PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w85_s-10 hlm. 26-30
  • ”Kami Menyembah Apa yang Kami Kenal”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Kami Menyembah Apa yang Kami Kenal”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1985 (s-10)
  • Subjudul
  • ’Satu Allah, yaitu Bapa’
  • Nama Allah dan Trinitas
  • ’Satu Tuhan, Yesus Kristus’
  • ”Satu-Satunya Allah yang Diperanakkan”
  • ”Roh Kudus yang Dijanjikan”
  • Mari Kita Memberitakan Allah yang Kita Kenal
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1985 (s-10)
w85_s-10 hlm. 26-30

”Kami Menyembah Apa yang Kami Kenal”

”BAPA Tak Dapat Dipahami, Putra Tak Dapat Dipahami, dan Roh Kudus Tak Dapat Dipahami. Bapa Kekal, Putra Kekal, dan Roh Kudus Kekal namun mereka bukan Tiga Pribadi yang Kekal melainkan Satu Pribadi yang Kekal. Seperti halnya tidak ada Tiga Yang Tidak Diciptakan, juga tidak Tiga Yang Tak Dapat Dipahami, demikian pula ada Satu Yang Tidak Diciptakan, dan Satu Yang Tidak Dapat Dipahami.” Satu atau tiga, Allah Susunan Kristen, seperti ditegaskan di sini oleh Kredo Athanasia, benar-benar suatu Allah yang misterius, tak dapat dipahami dan tidak dikenal.

”Kami menyembah apa yang kami kenal,” kata Yesus. (Yohanes 4:22) Ketika itu ia berbicara sebagai seorang anggota dari suatu umat yang diberitahu Musa, ”Dengarlah, hai orang Israel: [Yehuwa] itu Allah kita, [Yehuwa] itu esa!” Ya, orang-orang Yahudi yang setia menyembah Allah yang mereka kenal. Berkenaan orang-orang Kristen, yang tidak berada di bawah perjanjian Hukum Yahudi namun telah dibawa ke dalam suatu perjanjian baru, secara nubuat dikatakan tentang mereka, ”Mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: ’Kenallah [Yehuwa]!’ Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.” Orang-orang Kristen sedemikian memang mengenal Allah mereka.—Ulangan 6:4; Ibrani 8:11.

’Satu Allah, yaitu Bapa’

Karena tidak percaya kepada dogma Trinitas, Saksi-Saksi Yehuwa dikatakan mempraktekkan ”suatu bentuk Arianisme”.a Namun fakta bahwa mereka tidak percaya kepada Trinitas tidak berarti mereka penganut-penganut Arius. Dalam salah satu dari beberapa tulisan Arius yang masih ada, ia menyatakan bahwa Allah tidak dapat dipahami, bahkan oleh sang Putra. Selaras dengan ini, ahli sejarah H. M. Gwatkin menyatakan dalam bukunya The Arian Controversy, ”Allah dari Arius adalah suatu Allah yang tidak dikenal, dan adanya Dia tersembunyi dalam misteri yang kekal. Tidak satu makhluk pun dapat menyatakan Dia, dan Ia tidak dapat menyatakan diriNya sendiri.” Saksi-Saksi Yehuwa tidak menyembah Allah yang ”tak dapat dipahami” dari para penganut Trinitas maupun ”Allah yang tidak dikenal” dari Arius. Bersama rasul Paulus, mereka mengatakan, ”Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu.”—1 Korintus 8:6.

Ketika memperlihatkan betapa penting untuk mengenal Allah, Yesus mengatakan dalam doa kepada Bapanya, ”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar.” (Yohanes 17:3) Rasul yang sama yang mencatat ucapan Yesus tersebut juga menulis, ”Kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.”—1 Yohanes 5:20.

Beberapa penerjemah memutarbalikkan 1 Yohanes 5:20 agar sesuai dengan Trinitas. The Living Bible menerjemahkan akhir dari ayat ini, ”AnakNya Yesus Kristus, yang adalah satu-satunya Allah yang benar; dan ia adalah Hidup yang kekal.” Memang, Alkitab Katolik maupun Protestan membuat perbedaan antara Yesus dan ”satu-satunya Allah yang benar” di Yohanes 17:3. Dalam bukunya Theological Investigations, sarjana Katolik yang mempunyai nama baik, Karl Rahner menyatakan bahwa ”dalam Surat Pertama dari St. Yohanes ὁ θεός [”Allah”] begitu sering kali memaksudkan Bapa sehingga hal itulah yang harus dimaksudkan dengan Bapa di seluruh Surat itu.” Juga, Bible du Centenaire [Perjanjian Baru] dari Protestan Perancis mengakui dalam suatu catatan kaki bahwa orang-orang Yunani membiarkan terjemahan yang tidak bersifat Trinitas. Secara sambil lalu, hendaknya jangan dilupakan bahwa, mungkin pada abad keempat M., seorang penyalin Latin yang menganut Trinitas dan terlalu bergairah menambahkan kepada 1 Yohanes 5:7 kata-kata: ”Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu”. Penambahan ini, yang secara teknis dikenal sebagai ”Johannine Comma”, dilindungi oleh Vatikan sampai 1927, meskipun fakta bahwa bahkan beberapa sarjana Katolik sudah sejak abad keenam meragukan keasliannya. Penyisipan yang tidak jujur ini memperlihatkan seberapa jauh para penganut Trinitas akan berusaha untuk membuktikan doktrin mereka.

Nama Allah dan Trinitas

Hal yang membuat Allah sangat nyata bagi Saksi-Saksi Yehuwa ialah pengetahuan mereka dan kebiasaan untuk menggunakan nama pribadiNya, Yehuwa. (Mazmur 83:19, Klinkert) Bila seorang anggota salah satu gereja Susunan Kristen membaca dalam Alkitabnya sebutan ”nama Tuhan” yang tanpa nama, hal itu sedikit atau tidak ada artinya bagi dia. Demikian pula, bila ia berdoa ”dikuduskanlah namaMu”, kemungkinannya ialah ia tidak mengetahui nama apa yang ia doakan. Saksi-Saksi mengenal Allah mereka, mereka mengetahui namaNya dan, seperti penulis mazmur dan Yesus sendiri, mereka mengasihi nama Bapa surgawi mereka.—Mazmur 5:11, 12; Yohanes 12:28; 17:6, 26.

Karena nama pribadi Allah benar-benar muncul ribuan kali dalam bahasa asli Alkitab, mengapa nama itu dihilangkan dari banyak terjemahan Alkitab Susunan Kristen, dan mengapa nama itu tidak pernah digunakan oleh ratusan juta ”orang Kristen” Katolik, Ortodoks dan Protestan? Mungkinkah dogma Trinitas ada hubungannya dengan fakta agama yang sangat luar biasa ini?

Menarik sekali, Jerusalem Bible Katolik menerjemahkan Ulangan 6:4, ”Dengarkan umat Israel: Yahweh Allah kita adalah satu-satunya Yahweh.” Dan suatu catatan kaki, setelah menyebutkan terjemahan lain yang tepat, menyatakan, ”Tetapi ada kemungkinan besar bahwa di sini terdapat suatu pernyataan iman yang bersifat monoteis [kepercayaan satu Tuhan].” Maka, inilah satu-satunya Allah yang Yesus nyatakan, ketika berbicara sebagai seorang Yahudi, ”Kami menyembah apa yang kami kenal.” (Yohanes 4:22) Dan Alkitab Katolik ini mengakui bahwa nama dari satu-satunya Allah itu ialah Yahweh, atau Yehuwa.b Nah, menurut teologia Trinitas, Yahweh, atau Yehuwa, adalah nama dari Allah para datuk Ibrani dan orang-orang Yahudi, Allah yang dinyatakan Yesus sebagai ”Bapa”, atau ”Allah Bapa”. Maka kesimpulannya ialah bahwa bagi para penganut Trinitas nama ilahi Yahweh, atau Yehuwa, menunjuk kepada hanya satu dari apa yang dianggap ”Tiga Pribadi” dari ”Ketuhanan”. ”Pribadi Kedua” mempunyai nama (Yesus), tetapi ”Pribadi Ketiga” adalah ”Roh Kudus” yang tanpa nama. Gereja-gereja Susunan Kristen secara logis tidak dapat menggunakan sebuah nama untuk Allah yang tidak menunjuk kepada seluruh ”Ketuhanan”. Jadi anggota-anggota mereka sudah ”dihukum” harus menyembah suatu Allah tiga serangkai yang misterius dan tidak mempunyai nama.

Namun, secara naluri, banyak orang Katolik merasakan perlunya untuk menyembah seseorang yang mereka dapat kenali dan sebut namanya. Hal ini, pasti, menjelaskan mengapa banyak dari mereka menyembah Yesus atau bahkan Maria. Naluri yang sama untuk menyembah suatu Allah yang dapat disebut namanya bahkan dicerminkan dalam arsitek yang bersifat agama. Dalam banyak kapel, gereja dan katedral Katolik di Perancis dan negeri-negeri lain, di atas altar yang tinggi atau di tempat lain ada suatu nimbus (bulatan) bersinar, dilapisi emas, yang melambangkan kemuliaan ilahi. Di tengah-tengahnya terdapat segi tiga, yang melambangkan Trinitas. Bertentangan dengan itu, di dalam segi tiga tersebut terdapat Tetragramaton, yaitu keempat huruf mati Ibrani dari nama Allah, Yehuwa. Namun berapa banyak orang Katolik dewasa ini mengetahui bahwa itu adalah nama Allah?

’Satu Tuhan, Yesus Kristus’

Setelah menyatakan, ”Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup,” rasul Paulus menambahkan, ”Dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” (1 Korintus 8:6) Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai pernyataan selanjutnya itu. Yehuwa, sang Bapa, adalah Sumber; Yesus, ”anak Tunggal” Allah, ’yang sulung dari segala yang diciptakan’, merupakan sarana dari Bapa untuk melaksanakan kehendakNya.—Yohanes 1:2, 3, 14; Kolose 1:15, 16.

Karena ahli teologia abad keempat yang membangkang, Arius, menyatakan kebenaran Alkitab bahwa ”Putra itu diperanakkan”, dan Saksi-Saksi Yehuwa menerima kebenaran itu. The New Encyclopædia Britannica menyatakan, ”Kristologi dari Saksi-Saksi Yehuwa, juga, merupakan suatu bentuk Arianisme.” Pertama-tama harus dinyatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempunyai suatu ”Kristologi” khusus, yang didefinisikan sebagai ”penafsiran secara teologia tentang pribadi dan pekerjaan Kristus”. Mereka mempunyai pandangan yang sama dengan seorang awam Kristen yang dicatat telah mengatakan dengan terus-terang kepada ahli-ahli teologia yang saling berdebat dalam pertemuan di Nicaea pada tahun 325 M., ’Kristus tidak mengajar kita dialektika [analisa kritis tentang proses mental], seni, atau seluk-beluk yang sia-sia, melainkan kesederhanaan berpikir, yang dipertahankan oleh iman dan perbuatan-perbuatan yang baik.’ Rupanya, pria ini telah menderita karena imannya dalam Kristus, sama seperti banyak dari antara Saksi-Saksi Yehuwa. Seperti dia, mereka tidak beriman dalam filsafat teologia. Mereka menerima dengan sederhana apa yang dinyatakan Alkitab tentang Allah, Kristus dan roh kudus, dan mereka rela menderita demi iman mereka yang sederhana dan membuktikannya dengan perbuatan-perbuatan baik.

Kedua, Saksi-Saksi Yehuwa tidak mungkin dituduh menganut Arianisme, karena mereka tidak setuju dengan pandangan Arius dalam banyak hal. Misalnya, Arius menyangkal bahwa sang Putra benar-benar dapat mengenal Bapa. Alkitab mengajar bahwa Putra ’mengenal Bapa sepenuhnya’ dan bahwa sang Putralah ”yang menyatakanNya [menyingkapkan dia, NW]”. (Matius 11:27, NW; Yohanes 1:14, 18) Arius menyatakan bahwa Firman menjadi Putra Allah ”melalui pengangkatan sebagai anak (adopsi)” karena kebajikan atau ketulusan moralnya. Alkitab mengatakan bahwa ia diciptakan oleh Yehuwa sebagai ”anak Tunggal”Nya. (Yohanes 1:14; 3:16; Ibrani 1:2; Wahyu 3:14) Arius mengajarkan bahwa orang-orang Kristen dapat berharap untuk menjadi setara dengan Kristus, sedangkan Alkitab menyatakan bahwa Allah telah mengaruniakan kepada Yesus ”nama di atas segala nama”. (Filipi 2:9-11) Saksi-Saksi Yehuwa sama sekali bukan penganut Arius jaman modern, melainkan mereka percaya apa yang Alkitab katakan.

”Satu-Satunya Allah yang Diperanakkan”

Saksi-Saksi Yehuwa tidak menyangkal keilahian Yesus. Tetapi mereka tidak mempercayai paham filsafat dari para penganut Trinitas tentang istilah ini. Jika para penganut Trinitas berbicara tentang ”keilahian Yesus”, mereka tidak memaksudkan bahwa ia adalah ”suatu allah” atau ”seperti allah”, tetapi bahwa ia adalah ”Allah”, salah satu dari ketiga pribadi yang sama kekalnya dari ”Ketuhanan”. Mungkin ini menjelaskan mengapa banyak dari Alkitab Susunan Kristen menerjemahkan Yohanes 1:18, ”Tak seorangpun yang pernah melihat Allah; Tetapi Putra-tunggal Allah yang tinggal dalam pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.” [Catatan kaki: ”Putra-tunggal, Iapun Allah”. Dapat diterjemahkan pula: ”yang sendiri Allah”.] (Alkitab Katolik keluaran Ende-Flores) Sebagian besar dari naskah-naskah Yunani yang paling tua menyatakan, bukan ”Anak Tunggal”, tetapi ”satu-satunya allah yang diperanakkan”. The Expositor’s Greek Testament mengakui, ”Ahli MS. [manuscript atau naskah] lebih senang membacanya θεος [allah]; sedangkan terjemahan-terjemahan dan para Bapa [Gereja] lebih menyetujui yang sebaliknya.” Mengapa? Karena mereka takut kepada kalangan anti Trinitas yang berpendapat bahwa ”sebutan ini [’satu-satunya allah yang diperanakkan’] secara menguntungkan membedakan Dia [sang Putra] dari Bapa.”c

Karena mengakui fakta Alkitab bahwa Yesus ”suatu allah” atau ”yang berkuasa”, Saksi-Saksi Yehuwa tidak kuatir dengan Yohanes 20:28, di mana dicatat bahwa rasul Tomas berseru kepada Yesus, ”Ya Tuhanku dan Allahku!” Sebenarnya Tomas bisa saja menggunakan kata ”Allah” seperti Manoah di jaman dulu. (Hakim 13:20-22) Namun walaupun bukan demikian halnya, tidak mungkin ada kekacauan, karena Yesus baru saja mengirim sebuah berita kepada para rasul, yang bunyinya, ”Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.” (Yohanes 20:17; bandingkan 2 Korintus 1:3.) Dan Yohanes mengatakan bahwa ia menulis perincian ini (termasuk seruan Tomas) ”supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah”.—Yohanes 20:31.

Saksi-Saksi Yehuwa tidak percaya bahwa Yesus adalah ”Allah yang menjelma”, ”manusia Allah”, menurut teori Penjelmaan (Inkarnasi) filsafat tentang ”kedua sifat”, yaitu manusia dan ilahi. Selaras dengan Alkitab, mereka percaya ”Firman itu telah menjadi manusia.” (Yohanes 1:14) Dengan demikian, ”[ia] mengosongkan diriNya sendiri” dari kehidupan rohaninya sebelum itu dan menjadi manusia, ”lebih rendah dari pada malaikat-malaikat”, agar dapat mengorbankan dirinya sebagai ”tebusan bagi semua manusia”. (Filipi 2:7, 8; Ibrani 2:9; 1 Timotius 2:6) Gagasan Trinitas bahwa ”penebusan manusia dari dosa dan kematian hanya akan terjamin jika Kristus adalah mutlak Allah dan mutlak manusia” merupakan filsafat yang tidak berdasarkan Alkitab. Untuk menebus apa yang telah dihilangkan Adam dari umat manusia, Yesus harus mengorbankan kehidupan manusia yang sempurna, tidak lebih, tidak kurang. (Keluaran 21:23; 1 Korintus 15:22, 45, 47; Roma 5:18, 19, RS, edisi-edisi Katolik dan Protestan; Matius 20:28) Hal ini saja menyatakan bahwa dogma-dogma Inkarnasi dan Trinitas adalah dusta.

Meskipun ”suatu allah”, Yesus ”tidak menganggap kesetaraan dengan Allah [Yehuwa] itu sebagai milik yang harus dipertahankan [direbut, RS, kedua edisi]”. (Filipi 2:6) Ketundukannya kepada Yehuwa sudah jelas, sekarang dan di masa depan. (1 Korintus 15:27, 28) Dengan rela ia mengakui keunggulan Bapanya. (Yohanes 14:28; bandingkan 1 Korintus 11:3.) Pada waktu kebangkitannya, ia ”dibangkitkan menurut Roh”, ”dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat”, dan ’ditinggikan’, ”supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi”. (1 Petrus 3:18; Ibrani 2:9; Filipi 2:9, 10) Karena halnya demikian, Saksi-Saksi Yehuwa tidak heran membaca dalam Ibrani 1:6 bahwa para malaikat diundang untuk ”menyembah Dia”, [TB; JB] ”memberikan penghormatan kepadanya [The New English Bible]”. (Bandingkan Wahyu 5:11, 12.) Hal ini sama sekali tidak bertentangan dengan Matius 4:10, di mana Yesus—ketika mengutip dari kitab Ulangan—mengatakan bahwa hanya Allah Yehuwa saja yang harus disembah. Menarik sekali, Jerusalem Bible Katolik yang mengatakan ”menyembah dia” di Ibrani 1:6, dalam referensi pinggirnya menunjuk kepada Ulangan 32:43 (Septuaginta Yunani) dan Mazmur 97:7, di mana juga digunakan kata-kata yang sama, yaitu, ”memberikan penghormatan kepadanya” dan ”sujud menyembah”. Mengapa Alkitab Katolik ini tidak konsekwen? Rupanya karena alasan-alasan Trinitas.

”Roh Kudus yang Dijanjikan”

Pada hari Pentakosta, rasul Petrus menyatakan, ”Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.” (Kisah 2:32, 33) Apa sebenarnya ”Roh Kudus” yang dijanjikan itu? Apakah ini ”pribadi ketiga dari Trinitas”? Apa yang disingkapkan oleh hasil-hasil karya referensi?

The Catholic Encyclopedia: ”Di manapun dalam Perjanjian Lama kami tidak menemukan petunjuk yang jelas tentang suatu Pribadi Ketiga.”

A Catholic Dictionary: ”Secara keseluruhan, Perjanjian Baru, seperti yang Lama, berbicara tentang roh sebagai energi atau tenaga ilahi.”—Huruf miring red.

The New Encyclopædia Britannica: ”Munculnya spekulasi-spekulasi Trinitas dalam teologia gereja-gereja yang mula-mula, mengarah kepada kesulitan-kesulitan besar dalam artikel mengenai Roh Kudus. Karena pribadi dari Roh Kudus, yang nyata dalam Perjanjian Baru sebagai tenaga ilahi . . . tidak dapat dipahami dengan jelas. . . . Roh Kudus dipandang bukan sebagai tokoh pribadi tetapi sebaliknya sebagai suatu tenaga.” (Huruf miring red.) ”Meskipun demikian, dengan Athanasius (wafat tahun 373) diperoleh gagasan tentang homoousia (inti) yang lengkap dari Roh Kudus bersama dengan Bapa dan Putra.”

A Catholic Dictionary: ”Keilahian yang sejati dari Pribadi ketiga ditegaskan pada Dewan Alexandria pada tahun 362, . . . dan akhirnya oleh Dewan Konstantinopel tahun 381.”

Hal in terjadi tiga setengah abad setelah roh kudus dicurahkan pada hari Pentakosta tahun 33 M.!

Meskipun Arius tidak menerima teori Athanasius bahwa roh kudus adalah dari zat yang sama seperti Bapa, ia tetap menganggap roh itu sebagai suatu pribadi. Ini memberikan bukti selanjutnya bahwa Saksi-Saksi Yehuwa bukan penganut Arius, karena mereka mempunyai pandangan berdasarkan Alkitab, sama seperti orang-orang Kristen yang mula-mula, yaitu, bahwa roh kudus adalah tenaga aktif Allah, yang Ia gunakan dalam banyak cara untuk melaksanakan kehendakNya. (Kisah 5:32) Memang, ada bagian-bagian dalam Alkitab di mana roh itu dipersonifikasikan. Tetapi ini tidak membuktikan apa-apa. Bahkan A Catholic Dictionary mengakui, ”Kebanyakan dari bagian-bagian ini tidak memberikan bukti yang kuat tentang kepribadian. . . . Kita tidak boleh lupa bahwa P[erjanjian] B[aru] mempersonifikasikan hanya sifat-sifat saja seperti kasih (1 Kor. xiii. 4), dan dosa (Rm. vii. 11), ya, bahkan hal-hal abstrak dan yang tidak bernyawa, seperti hukum Taurat (Rm. iii. 19), air dan darah (1 Yoh. v. 8).” Sebaliknya, Alkitab berbicara tentang roh yang ’dicurahkan’, dan tentang orang-orang yang ’penuh dengan Roh Kudus’, menerima roh itu sebagai ”karunia”, dan ’dibaptis dengan Roh Kudus’, semua ini tidak ada artinya jika roh kudus adalah suatu pribadi.d—Kisah 2:4, 17, 38; 4:31; Yohanes 1:33.

Mari Kita Memberitakan Allah yang Kita Kenal

Paulus menyatakan kepada orang-orang Athena yang menyembah ’allah-allah yang tidak dikenal’, ”Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.” (Kisah 17:23) Betapa bersyukurnya kita karena telah dibebaskan dari ”misteri” Trinitas yang tidak dapat mengatakan, seperti Yesus, ”Kami menyembah apa yang kami kenal”! (Yohanes 4:22) Kita menyembah Yehuwa, di bawah kepemimpinan PutraNya, Kristus Yesus, dan dengan bantuan rohNya. Semoga kita terus dengan bergairah menyatakan Allah kita yang menakjubkan, karena ”besarlah [Yehuwa] dan sangat terpuji . . . Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya!”—Mazmur 48:2, 15.

[Catatan Kaki]

a Lihat judul kecil ”Kontroversi Arius” dalam artikel ”Bagaimana Susunan Kristen Sampai Menyembah Suatu Allah Yang Tidak Dikenal” pada halaman 24 dari brosur wIN-s8.

b Jehovah (bahasa Indonesia, Yehuwa) merupakan bentuk nama Allah yang sudah umum dalam bahasa Inggris, sama seperti Yesus merupakan bentuk yang lazim dari Ye·shuʹaʽ dalam bahasa Ibrani atau I·e·sousʹ dalam bahasa Yunani. Dalam bukunya yang berisi lebih dari 600 halaman Grammaire de l’hébreu biblique, yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Kepausan di Roma, Profesor Yesuit Joüon menulis, ”Dalam terjemahan-terjemahan kami, sebaliknya dari bentuk Yahweh (yang hipotesis), kami menggunakan bentuk Jéhovah . . . yang adalah bentuk sastra yang lazim digunakan dalam bahasa Perancis.”

c Beberapa penerjemah Susunan Kristen juga telah memutarbalikkan Titus 2:13 dan 2 Petrus 1:1 supaya sesuai dengan ajaran Trinitas.—Bandingkan catatan-catatan kaki dalam Revised Standard Version (edisi-edisi Katolik dan Protestan) dan Jerusalem Bible Katolik.

d Untuk keterangan selanjutnya tentang roh kudus, silakan melihat buku Roh Suci—Tenaga yang Mendukung Orde Baru yang Mendatang, diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan