PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g85_No14 hlm. 12
  • Masa Kanak-Kanak yang Hilang

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Masa Kanak-Kanak yang Hilang
  • Sedarlah!—1985 (No. 14)
  • Bahan Terkait
  • Faedah Disiplin dalam Kasih
    Membina Keluarga Bahagia
  • Orang Tua​—Latihlah Anak Saudara dengan Kasih
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2007
  • Latihlah Anak Saudara sejak Bayi
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Cara Mendisiplin yang Benar
    Sadarlah!—2015
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1985 (No. 14)
g85_No14 hlm. 12

Masa Kanak-Kanak yang Hilang

”Masa kanak-kanak benar-benar telah hilang bagi anak-anak,” kata Daily Mail. ”Mereka mengetahui segala sesuatu terlalu cepat, terlalu terbuka untuk segala sesuatu, dan tidak ada kontrol sosial yang membimbing tingkah laku mereka lagi.” Alasan dari kesimpulan ini terdapat dalam dua laporan: Satu dari AMMA (Britain’s Assistant Masters and Mistresses Association; semacam Perkumpulan Pembantu Para Wali di Inggris), dan yang lainnya, dari suatu penelitian di Amerika oleh Marie Winn, yang diterbitkan di Inggris, berjudul Children Without Childhood: Growing Up Too Fast in the World of Sex and Drugs (Anak-Anak Tanpa Masa Kanak-Kanak: Bertumbuh Terlalu Cepat dalam Dunia Seks dan Narkotika).

Anak-anak yang baru berusia lima tahun makin banyak yang suka berkelahi, tidak menghormati milik anak-anak lain; mereka kurang respek kepada orang-orang dewasa, dan menggunakan bahasa kotor, demikian menurut banyak laporan yang masuk. Kebanyakan guru yang diteliti oleh AMMA merasa bahwa para orangtua memanjakan anak-anak mereka dan bahwa inilah sebab utama dari meningkatnya tingkah laku anak-anak yang tidak ramah. Dari antara guru-guru yang diteliti, 86 persen menyalahkan ”kurangnya standar-standar yang jelas dan apa yang diharapkan di rumah”; 82 persen menyatakan ”kurangnya teladan dari orangtua” sebagai biang keladinya.

Selain itu, kedua laporan itu juga menyatakan bahwa keluarga berantakan, contoh-contoh yang buruk dari guru-guru, dan terlalu menuruti keinginan dalam menonton televisi sebagai alasan-alasan dari tingkah laku anak-anak yang mengejutkan. ”Kita semua bersalah,” demikian pengakuan Daily Mail. ”Kita telah menciptakan suatu masyarakat yang seluruhnya tidak cocok untuk membesarkan anak-anak. Karena perceraian dan hubungan ’kumpul kebo’ langsung diterima, kita telah menghancurkan keluarga. Dengan sikap serba boleh terhadap disiplin kita telah menyingkirkan sanksi-sanksi.”

Anak-anak selalu membutuhkan koreksi yang ramah namun tegas dan disiplin. Seperti dikatakan pria yang bijaksana, Salomo: ”Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.” Anak-anak juga perlu melihat dalam diri para orangtua dan guru-guru mereka, suatu teladan yang baik dalam hal tingkah laku yang benar karena ”barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.”—Amsal 22:15; Lukas 6:40.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan