PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • su psl. 9 hlm. 68-74
  • Siapa yang Membimbing kepada Jalan Keselamatan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Siapa yang Membimbing kepada Jalan Keselamatan?
  • Selamat Memasuki Bumi Baru
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • GEMBALA YANG SUNGGUH-SUNGGUH BAIK
  • Sang Gembala yang Baik dan Dua Kandang Domba
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
  • Kandang Domba dan Sang Gembala
    Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
  • Suatu Kumpulan Besar Penyembah Sejati—Dari Mana Mereka Datang?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Gembalakan dengan Lemah Lembut Domba-Domba Yehuwa yang Berharga
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
Lihat Lebih Banyak
Selamat Memasuki Bumi Baru
su psl. 9 hlm. 68-74

Pasal 9

Siapa yang Membimbing kepada Jalan Keselamatan?

1. (a) Kita harus tunduk kepada apa agar dapat diselamatkan melalui ’sengsara besar’? (b) Bagaimana hal ini digambarkan oleh caranya Allah menggunakan Musa?

HANYA jika kita menerima kepemimpinan Yesus Kristus dan memberikan bukti yang meyakinkan bahwa kita benar-benar mendengarkan kepadanya dan mengikuti jejaknya, kita dapat diselamatkan dari dunia yang jahat ini dan terpelihara hidup melampaui ’sengsara besar’ yang akan datang. (Kisah 4:12) Hal ini dilukiskan dengan bagus dalam kejadian-kejadian ketika orang-orang Israel jasmani dibebaskan dari Mesir pada tahun 1513 S.M. Secara mujizat Yehuwa membawa Israel ke tempat yang aman melalui Laut Merah dan membinasakan bala tentara Mesir yang mengejar. Dalam semua kejadian ini, Allah menggunakan Musa untuk memimpin umatNya.—Yosua 24:5-7; Keluaran 3:10.

2. (a) Siapakah ”banyak orang dari berbagai-bagai bangsa” yang meninggalkan Mesir bersama orang-orang Israel? (b) Tidak diragukan lagi, apa yang telah menarik banyak dari antara mereka? (c) Mengenai soal apa mereka tidak lama lagi diuji?

2 Ketika orang-orang Israel berbaris keluar dari Mesir dengan harapan untuk memasuki Negeri Perjanjian, orang-orang lain bergabung dengan barisan mereka. Seperti ditulis Musa belakangan, ”Banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka.” (Keluaran 12:38) Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang Mesir atau orang-orang asing lain yang menggabungkan diri dengan Israel. Mereka telah menyaksikan bencana-bencana yang dahsyat yang didatangkan Yehuwa atas bangsa Mesir yang menindas untuk memperlihatkan bahwa Ialah satu-satunya Allah yang benar dan bahwa ilah-ilah Mesir itu palsu dan tidak dapat menyelamatkan para penyembahnya. Pasti juga, mereka setuju dengan apa yang mereka dengar dari orang-orang Israel mengenai harapan untuk hidup dalam ”suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya”. (Keluaran 3:7, 8; 12:12) Tetapi apakah mereka juga sepenuhnya mengakui Musa sebagai pribadi yang diangkat oleh Allah untuk menjadi penguasa dan pembebas dari umatNya? Mereka akan segera diuji.—Kisah 7:34, 35.

3. (a) Mengapa penting untuk mengikuti petunjuk-petunjuk Musa? (b) Apa arti dari ’baptisan ke dalam Musa’? (c) Mengapa itu penting bagi Israel rohani?

3 Ketika orang-orang Israel, bersama ”banyak orang dari berbagai-bagai bangsa”, mendekati pantai Laut Merah, raja Mesir dan bala tentaranya mengejar untuk menyeret mereka kembali kepada perbudakan. Supaya dapat selamat, mereka harus tetap bersatu dan mengikuti petunjuk-petunjuk Musa, karena Yehuwa menggunakan Musa untuk memimpin mereka. Melalui suatu awan yang bersifat mujizat Yehuwa menahan musuh seraya Ia membelah air lautan dan mengeringkan dasar laut. Bertentangan sekali dengan apa yang belakangan terjadi atas orang-orang Mesir, semua orang Israel dan ”banyak orang dari berbagai-bagai bangsa” itu selamat bersama Musa melalui dasar laut yang kering itu. (Keluaran 14:9, 19-31) Seraya mereka berjalan terus, dengan tembok air di sebelah kanan dan kiri dan awan kehadiran Allah di depan mereka, sesuatu yang penting terjadi. Alkitab berbicara tentang hal itu sebagai suatu baptisan—bukan secara aksara dalam air. tetapi baptisan yang bersifat simbolis, ke dalam Musa sebagai nabi Yehuwa, pribadi yang diutus Allah untuk menjadi Pembebas mereka. (1 Korintus 10:1, 2) Demikian pula, semua orang Israel rohani yang akan selamat melewati kebinasaan dunia yang jahat ini harus mengalami baptisan yang serupa dalam Kristus sebagai pembebas dan memberi bukti meyakinkan bahwa mereka taat sepenuhnya kepada kepemimpinannya. ”Banyak orang dari berbagai-bagai bangsa” pada jaman modern ini harus menyertai mereka.

4. Betapa besar wewenang yang Yehuwa berikan kepada Kristus?

4 Yehuwa telah mengaruniakan wewenang yang besar kepada PutraNya, Yesus Kristus. Melalui dia Allah memungkinkan kita untuk ’dilepaskan dari dunia jahat yang sekarang ini’, sehingga kita tidak perlu ikut menderita nasibnya yang celaka. (Galatia 1:3-5; 1 Tesalonika 1:9, 10) Melalui Musa, Yehuwa memberi Israel hukum-hukum yang mempengaruhi harapan hidup umat tersebut pada waktu itu juga. Jika mereka mentaati hukum-hukum itu mereka akan mendapat manfaat yang besar. Tetapi ada hukum-hukum yang juga memberikan hukuman mati bagi ketidaktaatan. Belakangan Yesus menjadi nabi yang lebih besar dari Musa. Apa yang ia ajarkan adalah ”perkataan hidup yang kekal”, dan mereka yang sengaja tidak mau mentaati perkataan ini akan menuju kematian tanpa ada keselamatan sama sekali. Maka, betapa penting, agar kita memperhatikan baik-baik apa yang ia katakan!—Yohanes 6:66-69; 3:36; Kisah 3:19-23.

5. Apa yang membuat ketundukan kepada Yesus sangat menarik?

5 Bagi beberapa orang, gagasan untuk taat kepada seorang pemimpin kelihatannya tidak menyenangkan. Mereka telah melihat terlalu banyak penyalahgunaan wewenang. Namun kata-kata Yesus sendiri mencerminkan suatu semangat yang menenteramkan hati. Dengan hangat ia mengundang kita, ”Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.” (Matius 11:28-30) Benar-benar suatu harapan yang menarik! Orang-orang yang mengindahkan undangan yang hangat itu, menaruh keyakinan mereka yang sepenuhnya dalam dia, tidak akan dikecewakan. (Roma 10:11) Mereka akan menikmati perasaan aman seperti domba-domba dalam kawanan dari seorang gembala yang pengasih.

GEMBALA YANG SUNGGUH-SUNGGUH BAIK

6. (a) Bagaimana bangsa Israel bagaikan domba-domba di dalam kandang? (b) Janji apa dibuat Yehuwa berkenaan seorang gembala untuk ”domba-domba” ini, dan bagaimana itu digenapi?

6 Bangsa Israel bagaikan suatu kawanan domba milik Yehuwa. Ia memberikan perjanjian Taurat, yang seperti tembok pelindung bagi kawanan domba, yang melindungi mereka dari jalan hidup bangsa Kafir yang tidak mengenal Allah. Hal itu juga membimbing orang-orang yang mau mendengar kepada Mesias. (Efesus 2:14-16; Galatia 3:24) Mengenai Raja-Gembala Mesias itu, Yehuwa menubuatkan, ”Aku akan mengangkat satu orang gembala atas [domba-dombaKu], yang akan menggembalakannya, yaitu Daud, hambaKu.” (Yehezkiel 34:23, 31) Ini tidak berarti bahwa Daud, yang pada waktu itu sudah mati, secara pribadi akan memerintah lagi sebagai raja atas umat Allah. Tetapi, dari garis keturunan Raja Daud Yehuwa akan membangkitkan seorang raja-gembala dan melalui dia Allah akan memberikan keamanan. (Yeremia 23:5, 6) Dalam berbagai jaman ada orang yang secara palsu mengaku sebagai pembebas yaitu Mesias, tetapi pada tahun 29 M., Yehuwa menggunakan Yohanes Pembaptis untuk memperkenalkan Yesus Kristus kepada ”domba-domba” Israel sebagai pribadi yang benar-benar diutus Allah, Mesias dengan wewenang yang sah. Ia adalah Putra surgawi Allah, yang hidupnya telah dipindahkan ke rahim seorang perawan Yahudi sehingga ia dapat dilahirkan ke dalam garis keturunan Raja Daud. Nama Daud berarti ”yang kekasih”, jadi cocok sekali, setelah Yesus dibaptis, Yehuwa terdengar menyatakan dari surga, ”Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.”—Markus 1:11.

7. (a) Sebagai ”gembala yang baik”, bagaimana Yesus memperlihatkan betapa dalam perhatiannya yang pengasih kepada ”domba-domba”? (b) Bagaimana hal itu bertentangan dengan kelakuan dari mesias-mesias palsu sebelumnya?

7 Kurang dari empat bulan sebelum kematiannya, Yesus berkata, ”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yohanes 10:11) Ia mempertentangkan peranannya dengan peranan para mesias palsu yang muncul sebelumnya, dengan berkata, ”Siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi, seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”—Yohanes 10:1-5, 8.

8. (a) Ke dalam ”kandang” baru apa Yesus membimbing orang-orang Yahudi yang mengikuti dia? (b) Berapa banyak yang ia bawa ke dalam kandang ini?

8 Mereka yang berada dalam kandang domba Yahudi yang menyambut bimbingan dari perjanjian Taurat menerima Yesus sebagai Mesias ketika Yohanes Pembaptis sebagai ’penjaga pintu’ memperkenalkan dia. Mereka terbukti sebagai ”domba-domba” Yesus sendiri, dan ia membimbing mereka kepada kandang domba kiasan yang baru, milik Yehuwa. Kandang ini melambangkan hubungan yang diperkenan dengan Yehuwa atas dasar perjanjian baru, yang dibuat dengan Israel rohani dan disahkan oleh darah Yesus sendiri. Melalui perjanjian ini mereka dapat memperoleh kehidupan surgawi bersama Kristus sebagai ’benih’ Abraham. Melalui benih itulah berkat-berkat akan datang atas orang-orang dari segala bangsa. (Ibrani 8:6; 9:24; 10:19-22; Kejadian 22:18) Yesus Kristus, yang dibangkitkan Allah dari antara orang-orang mati dan dipulihkan kepada kehidupan surgawi, adalah ”pintu” dari kandang perjanjian baru ini. Selaras dengan maksud-tujuan dari Bapanya, ia memasukkan ke dalam kandang ini hanya suatu jumlah yang terbatas—144.000 saja—mula-mula dari antara orang Yahudi, dan belakangan dari antara orang Samaria dan orang Kafir. Sebagai Gembala Yang Baik, Yesus mengenal masing-masing dombanya dengan nama mereka dan memberi pemeliharaan dan perhatian pribadi yang pengasih.—Yohanes 10:7, 9; Wahyu 14:1-3.

9. Siapakah ”domba-domba lain” yang Yesus sebutkan, dan bilamana mereka dikumpulkan?

9 Tetapi, Yesus tidak hanya menggembalakan ”kawanan kecil” yang memperoleh Kerajaan surgawi. (Lukas 12:32) Ia juga berkata, ”Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yohanes 10:16) Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang tidak berada dalam perjanjian baru; mereka bukan Israel rohani. Namun mereka dibawa ke dalam persekutuan yang erat dengan anggota Israel rohani selama masih di bumi dan membutuhkan penggembalaan yang dilukiskan Yesus. ”Domba-domba lain” adalah orang-orang yang, selama hari-hari terakhir ini, dikumpulkan dalam persediaan Yehuwa untuk hidup kekal di bumi atas dasar iman akan nilai korban dari darah Yesus. Mereka sama dengan ”kumpulan besar” dari Wahyu 7:9, 10, 14, dan karena itu mempunyai harapan untuk selamat melewati sengsara besar yang mendatang.

10. Untuk menjadi salah seorang dari ”domba-domba lain” itu, apa yang dituntut?

10 Agar cocok dengan gambaran Alkitab tentang ”domba-domba lain” sedemikian yang dilindungi dan diselamatkan oleh Gembala Yang Baik, seseorang harus ”mendengarkan” suaraNya dan membuktikan benar-benar menjadi bagian dari ”satu kawanan” yang mencakup waris-waris yang sejati dari Kerajaan surgawi. Apakah saudara melakukannya? Betapa saksamakah saudara mendengarkan suaranya?

11. Apa yang akan membuktikan bahwa kita benar-benar ”mendengarkan” apa yang Yesus katakan di Yohanes 15:12?

11 Saudara pasti tahu bahwa Yesus mengatakan, ”Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yohanes 15:12) Bagaimana perintah itu mempengaruhi kehidupan saudara? Apakah kasih yang saudara perlihatkan sama seperti yang Yesus tunjukkan? Apakah benar-benar rela berkorban? Apakah tindakan dan perasaan saudara membuktikan kasih sedemikian terhadap semua di sidang Kristen dan anggota-anggota keluarga?

12. (a) Jika kita benar-benar ’menerima pengajaran di dalam Yesus’, berapa banyak perubahan yang akan terjadi dalam diri kita? (b) Maka, apa yang harus kita lakukan dengan perkara-perkara yang kita pelajari dari Alkitab?

12 Rasul Paulus menyatakan bahwa jika kita benar-benar ”mendengarkan” Yesus dan ”menerima pengajaran di dalam Dia”, seluruh kepribadian kita akan berubah. Kita akan menyingkirkan kepribadian yang sesuai dengan jalan hidup kita sebelumnya dan akan mengenakan ’kepribadian baru’ yang mencerminkan sifat-sifat Yehuwa yang baik. (Efesus 4:17-24; Kolose 3:8-14) Sewaktu belajar Alkitab, apakah saudara memikirkan dengan serius bidang-bidang di mana saudara secara pribadi harus mengadakan penyesuaian untuk menyenangkan Allah? Apakah saudara dengan sungguh-sungguh membuat perubahan tersebut? Apakah saudara memperhatikan pekerjaan penting yang diperintahkan Yesus di jaman kita—pemberitaan Injil tentang Kerajaan Allah yang telah didirikan—dan apakah saudara berusaha ikut serta? Apakah penghargaan untuk kasih kemurahan Allah terhadap saudara mendorong dalam diri saudara suatu keinginan yang sungguh-sungguh untuk berbuat demikian?—Matius 24:14.

13. (a) Jika kita tidak waspada, bagaimana hati dapat menyesatkan kita? (b) Maka, sejauh manakah kita harus mengikuti jejak Kristus?

13 Kita harus waspada agar tidak membiarkan hati menyesatkan kita. Jutaan orang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, dan mungkin mereka dapat mengutip beberapa hal yang ia ajarkan, tetapi hanya menerapkan apa yang menurut mereka menyenangkan. Ada yang mungkin menghindari pemuasan hawa nafsu dalam tingkah laku yang mereka anggap benar-benar salah. Mereka mungkin senang dengan harapan untuk hidup dalam suatu bumi Firdaus di bawah Kerajaan Allah, dan mungkin sekarang menikmati pergaulan dengan orang-orang yang benar-benar berusaha menghayati prinsip Kristen. Namun jika kita ingin berada di antara mereka yang selamat memasuki ’bumi baru’, kita harus mendengarkan dengan penuh pengertian kepada segala sesuatu yang Yesus katakan. Penting sekali untuk menyadari bahwa kita tidak dapat dengan berhasil membimbing langkah kita sendiri. Kita harus mendengarkan Putra Allah, pribadi yang ditugaskan Yehuwa sebagai Pembebas umatNya, dan mengikuti jejaknya dengan saksama.—Yeremia 10:23; Matius 7:21-27; 1 Petrus 2:21.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan