. (Mazmur 90:2) Maksudnya, Allah tidak punya awal dan akhir. Dari sudut pandang manusia, ”dalam hal jumlah, tahun-tahunnya tidak dapat diselidiki”.—Ayub 36:26.
Manfaatnya bagi Anda: Allah menjanjikan kehidupan abadi jika Anda mau mengenal-Nya. (Yohanes 17:3) Bisakah Anda yakin akan janji itu jika Ia sendiri tidak hidup selamanya? Hanya ”Raja kekekalan” yang bisa memenuhi janji ini.—1 Timotius 1:17.
Apakah Saudara Menghargai Hadiah dari Allah?
6 Air yang ada di bumi bisa tetap cair karena jarak antara bumi dan matahari sangat tepat. Kalau bumi terlalu dekat dengan matahari, air yang ada di bumi akan menguap. Bumi akan menjadi panas, kering, dan tidak bisa ditinggali. Tapi, kalau bumi sedikit lebih jauh dari matahari, semua air akan membeku, dan bumi akan dipenuhi dengan salju dan es. Ya, Yehuwa menaruh bumi di lokasi yang sangat tepat sehingga siklus air bisa menunjang kehidupan. Karena panas matahari, air yang ada di lautan dan di permukaan bumi menguap dan membentuk awan. Setiap tahun, ada banyak sekali air yang menguap, bahkan melebihi jumlah air di semua danau di bumi. Air yang menguap itu akan ada di atmosfer selama kira-kira sepuluh hari, lalu turun dalam bentuk hujan atau salju. Dan akhirnya, air kembali ke laut atau sungai, dan siklus air pun berulang. Yehuwa membuat siklus ini supaya bumi tidak pernah kehabisan air. Ini menunjukkan bahwa hikmat dan kuasa Yehuwa sangat besar.—Ayb. 36:27, 28; Pkh. 1:7.
Jagalah Harapan Saudara Tetap Kuat!
16 Harapan untuk hidup selamanya di masa depan adalah hadiah yang berharga dari Allah. Kita yakin bahwa harapan yang kita nantikan itu pasti akan menjadi kenyataan. Seperti jangkar, harapan itu membuat kita stabil sehingga kita bisa tetap tenang dan teguh saat menghadapi ujian, penganiayaan, dan bahkan kematian. Seperti pelindung kepala, harapan itu menjaga cara berpikir kita sehingga kita bisa menolak apa yang salah dan melakukan apa yang benar. Karena harapan yang ada di Alkitab, kita pun bisa mendekat kepada Allah dan merasakan bahwa Dia sangat menyayangi kita. Ya, kita mendapat banyak manfaat kalau kita menjaga harapan kita tetap kuat!
Permata Rohani
Komunikasi
Di negeri-negeri Alkitab zaman dahulu, informasi dan gagasan disampaikan dari satu orang ke orang lain dengan berbagai cara. Pada umumnya, berita-berita biasa baik lokal maupun asing dikomunikasikan secara lisan. (2Sam 3:17, 19; Ayb 37:20) Para musafir, yang sering bepergian bersama kafilah, menceritakan berita dari tempat-tempat jauh sewaktu mereka singgah untuk mencari makanan, air, dan persediaan lain di kota-kota atau tempat-tempat perhentian di sepanjang rute kafilah. Karena posisinya yang unik dalam hubungannya dengan Asia, Afrika, dan Eropa, negeri Palestina dilalui oleh kafilah-kafilah yang mengadakan perjalanan dari dan ke tempat-tempat yang jauh. Jadi, penduduknya dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai peristiwa-peristiwa penting di luar negeri. Berita-berita, baik dari dalam maupun luar negeri, sering kali dapat diperoleh di pasar kota.
22-28 JANUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | AYUB 38-39
Apakah Saudara Meluangkan Waktu untuk Mengamati Ciptaan?
Maukah Saudara Menunggu Yehuwa dengan Sabar?
7 Alkitab berkata bahwa ketika Yehuwa menciptakan bumi, Dia menentukan ”ukuran-ukurannya”, memasang ’tiang-tiang penyangganya’, dan meletakkan ”batu utamanya”. (Ayb. 38:5, 6) Dia bahkan meluangkan waktu untuk memeriksa hasil kerja-Nya. (Kej. 1:10, 12) Coba Saudara bayangkan perasaan para malaikat setiap kali melihat Yehuwa menciptakan sesuatu yang baru. Mereka pasti sangat terkesan! Bahkan, mereka dikatakan bersorak ”menyerukan pujian”. (Ayb. 38:7) Jadi apa kesimpulannya? Yehuwa tidak terburu-buru ketika menciptakan alam semesta ini. Semuanya dibuat dengan penuh pertimbangan dalam waktu yang lama sekali. Saat Yehuwa memeriksa seluruh hasil kerja-Nya, dia berkata bahwa itu ”sangat baik”.—Kej. 1:31.
Kebangkitan Membuktikan Kasih, Hikmat, dan Kesabaran Allah
2 Pertama-tama, Yehuwa menciptakan Putra-Nya, Yesus. Lalu bersama Putra-Nya, Yehuwa menciptakan ”semua yang lainnya”, termasuk jutaan makhluk roh. (Kol. 1:16) Yesus senang sekali karena bisa bekerja sama dengan Bapak-Nya. (Ams. 8:30) Semua putra Allah lainnya, yaitu para malaikat, juga sangat senang. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana Yehuwa dan Pekerja Ahli-Nya, Yesus, menciptakan langit dan bumi. Bagaimana perasaan para malaikat itu? Ketika bumi diciptakan, mereka ”bersorak bersama dengan gembira”. (Ayb. 38:7) Dan mereka pasti juga terus memuji Yehuwa setiap kali Dia menciptakan sesuatu, terutama ciptaan-Nya yang terakhir, yaitu manusia. (Ams. 8:31) Semua ciptaan Yehuwa membuktikan kasih dan hikmat-Nya.—Mz. 104:24; Rm. 1:20.
Pelajari Sifat-Sifat Yehuwa Melalui Ciptaan-Nya
8 Yehuwa benar-benar bisa dipercaya. Yehuwa membantu Ayub untuk semakin percaya kepada-Nya. (Ayb. 32:2; 40:6-8) Sewaktu bercakap-cakap dengan Ayub, Allah menyebutkan beberapa ciptaan-Nya, seperti bintang-bintang, awan, dan kilat. Yehuwa juga menyebutkan beberapa binatang, seperti sapi jantan dan kuda. (Ayb. 38:32-35; 39:9, 19, 20) Semua hal tersebut menunjukkan bahwa Yehuwa memiliki kuasa, hikmat, dan kasih yang luar biasa. Setelah percakapan itu, Ayub menjadi semakin percaya kepada Yehuwa. (Ayb. 42:1-6) Begitu juga, kalau kita mengamati ciptaan, kita akan ingat bahwa Yehuwa jauh lebih berhikmat dan lebih berkuasa daripada kita. Dia bisa mengakhiri semua kesulitan kita, dan Dia pasti akan melakukannya. Kalau kita terus mengingat hal itu, kita bisa semakin percaya kepada-Nya.
Permata Rohani
it-2 344
Pemberi Hukum
Yehuwa sebagai Pemberi Hukum. Sebenarnya Yehuwa-lah satu-satunya Pemberi Hukum yang sejati di alam semesta. Dialah yang membuat hukum fisika yang mengatur ciptaan yang tidak bernyawa (Ayb 38:4-38; Mz 104:5-19), dan kehidupan binatang. (Ayb 39:1-30) Sebagai ciptaan Yehuwa, manusia juga harus tunduk kepada hukum fisika Yehuwa, dan karena manusia adalah makhluk yang bermoral, rasional, dapat bernalar dan memiliki kesanggupan dalam hal-hal rohani, ia pun harus tunduk kepada hukum moral Allah. (Rm 12:1; 1Kor 2:14-16) Selain itu, hukum Yehuwa mengatur makhluk-makhluk roh, para malaikat.—Mz 103:20; 2Ptr 2:4, 11.
Hukum fisika Yehuwa tidak dapat dilanggar. (Yer 33:20, 21) Di seluruh alam semesta yang kelihatan dan dikenal, hukum-hukum-Nya begitu stabil dan dapat diandalkan sehingga para ilmuwan yang mengenal hukum-hukum ini di bidang-bidang tertentu dapat menghitung pergerakan bulan, planet-planet, dan benda-benda angkasa lain dengan keakuratan sepersekian detik. Orang yang bertindak bertentangan dengan hukum fisika akan segera merasakan sanksinya. Demikian pula, hukum moral Allah tidak dapat diubah dan tidak dapat diabaikan atau dilanggar tanpa mendapat hukuman. Hukum moral harus ditaati sama seperti hukum alam-Nya, walaupun hukumannya mungkin tidak segera diberlakukan. ”Allah tidak dapat dicemoohkan. Sebab apa pun yang ditabur orang, ini juga yang akan dituainya.”—Gal 6:7; 1Tim 5:24.
29 JANUARI–4 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | AYUB 40-42
Pelajaran dari Pengalaman Ayub
”Siapakah yang Mengetahui Pikiran Yehuwa?”
4 Seraya kita merenungkan kegiatan Yehuwa, kita perlu menghindari kecenderungan untuk menghakimi Allah menurut standar manusia. Kecenderungan ini disinggung dalam kata-kata Yehuwa yang dicatat di Mazmur 50:21, ”Engkau menyangka bahwa aku pasti menjadi seperti engkau.” Halnya sebagaimana dinyatakan seorang pakar Alkitab lebih dari 175 tahun silam, ”Manusia cenderung menghakimi Allah berdasarkan patokan mereka sendiri, dan menurut mereka Dia pun mesti mengikuti hukum yang sama seperti yang harus mereka patuhi.”
5 Kita perlu berhati-hati agar konsep kita tentang Yehuwa tidak dibentuk sesuai dengan standar dan keinginan kita sendiri. Mengapa ini penting? Nah, seraya kita mempelajari Alkitab, beberapa tindakan Yehuwa mungkin tampaknya kurang tepat dari sudut pandang kita yang terbatas dan tidak sempurna. Orang Israel zaman dahulu terperangkap dalam cara berpikir seperti itu dan menarik kesimpulan yang salah mengenai cara Yehuwa berurusan dengan mereka. Perhatikan apa yang Yehuwa katakan kepada mereka, ”Kamu sekalian pasti akan berkata, ’Jalan Yehuwa tidak tepat.’ Dengarlah, hai, keturunan Israel. Bukankah jalanku tepat? Bukankah jalan kamu sekalian yang tidak tepat?”—Yeh. 18:25.
6 Kunci untuk terhindar dari jerat menghakimi Yehuwa menurut standar kita sendiri adalah mengakui bahwa sudut pandang kita terbatas dan terkadang salah besar. Ayub perlu belajar tentang hal ini. Dalam masa penderitaannya, Ayub bergulat dengan keputusasaan dan agak berpusat pada diri sendiri. Ia tidak melihat persoalan yang lebih besar. Tetapi, Yehuwa dengan pengasih membantunya memperluas sudut pandangnya. Dengan mengajukan sekitar 70 pertanyaan kepada Ayub, yang tak satu pun dapat ia jawab, Yehuwa menandaskan betapa terbatasnya pemahaman Ayub. Ayub bereaksi dengan rendah hati, menyesuaikan sudut pandangnya.—Baca Ayub 42:1-6.
Jangan Lupakan Hal yang Lebih Penting
12 Apakah kata-kata Yehuwa terlalu kasar padahal Ayub baru saja mengalami banyak penderitaan? Tidak. Dan, Ayub sendiri tidak merasa seperti itu. Ayub mengerti dan menghargai nasihat Allah. Dia bahkan berkata, ”Aku menariknya kembali, dan aku bertobat dalam debu dan abu.” (Ayb. 42:1-6) Sebelum itu, Ayub juga dibantu seorang pria muda bernama Elihu untuk menyesuaikan cara berpikirnya. (Ayb. 32:5-10) Ayub mendengarkan nasihat Yehuwa yang bijaksana dan mengubah cara berpikirnya. Lalu, Yehuwa memberi tahu yang lain bahwa Dia senang dengan kesetiaan Ayub.—Ayb. 42:7, 8.
”Berharaplah kepada Yehuwa”
17 Ayub bukan satu-satunya hamba Yehuwa yang tetap tabah saat mengalami ujian berat. Dalam sebuah surat kepada orang-orang Ibrani, Rasul Paulus menulis tentang banyak hamba Allah lainnya yang setia. Dia menyebut mereka ”banyak saksi yang bagaikan awan”. (Ibr. 12:1) Mereka semua mengalami ujian yang berat, tapi mereka tetap setia kepada Yehuwa sepanjang hidup mereka. (Ibr. 11:36-40) Apakah ketekunan dan kerja keras mereka sia-sia? Tentu tidak! Memang, belum semua janji Yehuwa menjadi kenyataan pada masa hidup mereka. Tapi, mereka terus berharap kepada Yehuwa. Karena mereka yakin bahwa mereka sudah menyenangkan Yehuwa, mereka beriman bahwa suatu hari nanti, mereka akan melihat janji-janji itu menjadi kenyataan. (Ibr. 11:4, 5) Teladan mereka bisa memperkuat tekad kita untuk terus berharap kepada Yehuwa.
18 Dunia ini semakin lama semakin buruk. (2 Tim. 3:13) Setan terus-menerus menguji umat Allah. Tapi, apa pun tantangan yang kita hadapi nanti, semoga kita bertekad untuk terus bekerja keras demi Yehuwa, ”karena kita berharap kepada Allah yang hidup”. (1 Tim. 4:10) Akhir dari kisah Ayub menunjukkan bahwa ”Yehuwa itu penuh kasih sayang dan belas kasihan”. (Yak. 5:11) Seperti Ayub, semoga kita tetap setia kepada Yehuwa dan yakin bahwa ”Dia mengupahi orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”.—Baca Ibrani 11:6.
Permata Rohani
Ejek, Mengejek
Ayub adalah orang yang dengan adil-benar mempertahankan integritasnya walaupun mendapat ejekan yang hebat. Tetapi ia memperkembangkan sudut pandangan yang salah dan melakukan kekeliruan, dan karenanya ia dikoreksi. Elihu berkata tentang dia, ”Laki-laki manakah yang seperti Ayub, yang meminum ejekan seperti air?” (Ayb 34:7) Ayub terlalu mengkhawatirkan pembenaran dirinya, bukan pembenaran Allah, dan ia cenderung mengagungkan keadilbenarannya sendiri lebih daripada keadilbenaran Allah. (Ayb 35:2; 36:24) Sewaktu mendapat ejekan hebat dari ketiga ’temannya’, Ayub cenderung menganggap ejekan itu ditujukan terhadap dirinya sendiri dan bukan terhadap Allah. Dengan demikian, ia seperti orang yang menyerahkan diri kepada ejekan serta cemoohan dan menyukainya, menerimanya seolah-olah ia sedang meminum air dan menikmatinya. Belakangan, Allah menjelaskan kepada Ayub bahwa para pengejek itu sebenarnya (dalam analisis terakhir) mengatakan yang tidak benar tentang Allah. (Ayb 42:7) Demikian pula, Yehuwa memberi tahu nabi Samuel sewaktu Israel menuntut seorang raja, ”Bukan engkau yang mereka tolak, tetapi akulah yang mereka tolak agar tidak menjadi raja atas mereka.” (1Sam 8:7) Dan Yesus mengatakan kepada murid-muridnya, ”Kamu akan menjadi sasaran kebencian semua bangsa [bukan karena dirimu sendiri, melainkan] oleh karena namaku.” (Mat 24:9) Dengan tetap mengingat hal-hal ini, orang Kristen akan sanggup menahan ejekan dengan semangat yang benar dan akan memenuhi syarat untuk menerima upah ketekunannya.—Luk 6:22, 23.
5-11 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MAZMUR 1-4
Pilihlah Kerajaan Allah
”Aku Akan Mengguncang Semua Bangsa”
8 Bagaimana reaksi orang-orang terhadap berita kita? Kebanyakan dari mereka tidak suka mendengarnya. (Baca Mazmur 2:1-3.) Para penguasa bangsa-bangsa menjadi resah. Bagi mereka, berita Kerajaan yang kita sampaikan bukan ”kabar baik”. Beberapa pemerintah bahkan melarang pekerjaan kita. Mereka tidak mau menerima Raja yang dilantik Yehuwa, karena mereka tidak mau kehilangan kedudukan dan kekuasaan. Padahal, banyak dari mereka mengaku melayani Allah. Sama seperti di abad pertama, para penguasa di zaman sekarang melawan Kristus, yang dilantik oleh Yehuwa, dengan menyerang pengikutnya yang setia.—Kis. 4:25-28.
Tetaplah Netral di Dunia yang Terpecah Belah
11 Cinta uang dan harta. Kalau kita menganggap uang dan harta sangat penting, kita mungkin sulit untuk tetap netral. Setelah 1970, banyak Saksi di Malawi harus kehilangan semua harta mereka karena menolak bergabung dengan satu kelompok politik. Sayangnya, beberapa Saksi ingin tetap hidup nyaman. Seorang saudari bernama Ruth mengenang, ”Beberapa Saksi yang diasingkan bersama kami belakangan bergabung dengan partai itu dan kembali ke rumah mereka karena tidak mau hidup menderita di tempat pengungsian.” Tapi, kebanyakan umat Yehuwa tidak seperti itu. Mereka tetap netral, bahkan jika mereka harus kehilangan uang atau semua harta mereka.—Ibr. 10:34.
Permata Rohani
Sekam
Lapisan tipis pelindung atau kulit ari pada daging biji-bijian sereal seperti barli dan gandum. Meskipun Alkitab menggunakan sekam sebagai kiasan, uraiannya mencerminkan proses mengirik yang umum pada zaman dahulu. Setelah panen, membran yang tak dapat dimakan ini, yang melapisi biji-bijian yang berharga, tidak ada gunanya lagi, dengan demikian merupakan lambang yang cocok untuk sesuatu yang ringan, tidak bernilai, dan tidak diinginkan, sesuatu yang akan dipisahkan dari yang baik lalu dibuang.
Pertama-tama, proses pengirikan melepaskan sekam dari dagingnya. Kemudian sewaktu ditampi, sekam yang ringan diterbangkan seperti debu tertiup angin. (Lihat TAMPI, MENAMPI.) Hal ini dengan tepat mengilustrasikan bagaimana Allah Yehuwa memisahkan orang murtad dari antara umat-Nya dan sekaligus membuang orang fasik dan bangsa penentang. (Ayb 21:18; Mz 1:4; 35:5; Yes 17:13; 29:5; 41:15; Hos 13:3) Kerajaan Allah akan meremukkan musuh-musuhnya menjadi partikel yang sedemikian kecilnya sehingga mudah diembuskan seperti sekam.—Dan 2:35.
Sekam yang tidak berharga sering kali dikumpulkan dan dibakar agar tidak terembus kembali dan mengotori tumpukan biji-bijian. Dengan cara serupa, Yohanes Pembaptis menubuatkan tentang pembinasaan para penganut agama palsu yang fasik dalam api—sang Pengirik, Yesus Kristus, akan mengumpulkan gandum, ”tetapi sekam itu akan ia bakar habis dengan api yang tidak dapat dipadamkan”.—Mat 3:7-12; Luk 3:17; lihat IRIK, MENGIRIK.
12-18 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MAZMUR 5-7
Tetaplah Setia Walau Dikecewakan
Dapatkanlah Kekuatan dari Kisah-Kisah dalam Alkitab
7 Apakah ada anggota keluarga atau teman Saudara yang membuat Saudara sakit hati? Kalau ya, kisah Raja Daud bisa membantu Saudara. Salah satu anaknya, Absalom, mengkhianati dia dan berusaha merebut takhtanya. Saudara bisa belajar dari apa yang Daud lakukan saat itu.—2 Sam. 15:5-14, 31; 18:6-14.
8 (1) Berdoa. Sebelum Saudara membaca kisah itu, ceritakan kepada Yehuwa tentang semua yang Saudara rasakan sewaktu Saudara diperlakukan dengan buruk. (Mz. 6:6-9) Lalu, mintalah bantuan Yehuwa agar Saudara bisa menemukan prinsip-prinsip yang cocok dengan keadaan Saudara.
Apakah Saudara Yakin Bahwa Inilah Kebenaran?
3 Iman kita seharusnya tidak hanya didasarkan atas kasih di antara saudara-saudari. Mengapa? Karena iman kita akan mudah goyah. Misalnya, bagaimana kalau saudara seiman kita, bahkan seorang penatua atau perintis, melakukan dosa yang serius? Bagaimana jika seorang rekan seiman menyakiti hati Saudara? Atau bagaimana jika seseorang di sidang menjadi murtad dan mengatakan bahwa kepercayaan kita bukanlah kebenaran? Kalau hal-hal seperti itu terjadi, apakah Saudara akan tersandung dan berhenti melayani Yehuwa? Jika iman kita kepada Yehuwa bergantung pada apa yang orang lain lakukan, dan bukan pada hubungan pribadi kita dengan Yehuwa, iman kita tidak akan kuat. Memang, perasaan kita tentang Yehuwa dan umat-Nya bisa membuat kita lebih beriman. Tapi, kita juga harus mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, berusaha memahaminya, dan melakukan riset. Ya, kita harus membuktikan sendiri bahwa Alkitab mengajarkan kebenaran tentang Yehuwa.—Rm. 12:2.
4 Yesus mengatakan bahwa beberapa orang langsung menerima kebenaran ”dengan senang”. Tapi saat ada ujian, iman mereka menjadi lemah. (Baca Matius 13:3-6, 20, 21.) Mereka mungkin tidak memahami bahwa orang yang mengikuti Yesus pasti akan menghadapi kesulitan. (Mat. 16:24) Atau, mereka mungkin berpikir bahwa Allah akan menyingkirkan semua masalah mereka kalau mereka menjadi orang Kristen. Tapi di dunia sekarang ini, hidup kita tidak mungkin bebas dari masalah. Keadaan kita kadang berubah, dan itu bisa membuat kita merasa sedih.—Mz. 6:6; Pkh. 9:11.
Permata Rohani
Kuburan
Di Roma 3:13, rasul Paulus mengutip Mazmur 5:9 dan menyamakan kerongkongan orang yang fasik dan suka menipu dengan ”kuburan yang terbuka”. Sebagaimana kuburan yang terbuka diisi dengan orang mati dan dengan hal-hal busuk, kerongkongan mereka terbuka untuk pembicaraan yang memautkan dan rusak.—Bdk. Mat 15:18-20.
19-25 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MAZMUR 8-10
”Aku Akan Memuji-Mu, Oh Yehuwa”!
Hargai Kesempatan untuk Menjadi Anggota Keluarga Yehuwa
6 Yehuwa menyiapkan tempat tinggal yang istimewa untuk kita. Karena Yehuwa menganggap kita berharga, lama sebelum menciptakan manusia, Dia sudah menciptakan bumi dengan sangat indah. (Ayb. 38:4-6; Yer. 10:12) Yehuwa menyediakan banyak hal baik supaya kita bahagia, karena memang Dia peduli dan murah hati. (Mz. 104:14, 15, 24) Dia berkali-kali memeriksa ciptaan-Nya dan ”melihat bahwa hal itu baik”. (Kej. 1:10, 12, 31) Dia juga memberi manusia tugas untuk berkuasa atas ciptaan-Nya di bumi. (Mz. 8:6) Allah mau manusia yang sempurna menikmati tugas ini selamanya. Dan sebenarnya, itulah yang Dia janjikan kepada kita. Apakah Saudara sering bersyukur karena janji yang luar biasa itu?
Apakah Saudara Menghargai Hadiah dari Allah?
10 Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai kesanggupan untuk berbicara? Salah satu caranya adalah dengan menjelaskan kepercayaan kita tentang Allah kepada orang-orang yang percaya evolusi. (Mz. 9:1; 1 Ptr. 3:15) Menurut mereka, bumi dan semua makhluk hidup di dalamnya muncul secara kebetulan, bukan diciptakan oleh Allah. Dengan menggunakan ayat-ayat di Alkitab dan hal-hal yang kita bahas di artikel ini, kita bisa membela Bapak kita yang di surga. Kalau seseorang bersedia mendengarkan, kita bisa menjelaskan kepadanya mengapa kita yakin bahwa Yehuwa adalah Pencipta langit dan bumi.—Mz. 102:25; Yes. 40:25, 26.
Apakah Saudara ’Menjadi Teladan dalam Perkataan’?
13 Bernyanyilah dengan sepenuh hati. Alasan utama kita bernyanyi di perhimpunan adalah untuk memuji Yehuwa. Seorang saudari bernama Sara merasa bahwa dia tidak pintar bernyanyi. Tapi, dia ingin memuji Yehuwa melalui nyanyian. Jadi, sewaktu dia mempersiapkan bahan perhimpunan, dia juga membuat persiapan untuk lagu-lagu yang akan dinyanyikan. Dia berlatih menyanyikan lagu-lagu itu dan memikirkan hubungan liriknya dengan bahan yang akan dibahas. Dia mengatakan, ”Hasilnya, saya bisa lebih berfokus pada isi lagunya dan tidak terlalu memusingkan kemampuan bernyanyi saya.”
Permata Rohani
Pelajari Sifat-Sifat Yehuwa Melalui Ciptaan-Nya
14 Daud sering merenungkan tentang ciptaan Allah. Dia berkata kepada Yehuwa, ”Saat aku melihat langit-Mu, karya tangan-Mu, bulan dan bintang yang Engkau buat, aku pun berpikir: Apalah manusia itu sampai Engkau mengingat dia?” (Mz. 8:3, 4) Sewaktu Daud memandang langit di malam hari, dia tidak sekadar mengagumi keindahan bintang-bintang. Tapi, dia juga merenungkan apa yang bisa dia pelajari tentang Allah dari bintang-bintang itu. Dia pun menyadari bahwa Yehuwa benar-benar hebat. Daud juga pernah merenungkan tentang bagaimana dia dibentuk dalam kandungan ibunya. Sewaktu dia memikirkan proses yang menakjubkan itu, dia pun semakin menghargai hikmat Yehuwa yang luar biasa.—Mz. 139:14-17.
26 FEBRUARI–3 MARET
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MAZMUR 11-15
Bayangkanlah Saudara Ada dalam Dunia Baru yang Damai
Pokok-Pokok Penting Buku Mazmur—Bagian Pertama
11:3—Fondasi-fondasi apa yang diruntuhkan? Fondasi-fondasi ini adalah tumpuan masyarakat manusia—hukum, ketertiban, dan keadilan. Apabila fondasi-fondasi ini berantakan, kekacauan sosial akan merajalela dan keadilan akan sirna. Di bawah keadaan tersebut, ”siapa pun yang adil-benar” harus percaya sepenuhnya kepada Allah.—Mazmur 11:4-7.
Mungkinkah Dunia Ini Bebas dari Kekerasan?
Alkitab berjanji bahwa Allah akan segera membersihkan bumi dari kekerasan. Dunia yang jahat ini Allah simpan ”untuk hari penghakiman dan hari kebinasaan orang-orang yang tidak saleh”. (2 Petrus 3:5-7) Tidak akan ada lagi orang jahat yang membuat orang lain menderita. Bagaimana kita bisa yakin bahwa Allah akan bertindak dan melenyapkan kekerasan?
Alkitab mengatakan bahwa Allah ”membenci siapa pun yang mengasihi kekerasan”. (Mazmur 11:5) Pencipta kita mengasihi kedamaian dan keadilan. (Mazmur 33:5; 37:28) Itu sebabnya Dia tidak akan membiarkan orang jahat ada untuk selamanya.
Apakah Saudara Rela Menunggu dengan Sabar?
15 Mengapa Daud rela menunggu dengan sabar? Alasannya dicatat di Mazmur yang sama ketika dia bertanya empat kali, ”Berapa lama?” Dia berkata, ”Berkenaan dengan aku, aku percaya kepada kebaikan hatimu yang penuh kasih; biarlah hatiku bersukacita atas keselamatan darimu. Aku akan menyanyi bagi Yehuwa, karena ia telah memberikan imbalan kepadaku.” (Mz. 13:5, 6) Daud tahu bahwa Yehuwa menyayanginya dan tidak akan meninggalkannya. Dia memikirkan masa-masa ketika Yehuwa membantunya dulu. Dia menantikan saatnya Yehuwa akan mengakhiri kesulitannya. Daud tahu bahwa berkat dari Yehuwa akan membuat penantiannya tidak sia-sia.
Kerajaan Melaksanakan Kehendak Allah di Bumi
16 Keamanan. Akhirnya, gambaran yang menghangatkan hati di Yesaya 11:6-9 sepenuhnya akan digenapi dalam arti yang sesungguhnya. Pria, wanita, dan anak-anak akan aman dan terlindung ke mana pun mereka pergi di bumi. Tidak ada makhluk, manusia ataupun binatang, yang akan menjadi ancaman. Bayangkan saat manakala seluruh planet ini menjadi rumah Saudara, tempat Saudara bisa berenang di sungai, danau, dan lautnya; menjelajahi barisan pegunungannya; dan menelusuri padang rumput hijaunya dengan aman. Dan, kala malam tiba, Saudara takkan khawatir. Kata-kata di Yehezkiel 34:25 akan menjadi kenyataan, umat Allah bahkan bisa ”tinggal di padang belantara dengan aman dan tidur di hutan-hutan”.
Permata Rohani
Sudahkah Saudara Berubah?
12 Sayangnya, kita dikelilingi oleh orang-orang seperti itu di dunia ini. Menurut mereka, orang yang berkukuh pada prinsip dan peraturan itu kuno dan tidak toleran. Para guru dan orang tua mengajarkan sikap serbaboleh dan mendukung cara berpikir ”bebas”. Bagi mereka tidak ada hal yang mutlak; semuanya relatif. Bahkan banyak orang yang mengaku religius merasa bebas melakukan apa yang mereka rasa benar, tidak wajib menaati Allah dan perintah-perintah-Nya. (Mz. 14:1) Sikap ini bisa sangat berbahaya bagi orang Kristen sejati. Jika lengah, mereka bisa punya pandangan yang sama terhadap pengaturan teokratis. Mereka mungkin tidak mau mengikuti pengaturan di sidang dan bahkan memprotes apa pun yang tidak mereka sukai. Atau, mereka bisa jadi tidak sepenuhnya setuju dengan nasihat berdasarkan Alkitab tentang hiburan, Internet, dan mengejar pendidikan tinggi.