-
YohanesPanduan Riset untuk Saksi-Saksi Yehuwa—Edisi 2019
-
Keterangan Tambahan Yohanes—Pasal 4Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
-
-
Allah itu Roh: Di sini, kata Yunani pneuma memaksudkan makhluk roh. (Lihat ”Ruakh; Pneuma” di Daftar Istilah.) Alkitab menunjukkan bahwa Allah, Yesus yang sudah dimuliakan di surga, dan para malaikat adalah roh. (1Kor 15:45; 2Kor 3:17; Ibr 1:14) Makhluk roh sangat berbeda dengan manusia dan tidak bisa dilihat manusia. Mereka memiliki ”tubuh rohani”, yang jauh lebih unggul dari ”tubuh jasmani”. (1Kor 15:44; Yoh 1:18) Meskipun para penulis Alkitab berbicara tentang Allah seolah-olah Dia memiliki wajah, mata, telinga, tangan, dan sebagainya, itu hanya gambaran supaya manusia bisa mengerti seperti apa Allah itu. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa Allah punya kepribadian. Dia memiliki tempat tinggal, yaitu di alam roh. Karena itulah Kristus dulu berkata bahwa dia akan ”kembali kepada Bapak”. (Yoh 16:28) Di Ibr 9:24, Kristus dikatakan ”masuk ke surga itu sendiri, sehingga dia . . . menghadap Allah bagi kita”.
menyembah-Nya dengan bimbingan kuasa kudus: Sesuai penjelasan di Daftar Istilah untuk ”Ruakh; Pneuma”, kata Yunani pneuma bisa punya beberapa arti. Misalnya, kata itu bisa memaksudkan kuasa kudus Allah atau bisa juga memaksudkan dorongan dari hati seseorang, yaitu semangat yang membuatnya melakukan sesuatu. Meskipun maknanya bisa bermacam-macam, semuanya memaksudkan sesuatu yang tidak bisa dilihat manusia. Yesus menjelaskan di Yoh 4:21 bahwa ibadah kepada Bapak tidak akan berpusat di satu tempat saja, seperti di Gunung Gerizim di Samaria atau bait di Yerusalem. Karena Allah adalah Roh dan tidak bisa dilihat atau dirasakan, ibadah kepada-Nya tidak perlu lagi dijalankan di bait atau gunung tertentu. Di ayat-ayat lain, Yesus menunjukkan bahwa supaya ibadah seseorang diterima Allah, orang itu harus mengikuti bimbingan kuasa kudus Allah yang tidak kelihatan, yang juga disebut ”penolong”. (Yoh 14:16, 17; 16:13) ’Menyembah Allah dengan bimbingan kuasa kudus’ berarti mengikuti cara berpikir Allah dengan mempelajari dan menjalankan Firman-Nya. Ini tidak sekadar berarti mau melayani Allah dengan bersemangat.
menyembah . . . sesuai dengan kebenaran: Supaya ibadah seseorang bisa diterima Allah, itu tidak boleh didasarkan pada imajinasi, mitos, atau kebohongan. Ibadah kepada Allah harus berdasarkan fakta dan sejalan dengan ”kebenaran” tentang diri-Nya dan kehendak-Nya, yang Dia singkapkan dalam Firman-Nya. (Yoh 17:17) Ibadah itu harus sesuai dengan kebenaran tentang ”apa yang tidak terlihat” tapi tersingkap di Firman Allah.—Ibr 9:24; 11:1; lihat juga keterangan tambahan untuk menyembah-Nya dengan bimbingan kuasa kudus di ayat ini.
-