Ukraina
Yesus menceritakan sebuah ilustrasi tentang benih yang ditanam di atas tanah yang baik, yang menggambarkan orang-orang yang mengembangkan penghargaan yang dalam terhadap Firman Allah. Mereka ”menghasilkan buah dengan ketekunan”, dengan setia mengabarkan berita Allah sekalipun mengalami kesukaran dan penderitaan. (Luk. 8:11, 13, 15) Tidak banyak negeri lain di bumi ini yang dapat menandingi Ukraina dalam hal ini, bahwa Saksi-Saksi Yehuwa di sana sanggup bertahan dan bertumbuh sekalipun menghadapi 50 tahun masa pelarangan dan penindasan yang sengit.
Selama tahun dinas 2001, Ukraina menyaksikan puncak penyiar sebanyak 120.028 orang. Lebih dari 56.000 orang di antaranya mempelajari kebenaran Alkitab selama lima tahun terakhir. Selama dua tahun ini, saudara-saudara telah menempatkan lebih dari 50 juta majalah, yang menyamai jumlah penduduk negeri tersebut. Rata-rata, setiap bulannya, kantor cabang menerima seribu surat dari para peminat yang meminta lebih banyak informasi. Beberapa waktu yang lalu, semua ini pasti tidak mungkin dilakukan. Benar-benar suatu kemenangan bagi ibadat murni!
Sebelum kita meninjau sejarah Saksi-Saksi Yehuwa di Ukraina, marilah kita mengamati negerinya terlebih dahulu. Negeri ini, selain memiliki tanah kiasan yang disebutkan Yesus, juga memiliki tanah harfiah yang sangat subur. Hampir setengah dari negeri itu diliputi tanah prairi yang hitam dan subur, yang oleh orang Ukraina disebut chernozem, yang artinya ”tanah hitam”. Tanah ini, serta iklimnya yang sejuk, telah menjadikan Ukraina wilayah pertanian yang paling produktif di dunia, yang menghasilkan bit gula, gandum, barli, jagung, dan berbagai panenan lainnya. Sejak dahulu, Ukraina dikenal sebagai penghasil biji-bijian utama di Eropa.
Negeri Ukraina membentang dari timur ke barat sejauh 1.300 kilometer dan dari utara ke selatan sepanjang 900 kilometer, sedikit lebih besar daripada Prancis. Sebagaimana Saudara dapat lihat di peta pada halaman 123, negeri ini terletak di Eropa Timur, sebelah utara Laut Hitam. Ukraina sebelah utara dihiasi dengan hutan-hutan. Di sebelah selatannya terhampar dataran yang subur, sampai ke Pegunungan Krim yang indah. Di sebelah barat, terdapat daerah perbukitan yang memanjang hingga ke Pegunungan Karpatia yang terjal, tempat berkeliarannya kucing liar, beruang, dan bison.
Ada sekitar 50 juta orang yang tinggal di Ukraina. Orang-orang ini rendah hati, ramah, dan suka bekerja keras. Banyak dari antara mereka berbahasa Ukraina sekaligus Rusia. Kalau Saudara diundang ke rumah mereka, kemungkinan besar Saudara akan disuguhi borscht (sup bit) dan varenyky (potongan-potongan adonan tepung yang direbus). Setelah menikmati jamuan yang menyenangkan, Saudara akan dihibur oleh lagu-lagu rakyat, karena pada umumnya orang Ukraina senang menyanyi dan memainkan alat musik.
Orang Ukraina mengenal berbagai kepercayaan agama. Pada abad kesepuluh, agama Ortodoks Timur diperkenalkan. Belakangan, Imperium Ottoman membawa agama Islam ke Ukraina bagian selatan. Juga, para bangsawan Polandia menyebarkan agama Katolik selama Abad Pertengahan. Pada abad ke-20, banyak orang menjadi ateis di bawah pemerintahan Komunis.
Saksi-Saksi Yehuwa ada di seluruh negeri. Akan tetapi, sebelum Perang Dunia II, kebanyakan dari mereka bertempat tinggal di Ukraina bagian barat, yang dibagi menjadi empat wilayah: Volinia, Halychyna, Transkarpatia, dan Bukovina.
Benih-Benih Kebenaran Ditabur di Ukraina
Siswa-siswa Alkitab, sebutan bagi Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu, telah melakukan kegiatan di Ukraina selama lebih dari satu abad. Pada kunjungan pertamanya ke luar negeri, pada tahun 1891, C. T. Russell, seorang Siswa Alkitab yang terkemuka, mengunjungi banyak negeri Eropa dan Timur Tengah. Dalam perjalanannya menuju apa yang pada waktu itu disebut Konstantinopel, Turki, ia singgah di Odessa, Ukraina bagian selatan. Kemudian, pada tahun 1911, ia menyampaikan serangkaian ceramah Alkitab di kota-kota utama Eropa, termasuk di kota Lvov di Ukraina bagian barat.
Dengan menggunakan kereta api, Saudara Russell tiba di Lvov, dan di sana sebuah balai besar yang dikenal sebagai Balai Rakyat telah disewa untuk acara ceramahnya pada tanggal 24 Maret. Sembilan buah iklan dimuat di tujuh surat kabar setempat dan poster-poster besar dipasang untuk mengundang masyarakat menghadiri ceramah ”Zionisme dalam Nubuat” yang disampaikan oleh ”penceramah terkenal dan terhormat dari New York”—Pastor Russell. Rencananya, Saudara Russell akan menyampaikan khotbah tersebut dua kali pada hari itu. Akan tetapi, seorang rabi Yahudi dari Amerika Serikat yang dengan sengit menentang pekerjaan Russell mengirim telegram kepada rekan-rekannya di Lvov, yang berisi kecaman terhadap Siswa-Siswa Alkitab. Hal ini menggerakkan beberapa orang untuk berupaya mencegah Russell berbicara.
Sekalipun balai tersebut penuh sesak dengan hadirin pada sore maupun malam hari, para penentang juga hadir. Sebuah surat kabar setempat, Wiek Nowy, melaporkan, ”Sewaktu penerjemah [Russell] mengucapkan beberapa kata pertamanya, kaum Zionis mulai mengeluarkan suara ribut sehingga keadaannya tidak memungkinkan bagi sang misionaris untuk berbicara akibat nyaringnya teriakan dan suitan mereka. Pastor Russell terpaksa meninggalkan podium. . . . Unjuk rasa itu lebih ramai lagi sewaktu ceramah pada pukul delapan malam diadakan.”
Namun, banyak yang ingin mendengar apa yang disampaikan Saudara Russell. Mereka berminat akan beritanya dan meminta lektur Alkitab. Belakangan, Saudara Russell memberi komentar tentang kunjungannya ke Lvov. Ia mengatakan, ”Hanya Allah yang tahu apa kehendak-Nya sehubungan dengan pengalaman-pengalaman ini. . . . Kehebohan [orang-orang Yahudi] atas pokok yang dibahas mungkin membuat beberapa orang ingin menyelidiki pokok ini lebih dalam daripada jika mereka hanya mendengarnya dalam keadaan tenang-tenang saja.” Meskipun tidak ada sambutan langsung terhadap berita yang disampaikan melalui ceramah tersebut, benih-benih kebenaran telah ditabur, dan belakangan banyak kelompok Siswa-Siswa Alkitab yang terbentuk, bukan hanya di Lvov melainkan juga di daerah-daerah Ukraina yang lain.
Pada tahun 1912, kantor Siswa-Siswa Alkitab di Jerman memuat iklan besar di sebuah kalender yang beredar di Ukraina. Iklan tersebut mengajak masyarakat untuk membaca seri buku Studies in the Scriptures (Kajian Alkitab) dalam bahasa Jerman. Hasilnya, kantor di Jerman itu menerima 50 surat dari orang-orang di Ukraina yang meminta Studies in the Scriptures dan langganan Menara Pengawal. Kantor itu terus memelihara hubungan dengan orang-orang yang berminat ini sampai perang pecah pada tahun 1914.
Setelah Perang Dunia I, Ukraina terpecah-pecah dan dikuasai oleh empat negara tetangganya. Ukraina bagian tengah dan timur diduduki Komunis Rusia dan digabungkan dengan Uni Soviet. Ukraina bagian barat dibagi-bagi di antara tiga negara lainnya. Daerah Halychyna dan Volinia dianeksasi ke Polandia, Bukovina ke Rumania, dan Transkarpatia ke Cekoslowakia. Ketiga negara ini memberikan sejumlah kebebasan beragama dan mengizinkan Siswa-Siswa Alkitab untuk melaksanakan kegiatan pengabaran mereka. Dengan demikian, benih kebenaran yang belakangan banyak membuahkan hasil adalah benih yang ditabur di Ukraina bagian barat.
Tunas-Tunas Pertama
Pada awal abad ke-20, banyak keluarga dari Ukraina hijrah ke Amerika Serikat untuk mencari kehidupan yang lebih baik di sana. Di antara mereka ada yang membaca publikasi kita dan mengirimkannya kepada sanak saudara mereka di Ukraina. Ada juga keluarga-keluarga yang mengenal ajaran Siswa-Siswa Alkitab, lalu pulang ke kampung halaman mereka, dan mulai mengabar di sana. Beberapa kelompok Siswa-Siswa Alkitab muncul dan belakangan bertumbuh menjadi sidang-sidang. Pada awal tahun 1920-an, benih-benih kebenaran ditabur di Halychyna dan Volinia oleh Siswa-Siswa Alkitab dari Polandia. Sementara itu, saudara-saudara dari Rumania dan Moldavia (sekarang Moldova) membawa kebenaran ke wilayah Bukovina.
Keadaan ini menjadi fondasi yang bagus untuk pertumbuhan selanjutnya. Menara Pengawal terbitan 15 Desember 1921 melaporkan, ”Baru-baru ini, ada saudara-saudara kita yang mengunjungi [Bukovina] . . . Dalam kunjungan selama beberapa minggu ini, mereka berhasil membentuk tujuh kelas yang sekarang sedang belajar seri buku [Studies in the Scriptures] dan ’Tabernacle Shadows’ (Bayang-Bayang Tabernakel). Salah satu kelasnya terdiri dari 70 orang.” Pada tahun 1922, di desa Kolinkivtsi, di Bukovina, Stepan Koltsa menerima kebenaran, dibaptis, dan mulai mengabar. Sejauh yang kami ketahui, ia adalah pria pertama yang dibaptis di Ukraina. Belakangan, ada sepuluh keluarga yang mengikuti jejaknya. Pertumbuhan yang serupa terjadi di daerah Transkarpatia. Pada tahun 1925, ada kira-kira 100 Siswa-Siswa Alkitab di desa Velyki Luchky dan di desa-desa tetangganya. Setelah itu, hamba-hamba sepenuh waktu yang pertama mulai mengabar di Transkarpatia, memimpin perhimpunan di rumah-rumah pribadi Siswa-Siswa Alkitab. Banyak orang yang dibaptis.
Alexei Davidjuk, seorang Saksi kawakan, menceritakan bagaimana caranya orang-orang pada waktu itu mengenal kebenaran. Ia mengatakan, ”Pada tahun 1927, seorang penduduk desa membawa sebuah publikasi kita ke desa Lankove, di daerah Volinia. Setelah membacanya, beberapa penduduk desa lainnya merasa ingin tahu tentang ajaran api neraka dan jiwa. Karena di buku itu tercantum alamat kantor Siswa-Siswa Alkitab di Lodz, Polandia, orang-orang desa itu menulis surat agar seseorang mengunjungi desa mereka. Sebulan kemudian, seorang saudara pergi ke sana dan membentuk sebuah kelompok pengajaran Alkitab. Ada lima belas keluarga yang tergabung di dalamnya.”
Pada tahun-tahun awal itu, banyak orang yang antusias terhadap kebenaran. Perhatikan kata-kata penghargaan yang diekspresikan dalam sebuah surat dari daerah Halychyna yang dialamatkan ke kantor pusat Siswa-Siswa Alkitab di Brooklyn, ”Buku yang kalian terbitkan menyembuhkan banyak kepedihan yang diderita bangsa kami dan telah membimbing kami kepada terang. Namun, saya memohon dengan sangat agar kalian mengirimkan lebih banyak buku seperti itu kepada kami.” Peminat lain menulis, ”Saya memutuskan untuk meminta Saudara mengirimkan lektur kepada kami karena saya tidak dapat memperolehnya di sini. Seorang pria dari desa kami memperoleh beberapa buku dari Saudara, tetapi para tetangga sudah keburu mengambilnya. Ia sendiri bahkan belum sempat membaca buku-buku tersebut. Sekarang ini, ia sedang mengunjungi orang-orang desa itu dan berupaya mendapatkan kembali buku-bukunya itu.”
Karena adanya minat yang begitu serius, sebuah kantor Siswa-Siswa Alkitab didirikan di Jalan Pekarska, di Lvov. Kantor ini menerima banyak permintaan lektur dari Halychyna dan Volinia, dan secara rutin meneruskan permintaan tersebut ke Brooklyn agar dapat dipenuhi.
Pada pertengahan tahun 1920-an, benih-benih kebenaran kelihatan sudah bertunas di Ukraina bagian barat. Banyak kelompok Siswa-Siswa Alkitab yang dibentuk, dan beberapa di antaranya kemudian berkembang menjadi sidang-sidang. Sekalipun sangat sedikit catatan yang tersedia tentang kegiatan di tahun-tahun awal ini, catatan tersebut memperlihatkan bahwa pada tahun 1922, ada 12 orang yang merayakan Peringatan di Halychyna. Pada tahun 1924, Menara Pengawal melaporkan ada 49 hadirin Peringatan di kota Sarata, di Ukraina bagian selatan. Pada tahun 1927, ada lebih dari 370 orang yang menghadiri Peringatan di Transkarpatia.
Mengenai keadaan pekerjaan di berbagai negara, Menara Pengawal 1 Desember 1925 memuat laporan berikut, ”Tahun ini, seorang saudara dari Amerika diutus untuk mengunjungi orang-orang Ukraina di Eropa; . . . banyak pekerjaan baik telah dilakukan di daerah Ukraina yang dikuasai Polandia. Di sana, kebutuhan akan lektur sangat besar dan terus meningkat.” Beberapa bulan kemudian, majalah The Golden Age (Masa Keemasan, sekarang Sedarlah!) melaporkan, ”Di Galicia [Halychyna] saja ada dua puluh kelas [sidang] . . . Beberapa orang dari kelas ini telah . . . mengorganisasi dan mengadakan perhimpunan tengah pekan; yang lain-lain berhimpun hanya pada hari Minggu, dan ada juga yang masih dalam tahap pengorganisasian. Diperkirakan akan ada lebih banyak kelas yang bisa dibentuk; hanya masih dibutuhkan orang-orang yang dapat memimpin.” Semua ini menunjukkan bahwa secara rohani, tanah Ukraina sangatlah subur.
Dinas Pengabaran pada Tahun-Tahun Awal
Vojtech Chehy, dari Transkarpatia, dibaptis pada tahun 1923 dan kemudian terjun ke dalam kegiatan pengabaran sepenuh waktu di daerah Berehove. Ia biasanya pergi berdinas dengan membawa satu kantong lektur di tangannya, satu kantong lagi diikatkan pada sepedanya, dan satu ransel penuh berisi lektur di punggungnya. Ia menceritakan, ”Kami ditugasi ke sebuah daerah yang terdiri dari 24 desa. Kami semuanya 15 penyiar, dan kami mesti mengerahkan diri agar dapat menyiarkan lektur di desa-desa ini dua kali dalam setahun. Setiap hari Minggu pada pukul empat pagi, kami berkumpul di salah satu desa. Dari sana, kami berjalan atau naik bus sejauh 15 sampai 20 kilometer ke daerah sekeliling desa itu. Biasanya kami mulai bekerja dari rumah ke rumah pada pukul 8.00 sampai pukul 14.00. Sering kali kami pulang dengan berjalan kaki, dan pada perhimpunan malam di hari yang sama, semua dengan sukacita menceritakan pengalaman masing-masing. Kami mengambil jalan pintas melintasi hutan dan menyeberangi sungai dalam keadaan cuaca baik ataupun buruk, tetapi tak satu pun dari kami yang pernah mengeluh. Kami senang melayani dan memuliakan Pencipta kami. Orang-orang melihat bahwa saudara-saudara ini benar-benar hidup sebagai orang Kristen sejati, bersedia berjalan bahkan sejauh 40 kilometer demi menghadiri perhimpunan atau untuk mengabar.
”Dalam dinas, kami berjumpa dengan berbagai macam orang. Suatu hari, saya menawarkan buku kecil The Kingdom, the Hope of the World (Kerajaan, Harapan bagi Dunia) kepada seorang wanita yang mengatakan bahwa ia ingin memilikinya tetapi tidak punya uang untuk disumbangkan. Pada waktu itu saya sedang lapar, maka saya mengatakan bahwa ia dapat menukar buku kecil itu dengan sebutir telur rebus. Ia memperoleh buku kecilnya, dan saya makan telur rebus.”
Pada waktu Natal, penduduk Transkarpatia berjalan dari rumah ke rumah untuk menyanyikan lagu-lagu tentang kelahiran Yesus Kristus. Saudara-saudara memanfaatkan tradisi ini. Mereka membawa lektur dalam tas dan mendatangi rumah-rumah untuk menyanyikan lagu-lagu yang menyatakan iman mereka! Banyak orang menikmati melodinya. Saudara-saudara sering diundang ke rumah-rumah dan diminta untuk menyanyikan lebih banyak lagu. Kadang-kadang mereka mendapat uang karena telah bernyanyi, dan dengan senang hati mereka memberikan lektur Alkitab sebagai gantinya. Dengan demikian, selama waktu Natal, sering kali depot lektur menjadi kosong. Kampanye bernyanyi seperti itu berlangsung selama dua minggu, karena orang Katolik Roma dan Katolik Yunani merayakan Hari Natal mereka pada minggu yang berbeda. Namun, pada paruh kedua tahun 1920-an, setelah Siswa-Siswa Alkitab mengetahui bahwa Natal mempunyai asal usul kafir, kampanye bernyanyi tidak diteruskan lagi. Saudara-Saudara menikmati sukacita besar dalam kegiatan pengabaran mereka yang intensif, dan kelompok-kelompok penyiar baru terus bermunculan di Transkarpatia.
Kebaktian-Kebaktian yang Pertama
Pada bulan Mei 1926, kebaktian pertama Siswa-Siswa Alkitab di daerah Transkarpatia diadakan di desa Velyki Luchky. Ada 150 orang yang hadir, dan 20 orang dibaptis. Pada tahun berikutnya, 200 orang menghadiri kebaktian yang diselenggarakan di udara terbuka, di taman pusat kota Uzhgorod, di wilayah yang sama. Tak lama kemudian, kebaktian-kebaktian yang lain diorganisasi di berbagai kota di Transkarpatia. Pada tahun 1928, Lvov mengadakan kebaktiannya yang pertama. Belakangan, kebaktian-kebaktian lain diselenggarakan di Halychyna dan Volinia.
Pada awal tahun 1932, sebuah kebaktian diadakan di desa Solotvyno, Transkarpatia, di halaman sebuah rumah pribadi tempat Siswa-Siswa mengadakan perhimpunan rutin mereka. Terdapat sekitar 500 hadirin, termasuk beberapa saudara pengemban tanggung jawab dari Jerman. Mykhailo Tilniak, seorang penatua sidang setempat, bertutur, ”Kami benar-benar menikmati khotbah-khotbah yang dipersiapkan dengan baik yang disampaikan oleh saudara-saudara yang datang ke kebaktian kami dari Jerman dan Hongaria. Dengan air mata berlinang, mereka menganjurkan kami untuk tetap setia di bawah ujian yang akan datang.” Dan, ujian-ujian yang hebat benar-benar datang dengan mulainya Perang Dunia II.
Pada tahun 1937, sebuah kereta api dicarter oleh peserta kebaktian untuk pergi ke tempat kebaktian di Praha, Cekoslovakia. Kereta itu berangkat dari desa Solotvyno dan berjalan melewati berbagai daerah di Transkarpatia, berhenti di setiap stasiun untuk menjemput peserta-peserta lain. Pada setiap gerbong, terpampang tulisan ”Kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa—Praha”. Tanda itu merupakan kesaksian yang sangat bagus bagi orang-orang di daerah itu, dan saudara-saudara lansia masih ingat akan kejadian itu sampai hari ini.
Membangun Tempat-Tempat Ibadat
Karena terbentuknya kelompok-kelompok awal Siswa-Siswa Alkitab ini, timbullah kebutuhan untuk membangun tempat ibadat mereka sendiri. Tempat perhimpunan yang pertama dibangun di desa Dibrova, Transkarpatia, pada tahun 1932. Kemudian, dua balai lainnya dibangun di desa-desa tetangga Solotvyno dan Bila Tserkva.
Sekalipun beberapa balai ini hancur pada masa perang dan yang lainnya disita, saudara-saudara tetap ingin mempunyai Balai Kerajaan sendiri. Sekarang ini, ada 8 Balai Kerajaan di desa Dibrova dan 18 Balai Kerajaan di desa-desa tetangga.
Perkembangan dalam Penerjemahan
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, banyak keluarga berimigrasi dari Ukraina ke Amerika Serikat dan Kanada. Di antara mereka, ada yang menyambut kebenaran setelah berada di negeri baru mereka, dan banyak kelompok berbahasa Ukraina dibentuk. Pada tahun 1918, The Divine Plan of the Ages (Rencana Ilahi Sepanjang Zaman) diterbitkan dalam bahasa Ukraina. Sekalipun demikian, masih banyak yang perlu dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan makanan rohani orang-orang yang berbahasa Ukraina, baik di Ukraina maupun di luar negeri. Pada awal tahun 1920-an, jelas dibutuhkan seorang saudara yang memenuhi syarat untuk menerjemahkan publikasi-publikasi Alkitab secara rutin. Pada tahun 1923, Emil Zarysky, yang tinggal di Kanada, menerima undangan untuk ambil bagian dalam dinas sepenuh waktu. Bagi dia, kegiatan utamanya dalam dinas ini adalah menerjemahkan publikasi-publikasi Alkitab ke dalam bahasa Ukraina. Ia juga mengunjungi kelompok-kelompok berbahasa Ukraina, Polandia, dan Slovakia di Kanada dan Amerika Serikat.
Emil Zarysky lahir di dekat kota Sokal di Ukraina bagian barat dan kemudian pindah ke Kanada bersama orang tuanya. Di sana, ia menikah dengan seorang gadis dari Ukraina bernama Mariya. Bersama-sama, mereka membesarkan lima orang anak. Meskipun memiliki tanggung jawab keluarga yang berat, Emil dan Mariya dapat melaksanakan tugas-tugas teokratis mereka. Pada tahun 1928, Lembaga Menara Pengawal membeli sebuah rumah di Winnipeg, Kanada, yang digunakan sebagai pusat penerjemahan ke dalam bahasa Ukraina.
Pada masa-masa awal ini, saudara-saudara menggunakan fonograf dan piringan-piringan hitam yang berisi khotbah-khotbah Alkitab dalam pelayanan mereka dari rumah-ke rumah. Saudara Zarysky diundang ke Brooklyn untuk membuat rekaman khotbah-khotbah seperti itu dalam bahasa Ukraina. Pada tahun 1930-an, dipersiapkan beberapa siaran radio berdurasi setengah jam dalam bahasa Ukraina di stasiun radio di Winnipeg. Dalam siaran-siaran ini, Emil Zarysky dan saudara-saudara lain yang berpengalaman menyampaikan khotbah-khotbah umum yang bermutu. Khotbah-khotbah itu diiringi nyanyian, paduan empat suara, dari buku nyanyian yang telah diterbitkan pada tahun 1928. Penghargaan para pendengar terbukti dari ratusan surat dan telepon yang masuk.
Emil Zarysky bersama istrinya, Mariya, dengan setia menjalankan tugas mereka sebagai penerjemah selama 40 tahun. Selama waktu itu, setiap terbitan Menara Pengawal diterjemahkan ke dalam bahasa Ukraina. Pada tahun 1964, Maurice Saranchuk, dengan istrinya, Anne, yang telah membantu Saudara Zarysky selama bertahun-tahun, ditugasi mengawasi pekerjaan penerjemahan.
Bantuan Rohani Tiba
Sekalipun penyiar-penyiar yang bergairah secara perorangan telah menabur dan menyirami benih-benih kebenaran di seluruh daerah Ukraina, pekerjaan pengabaran yang terorganisasi baru dimulai pada tahun 1927 di Transkarpatia, dan belakangan di Halychyna. Sebelumnya, banyak buku besar dan buku kecil disiarkan dalam bahasa Rumania, Hongaria, Polandia, dan Ukraina, sekalipun belum ada pelaporan kegiatan pengabaran. Kelompok-kelompok terpencil mulai diorganisasi menjadi sidang-sidang, dan para penyiar mulai mengabar secara rutin dari rumah ke rumah. Ada banyak penempatan lektur Alkitab pada tahun-tahun itu. Pada tahun 1927, depot pertama di Ukraina dibuka di kota Uzhgorod, Transkarpatia. Pada tahun 1928, kantor di Magdeburg, Jerman, ditugasi mengurus sidang-sidang dan para kolportir di wilayah Transkarpatia, yang pada waktu itu adalah bagian dari Cekoslovakia.
Pada tahun 1930, sebuah kantor didirikan di kota Berehove, dekat Uzhgorod, untuk mengawasi pekerjaan Siswa-Siswa Alkitab di Transkarpatia. Vojtech Chehy melayani sebagai pengawas kantor tersebut. Penyelenggaraan baru ini sangat bermanfaat bagi pekerjaan pengabaran.
Saudara-saudara dari kantor di Praha dan di Magdeburg memperlihatkan semangat rela berkorban; mereka sering menempuh jarak jauh untuk pergi ke Pegunungan Karpatia guna membawa kabar baik Kerajaan Allah ke bagian-bagian terpencil dari wilayah yang indah tersebut. Salah satu saudara yang bergairah ini adalah Adolf Fitzke dari kantor cabang Magdeburg. Ia diutus untuk mengabar di daerah Rakhiv di Pegunungan Karpatia. Sampai hari ini, banyak Saksi di sana yang masih mempunyai kenangan baik mengenai saudara yang setia, bersahaja, dan tidak suka menuntut ini. Pada tahun 2001, ada empat sidang di daerah tersebut.
Selama tahun 1930-an, ”Photo-Drama of Creation” (”Drama-Foto Penciptaan”) ditayangkan di berbagai kota dan desa di Transkarpatia. ”Drama-Foto” ini adalah program pertunjukan slide-slide dan gambar bergerak yang lamanya delapan jam, yang disinkronisasikan dengan rekaman fonograf berupa komentar berdasarkan Alkitab. Erich Frost dari Jerman diutus untuk membantu saudara-saudara setempat mengoperasikan ”Drama-Foto” ini. Sebelum program itu ditayangkan, saudara-saudara membagi-bagikan selebaran dan menggunakan poster untuk mengundang masyarakat menonton tayangan tersebut. Sambutannya cukup bagus. Di kota Berehove, begitu banyak orang yang berkumpul sehingga lebih dari seribu orang yang harus menunggu di jalan. Ketika polisi melihat kerumunan yang besar itu, mereka takut akan terjadi kekacauan yang tidak akan dapat mereka kendalikan. Akibatnya, mereka merencanakan untuk membatalkan acara itu, tetapi tidak jadi. Setelah tayangan itu, banyak alamat yang masuk dari orang-orang yang ingin melihat ”Drama-Foto” itu sekali lagi. Sambutan masyarakat yang besar ini membuat para pemimpin agama setempat menggunakan segala cara untuk menghalangi pekerjaan pemberitaan kabar baik. Sekalipun demikian, Allah Yehuwa terus memberkati pekerjaan ini dengan kesuksesan.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, daerah Volinia dan Halychyna berada di bawah pengawasan kantor cabang Polandia di Lodz. Pada tahun 1932, saudara-saudara dari Polandia memusatkan perhatian mereka pada wilayah-wilayah itu, dengan mengadakan kunjungan kembali kepada semua pelanggan Menara Pengawal, yang alamatnya mereka peroleh dari Brooklyn.
Wilhelm Scheider, yang pada waktu itu adalah pengawas kantor cabang Polandia, mengenang, ”Orang Ukraina menyambut kebenaran dengan penuh antusiasme. Bagaikan jamur di musim hujan, kelompok-kelompok peminat tiba-tiba muncul di kota-kota dan desa-desa Halychyna. Kadang-kadang, kelompok-kelompok itu menjadi begitu besar sampai-sampai mencakup seluruh komunitas.”
Sekalipun kebanyakan saudara miskin, mereka mengorbankan banyak hal agar bisa mendapatkan lektur dan rekaman fonograf yang akan membantu mereka dalam pengabaran dan pertumbuhan rohani. Mykola Volochii dari Halychyna, yang dibaptis pada tahun 1936, menjual salah satu dari dua ekor kudanya untuk membeli fonograf. Bayangkan besarnya pengorbanan seorang petani kalau ia sampai harus menjual kudanya! Meskipun ia harus menafkahi empat orang anak, ia berpikir bahwa ia dapat melakukannya cukup dengan satu ekor kuda saja. Banyak orang baru yang mengenal dan melayani Yehuwa karena mendengar khotbah Alkitab dan nyanyian Kerajaan dalam bahasa Ukraina melalui fonograf ini.
Wilhelm Scheider menggambarkan pertambahan besar jumlah penyiar di Halychyna dan Volinia pada tahun 1930-an demikian, ”Pada tahun 1928, kami mencapai jumlah 300 penyiar di Polandia, tetapi pada tahun 1939, ada lebih dari 1.100 penyiar dan setengahnya adalah penyiar Ukraina, sekalipun pekerjaan di daerah mereka, Halychyna dan Volinia, baru dimulai belakangan.”
Sehubungan dengan pertambahan ini, Ludwik Kinicki diutus dari kantor cabang Polandia ke Halychyna dan Volinia sebagai pengawas keliling untuk membantu menjalankan pekerjaan pengabaran. Keluarganya dari Chortkiv, Halychyna, telah hijrah ke Amerika Serikat pada permulaan abad ke-20, dan di sana Saudara Kinicki belajar kebenaran. Kemudian, ia kembali ke tanah asalnya untuk membantu orang-orang yang tulus di sana. Banyak saudara dan saudari tidak akan pernah melupakan bantuan rohani yang mereka terima melalui rohaniwan yang bergairah ini. Pada musim gugur tahun 1936, sewaktu pelarangan diberlakukan atas The Golden Age edisi Polandia dan editornya dijatuhi satu tahun hukuman penjara, Saudara Kinicki dilantik menjadi editor majalah New Day (Hari Baru), yang diterbitkan sebagai pengganti The Golden Age yang dilarang. Pada tahun 1944, ia ditangkap oleh Gestapo dan dibawa ke kamp konsentrasi Mauthausen-Gusen, dan di sana ia meninggal dalam keadaan setia kepada Yehuwa.
Allah Menarik Berbagai Macam Orang
Pada permulaan tahun 1920-an, seorang Siswa Alkitab bernama Rola kembali ke kota asalnya, Zolotyi Potik, Halychyna. Dengan menggunakan Alkitabnya, Rola mulai memberitakan kabar baik. Orang-orang menganggapnya gila karena ia memusnahkan semua patung keagamaannya. Imam setempat mencoba menghentikan kegiatan pengabaran Rola. Imam tersebut datang kepada seorang polisi dan mengatakan, ”Kalau Anda bisa membuat Rola tidak dapat berjalan lagi, saya beri Anda satu liter wiski.” Polisi tersebut mengatakan bahwa tugasnya bukanlah untuk memukul orang. Kemudian, Rola mulai menerima paket lektur dari saudara-saudara di Amerika Serikat. Imam itu kembali mendekati polisi tersebut dan memberi tahu dia bahwa di kantor pos ada sebuah paket berisi lektur Komunis. Keesokan harinya, polisi tersebut menunggu di kantor pos untuk melihat siapa yang akan mengambil paket itu. Tentu saja, Rola yang muncul. Sang polisi membawa Rola ke kantor polisi dan ia juga memanggil si imam untuk datang. Dengan berteriak, si imam mengatakan bahwa buku-buku itu berasal dari Iblis. Untuk menentukan apakah lektur tersebut memang memuat ajaran-ajaran Komunis, sang polisi mengirimkan beberapa di antaranya ke pengadilan setempat. Sisanya ia simpan sendiri. Setelah membaca publikasi-publikasi itu, ia menyadari bahwa bacaan-bacaan itu memuat kebenaran. Tidak lama kemudian, ia dan istrinya mulai menghadiri perhimpunan Siswa-Siswa Alkitab. Kemudian, ia dibaptis dan menjadi penyiar yang bergairah. Jadi, sementara si imam mengerahkan diri untuk menghentikan pekerjaan menjadikan murid, ia tanpa sengaja menganjurkan Ludwik Rodak untuk menerima kebenaran.
Sementara itu, seorang imam Katolik Yunani dari Lvov pindah ke Amerika Serikat bersama istrinya. Tidak lama setelah itu, istrinya meninggal. Karena kesedihannya, ia memutuskan untuk mencari tahu ke mana jiwa istrinya pergi. Ia memperoleh beberapa alamat penganut spiritisme di New York. Pada waktu mencari-cari tempat pertemuan mereka, ia salah masuk ke lantai lain di gedung itu dan mendapati dirinya berada di perhimpunan Siswa-Siswa Alkitab. Di perhimpunan itu, ia mengetahui kebenaran tentang keadaan orang mati. Kemudian, ia dibaptis dan bekerja untuk suatu waktu di percetakan di Betel Brooklyn. Beberapa waktu kemudian, ia kembali ke Halychyna dan dengan bergairah terus memberitakan kabar baik.
Seberkas Cahaya Terang di Ukraina Timur
Sebagaimana telah kita lihat, pada tahun-tahun awal, banyak kegiatan pengabaran dilakukan di Ukraina bagian barat. Bagaimana dengan daerah selebihnya dari negeri itu? Apakah tanah kiasan itu akan membuahkan hasil sebanyak yang diperoleh di Ukraina bagian barat?
Pada awal tahun 1900-an, Saudara Trumpi, Siswa Alkitab dari Swiss, datang untuk bekerja sebagai insinyur di daerah pertambangan batu bara di Ukraina bagian timur. Ia dikenal sebagai Siswa Alkitab yang pertama di daerah itu. Kegiatan pengabarannya pada tahun 1920-an menghasilkan dibentuknya kelompok pengajaran Alkitab di desa Liubymivskyi Post, dekat kota Kharkov.
Pada tahun 1927, seorang saudara lain dari Eropa bagian barat datang untuk bekerja sebagai insinyur di pertambangan batu bara di desa Kalynivka. Ia membawa satu kopor yang penuh dengan lektur Alkitab, yang ia gunakan dalam pengabarannya kepada sekelompok kecil orang beragama Baptis yang memperlihatkan minat yang sungguh-sungguh terhadap harapan Kerajaan. Selang beberapa waktu, saudara ini kembali ke negeri asalnya, meninggalkan sekelompok kecil orang yang sudah menjadi Siswa-Siswa Alkitab. Menara Pengawal tahun 1927 melaporkan bahwa ada 18 orang yang berkumpul di Kalynivka untuk mengadakan Peringatan. Di desa tetangganya, Yepifanivka, ada 11 orang yang hadir. Selain itu, ada 30 orang hadirin Peringatan di Liubymivskyi Post pada tahun itu.
Saudara-saudara dari kantor pusat di Brooklyn terus-menerus memperhatikan perkembangan yang terjadi di Uni Soviet, sambil berupaya mendapatkan pengesahan hukum atas pekerjaan pemberitaan Kerajaan. Dengan tujuan tersebut, seorang saudara berkebangsaan Kanada, George Young, datang ke Uni Soviet pada tahun 1928. Sewaktu berada di sana, ia dapat mengunjungi kota Kharkov, di Ukraina bagian timur, dan ia menyelenggarakan kebaktian kecil di sana selama tiga hari, yang dihadiri kelompok Siswa-Siswa Alkitab setempat. Kemudian, tentangan dari pihak berwenang membuat ia harus meninggalkan negeri tersebut. Ia melihat bahwa pada waktu itu, kelompok-kelompok Siswa-Siswa Alkitab juga ada di Kiev maupun di Odessa.
Saudara Young melaporkan situasi di Uni Soviet ini ke Brooklyn. Sebagai tindak lanjut rekomendasi Saudara Young, Danyil Starukhin dari Ukraina dilantik untuk mewakili Siswa-Siswa Alkitab, bukan hanya di Ukraina melainkan juga di seluruh Uni Soviet. Beberapa tahun sebelum kunjungan George Young, Saudara Starukhin pernah berhasil membela Alkitab dalam sebuah debat dengan Anatoly Lunacharsky, Menteri Pendidikan Soviet pada waktu itu. Dalam sebuah surat kepada J. F. Rutherford, di kantor pusat Brooklyn, Saudara Young menulis, ”Danyil Starukhin bergairah dan aktif. Pada waktu berusia 15 tahun, ia terlibat dalam sebuah diskusi dengan seorang imam tentang Alkitab. Sang imam menjadi sangat marah sampai-sampai ia mengambil salibnya dan memukul kepala pemuda tersebut, membuatnya tidak sadar dan terkapar di lantai; bekas luka itu masih terlihat di kepalanya. Danyil seharusnya digantung, tetapi karena masih di bawah umur, ia hanya diberi hukuman empat bulan penjara.” Sekalipun Saudara Starukhin berupaya mendaftarkan sidang setempat dan memperoleh izin resmi untuk mencetak lektur Alkitab di Ukraina, pihak berwenang Soviet tidak mengizinkannya.
Pada akhir tahun 1920-an dan tahun 1930-an, para pejabat Soviet dengan bersemangat mempromosikan ateisme. Agama dicemoohkan, dan orang-orang yang mengabar kepada orang lain dianggap sebagai ”musuh bangsa”. Setelah menikmati panen yang limpah pada tahun 1932, pemerintah Komunis menyita semua bahan makanan dari orang-orang desa di Ukraina. Akibatnya, lebih dari enam juta orang mati karena kelaparan yang sengaja dibuat ini.
Laporan-laporan menunjukkan bahwa kelompok-kelompok kecil hamba Yehuwa ini tetap memelihara integritas mereka selama masa-masa sulit ini, sekalipun tidak memiliki kontak dengan saudara-saudara di luar negeri. Beberapa di antara mereka mendekam di penjara selama bertahun-tahun karena iman mereka. Beberapa pemelihara integritas itu adalah keluarga Trumpi, keluarga Hauser, Danyil Starukhin, Andrii Savenko, dan Saudari Shapovalova. Kita yakin bahwa Yehuwa tidak akan ’melupakan pekerjaan mereka dan kasih yang telah mereka perlihatkan untuk nama-Nya’.—Ibr. 6:10.
Masa Pengujian yang Hebat
Akhir tahun 1930-an ditandai dengan perubahan-perubahan besar pada garis perbatasan negara-negara di Eropa bagian timur. Jerman Nazi dan Uni Soviet memperluas pengaruh mereka untuk menelan negara-negara yang lebih kecil kekuatannya.
Pada bulan Maret 1939, Hongaria, dengan dukungan Nazi Jerman, menduduki Transkarpatia. Pelarangan diberlakukan atas kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa, dan semua Balai Kerajaan ditutup. Pihak berwenang dengan brutal bertindak sewenang-wenang terhadap saudara-saudara dan menyeret banyak dari mereka ke penjara. Kebanyakan Saksi dari desa Velykyi Bychkiv dan Kobyletska Poliana dipenjarakan.
Ketika orang Soviet tiba di daerah Halychyna dan Volinia pada tahun 1939, daerah-daerah perbatasan Ukraina bagian barat ditutup. Jadi, kontak dengan kantor cabang Polandia putus. Setelah Perang Dunia II dimulai, organisasi bergerak di bawah tanah. Saudara-Saudara berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan meneruskan pelayanan mereka dengan lebih berhati-hati.
Kemudian, tentara Nazi menyerbu Ukraina. Selama pendudukan Jerman, pemimpin agama mulai menghasut massa untuk menentang umat Yehuwa. Di Halychyna, penganiayaan yang keji merajalela. Jendela-jendela rumah Saksi-Saksi Yehuwa dihancurkan, dan banyak saudara yang dipukuli sampai babak belur. Pada musim dingin, ada saudara-saudara yang dipaksa berendam di air dingin selama berjam-jam karena mereka menolak membuat tanda salib. Ada pula saudari-saudari yang dipukuli sebanyak 50 kali dengan tongkat. Sejumlah saudara kehilangan nyawa mereka karena memelihara integritas. Misalnya, Gestapo mengeksekusi Illia Hovuchak, seorang rohaniwan sepenuh waktu dari Pegunungan Karpatia. Seorang imam Katolik menyerahkannya kepada Gestapo karena Saudara Hovuchak dengan bergairah memberitakan Kerajaan Allah. Waktu itu benar-benar merupakan masa ujian yang hebat. Meskipun demikian, hamba-hamba Yehuwa tetap berdiri teguh.
Saksi-Saksi Yehuwa saling membantu, meskipun hal itu sering kali membahayakan. Di kota Stanislav (sekarang Ivano-Frankovsk), seorang wanita berlatar belakang Yahudi dan dua putrinya menjadi Saksi. Mereka tinggal di kawasan kumuh Yahudi di kota itu. Saudara-Saudara mendengar bahwa tentara Nazi berencana untuk mengeksekusi semua orang Yahudi di kota tersebut, oleh karena itu mereka mengatur agar ketiga saudari ini dapat melarikan diri. Dengan mempertaruhkan kehidupan mereka sendiri, Saksi-Saksi menyembunyikan ketiga saudari Yahudi ini selama masa perang itu.
Selama Perang Dunia II, saudara-saudara di Ukraina bagian barat untuk sementara kehilangan kontak dengan organisasi dan merasa tidak pasti tentang haluan mana yang mesti ditempuh. Ada yang berpikir bahwa permulaan Perang Dunia II berarti permulaan Armagedon. Pengajaran ini menyebabkan kesalahpengertian di antara saudara-saudara selama beberapa waktu.
Benih-Benih Bertunas di Medan Perang
Perang Dunia II membawa kepedihan dan kehancuran bagi Ukraina. Selama tiga tahun, negeri ini berubah menjadi medan perang yang sangat besar. Seraya garis peperangan bergerak di wilayah Ukraina, mula-mula ke arah timur kemudian ke barat, banyak kota dan desa hancur total. Kurang lebih sepuluh juta penduduk Ukraina terbunuh selama tahun-tahun itu, termasuk lima setengah juta penduduk sipil. Di tengah-tengah kengerian perang, banyak orang menjadi kecewa dengan kehidupan dan mengabaikan prinsip-prinsip moral. Meskipun demikian, bahkan di bawah kondisi seperti itu, ada orang-orang yang belajar kebenaran.
Pada tahun 1942, Mykhailo Dan, seorang pemuda dari Transkarpatia yang senang mendengarkan Saksi-Saksi Yehuwa sebelum Perang Dunia II, dipanggil untuk dinas militer. Pada suatu sesi latihan militer, seorang imam Katolik membagikan kepada para prajurit brosur yang memuat janji kehidupan di surga bagi orang yang membunuh setidaknya satu orang Komunis. Informasi itu membuat prajurit muda itu merasa heran. Selama peperangan, ia melihat seorang pemimpin agama membunuh orang-orang. Hal ini membantu meyakinkan dia bahwa Saksi-Saksi Yehuwa-lah yang memiliki kebenaran. Setelah perang usai, ia pulang, menemui Saksi-Saksi Yehuwa, lalu dibaptis pada akhir tahun 1945.
Belakangan, Saudara Dan dimasukkan ke berbagai penjara Soviet yang mengerikan. Setelah dibebaskan, ia dilantik sebagai seorang penatua dan kini melayani sebagai pengawas umum di salah satu sidang di Transkarpatia. Mengingat brosur yang ia sebutkan sebelumnya, ia mengatakan dengan nada ironi, ”Saya tidak membunuh satu orang Komunis pun. Oleh karena itu, saya tidak mengharapkan kehidupan di surga, tapi saya sangat menantikan kehidupan di bumi Firdaus selama-lamanya.”
Tanah Subur Menghasilkan Buah di Kamp-Kamp Konsentrasi
Sebagaimana disebutkan di awal, tanah yang subur berpotensi menghasilkan panenan yang limpah. Oleh karena itu, selama pendudukan Nazi Jerman, tanah hitam yang subur diangkut dari Ukraina. Gerbong demi gerbong dimuati tanah subur dari Ukraina bagian tengah dan dibawa ke Jerman.
Akan tetapi, ada juga gerbong-gerbong lain yang memuat apa yang kelak menjadi, seolah-olah, tanah yang subur. Sekitar dua setengah juta pria dan wanita muda diangkut dari Ukraina untuk melakukan kerja paksa di Jerman. Sejumlah besar dari mereka berakhir di kamp-kamp konsentrasi. Di sana, mereka berkenalan dengan Saksi-Saksi Yehuwa Jerman, yang dipenjarakan karena kenetralan Kristen mereka. Sekalipun berada di kamp-kamp konsentrasi, Saksi-Saksi tidak berhenti membagikan kabar baik kepada orang-orang lain, baik melalui perkataan maupun tingkah laku mereka. Salah seorang tahanan mengingat, ”Saksi-Saksi berbeda dengan orang-orang lain di kamp konsentrasi. Mereka ramah dan optimis. Tingkah laku mereka memperlihatkan bahwa mereka memiliki sesuatu yang sangat penting untuk diceritakan kepada tahanan-tahanan lain.” Selama tahun-tahun itu, banyak orang dari Ukraina belajar kebenaran dari Saksi-Saksi Jerman yang berada di kamp-kamp konsentrasi bersama mereka.
Anastasiya Kazak mengenal kebenaran sewaktu berada di kamp konsentrasi Stutthof di Jerman. Sewaktu perang berakhir, beberapa ratus tahanan termasuk Anastasiya dan 14 orang Saksi diangkut dengan kapal tongkang ke Denmark, dan kemudian mereka dicari oleh saudara-saudara di sana dan diberi kebutuhan jasmani serta rohani. Pada tahun yang sama, Anastasiya dibaptis pada usia 19 tahun di kebaktian di Kopenhagen, lalu ia pulang ke Ukraina bagian timur, dan di sana ia menabur benih-benih kebenaran dengan bergairah. Belakangan, karena kegiatan pengabarannya, Saudari Kazak kembali dipenjarakan selama 11 tahun.
Inilah nasihatnya kepada kaum muda, ”Apa pun yang terjadi dalam kehidupanmu—kesengsaraan, tentangan, atau problem-problem lain—jangan pernah menyerah. Teruslah memohon bantuan kepada Yehuwa. Sebagaimana yang saya alami, Ia tidak pernah meninggalkan orang-orang yang melayani-Nya.”—Mz. 94:14.
Ujian-Ujian pada Masa Perang
Perang itu keras dan kejam, mendatangkan kesukaran, penderitaan, dan kematian bagi para prajurit maupun penduduk sipil. Saksi-Saksi Yehuwa tidaklah luput dari konsekuensi yang suram ini. Namun, sekalipun berada di dunia ini, mereka bukan bagian dari dunia. (Yoh. 17:15, 16) Dalam meniru Pemimpin mereka, Yesus Kristus, mereka mempertahankan kenetralan penuh dalam hal politik. Bagi Saksi-Saksi di Ukraina, seperti juga di tempat-tempat lain, pendirian ini telah memisahkan mereka sebagai orang-orang Kristen sejati. Dan, sementara dunia ini menghormati para pahlawan perang mereka, yang masih hidup maupun yang sudah mati, Yehuwa menghormati orang-orang yang dengan berani membuktikan keloyalan mereka kepada-Nya.—1 Sam. 2:30.
Pada akhir tahun 1944, tentara Soviet kembali menduduki Ukraina bagian barat dan mengumumkan wajib militer di mana-mana. Pada waktu yang sama, kelompok-kelompok partisan Ukraina berperang melawan tentara Jerman dan Soviet. Penduduk Ukraina bagian barat didesak untuk bergabung dengan pasukan partisan itu. Semua ini menghadirkan ujian-ujian baru bagi hamba-hamba Yehuwa dalam mempertahankan kenetralan mereka. Karena menolak untuk berperang, beberapa saudara dieksekusi.
Ivan Maksymiuk dan putranya, Mykhailo, belajar kebenaran dari Illia Hovuchak. Selama perang, mereka menolak untuk mengangkat senjata, maka mereka ditahan oleh para partisan. Beberapa waktu sebelumnya, para partisan ini juga menahan seorang prajurit Soviet. Mereka memerintahkan Ivan Maksymiuk untuk membunuh si prajurit tawanan tersebut, mengatakan bahwa jika ia mau melakukannya, mereka akan membebaskan dia. Ketika Saudara Maksymiuk menolak, mereka membunuhnya dengan sadis. Putranya, Mykhailo, dibunuh dengan cara yang sama, demikian juga Yurii Freyuk dan putranya yang berusia 17 tahun, Mykola.
Saudara-saudara yang lain dieksekusi karena menolak bergabung dengan angkatan darat Soviet. (Yes. 2:4) Ada juga saudara-saudara yang dijatuhi hukuman penjara selama sepuluh tahun. Kemungkinan untuk bertahan hidup bagi saudara-saudara yang dipenjarakan sangatlah tipis, karena selama periode pascaperang di Ukraina, bahkan orang-orang yang di luar penjara menderita kelaparan. Pada tahun 1944, Michael Dasevich dipenjarakan karena kenetralannya. Sebelum dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara, ia diinvestigasi selama enam bulan, yang membuatnya sangat kelelahan. Para petugas medis penjara meresepkan ”konsumsi makanan berkalori tinggi” untuknya. Jadi, staf dapur penjara menambahkan satu sendok teh minyak ke dalam buburnya—satu-satunya makanan yang boleh ia makan. Saudara Dasevich bertahan hidup untuk melayani selama 23 tahun sebagai anggota panitia negeri Uni Soviet dan kemudian panitia negeri Ukraina.
Pada tahun 1944, tujuh saudara dari sebuah sidang di Bukovina menolak dinas militer dan masing-masing dijatuhi hukuman tiga sampai empat tahun penjara. Empat di antaranya mati kelaparan di penjara. Pada tahun itu juga, lima orang saudara dari sidang tetangga masing-masing dijatuhi sepuluh tahun penjara di kamp penjara Siberia. Hanya satu yang pulang—yang lain-lainnya tewas di sana.
Buku 1947 Yearbook (Buku Kegiatan 1947) mengomentari peristiwa-peristiwa tersebut demikian, ”Pada tahun 1944, ketika pasukan Nazi yang ganas itu didesak ke arah barat, setiap orang . . . di Ukraina Barat dikerahkan agar peperangan berakhir dengan keuntungan di pihak Rusia. Sekali lagi, saudara-saudara kita mempertahankan kenetralan mereka dan perjanjian kekal mereka yang tidak dapat diganggu gugat. Banyak saudara yang kehilangan nyawa demi kesetiaan mereka kepada Tuan, dan yang lain-lainnya—kali ini jumlahnya lebih dari 1.000 orang—sekali lagi diangkut ke arah timur, ke sebuah dataran luas di benua raksasa itu.”
Meskipun begitu banyak yang dipindahkan, Saksi-Saksi Yehuwa terus meningkat jumlahnya. Pada tahun 1946, ada 5.218 orang, termasuk empat saudara terurap, yang menghadiri Peringatan di Ukraina bagian barat.
Kelegaan sementara
Setelah Perang Dunia II berakhir, saudara-saudara—yang telah bertahan menghadapi semua penderitaan dan tetap loyal kepada Allah—mengabarkan berita pengharapan yang cerah dan memberi anjuran kepada orang-orang yang pulang dari medan perang. Prajurit dan tawanan perang pulang dalam keadaan kecewa tetapi ingin sekali menemukan arti dalam kehidupan. Alhasil, banyak yang menyambut kebenaran Alkitab dengan sukacita. Misalnya, pada pengujung tahun 1945 di desa Bila Tserkva, Transkarpatia, 51 orang dibaptis di Sungai Tisza. Pada akhir tahun itu, ada 150 penyiar di sidang tersebut.
Pada waktu itu, kebencian telah berkembang antara orang Ukraina dan orang Polandia di Ukraina bagian barat dan Polandia bagian timur. Terbentuklah beberapa geng Ukraina dan Polandia. Dalam beberapa kasus, geng-geng ini membasmi desa-desa yang berpenduduk bangsa lawannya. Sungguh menyedihkan, ada saudara-saudara yang tewas dalam pembantaian ini.
Belakangan, melalui persetujuan antara Uni Soviet dan Polandia, kurang lebih 800.000 orang Polandia dari Ukraina bagian barat dipindahkan ke Polandia dan kira-kira 500.000 orang Ukraina dari Polandia bagian timur dipindahkan ke Ukraina. Di antara orang-orang yang bermigrasi terdapat banyak Saksi. Sidang-sidang diatur kembali, dan saudara-saudara menerima tugas-tugas teokratis yang baru, karena memandang repatriasi ini sebagai kesempatan untuk mengabar di daerah-daerah yang baru. Buku 1947 Yearbook berkomentar, ”Perpindahan orang-orang ini membuat kebenaran tersebar pesat di daerah-daerah yang pada masa-masa yang normal tidak pernah bisa dijangkau. Jadi, bahkan keadaan-keadaan yang kurang menyenangkan ini pun mempunyai andil dalam pemuliaan nama Yehuwa.”
Pada waktu perbatasan barat Ukraina ditutup, saudara-saudara mengambil langkah-langkah untuk mengorganisasi kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di Ukraina dan daerah selebihnya dari Uni Soviet. Pavlo Ziatek sebelumnya sudah dilantik untuk melayani sebagai hamba negeri untuk Ukraina dan daerah selebihnya dari Uni Soviet. Kemudian, dua saudara lain yang bergairah, Stanislav Burak dan Petro Tokar, ditugasi untuk membantunya. Secara sembunyi-sembunyi, mereka tinggal di rumah seorang saudari Kristen di Lvov, dan mereka mencetak lektur sehingga makanan rohani dapat dialirkan ke seluruh Uni Soviet. Dengan risiko besar lektur diselundupkan dari Polandia untuk kemudian diterjemahkan dan dicetak di Lvov. Dari waktu ke waktu, beberapa saudara dan saudari berhasil mendapatkan izin untuk mengunjungi sanak saudara mereka di Polandia dan dalam perjalanan pulang, dengan diam-diam mereka membawa lektur kita. Selama suatu waktu, seorang masinis membawa lektur di dalam kotak besi yang disembunyikan di dalam ketel uap kereta api!
Pada akhir tahun 1945, Saudara Ziatek ditangkap dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara. Sebagai gantinya, Saudara Burak menjadi hamba negeri.
Ditindas Lagi
Pada bulan Juni 1947, sewaktu seorang saudara membawa lektur tercetak yang akan dikirimkan kepada saudara-saudara, ia dihadang di jalan di Lvov dan ditangkap. Agen keamanan negara menawarkan bahwa organisasi kita akan didaftarkan secara resmi jika saudara ini memberikan alamat-alamat Saksi yang secara rutin mendapat kiriman lektur darinya. Tanpa curiga sedikit pun saudara ini memberikan 30 alamat saudara-saudara, termasuk alamat Saudara Burak, hamba negeri pada waktu itu. Kemudian, semua saudara ini ditangkap. Saudara tadi dengan tulus bertobat dan mengakui kesalahannya dan mengatakan bahwa ia telah secara keliru mempercayai agen keamanan negara.
Saudara-saudara yang ditangkap dibawa ke sebuah penjara di Kiev untuk diperiksa lebih lanjut dan diadili. Tidak lama setelah itu, Saudara Burak meninggal di penjara. Sebelum ditangkap, Saudara Burak berhasil menghubungi hamba distrik, Mykola Tsyba, dari daerah Volinia dan menyerahkan kepadanya tugas kepengawasan di Ukraina dan daerah selebihnya dari Uni Soviet.
Baru pertama kalinya, agen keamanan Soviet dapat secara sekaligus menangkap begitu banyak saudara dan para pekerja di percetakan bawah tanah. Para pejabat Uni Soviet menganggap lektur kita bersifat anti-pemerintah. Saksi-Saksi secara keliru dituduh melakukan kegiatan yang merongrong ketertiban di negeri itu, dan banyak yang dijatuhi hukuman mati. Akan tetapi, hukuman mati diganti dengan hukuman tahanan 25 tahun di kamp-kamp penjara.
Saudara-saudara diberi hukuman yang harus dijalani di Siberia. Ketika mereka bertanya kepada seorang pengacara tentang alasan mereka dikirim sejauh itu, dengan bercanda ia menjawab, ”Barangkali, kalian harus memberitakan tentang Allah kalian di sana.” Betapa benar kata-kata itu terbukti nantinya!
Selama periode tahun 1947 sampai 1951, banyak saudara pengemban tanggung jawab ditangkap. Saksi-Saksi ditahan tidak hanya karena mereka mencetak lektur tetapi juga karena mereka tidak ikut dalam dinas militer, tidak memberi suara dalam pemilihan umum, atau tidak mendaftarkan anak-anak mereka dalam organisasi Liga Pelopor atau Komsomol (Serikat Komunis untuk Kaum Muda). Menjadi Saksi-Saksi Yehuwa saja sudah cukup menjadi alasan untuk dipenjarakan. Sering kali, saksi-saksi palsu memberikan keterangan di pengadilan. Pada umumnya, mereka adalah para tetangga atau rekan-rekan sekerja yang sudah diintimidasi atau disuap oleh agen keamanan negara.
Kadang-kadang kalangan berwenang bersimpati, sekalipun tidak diperlihatkan secara terang-terangan. Ivan Symchuk ditangkap dan dijebloskan ke sel tersendiri selama enam bulan. Dalam sel tersebut, keadaannya benar-benar sunyi; ia bahkan tidak dapat mendengar suara jalanan. Setelah itu mereka mengadili dia. Akan tetapi, investigatornya membantu dengan memberi tahu dia caranya menjawab, ”Jangan mengatakan apa-apa tentang di mana dan dari siapa kamu mendapatkan mesin tik atau lektur! Jangan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu!” Dan, ketika mereka membawa dia untuk diperiksa, investigator itu biasanya mengatakan, ”Ivan, jangan menyerah. Jangan menyerah, Ivan.”
Di beberapa desa, Saksi-Saksi Yehuwa tidak diizinkan menggantungkan gorden pada jendela mereka. Dengan demikian, para tetangga dan polisi dapat dengan mudah melihat kalau-kalau para Saksi itu sedang membaca lektur atau mengadakan perhimpunan. Sekalipun keadaannya begitu, saudara-saudara selalu menemukan cara untuk mendapatkan makanan rohani. Adakalanya, ”mimbar” yang digunakan untuk memimpin Pelajaran Menara Pengawal cukup unik. Saudara yang memimpin dan membaca Menara Pengawal duduk di kolong meja yang tertutup dengan taplak yang panjangnya sampai ke lantai. ”Hadirinnya” duduk di seputar meja, mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan komentar mereka. Tidak seorang pun curiga bahwa orang-orang yang duduk di seputar meja itu sedang menikmati suatu pertemuan keagamaan!
Memberi Kesaksian di Pengadilan
Mykhailo Dan, yang disebutkan sebelumnya, ditangkap pada akhir tahun 1948. Pada waktu itu, ia sudah menikah, mempunyai seorang putra yang berusia satu tahun, dan istrinya sedang mengandung. Selama pengadilan, jaksa menuntut hukuman 25 tahun penjara. Dalam pernyataan terakhirnya yang ditujukan kepada para hakim, Saudara Dan menggunakan Yeremia 26:14, 15, ”Aku ada di tanganmu. Lakukan kepadaku menurut apa yang baik dan yang benar di matamu. Hanya kamu harus mengetahui bahwa, jika kamu membunuh aku, maka darah orang yang tidak bersalah kautanggungkan ke atas dirimu sendiri dan ke atas kota ini dan penduduknya, sebab Yehuwa benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan ke telingamu semua perkataan ini.” Peringatan itu ada efeknya terhadap para hakim. Mereka berembuk dan membuat keputusan: sepuluh tahun pemenjaraan dan lima tahun pengasingan ke daerah-daerah terpencil di Rusia.
Saudara Dan terpidana sebagai pengkhianat negara. Ketika ia mengetahui hal ini, ia mengatakan kepada hakim-hakim itu, ”Saya lahir di Ukraina di bawah pemerintahan Cekoslovakia dan kemudian hidup di bawah kekuasaan Hongaria; sekarang Uni Soviet yang datang ke wilayah kami, dan saya berkebangsaan Rumania. Negara mana yang saya khianati?” Tentu saja, pertanyaan ini tidak pernah dijawab. Setelah persidangan, Saudara Dan menerima kabar gembira bahwa ia mendapat seorang bayi perempuan. Hal ini membantu dia untuk bertahan di bawah semua perlakuan sewenang-wenang di penjara dan kamp-kamp di Rusia timur. Pada akhir tahun 1940-an, banyak saudara dari Ukraina, Moldavia, dan Belarus mati kelaparan di penjara-penjara Soviet. Saudara Dan sendiri berat badannya turun 25 kilogram.
Penganiayaan terhadap Saudari-Saudari di Ukraina
Bukan hanya saudara-saudara yang dianiaya dan dijatuhi hukuman penjara yang lama di bawah rezim Soviet; saudari-saudari juga menerima perlakukan brutal serupa. Sebagai contoh, Mariya Tomilko belajar kebenaran di kamp konsentrasi Ravensbrück sewaktu Perang Dunia II. Kemudian, ia kembali ke Ukraina dan mengabar di kota Dnepropetrovsk. Karena kegiatan pengabarannya, pada tahun 1948, ia dijatuhi hukuman 25 tahun di kamp penjara.
Saudari lain, yang dihukum 20 tahun penjara, mengingat, ”Selama masa pemeriksaan, saya ditempatkan di sel yang sama dengan para kriminal wanita. Sekalipun demikian, saya tidak takut kepada mereka dan mengabar kepada mereka. Di luar dugaan saya, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian. Sel itu penuh sesak. Kami semua tidur di lantai, berdesakan seperti ikan sarden dalam kaleng. Sewaktu tidur, kami dapat membalikkan badan hanya kalau semua melakukannya secara bersamaan dan di bawah aba-aba.”
Pada tahun 1949, seorang pemimpin Gereja Baptis di kota Zaporozh’ye memberi agen keamanan setempat informasi yang berisi tuduhan terhadap lima saudari kita, yang kemudian ditangkap. Mereka dituduh melakukan penghasutan anti-Soviet dan masing-masing dijatuhi hukuman 25 tahun di kamp penjara. Semua harta milik mereka disita. Selama tujuh tahun sampai amnesti diberikan, mereka menjalani hukuman jauh di Rusia bagian utara. Lydia Kurdas, salah seorang dari saudari-saudari itu, mengenang, ”Kami diizinkan menulis ke rumah hanya dua surat per tahun, dan surat-surat ini pun disensor ketat. Selama itu, kami tidak mempunyai lektur.” Sekalipun demikian, mereka tetap setia kepada Yehuwa dan terus memberitakan kabar baik Kerajaan.
Bantuan bagi Saudara-Saudara di Moldavia
Bahkan dalam masa-masa sulit seperti itu, Saksi-Saksi saling memperlihatkan kasih. Pada tahun 1947, negeri tetangga, Moldavia (sekarang Moldova), mengalami kelaparan yang dahsyat. Sekalipun mereka sendiri miskin, saudara-saudara dari Ukraina segera menanggapi kebutuhan rekan-rekan seiman mereka di Moldavia dan mengirimkan tepung kepada mereka. Saksi-Saksi dari Ukraina bagian barat mengundang sejumlah Saksi dari Moldavia untuk tinggal bersama mereka.
Seorang saudara yang tinggal di Moldavia pada waktu itu mengingat, ”Sebagai anak yatim piatu saya seharusnya menerima dua ons roti dari pemerintah setiap hari. Tapi, karena saya bukan anggota Liga Pelopor, saya tidak menerimanya. Kami sangat senang ketika saudara-saudara dari Ukraina bagian barat mengirim kami tepung, yang memungkinkan setiap penyiar mendapat empat kilogram.”
Mengupayakan Pendaftaran Resmi di Uni Soviet
Pada tahun 1949, tiga penatua dari daerah Volinia (Mykola Pyatokha, Ilya Babijchuk, dan Mykhailo Chumak) mengajukan permohonan agar pekerjaan kita didaftarkan secara resmi. Tidak lama setelah itu, Saudara Chumak ditangkap. Salah satu dari dua saudara yang masih ada, Mykola Pyatokha, mengingat bahwa ketika permohonan itu dikirimkan untuk pertama kalinya, tidak ada jawaban. Oleh karena itu, diajukanlah permohonan yang kedua ke Moskwa. Dokumen-dokumennya ditransfer ke Kiev. Para pejabat di sana memberi saudara-saudara kesempatan untuk berbicara dan memberi tahu saudara-saudara bahwa pendaftaran bisa diperoleh hanya jika Saksi-Saksi Yehuwa mau bekerja sama dengan mereka. Tentu saja, saudara-saudara tidak setuju untuk mengkompromikan kenetralan mereka. Tidak lama kemudian, kedua saudara itu pun ditangkap, dan masing-masing mendapat hukuman tahanan 25 tahun di kamp penjara.
Dalam sebuah memo khusus yang dikirim dari Moskwa kepada kalangan berwenang setempat di Volinia, dinyatakan bahwa ”kultus” agama Saksi-Saksi Yehuwa ”jelas-jelas adalah gerakan anti-Soviet dan tidak layak didaftarkan secara resmi”. Kepala Kantor Urusan Agama setempat mendapat perintah untuk memata-matai Saksi-Saksi Yehuwa dan untuk melaporkan hasilnya kepada agen keamanan Negara.
Pemimpin Agama Bekerja Sama dengan Kalangan Berwenang
Pada tahun 1949, seorang pemimpin Gereja Baptis di Transkarpatia mengadu kepada kalangan berwenang, mengeluhkan bahwa Saksi-Saksi membuat umatnya berpindah agama. Akibatnya, Mykhailo Tilniak, seorang penatua di sidang setempat, ditangkap dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara. Istrinya ditinggalkan di rumah bersama dua anak yang masih kecil.
Tindakan-tindakan yang dilakukan para pemimpin agama ini membantu orang-orang yang tulus mengerti dan menghargai pekerjaan yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa. Pada tahun 1950, seorang anak perempuan yang beragama Baptis, Vasylyna Biben dari Transkarpatia, mengetahui bahwa pendeta di gerejanya telah memberi tahu kalangan berwenang tentang kegiatan dua Saksi di daerahnya. Kedua Saksi tersebut ditangkap dan dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Setelah bebas, mereka pulang, tetapi tidak memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap pendeta itu. Vasylyna mengerti bahwa Saksi-Saksi ini benar-benar mengasihi sesamanya. Karena terkesan, ia belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa dan dibaptis. Ia mengatakan, ”Saya bersyukur kepada Yehuwa bahwa saya telah menemukan jalan yang membimbing kepada kehidupan kekal.”
Pengasingan ke Rusia
Kebenaran Alkitab yang diberitakan Saksi-Saksi Yehuwa tidak sejalan dengan ideologi ateis pemerintah Komunis. Saksi-Saksi, sebagai kelompok yang terorganisasi dengan baik, secara sembunyi-sembunyi mencetak dan menyiarkan lektur yang menyebarluaskan Kerajaan Allah. Selain itu, mereka menyebarkan ajaran Alkitab di antara para tetangga dan sanak saudara mereka. Dari tahun 1947 sampai 1950, kalangan berwenang menangkap lebih dari 1.000 Saksi. Sekalipun demikian, saudara-saudara terus bertambah jumlahnya. Oleh karena itu, pada tahun 1951, kalangan berwenang diam-diam mempersiapkan sebuah rencana yang mereka pikir dapat memusnahkan umat Allah. Mereka akan membuang Saksi-Saksi yang masih ada sejauh 5.000 kilometer ke arah timur, ke Siberia Rusia.
Pada tanggal 8 April 1951, lebih dari 6.100 Saksi diasingkan dari Ukraina bagian barat ke Siberia. Pada dini hari, truk-truk bermuatan prajurit mendatangi setiap rumah Saksi, memberi mereka waktu dua jam untuk mengemasi barang-barang mereka yang akan dibawa dalam perjalanan. Hanya barang berharga dan barang pribadi yang boleh dibawa. Semua orang yang ada di rumah diangkut ke pengasingan—pria, wanita, dan anak-anak. Tidak seorang pun yang dibebaskan karena usianya sudah tua atau kondisi kesehatannya buruk. Dengan cepat, dalam satu hari saja, mereka digiring ke arah gerbong-gerbong kereta api dan diangkut ke pengasingan mereka.
Orang-orang yang tidak ada di rumah pada waktu itu ditinggalkan dan kalangan berwenang tidak mencari mereka. Beberapa dari mereka memohon kepada kalangan berwenang untuk dapat bergabung dengan keluarga mereka yang diasingkan. Kalangan berwenang tidak menjawab permohonan seperti itu dan juga tidak memberi tahu ke mana keluarga mereka telah dikirim.
Selain Saksi-Saksi dari Ukraina yang dibawa ke pengasingan, ada juga yang dari Moldavia, Belarus bagian barat, Lithuania, Latvia, dan Estonia. Semuanya kurang lebih ada 9.500 Saksi yang diasingkan dari keenam negara republik ini. Di bawah kawalan tentara, mereka diangkut dengan gerbong-gerbong, yang konon disebut kandang sapi, karena gerbong-gerbong ini biasanya digunakan hanya untuk mengangkut ternak.
Tidak seorang Saksi pun yang mengetahui ke mana mereka akan dibawa. Selama perjalanan yang panjang, mereka berdoa, bernyanyi, dan membantu satu sama lain. Ada yang mengibarkan kain-kain dari jendela-jendela gerbong, yang menjelaskan siapa mereka dengan kata-kata: ”Kami Saksi-Saksi Yehuwa dari daerah Volinia” atau ”Kami Saksi-Saksi Yehuwa dari daerah Lvov”. Sewaktu kereta berhenti di stasiun-stasiun selama perjalanan, mereka dapat melihat kereta-kereta berspanduk yang serupa dari daerah-daerah Ukraina bagian barat. Hal ini membantu saudara-saudara mengetahui bahwa Saksi-Saksi dari daerah lain pun diasingkan. ”Telegram-telegram” seperti itu menguatkan saudara-saudara selama dua sampai tiga minggu perjalanan dengan kereta api ke Siberia.
Perpindahan ini dianggap sebagai pengasingan permanen. Rencananya adalah bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak akan pernah diizinkan untuk meninggalkan Siberia. Mereka harus melapor secara rutin ke kantor pendaftaran setempat, sekalipun mereka tidak berada di penjara. Kalau ada orang yang tidak melakukannya, ia akan dijatuhi hukuman beberapa tahun penjara.
Setibanya di tempat tujuan, ada yang diturunkan begitu saja di hutan dan diberikan kapak untuk menebang pepohonan untuk membuat tempat pernaungan mereka sendiri dan mencari hal-hal yang dibutuhkan agar dapat hidup. Agar dapat melalui beberapa musim dingin dan bertahan hidup, Saksi-Saksi sering kali harus menggali lubang di bawah tanah untuk membuat naungan primitif yang beratapkan rumput.
Hryhorii Melnyk, kini melayani sebagai penatua di Krim, mengingat, ”Setelah saudara perempuan saya ditangkap pada tahun 1947, saya sering dibawa untuk ditanyai kalangan berwenang. Mereka memukuli saya dengan tongkat kayu. Beberapa kali mereka menyuruh saya berdiri di samping tembok selama 16 jam. Semua ini dilakukan untuk memaksa saya memberikan bukti palsu tentang kakak perempuan saya, yang adalah seorang Saksi. Saya berusia 16 tahun. Karena saya menolak untuk memberikan kesaksian yang merugikan dia, kalangan berwenang setempat tidak menyukai saya dan ingin menyingkirkan saya.
”Oleh karena itu, pada tahun 1951, kami diasingkan ke Siberia, sekalipun saya, dua adik laki-laki, dan adik perempuan saya adalah anak yatim piatu. Orang tua kami sudah meninggal, dan kakak laki-laki dan perempuan saya sedang menjalani hukuman sepuluh tahun penjara. Pada usia 20 tahun, saya harus memikul tanggung jawab memelihara dua adik laki-laki dan satu adik perempuan saya.
”Saya sering teringat akan dua tahun pertama saya di Siberia, sewaktu kami hidup dari kentang dan teh. Kami minum teh dengan mangkuk sup, karena pada waktu itu, cangkir merupakan barang mewah. Namun, keadaan saya secara rohani sangat baik. Pada hari-hari pertama setelah kami tiba, saya mulai memimpin perhimpunan umum. Kemudian, kami juga memulai Sekolah Pelayanan Teokratis. Tidak mudah bagi saya untuk menjalankan tanggung jawab itu karena saya harus melakukan pekerjaan fisik yang berat agar dapat memelihara adik-adik saya yang masih kecil.” Sekalipun menghadapi kesulitan seperti itu, keluarga Melnyk tetap setia kepada Yehuwa dan organisasi-Nya.
Kalangan berwenang Siberia ingin mencegah komunikasi antara Saksi-Saksi, yang akan segera datang, dan penduduk setempat, oleh karena itu mereka menyebarkan kabar angin bahwa rombongan kanibal akan datang ke Siberia. Setelah salah satu rombongan Saksi tiba, mereka harus menunggu beberapa hari untuk mengetahui di mana tempat mereka di desa-desa itu. Oleh karena itu, mereka duduk-duduk di alam terbuka, di tepi Sungai Chulym yang membeku. Masih terdapat timbunan salju di tanah, padahal waktu itu sudah pertengahan April. Saudara-saudara membuat api unggun, menghangatkan diri mereka, menyanyikan lagu-lagu, berdoa, dan menceritakan pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh di perjalanan. Di luar dugaan mereka, tidak seorang penduduk desa pun yang menghampiri mereka. Sebaliknya, penduduk desa malah menutup semua pintu dan jendela rumah mereka, tidak mengundang Saksi-Saksi itu untuk masuk. Pada hari ketiga, orang-orang desa yang paling berani, dengan membawa kapak, menghampiri Saksi-Saksi dan memulai percakapan. Awalnya, mereka benar-benar mengira bahwa para kanibal telah tiba! Namun, tidak lama kemudian mereka tahu bahwa itu tidak benar.
Pada tahun 1951, pihak berwenang juga mempunyai rencana untuk mengasingkan Saksi-Saksi dari Transkarpatia. Mereka bahkan sudah membawa gerbong-gerbong kosong. Akan tetapi, keputusan untuk mengasingkan saudara-saudara dibatalkan dengan alasan yang tidak diketahui. Transkarpatia menjadi salah satu tempat produksi lektur yang utama untuk seluruh Uni Soviet selama masa pelarangan.
Kesatuan Bertahan
Karena kebanyakan saudara itu diasingkan ke Siberia, orang-orang yang tertinggal kehilangan kontak dengan organisasi. Misalnya, selama lebih dari enam tahun, Mariya Hrechyna dari Chernovtsy kehilangan kontak dengan organisasi ataupun dengan rekan-rekan seimannya. Sekalipun demikian, ia terus bersandar pada Yehuwa dan tetap setia. Dari tahun 1951 sampai pertengahan tahun 1960-an, karena mayoritas saudara dipenjarakan atau diasingkan, timbul kebutuhan agar saudari-saudari mengambil pimpinan di sidang-sidang.
Michael Dasevich, seorang saksi mata kejadian-kejadian itu, mengenang, ”Pengasingan ke Siberia tidak mempengaruhi saya secara langsung karena ketika daftar nama orang-orang yang akan diasingkan dibuat, saya masih berada di Rusia, sedang menjalani hukuman penjara. Tidak lama setelah saya kembali ke Ukraina, kebanyakan Saksi di daerah saya dikirim ke Siberia. Jadi, saya harus mencari satu per satu Saksi yang telah kehilangan kontak dengan organisasi dan mengorganisasi mereka menjadi kelompok-kelompok pelajaran buku dan menjadi sidang-sidang. Dengan demikian, saya sebenarnya mulai menjalankan tanggung jawab seorang pengawas wilayah, sekalipun tidak ada yang menugasi saya untuk melakukan pekerjaan itu. Setiap bulan, saya mengunjungi sidang-sidang, mengumpulkan laporan, dan membagikan dari satu sidang ke sidang lain lektur yang masih kami miliki. Sering kali, saudari-saudari kita melakukan tugas yang biasanya dikerjakan seorang hamba sidang, dan di beberapa daerah, mereka melakukan tanggung jawab seorang hamba wilayah, karena tidak adanya saudara-saudara. Demi keamanan, kami mengadakan semua rapat untuk hamba sidang di wilayah kami pada malam hari di kuburan. Kami tahu bahwa pada umumnya orang-orang takut akan orang mati, maka kami yakin bahwa tak seorang pun akan datang mengganggu kami. Biasanya, di rapat-rapat seperti itu, kami berbicara dengan berbisik. Sekali waktu, kami berbisik terlalu keras, dan dua pria yang kebetulan lewat di daerah kuburan itu lari sekencang-kencangnya. Pasti mereka mengira bahwa ada orang mati yang berbicara!”
Setelah pengasingan pada tahun 1951, Mykola Tsyba, hamba negeri pada waktu itu, meneruskan pekerjaan secara sembunyi-sembunyi untuk mencetak lektur Alkitab di sebuah bungker. Pada tahun 1952, agen keamanan menemukan saudara ini dan menangkapnya, kemudian ia pun mendekam di penjara selama bertahun-tahun. Saudara Tsyba tetap setia sampai kematiannya pada tahun 1978. Selain Saudara Tsyba, sejumlah saudara lain yang membantunya juga ditangkap.
Selama masa itu, saudara-saudara tidak mendapat berita apa-apa dari luar negeri. Akibatnya, mereka tidak bisa mendapatkan lektur sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Pernah, beberapa saudara bisa memperoleh sejumlah majalah Menara Pengawal dalam bahasa Rumania terbitan tahun 1945 sampai 1949. Saudara-saudara setempat menerjemahkannya ke dalam bahasa Ukraina dan Rusia.
Saksi-Saksi di Ukraina yang tidak diasingkan atau dipenjarakan memperlihatkan keprihatinan yang dalam terhadap rekan-rekan seiman mereka. Mereka berupaya keras membuat daftar nama saudara-saudara yang dipenjarakan, agar mereka dapat mengirim pakaian hangat, makanan, dan lektur. Misalnya, Saksi-Saksi Yehuwa di Transkarpatia terus mengadakan kontak dengan saudara-saudara yang berada di 54 kamp penjara di seluruh wilayah Uni Soviet. Banyak sidang menyediakan kotak sumbangan tambahan yang disebut ”Untuk Harapan Bagus”. Uang yang terkumpul dalam kotak ini digunakan untuk membantu saudara-saudara yang berada di penjara. Sewaktu menerima surat-surat ucapan terima kasih yang hangat serta laporan dinas dari penjara dan kamp-kamp itu, saudara-saudara yang berada di luar penjara yang telah memperlihatkan kesetiaan dan semangat rela berkorban merasa sangat terbina.
Keadaan Membaik
Setelah kematian Perdana Menteri Soviet Joseph Stalin, sikap terhadap Saksi-Saksi melunak. Mulai tahun 1953, amnesti diumumkan di Uni Soviet, dan sebagai hasilnya ada saudara-saudara yang dibebaskan. Kemudian, dibentuk Komisi Negara yang bertugas meninjau kembali hukuman-hukuman yang sudah dijatuhkan. Hasilnya, banyak saudara yang dibebaskan, dan ada pula yang masa tahanannya dikurangi.
Selama beberapa tahun berikutnya, kebanyakan Saksi yang ditahan mendapat kebebasan. Namun, amnesti itu tidak berlaku bagi orang-orang yang diasingkan sebelum tahun 1951. Di beberapa penjara dan kamp, jumlah orang yang telah menjadi Saksi-Saksi Yehuwa lebih besar daripada jumlah awal Saksi-Saksi yang dikirim ke sana. Pertumbuhan demikian membina saudara-saudara dan meyakinkan mereka bahwa Yehuwa benar-benar telah memberkati keteguhan mereka selama masa itu.
Setelah dibebaskan, banyak saudara bisa pulang ke rumah mereka. Dikerahkan upaya untuk mencari Saksi-Saksi yang telah kehilangan kontak dengan organisasi. Volodymyr Volobuyev, yang tinggal di daerah Donetsk, mengingat, ”Sampai penangkapan saya yang berikutnya pada tahun 1958, saya dapat menemukan dan membantu kurang lebih 160 Saksi yang sudah terpisah dari organisasi.”
Diumumkannya amnesti tidak berarti bahwa saudara-saudara menerima lebih banyak kebebasan untuk mengabar. Banyak saudara dan saudari dibebaskan tetapi tidak lama kemudian kembali mendapat masa hukuman penjara yang panjang. Misalnya, karena diberlakukannya amnesti pada bulan Maret 1955, Mariya Tomilko dari Dnepropetrovsk hanya menjalani hukuman selama 8 tahun dari 25 tahun masa tahanannya. Akan tetapi, tiga tahun kemudian ia kembali dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara dan lima tahun pengasingan. Apa alasannya? Keputusan pengadilan atasnya berbunyi, ”Ia memiliki dan membaca lektur dan naskah tulisan tangan kaum Jehovis” dan ”melaksanakan kegiatan aktif berupa menyebarkan kepercayaan kaum Jehovis kepada tetangga-tetangganya”. Tujuh tahun kemudian, ia dibebaskan dalam keadaan menderita lumpuh fisik. Saudari Tomilko bertahan di bawah segala macam ujian dan tetap setia sampai hari ini.
Kasih Tidak Berkesudahan
Kalangan berwenang berupaya keras untuk memisah-misahkan keluarga Saksi-Saksi Yehuwa. Sering kali, agen keamanan berupaya untuk menghadapkan Saksi-Saksi pada pilihan ini: Allah atau keluarga. Namun, dalam kebanyakan kasus, umat Yehuwa membuktikan keloyalan mereka kepada Yehuwa sekalipun menghadapi ujian-ujian yang paling sulit.
Hanna Bokoch, dari Transkarpatia, yang suaminya, Nutsu, ditangkap karena pengabarannya yang bergairah, mengingat, ”Selama di penjara, suami saya bertekun menahan banyak penghinaan yang penuh kebencian. Selama enam bulan, ia mendekam di sel isolasi, tanpa tempat tidur, dan yang ada hanyalah sebuah kursi. Ia dipukuli secara brutal dan tidak diberi makan. Dalam beberapa bulan saja, ia menjadi sangat kurus dan berat badannya tinggal 36 kilogram, setengah berat badannya yang normal.”
Istrinya yang setia ditinggalkan sendirian beserta putri mereka yang masih kecil. Kalangan berwenang menekan Saudara Bokoch agar mengkompromikan imannya dan mau bekerja sama dengan mereka. Ia disuruh memilih antara keluarganya atau mati. Saudara Bokoch tidak mengkhianati kepercayaannya dan tetap setia kepada Yehuwa dan organisasi-Nya. Ia mendekam di penjara selama 11 tahun, dan setelah dibebaskan, ia kembali melakukan kegiatan Kristennya sebagai seorang penatua dan kemudian sebagai seorang pengawas wilayah sampai kematiannya pada tahun 1988. Sering kali, ia memperoleh kekuatan dari kata-kata di Mazmur 91:2, ”Aku akan berkata kepada Yehuwa, ’Engkaulah perlindunganku dan bentengku, Allahku, yang kepadanya aku percaya.’”
Perhatikan sebuah teladan ketekunan lain yang sangat bagus. Yurii Popsha adalah seorang pengawas keliling di Transkarpatia. Sepuluh hari setelah hari pernikahannya, ia ditangkap. Alih-alih berbulan madu, ia mendekam di penjara selama sepuluh tahun di Mordvinia, Rusia. Selama periode itu, istrinya yang setia, Mariya, mengunjungi dia sebanyak 14 kali, yang setiap kunjungan harus menempuh perjalanan sejauh 1.500 kilometer untuk perginya saja. Sekarang, Saudara Popsha melayani sebagai seorang penatua di salah satu sidang di Transkarpatia, dan istrinya yang tercinta, Mariya, mendukungnya dengan setia dan pengasih.
Ada lagi teladan ketekunan di bawah keadaan sulit, yaitu yang diperlihatkan sepasang suami istri, Oleksii dan Lydia Kurdas, yang tinggal di kota Zaporozh’ye. Pada bulan Maret 1958, mereka ditangkap, 17 hari setelah kelahiran putri mereka, Halyna. Ada 14 orang lain yang juga ditangkap di daerah itu. Saudara Kurdas dihukum 25 tahun di kamp penjara, dan istrinya dijatuhi hukuman 10 tahun. Mereka dipisahkan—Oleksii dikirim ke kamp-kamp di Mordvinia, dan Lydia, beserta putri kecil mereka, ke Siberia.
Saudari Kurdas menceritakan tentang perjalanannya selama tiga minggu dari Ukraina ke Siberia, ”Perjalanan itu sangat menyengsarakan. Ada saya dan putri saya; Nadiya Vyshniak, dengan bayinya yang baru saja lahir di penjara beberapa hari sebelumnya selama pemeriksaan; dan dua saudari lain. Kami berenam dijejalkan ke dalam sebuah sel di gerbong yang dirancang hanya untuk dua orang tahanan. Kami membaringkan anak-anak kami di tempat tidur sebelah bawah, dan kami sendiri duduk meringkuk di tempat tidur sebelah atas selama perjalanan itu. Kami bertahan hidup hanya dengan roti, ikan haring asin, dan air. Makanan disediakan hanya untuk empat orang dewasa. Tidak disediakan makanan untuk anak-anak kami.
”Ketika kami tiba di tempat tujuan, saya ditempatkan di rumah sakit penjara bersama bayi saya. Di sana, saya bertemu dengan beberapa saudari dan memberi tahu mereka bahwa sang penyidik telah mengancam hendak mengambil putri saya dan mengirimkannya ke panti asuhan. Entah bagaimana, saudari-saudari itu berhasil memberi tahu saudara-saudara di Siberia tentang keadaan saya yang menyedihkan. Kemudian, Tamara Buriak (sekarang, Ravliuk), yang berusia 18 tahun, datang ke rumah sakit kamp untuk mengambil putri saya, Halyna. Saya baru bertemu Tamara untuk pertama kalinya. Sangatlah menyakitkan untuk menyerahkan putri yang saya sangat sayangi kepada seseorang yang baru saja saya kenal, sekalipun dia adalah saudari rohani saya. Namun, saya merasa sangat terhibur ketika saudari-saudari di kamp memberi tahu saya tentang keloyalan keluarga Buriak. Putri saya yang masih bayi berusia lima bulan delapan belas hari ketika diserahkan kepada Tamara untuk dirawat. Baru tujuh tahun kemudian saya dipersatukan kembali dengan putri saya!
”Pada tahun 1959, sebuah amnesti baru diumumkan oleh pemerintahan Uni Soviet. Amnesti itu berlaku bagi para wanita yang mempunyai anak-anak di bawah tujuh tahun. Namun, para petugas penjara menyuruh saya untuk terlebih dulu menyangkal iman saya. Saya tidak mau melakukannya, maka saya harus tetap mendekam di kamp penjara.”
Saudara Kurdas dibebaskan pada tahun 1968, pada usia 43 tahun. Seluruhnya, ia menjalani hukuman selama 15 tahun di penjara demi kebenaran, termasuk 8 tahun di penjara khusus yang berpenjagaan sangat ketat. Akhirnya, ia kembali ke Ukraina, kepada istri dan putrinya. Keluarga mereka akhirnya dipersatukan kembali. Sewaktu bertemu ayahnya, Halyna duduk di pangkuannya dan berkata, ”Papa! Selama bertahun-tahun, saya tidak bisa duduk di pangkuan Papa, jadi sekarang, saya akan menebusnya.”
Setelah itu, keluarga Kurdas berpindah dari satu tempat ke tempat lain, karena kalangan berwenang selalu mengusir mereka dari tempat tinggal mereka. Pertama-tama, mereka tinggal di Ukraina bagian timur, lalu di Georgia bagian barat, dan di Ciscaucasia. Akhirnya, mereka pindah ke Kharkov, dan di sana mereka sekarang hidup bahagia. Halyna kini sudah menikah. Mereka semua dengan setia terus melayani Allah mereka, Yehuwa.
Sebuah Teladan Iman yang Mulia
Adakalanya, ujian-ujian iman yang berat berlangsung selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Perhatikan salah satu contohnya. Yurii Kopos lahir dan dibesarkan tidak jauh dari Khust, sebuah kota yang indah di Transkarpatia. Pada tahun 1938, sewaktu berusia 25 tahun, ia menjadi Saksi-Saksi Yehuwa. Pada tahun 1940, pada waktu Perang Dunia II, ia dijatuhi hukuman delapan bulan penjara karena menolak bergabung dengan angkatan darat Hongaria yang mendukung rezim Nazi. Di Transkarpatia, hukum setempat pada waktu itu tidak mengizinkan pengeksekusian orang-orang yang dipenjara karena iman. Oleh karena itu, saudara-saudara dikirim ke garis pertempuran terdepan, karena di sana hukum Nazi mengizinkan pengeksekusian tersebut. Pada tahun 1942, di bawah pengawalan militer, Saudara Kopos beserta para tahanan lain, termasuk 21 Saksi lain, dibawa ke garis depan dekat Stalingrad, Rusia. Mereka dibawa ke sana untuk dieksekusi. Namun, tidak lama setelah mereka tiba, pasukan angkatan darat Soviet mulai menyerang, menangkapi tentara-tentara Jerman dan juga saudara-saudara itu. Saksi-Saksi dibawa ke kamp penjara Soviet, dan mereka ditahan di sana sampai dibebaskan pada tahun 1946.
Saudara Kopos pulang dan aktif mengambil bagian dalam pekerjaan pengabaran di daerah dekat rumahnya. Karena kegiatannya ini, pada tahun 1950 kalangan berwenang Soviet menjatuhi dia hukuman 25 tahun di kamp penjara. Namun, karena diberlakukannya amnesti, ia dibebaskan setelah enam tahun.
Setelah dibebaskan, Saudara Kopos, yang pada waktu itu sudah berusia 44 tahun, berencana untuk menikahi Hanna Shyshko. Hanna juga adalah seorang Saksi dan baru dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman 10 tahun. Mereka menyerahkan formulir untuk pendaftaran perkawinan mereka. Pada malam sebelum hari pernikahan, mereka kembali ditangkap dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun di kamp. Akan tetapi, mereka bertekun dalam melewati semua kesulitan ini, dan kasih mereka dapat menanggung segala sesuatu, termasuk menunda pernikahan mereka selama sepuluh tahun. (1 Kor. 13:7) Akhirnya, setelah dibebaskan pada tahun 1967, mereka menikah.
Itu bukanlah akhir cerita mereka. Pada tahun 1973, Saudara Kopos, yang pada waktu itu sudah berusia 60 tahun, sekali lagi ditangkap dan dijatuhi hukuman lima tahun di kamp penjara dan lima tahun di pengasingan. Ia menjalani masa pengasingan bersama istrinya, Hanna, di Siberia, 5.000 kilometer dari Khust, kota asalnya. Tidak ada transportasi mobil ataupun kereta api yang menuju ke daerah itu, yang ada hanyalah transportasi udara. Pada tahun 1983, Saudara Kopos beserta istrinya pulang ke Khust. Hanna meninggal pada tahun 1989, dan Saudara Kopos terus melayani Yehuwa dengan setia sampai kematiannya pada tahun 1997. Seluruh masa hukuman Saudara Kopos mencakup 27 tahun di berbagai penjara dan 5 tahun di pengasingan—totalnya 32 tahun.
Pria yang bersahaja dan berhati lembut ini menghabiskan hampir sepertiga abad di berbagai penjara dan kamp kerja paksa Soviet. Teladan iman yang luar biasa ini dengan jelas memperlihatkan bahwa musuh-musuh tidak dapat memusnahkan integritas hamba-hamba Allah yang loyal.
Perpecahan Sementara
Musuh umat manusia, Setan si Iblis, menggunakan banyak cara untuk memerangi orang-orang yang mempraktekkan ibadat sejati. Selain menggunakan penganiayaan fisik, ia berupaya menyebarkan keragu-raguan dan menyebabkan perselisihan di antara saudara-saudara. Hal ini khususnya tampak jelas dalam sejarah Saksi-Saksi Yehuwa di Ukraina.
Selama tahun 1950-an, Saksi-Saksi Yehuwa tak henti-hentinya dilecehkan. Kalangan berwenang selalu mencari-cari lokasi tempat lektur dicetak. Saudara-saudara pengemban tanggung jawab terus-menerus menjadi sasaran penangkapan. Oleh karena itu, saudara-saudara yang menjalankan kepengawasan terus berganti-ganti, bahkan setiap beberapa bulan.
Setelah melihat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak dapat dibungkam melalui pengasingan, pemenjaraan, kekerasan fisik, dan penganiayaan, agen keamanan menggunakan taktik-taktik lain. Mereka berupaya untuk memecah-belah organisasi dari dalam dengan menabur benih-benih ketidakpercayaan di antara saudara-saudara.
Selama pertengahan tahun 1950-an, agen keamanan tidak lagi menangkap saudara-saudara pengemban tanggung jawab dan yang aktif, tetapi mulai memata-matai mereka. Saudara-saudara secara rutin dipanggil ke kantor agen keamanan. Mereka diiming-imingi uang dan karier yang bagus kalau mereka mau bekerja sama. Yang menolak bekerja sama akan dipenjara dan dipermalukan. Beberapa saudara, yang kurang beriman akan Allah, berkompromi karena takut atau tamak. Mereka tetap berada dalam sidang, tetapi sambil memberi informasi kepada agen keamanan tentang aktivitas Saksi-Saksi Yehuwa. Selain itu, mereka patuh dalam melaksanakan hal-hal yang diinstruksikan kalangan berwenang sehingga menyebabkan saudara-saudara yang tidak bersalah tampak berkhianat di mata saudara-saudara lain yang setia. Semua ini telah membuat semangat ketidakpercayaan menyebar di antara saudara-saudara.
Pavlo Ziatek sangat menderita karena ketidakpercayaan seperti itu dan karena kecurigaan yang tak berdasar. Saudara yang bergairah dan rendah hati ini melewatkan waktu bertahun-tahun di kamp penjara dan membaktikan seluruh hidupnya dalam dinas Yehuwa.
Selama pertengahan tahun 1940-an, Saudara Ziatek melayani sebagai hamba negeri. Setelah ditangkap, ia dipenjarakan selama sepuluh tahun di Ukraina bagian barat. Pada tahun 1956, ia dibebaskan, dan pada tahun 1957, ia kembali menjalankan tugasnya sebagai hamba negeri. Selain Saudara Ziatek, ada delapan saudara lain yang melayani dalam panitia negeri itu: empat dari Siberia dan empat dari Ukraina. Saudara-saudara ini menjalankan kepengawasan atas pekerjaan pemberitaan Kerajaan di seluruh Uni Soviet.
Mengingat jarak yang jauh dan penganiayaan yang terus-menerus, saudara-saudara ini tidak dapat mengadakan komunikasi yang baik ataupun perhimpunan rutin. Sementara itu, kabar angin dan gosip menyebar sehubungan dengan Saudara Ziatek dan anggota-anggota panitia lainnya. Dikabarkan bahwa Saudara Ziatek bekerja sama dengan agen keamanan, dan bahwa ia telah membangun sebuah rumah besar bagi dirinya dengan menggunakan dana yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan pekerjaan kesaksian, dan bahwa ia pernah terlihat mengenakan seragam tentara. Laporan-laporan seperti itu dicatat dan dikirimkan kepada para pengawas distrik dan pengawas wilayah di Siberia. Tidak satu pun dari tuduhan-tuduhan tersebut yang benar.
Akhirnya, pada bulan Maret 1959, beberapa pengawas wilayah dari Siberia tidak lagi mengirimkan laporan dinas kepada panitia negeri. Saudara-saudara yang memisahkan diri itu melakukan hal tersebut tanpa bertanya terlebih dahulu kepada kantor pusat. Dan, mereka pun tidak mengikuti pengarahan saudara-saudara setempat yang dilantik sebagai pengawas. Hal ini menyebabkan perpecahan di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet selama beberapa tahun.
Saudara-saudara yang memisahkan diri mempengaruhi para pengawas wilayah yang lain untuk mengikuti haluan yang sama. Akibatnya, laporan dinas bulanan dari beberapa wilayah dikirimkan kepada saudara-saudara yang memisahkan diri itu, dan bukan kepada panitia negeri yang terlantik. Kebanyakan saudara di sidang-sidang tidak tahu bahwa laporan dinas mereka tidak sampai ke tangan panitia negeri, maka hal ini tidak ada dampaknya terhadap kegiatan sidang. Saudara Ziatek mengunjungi Siberia beberapa kali, dan setelah itu beberapa wilayah kembali mengirimkan laporan dinas mereka ke panitia negeri.
Kembali kepada Organisasi Teokratis
Pada tanggal 1 Januari 1961, dalam perjalanan kembali setelah kunjungan dinas ke Siberia, Saudara Ziatek ditangkap di kereta api. Ia kembali dijatuhi hukuman tahanan selama sepuluh tahun, kali ini di kamp penjara ”khusus” di Mordvinia, Rusia. Apa yang ”khusus” tentang kamp itu?
Karena dihukum di berbagai kamp penjara, saudara-saudara mendapat kesempatan untuk mengabar kepada para tahanan lain, dan banyak yang menjadi Saksi. Hal ini membuat kalangan berwenang tidak senang. Akibatnya, mereka memutuskan untuk mengumpulkan Saksi-Saksi yang menjalankan kepemimpinan ke dalam satu kamp sehingga mereka tidak dapat mengabar kepada orang lain. Menjelang akhir tahun 1950-an, ada lebih dari 400 saudara dan sekitar 100 saudari dari berbagai kamp penjara di Uni Soviet yang ditempatkan di dua kamp penjara di Mordvinia. Di antara para tahanan itu ada saudara-saudara dari panitia negeri dan juga para pengawas distrik dan wilayah yang telah memisahkan diri dari saluran komunikasi yang digunakan Yehuwa. Ketika saudara-saudara tersebut melihat bahwa Saudara Ziatek juga dipenjarakan, sadarlah mereka bahwa tidak ada dasar untuk percaya bahwa dia telah bekerja sama dengan agen keamanan.
Sementara itu, mengingat Saudara Ziatek telah ditangkap, dibuat pengaturan agar Ivan Pashkovskyi mengambil alih tugas hamba negeri. Pada pertengahan tahun 1961, Saudara Pashkovskyi bertemu dengan beberapa saudara pengemban tanggung jawab dari Polandia dan menjelaskan tentang adanya perpecahan di antara saudara-saudara di Uni Soviet. Ia meminta agar Nathan H. Knorr dari kantor pusat di Brooklyn menulis surat untuk memperlihatkan bahwa ada dukungan bagi Saudara Ziatek. Belakangan, pada tahun 1962, Saudara Pashkovskyi menerima salinan surat kepada Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet, tertanggal 18 Mei 1962. Surat itu berbunyi, ”Komunikasi yang saya terima dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa Saudara-Saudara di Uni Soviet terus memelihara hasrat yang kuat untuk menjadi hamba-hamba Allah Yehuwa yang setia. Akan tetapi, beberapa di antara Saudara-Saudara mempunyai masalah dalam upaya memelihara persatuan dengan saudara-saudara lain. Saya yakin bahwa hal ini disebabkan oleh kurangnya sarana komunikasi dan cerita-cerita palsu yang dengan sengaja diedarkan para penentang Allah Yehuwa. Oleh karena itu, saya menulis untuk memberi tahu Saudara-Saudara bahwa Lembaga mengakui Saudara Pavlo Ziatek dan saudara-saudara yang bekerja dengannya sebagai pengawas-pengawas Kristen di Uni Soviet. Baik kompromi maupun pandangan yang ekstrem harus ditolak. Kita perlu berpikiran sehat, bersikap masuk akal, mau menyesuaikan diri, dan juga memegang teguh prinsip-prinsip Allah.”
Selain surat itu, fakta bahwa Saudara Ziatek dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara telah membantu mempersatukan umat Yehuwa di Uni Soviet. Banyak saudara di penjara dan di kamp yang tadinya terpisah mulai mempersatukan diri lagi dengan organisasi. Mereka mengerti bahwa Saudara Ziatek tidak mengkhianati organisasi dan bahwa kantor pusat sepenuhnya mendukung dia. Pada waktu menulis surat kepada keluarga dan teman-teman mereka, saudara-saudara yang dipenjarakan ini menganjurkan para penatua di sidang setempat untuk menghubungi saudara-saudara yang tetap setia dan untuk kembali melaporkan kegiatan dinas mereka. Dalam waktu satu dekade berikutnya, mayoritas saudara-saudara yang tadinya memisahkan diri mematuhi nasihat ini, sekalipun mencapai persatuan masih merupakan tantangan, sebagaimana yang akan kita lihat berikut ini.
Tetap Berlaku Loyal di Kamp Penjara
Kehidupan di kamp-kamp penjara sangatlah berat. Namun, apabila dibandingkan para tahanan lain, Saksi-Saksi yang berada di sana masih lebih baik keadaannya karena kerohanian mereka. Mereka memiliki lektur, dan mereka dapat berkomunikasi dengan rekan-rekan seiman yang lebih matang. Semua ini turut menyebabkan terciptanya semangat yang bagus dan pertumbuhan rohani. Di sebuah kamp penjara, saudari-saudari mengubur beberapa lektur dengan begitu terampil sehingga tidak seorang pun dapat menemukannya. Sekali waktu, seorang inspektur mengatakan bahwa untuk menyingkirkan semua ”lektur anti-Soviet” dari daerah itu, mereka perlu menggali tanah di sekitar penjara sedalam dua meter, lalu mengayak tanahnya! Saudari-saudari yang dipenjarakan mempelajari majalah-majalah itu begitu saksama sehingga sampai sekarang, 50 tahun kemudian, beberapa di antara mereka masih dapat mengucapkan di luar kepala beberapa bagian dari majalah-majalah Menara Pengawal itu.
Para saudara dan saudari memelihara integritas mereka kepada Yehuwa dan tidak mengkompromikan prinsip-prinsip Alkitab, sekalipun di bawah masa yang sulit. Mariya Hrechyna, yang berada di kamp penjara selama lima tahun karena kegiatan pengabarannya, menceritakan pengalaman berikut ini, ”Sewaktu kami menerima Menara Pengawal dengan artikel ’Tidak Bersalah karena Merespek Kesucian Darah’, kami memutuskan untuk tidak ikut makan siang di ruang makan kamp penjara jika daging dihidangkan. Sering kali, daging yang dihidangkan di kamp tidak dicurahkan darahnya dengan baik. Ketika sipir penjara mengetahui alasan Saksi-Saksi tidak ikut makan siang pada waktu-waktu tertentu, ia memutuskan untuk memaksa kami menyimpang dari prinsip. Ia menyuruh agar daging dihidangkan pada setiap waktu makan: pagi, siang, dan malam. Selama dua minggu kami tidak makan apa-apa kecuali roti. Kami bersandar sepenuhnya kepada Yehuwa, karena mengetahui bahwa Ia melihat segala sesuatu dan mengetahui berapa lama kami dapat bertahan. Pada akhir minggu kedua sejak ’hidangan bernutrisi’ itu, sang sipir berubah pikiran dan mulai menyediakan bagi kami sayur-sayuran, susu, dan bahkan mentega. Kami melihat bahwa Yehuwa benar-benar memelihara kami.”
Bantuan untuk Bertekun
Dibandingkan dengan para tahanan lain, sudut pandang saudara-saudara tentang kehidupan jauh lebih positif dan berkeyakinan. Hal ini membuat mereka dapat bertekun di bawah segala kesengsaraan di penjara Soviet.
Saudara Oleksii Kurdas, yang lama berada di penjara menuturkan demikian, ”Hal yang membantu saya bertahan adalah iman yang dalam akan Yehuwa dan Kerajaan-Nya, turut ambil bagian dalam kegiatan teokratis di penjara, dan berdoa secara teratur. Hal lain yang juga membantu adalah keyakinan bahwa tindakan saya menyenangkan Yehuwa. Saya juga berupaya untuk tetap sibuk. Kebosanan merupakan hal yang paling mengerikan di semua penjara. Hal itu dapat menghancurkan kepribadian kita dan menyebabkan penyakit mental. Oleh karena itu, saya berupaya untuk tetap sibuk dalam hal-hal teokratis. Saya juga memesan buku apa saja yang tersedia di perpustakaan penjara, tentang sejarah dunia, geografi, dan biologi. Saya mencari bagian-bagian yang mendukung pandangan saya tentang kehidupan. Dengan cara ini, saya dapat memperkuat iman saya.”
Pada tahun 1962, Serhii Ravliuk mendekam di sel isolasi selama tiga bulan. Ia tidak dapat berbicara dengan siapa pun termasuk para penjaga penjara. Agar dapat mempertahankan kewarasannya, ia mulai mengingat semua ayat yang ia ketahui. Ia mengingat lebih dari seribu ayat Alkitab dan menuliskan semua itu di atas sobekan-sobekan kertas dengan isi pensil. Ia menyembunyikan isi pensil itu pada lekukan di lantai. Ia juga mengingat lebih dari 100 judul artikel dalam majalah Menara Pengawal yang pernah dipelajarinya. Ia membuat perhitungan tanggal malam Peringatan untuk 20 tahun berikutnya. Semua ini telah membantu dia bertahan bukan hanya secara mental tetapi juga secara rohani. Kegiatan tersebut memelihara imannya kepada Yehuwa tetap hidup dan kuat.
”Pelayanan” yang Diberikan Para Penjaga Penjara
Sekalipun adanya tentangan yang dilancarkan agen keamanan, lektur kita dapat menembus berbagai penghalang, dan bahkan mencapai saudara-saudara yang berada di penjara. Hal ini juga diketahui para penjaga penjara, dan dari waktu ke waktu, semua sel diperiksa dengan saksama, setiap celahnya benar-benar diteliti. Dan, dalam upaya mereka mencari lektur, para penjaga secara rutin memindahkan para tahanan dari satu sel ke sel lain. Sewaktu berpindah tempat, para tahanan diperiksa dengan teliti, dan kalau lektur ditemukan, langsung disita. Apa yang dilakukan saudara-saudara agar lektur tidak ditemukan?
Biasanya, lektur disembunyikan di dalam bantal, kasur dan sepatu, juga di bawah pakaian. Di beberapa kamp, majalah Menara Pengawal disalin dengan tulisan tangan yang sangat kecil. Sewaktu para tahanan dipindahkan dari satu sel ke sel lain, saudara-saudara kadang-kadang membungkus miniatur majalah dengan plastik dan menyembunyikannya di bawah lidah mereka. Dengan demikian, mereka dapat menyimpan sedikit makanan rohani dan tetap terpelihara secara rohani.
Vasyl Bunha dipenjarakan selama bertahun-tahun demi kebenaran. Bersama rekan satu selnya, Petro Tokar, ia membuat dasar kotak peralatan tukang kayunya berlapis dua. Di dalamnya, mereka menyembunyikan beberapa eksemplar publikasi asli yang diselundupkan ke penjara. Kedua saudara ini adalah tukang kayu penjara, dan kotak peralatan itu diberikan kalau mereka hendak bekerja di dalam penjara. Sewaktu mereka mengambil kotak tersebut, mereka mengeluarkan majalah yang asli untuk dibuat salinannya. Setelah bekerja seharian, majalah itu ditaruh kembali di dalam kotak. Kotak peralatan tersebut dikunci tiga kali dan disimpan baik-baik dibalik dua pintu yang juga terkunci, karena alat-alat seperti gergaji, pahat, dan peralatan tukang kayu lainnya dapat digunakan sebagai senjata oleh para tahanan. Jadi, pada waktu pemeriksaan lektur Alkitab, tidak terpikir oleh para penjaga untuk memeriksa kotak peralatan yang terkunci itu, yang disimpan di antara barang-barang lain kepunyaan sipir penjara.
Saudara Bunha menemukan tempat lain untuk menyembunyikan lektur yang asli. Karena penglihatannya kurang baik, ia mempunyai beberapa pasang kacamata. Setiap tahanan hanya boleh menyimpan sepasang kacamata. Yang lainnya disimpan di suatu tempat khusus, dan para tahanan dapat memintanya kalau perlu. Saudara Bunha membuat tempat kacamata khusus dan menaruh miniatur publikasi yang asli pada tempat kacamatanya. Sewaktu saudara-saudara perlu membuat salinan majalah-majalah itu, Saudara Bunha hanya meminta kepada para penjaga penjara agar dibawakan sepasang kacamata yang lain.
Adakalanya, hanya malaikat yang tampaknya dapat menyelamatkan lektur dari tangan para penjaga penjara. Saudara Bunha mengingat suatu peristiwa manakala Saudara Cheslav Kazlauskas membawa 20 batang sabun ke penjara. Sepuluh di antaranya berisi publikasi kita. Sewaktu memeriksanya, si penjaga menusuk sepuluh dari bungkusan-bungkusan sabun itu, dan tak satu kali pun ia menusuk bungkusan yang berisi lektur.
Berkanjang dalam Upaya Menggalang Persatuan
Mulai tahun 1963, saudara-saudara dari panitia negeri dapat mengirim laporan dinas ke Brooklyn secara rutin. Juga diatur agar saudara-saudara menerima publikasi dalam bentuk mikrofilm. Pada waktu itu, ada 14 wilayah di seluruh Uni Soviet, dan 4 di antaranya di Ukraina. Karena umat Allah meningkat jumlahnya, dibentuklah tujuh distrik di Ukraina. Untuk alasan keamanan, setiap distrik disebut dengan nama wanita. Distrik di Ukraina bagian timur disebut Alla; di Volinia, Ustina; di Halychyna, Lyuba; dan di Transkarpatia, ada distrik yang disebut Katya, Kristina, dan Masha.
Sementara itu, KGB (Agen Keamanan Pemerintah) terus berupaya merusak persatuan Saksi-Saksi. Kepala salah satu kantor KGB menulis surat kepada atasannya, ”Dengan tujuan mengintensifkan perpecahan dalam sekte itu, kami mengerahkan upaya untuk menekan kegiatan tidak kooperatif dari para pemimpin Jehovistik, untuk merendahkan mereka di mata rekan-rekan seagama mereka, dan untuk menciptakan atmosfer ketidakpercayaan di antara mereka. Kantor-kantor KGB membuat pengaturan untuk menyebabkan perpecahan sekte itu menjadi dua kelompok yang saling berlawanan. Satu kelompok terdiri dari pengikut pemimpin Jehovistik, Ziatek, yang sekarang sedang menjalani hukuman penjara, dan kelompok lain yang terdiri dari para penganut yang disebut oposisi. Keadaan ini menciptakan kondisi dan dasar yang kondusif bagi pertikaian ideologi di kalangan anggota dan selanjutnya mengarah ke perpecahan dalam unit-unit organisasinya.” Surat itu pun mengakui bahwa upaya-upaya KGB tertumbuk pada kesulitan. Surat itu selanjutnya mengatakan, ”Pemimpin-pemimpin Jehovistik yang paling reaksioner mengambil langkah-langkah untuk meredam tindakan-tindakan kita, mengupayakan segala cara untuk mengkonsolidasi unit-unit organisasinya.” Ya, saudara-saudara terus melakukan hal-hal yang menggalang persatuan, dan Yehuwa memberkati upaya mereka.
KGB menunjukkan sepucuk surat palsu kepada saudara-saudara yang memisahkan diri, yang katanya dari Saudara Knorr, yang mendukung gagasan dibentuknya organisasi Saksi-Saksi Yehuwa yang terpisah dan independen. Dalam surat itu disebutkan perpisahan antara Abraham dan Lot sebagai sebuah contoh perpisahan dari jalur organisasi yang diperbolehkan, dan surat tersebut diedarkan ke seluruh Uni Soviet.
Saudara-saudara yang setia mengirimkan salinan surat itu ke Brooklyn, dan pada tahun 1971, mereka menerima jawaban yang menyatakan bahwa surat tersebut jelas-jelas palsu. Dalam sepucuk surat yang dialamatkan kepada saudara-saudara yang masih terpisah dari umat Allah, Saudara Knorr mengatakan demikian, ”Satu-satunya jalur komunikasi yang digunakan Lembaga adalah jalur melalui para pengawas yang dilantik di negeri Saudara. Selain para pengawas yang terlantik, tidak ada individu-individu lain di negeri Saudara yang berwenang untuk menjalankan kepemimpinan di antara saudara-saudara . . . Hamba-hamba Yehuwa yang sejati adalah sebuah kelompok yang bersatu. Oleh karena itu, saya berharap dan berdoa agar Saudara-Saudara sekalian kembali kepada persatuan sidang Kristen di bawah bimbingan para pengawas yang terlantik dan agar kita dapat secara terpadu turut ambil bagian dalam memberikan kesaksian.”
Surat ini besar pengaruhnya terhadap persatuan saudara-saudara. Sekalipun demikian, masih ada saudara yang berupaya berhubungan dengan kantor pusat secara independen, karena mereka masih tidak mempercayai jalur komunikasi yang ada. Jadi, saudara-saudara yang memisahkan diri ini memutuskan untuk mengadakan suatu pengujian. Mereka mengirimkan selembar uang, sepuluh rubel (mata uang Rusia), ke Brooklyn dan meminta saudara-saudara di sana untuk memotongnya menjadi dua bagian dan mengirimkan kembali kedua bagian itu ke Ukraina: setengah lembaran uang itu dikirimkan melalui pos kepada saudara-saudara yang memisahkan diri dan yang setengahnya lagi ke saluran yang digunakan oleh kantor pusat.
Dengan demikian, setengah lembaran uang itu dikirim melalui pos. Yang setengahnya lagi dibawa melalui kurir dan disampaikan kepada panitia negeri. Lalu, panitia negeri menyampaikannya kepada saudara-saudara pengemban tanggung jawab di Transkarpatia yang kemudian pergi menemui saudara-saudara yang memisahkan diri itu. Akan tetapi, beberapa saudara yang memisahkan diri yang benar-benar yakin bahwa para anggota panitia negeri bekerja sama dengan agen keamanan masih saja tidak bisa percaya.
Sekalipun demikian, kebanyakan saudara yang memisahkan diri telah bergabung kembali dengan organisasi. Upaya-upaya Setan dan KGB untuk melenyapkan organisasi Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet melalui perpecahan tidak berhasil. Umat Yehuwa yang semakin banyak jumlahnya dan semakin kuat, terus dengan rajin melakukan hal-hal yang menggalang persatuan dan menabur benih kebenaran di daerah-daerah yang baru.
Vasyl Kalin mengatakan, ”Mereka menggunakan berbagai cara guna mematahkan semangat kami untuk menjalankan kehidupan Kristen. Namun, kami terus mengabar kepada rekan-rekan sepengasingan yang tidak seiman. Mereka diasingkan karena berbagai alasan dan berbagai kejahatan. Banyak dari mereka yang memperlihatkan minat pada berita kami. Cukup banyak juga yang akhirnya menjadi Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka melakukan hal ini sekalipun mengetahui penganiayaan yang dikenakan pada kami oleh keamanan Negara maupun oleh pemerintah setempat.”
Kehidupan Kristen di bawah Pelarangan
Sekarang, marilah kita mengadakan sekilas tinjauan tentang kegiatan Kristen selama dekade-dekade awal masa pelarangan. Pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa dilarang di seluruh Ukraina mulai tahun 1939. Sekalipun demikian, kegiatan pengabaran dan sidang tetap berlangsung, walaupun saudara-saudara harus sangat berhati-hati dalam memberi kesaksian kepada orang lain. Para peminat tidak pernah langsung diberi tahu bahwa Saksi-Saksi Yehuwa-lah yang datang ke rumah mereka. Sering kali, pengajaran Alkitab di rumah diadakan hanya dengan menggunakan Alkitab. Banyak orang yang belajar kebenaran dengan cara ini.
Perhimpunan-perhimpunan diadakan di bawah keadaan yang serupa. Di banyak tempat, saudara-saudara berhimpun beberapa kali seminggu pada waktu malam, atau larut malam. Mereka menutupi jendela-jendela dengan gorden tebal agar tidak ketahuan dan belajar dengan menggunakan lampu minyak tanah. Pada umumnya, setiap sidang menerima hanya satu eksemplar Menara Pengawal salinan tangan. Belakangan, saudara-saudara mulai menerima majalah yang dicetak dengan mesin penyalin. Biasanya, mereka akan berhimpun dua kali seminggu di apartemen pribadi untuk Pelajaran Menara Pengawal. KGB tak henti-hentinya berupaya keras menemukan tempat-tempat perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa sehingga mereka dapat menghukum saudara-saudara pengemban tanggung jawab.
Saudara-saudara juga menggunakan upacara perkawinan dan pemakaman sebagai kesempatan untuk berkumpul dan saling menganjurkan dengan khotbah-khotbah Alkitab yang telah dipersiapkan dengan baik. Pada pesta perkawinan, banyak saudara-saudari muda membacakan puisi bertemakan topik Alkitab dan mempertunjukkan drama Alkitab dengan kostum lengkap. Semua ini memberikan kesaksian yang bagus kepada banyak hadirin non-Saksi.
Selama tahun 1940-an dan 1950-an, banyak saudara yang ditangkap dan dipenjarakan hanya karena menghadiri perhimpunan. Namun, pada tahun 1960-an, situasinya berubah. Jika agen keamanan menemukan tempat perhimpunan, biasanya mereka membuat daftar nama semua yang hadir, dan mendenda sang pemilik rumah sebanyak setengah bulan gaji. Kadang-kadang, peraturan dilaksanakan sampai taraf yang tidak masuk akal. Sekali waktu, Mykola Kostiuk dan istrinya pergi mengunjungi putra mereka. Tidak lama kemudian, polisi tiba dan mencatat nama ”semua yang hadir”. Kemudian, putra Saudara Kostiuk dipanggil untuk membayar denda karena ”pertemuan Jehovis yang ilegal”. Keluarga Kostiuk membuat pengaduan tentang insiden ini, karena memang tidak ada perhimpunan yang diadakan. Akhirnya, kalangan berwenang membatalkan denda tersebut.
Perayaan Peringatan
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkepanjangan tidaklah mudah. Meskipun demikian, saudara-saudara tidak berkecil hati dan tetap berhimpun secara teratur. Mengadakan Peringatan menghadirkan banyak tantangan. KGB khususnya sangat berwaspada pada waktu-waktu menjelang Peringatan, karena mereka selalu mengetahui kapan kira-kira tanggalnya. Mereka berharap, jika mereka terus mengawasi Saksi-Saksi, mereka akan dapat mengetahui tempat perayaan Peringatan diadakan. Kemudian, agen keamanan akan dapat ”berkenalan” dengan Saksi-Saksi yang baru.
Saudara-saudara mengetahui taktik-taktik itu, maka mereka sangat berhati-hati pada hari Peringatan itu. Mereka mengadakannya di tempat-tempat yang sulit ditemukan. Para peminat tidak diberi tahu lebih dulu tentang tanggal Peringatan maupun tempatnya. Biasanya, Saksi-Saksi pergi ke rumah para peminat pada harinya dan langsung membawa mereka ke tempat perhimpunan.
Sekali waktu, saudara-saudara di Transkarpatia mengadakan Peringatan di ruang bawah tanah rumah seorang saudari. Karena ruangan tersebut kebanjiran, tentunya orang-orang tidak dapat berhimpun di situ dengan air setinggi lutut. Saudara-saudara membuat panggung yang lebih tinggi dari permukaan air dan membuat ruangan itu tampak rapi untuk Peringatan. Sekalipun mereka mesti duduk berdesakan di atas panggung dan di bawah langit-langit yang rendah, tidak ada yang mengganggu mereka sewaktu mereka dengan bersukacita merayakan Peringatan.
Pada kesempatan lain, selama tahun 1980-an, sebuah keluarga Kristen meninggalkan rumah pagi-pagi sekali untuk menghadiri Peringatan. Menjelang malam hari, mereka berkumpul dengan saudara-saudara lain di sebuah hutan untuk merayakannya. Pada waktu itu, hujan turun dengan lebat, dan semua saudara dan saudari yang berkumpul memegang payung untuk naungan dan lilin untuk penerangan. Setelah doa penutup, semuanya pulang. Setibanya di rumah, keluarga tadi mendapatkan pintu pagar mereka terbuka. Jelaslah bahwa polisi atau agen keamanan telah mencari mereka. Sekalipun mereka lelah dan basah, seluruh keluarga merasa senang bahwa mereka meninggalkan rumah pagi-pagi sekali dan telah menghadiri Peringatan, dengan demikian menghindari konfrontasi dengan kalangan berwenang.
Di Kiev, sangat sulit bagi saudara-saudara untuk menemukan tempat yang aman guna mengadakan Peringatan. Pada suatu waktu, mereka memutuskan untuk mengadakan Peringatan di sebuah kendaraan. Seorang saudara bekerja di perusahaan transportasi sebagai pengemudi bus, maka saudara-saudara menyewa sebuah bus. Bus tersebut hanya menjemput Saksi-Saksi Yehuwa dan kemudian pergi ke luar kota, ke sebuah daerah terbuka yang dikelilingi hutan. Di dalam bus, saudara-saudari memasang sebuah meja kecil, dan di atasnya ditaruh lambang-lambang Peringatan. Mereka juga membawa makanan. Tiba-tiba, polisi muncul di tempat itu. Namun, mereka tidak mempunyai alasan untuk mengganggu saudara-saudara yang tampaknya sedang makan bersama di dalam bus sehabis pulang kerja.
Di daerah-daerah Ukraina yang lain, rumah saudara-saudara digerebek pada hari Peringatan. Tak lama setelah matahari terbenam, tiga atau empat orang polisi mendatangi tempat tinggal saudara-saudara. Polisi-polisi itu memeriksa apakah saudara-saudara ada di rumah atau sedang bersiap-siap untuk perayaan keagamaan. Saksi-Saksi selalu siap menghadapi penggerebekan ini. Mereka mengenakan pakaian rumah yang sudah tua di luar pakaian mereka yang untuk pergi ke Peringatan, lalu berpura-pura sibuk dengan tugas-tugas rumah tangga. Dengan demikian, mereka memberi kesan bahwa mereka akan tinggal di rumah dan tidak mempunyai rencana untuk pergi ke perayaan keagamaan. Setelah pemeriksaan berlalu, mereka menanggalkan pakaian rumah mereka dan siap untuk pergi menghadiri Peringatan. Kalangan berwenang setempat puas karena telah mengerjakan tugas mereka, dan saudara-saudara dapat menghadiri Peringatan tanpa gangguan.
Menyembunyikan Lektur
Ingat bahwa pada akhir tahun 1940-an, Saksi-Saksi Yehuwa dijatuhi hukuman 25 tahun penjara hanya karena memiliki lektur di rumah mereka. Setelah kematian Stalin pada tahun 1953, hukuman penjara karena memiliki lektur dikurangi menjadi sepuluh tahun. Belakangan, kepemilikan lektur Saksi dihukum denda, dan lekturnya disita serta dimusnahkan. Jadi, selama masa pelarangan, saudara-saudara dengan hati-hati memikirkan cara menyimpan lektur dengan aman.
Beberapa saudara menyimpan lektur di rumah-rumah sanak saudara atau tetangga mereka yang non-Saksi; ada juga yang menaruhnya dalam kotak logam dan kantong plastik, lalu menguburkannya di kebun. Vasyl Guzo, seorang penatua dari Transkarpatia, mengenang bahwa pada tahun 1960-an ia menggunakan sebuah hutan di Pegunungan Karpatia sebagai ”perpustakaan teokratis”. Ia menaruh lekturnya di dalam kaleng-kaleng susu yang ia bawa ke hutan itu dan menguburkannya sedemikian rupa sehingga tutupnya rata dengan permukaan tanah.
Seorang saudara yang dipenjarakan selama 16 tahun karena kegiatan Kristennya bertutur demikian, ”Kami menyembunyikan lektur di mana saja itu dapat disembunyikan: di bungker, dalam tanah, dalam dinding gedung, di kotak yang dasarnya dua lapis, dan di kandang anjing atau kucing yang berlantai dua lapis. Kami juga menyembunyikan lektur di dalam tangkai sapu dan di dalam alat pemipih adonan (tempat kami biasanya menyimpan laporan dinas). Ada tempat-tempat persembunyian lain lagi: sumur, toilet, pintu, atap, dan tumpukan kayu bakar.”
Percetakan Bawah Tanah
Sekalipun diawasi dengan ketat oleh mata-mata Komunis maupun oleh kalangan berwenang, makanan rohani terus tersedia bagi orang-orang yang lapar dan dahaga akan keadilbenaran. Musuh-musuh kebenaran tidak berhasil menyingkirkan lektur kita dari Uni Soviet dan harus mengakui fakta itu. Pada akhir tahun 1959, surat kabar pekerja kereta api Gudok bahkan menyatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan balon-balon untuk mendatangkan lektur Alkitab ke Uni Soviet!
Tentu saja, lektur kita tidak didatangkan dengan balon. Lektur ini diproduksi di rumah-rumah pribadi. Seraya waktu berjalan, saudara-saudara mendapati bahwa tempat yang paling praktis dan aman untuk mencetak lektur adalah bungker yang disamarkan dengan baik. Mereka membangun bungker-bungker ini di ruang bawah tanah rumah dan di bukit-bukit.
Pada tahun 1960-an, salah satu bungker seperti itu dibangun di Ukraina bagian timur. Bungker ini diperlengkapi dengan ventilasi dan listrik. Jalan masuk ke bungker ini tersembunyi dengan begitu baik sampai-sampai para polisi menghabiskan sehari penuh persis di atas bungker itu sambil menusuk-nusuk tanah dengan tongkat logam. Mereka tidak menemukan apa pun.
Pada suatu waktu, sebuah percetakan rahasia sedang diawasi dengan ketat oleh agen keamanan. Mereka curiga bahwa ada pencetakan lektur di rumah yang sedang diawasi itu, dan mereka ingin menangkap orang-orang yang terlibat. Hal ini mendatangkan kesulitan bagi saudara-saudara. Bagaimana mereka dapat membawa kertas ke dalam rumah itu, dan bagaimana mereka membawa lektur ke luar rumah itu? Akhirnya, mereka menemukan jalan keluarnya. Seorang saudara membungkus tumpukan kertas dengan selimut bayi dan membawanya ke dalam rumah itu seolah-olah ia sedang menggendong bayi. Setibanya di dalam, ia meninggalkan kertas itu di sana, lalu membungkus majalah-majalah yang baru dicetak dengan selimut yang sama, dan menggendong ”bayi” tersebut keluar rumah. Para petugas KGB melihat saudara tersebut masuk keluar rumah tetapi tidak mencurigai apa pun.
Saudara-saudara di daerah Donetsk, Krim, Moskwa, dan Leningrad (sekarang St. Petersburg) menerima lektur yang dicetak dalam bungker ini. Beberapa saudara muda membangun sebuah bungker yang serupa di kota Novovolynsk, di wilayah Volinia. Saudara-saudara ini begitu bertekad untuk menjaga kerahasiaan lokasi bungker ini sehingga saudara-saudara lain baru diizinkan melihatnya setelah pekerjaan kita terdaftar resmi di Ukraina selama sembilan tahun!
Sebuah percetakan yang serupa juga beroperasi jauh di Pegunungan Karpatia. Saudara-saudara menyalurkan air dari sungai kecil ke dalam bungker, dan air tersebut digunakan untuk menjalankan sebuah generator kecil, yang menghasilkan listrik untuk penerangan, walaupun percetakannya sendiri dijalankan secara manual. Banyak lektur yang dicetak dalam bungker ini. Ketika KGB melihat bahwa lebih banyak lektur yang tampak di daerah itu, mereka mencari-cari percetakannya. Polisi melakukan penggalian besar-besaran untuk menemukan bungker itu. Mereka bahkan menyamar sebagai ahli geologi dan menjelajahi pegunungan itu.
Sewaktu saudara-saudara menduga bahwa kalangan berwenang sudah berada di dekat lokasi bungker, Ivan Dziabko merelakan diri untuk menjadi pengawas percetakan, karena ia masih lajang dan seandainya ia tertangkap, tidak ada anak-anak yang akan kehilangan ayah. Pada akhir musim panas tahun 1963, bungker itu ditemukan, dan Saudara Dziabko langsung dieksekusi di dekat tempat itu. Kalangan berwenang setempat sangat senang dan memberikan tur gratis kepada orang-orang dewasa dan anak-anak di ”tempat yang digunakan Saksi-Saksi Yehuwa untuk berkomunikasi dengan Amerika melalui pemancar radio”. Sekalipun pernyataan tersebut adalah dusta, insiden yang menyedihkan ini memberikan kesaksian kepada semua orang di daerah itu. Banyak orang mulai menunjukkan minat yang lebih besar terhadap berita kita. Sekarang ini, ada lebih dari 20 sidang di daerah Pegunungan Karpatia itu.
Nilai Pelatihan Orang Tua
Selain penyitaan lektur, denda, pemenjaraan, penyiksaan, dan eksekusi, ada Saksi-Saksi yang mendapat pengalaman yang memilukan hati karena anak-anak mereka direnggut dari mereka. Lydia Perepiolkina, yang tinggal di Ukraina bagian timur, mempunyai empat anak. Suaminya, seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri, mengajukan permohonan cerai pada tahun 1964 karena Lydia adalah seorang Saksi. Pengadilan memutuskan untuk mengambil hak perwalian anak dari Saudari Perepiolkina. Dua anak kembarnya yang berusia tujuh tahun—anak lelaki dan perempuan—diberikan kepada suaminya, yang pindah sejauh 1.000 kilometer ke Ukraina bagian barat. Pengadilan memutuskan agar dua anaknya yang lain dikirim ke panti asuhan. Sewaktu Lydia diperbolehkan membuat suatu pernyataan, ia mengatakan kepada pengadilan, ”Saya percaya bahwa Yehuwa mempunyai kuasa untuk mengembalikan anak-anak kepada saya.”
Setelah persidangan, Lydia dapat melihat bimbingan serta perhatian Yehuwa. Untuk alasan yang tidak diketahui, kalangan berwenang tidak jadi mengirimkan anak-anaknya ke panti asuhan, tetapi mengizinkan mereka untuk tinggal bersamanya. Selama tujuh tahun berikutnya, pada waktu liburan, Lydia pergi mengunjungi dua anaknya yang lain, si kembar. Sekalipun mantan suaminya tidak mengizinkan Lydia untuk menemui mereka, ia tidak menyerah. Setelah tiba di kota tempat anak-anaknya tinggal, ia menginap di stasiun kereta api dan kemudian menemui anak-anaknya sewaktu mereka dalam perjalanan ke sekolah. Ia menggunakan kesempatan yang berharga ini untuk menceritakan kepada mereka tentang Yehuwa.
Tahun demi tahun berlalu, dan Lydia dengan loyal ”menabur benih disertai air mata” dalam hati anak-anaknya. Belakangan, ia dapat ”menuai disertai seruan sukacita”. (Mz. 126:5) Ketika anak-anak kembarnya berusia 14 tahun, mereka memilih untuk tinggal bersama ibu mereka. Lydia berupaya keras untuk mengajarkan kebenaran kepada anak-anaknya. Sekalipun dua anaknya yang lain memilih haluan yang berbeda, Lydia dengan kedua anak kembarnya melayani Yehuwa dengan loyal.
Berubah Menjadi Lebih Baik
Pada bulan Juni 1965, Mahkamah Agung Ukraina memutuskan bahwa lektur Saksi-Saksi Yehuwa bersifat keagamaan, bukannya bersifat anti-Soviet. Sekalipun hanya berlaku untuk satu kasus hukum, keputusan itu mempengaruhi keputusan-keputusan lain yang muncul belakangan di seluruh Ukraina. Kalangan berwenang tidak lagi menangkapi orang-orang karena membaca lektur, sekalipun mereka masih memenjarakan Saksi-Saksi karena kegiatan mengabar.
Perubahan penting lain terjadi pada akhir tahun 1965. Pemerintah Uni Soviet mengeluarkan dekret yang membebaskan semua Saksi yang diasingkan ke Siberia pada tahun 1951. Kini mereka boleh pergi dengan bebas ke mana pun di Uni Soviet, sekalipun mereka tidak dapat meminta agar rumah, ternak, dan harta milik mereka yang lain dikembalikan. Mengingat rumitnya soal pendaftaran, hanya sedikit yang dapat kembali ke tempat tinggalnya yang dahulu.
Banyak saudara yang dikirim ke Siberia pada tahun 1951 mulai menetap di daerah-daerah lain di Uni Soviet, seperti Kazakstan, Kirghizistan, Georgia, dan Ciscaucasia. Ada juga yang menetap di Ukraina sebelah timur dan selatan, dengan membawa benih-benih kebenaran ke daerah-daerah itu.
Tetap Teguh sekalipun di bawah Tekanan
Sekalipun keadaan sudah membaik, KGB tidak mengubah sikapnya terhadap Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka menggunakan berbagai teknik untuk menggertak Saksi-Saksi agar menyangkal iman. Salah satu yang dipraktekkan adalah mengambil seorang saudara dari tempat kerjanya dan menahannya selama beberapa hari di kantor KGB atau di sebuah hotel. Selama ditahan, sebuah tim yang terdiri dari tiga atau empat anggota KGB akan menceramahi, menginterogasi, membujuk, dan mengancam saudara tersebut. Mereka melakukan hal ini secara bergantian agar saudara itu kurang tidur. Setelah itu, saudara tersebut dibebaskan, tetapi satu atau dua hari berikutnya, ia ditahan lagi untuk mendapatkan perlakuan serupa. KGB juga melakukan hal ini terhadap saudari-saudari, sekalipun tidak sering.
Saudara-saudara berulang-ulang dipanggil ke kantor KGB. Dengan menekan saudara-saudara untuk meninggalkan iman, agen keamanan berharap untuk mendapatkan orang-orang di dalam organisasi yang mau diajak bekerja sama. Selain itu, saudara-saudara ditekan secara moral dan emosi kalau tidak mau mengkompromikan iman. Sebagai contoh, Mykhailo Tilniak, yang melayani bertahun-tahun sebagai pengawas wilayah di Transkarpatia, mengenang, ”Dalam sebuah percakapan, para pejabat keamanan yang mengenakan seragam tentara memperlihatkan sikap yang sangat baik dan positif. Mereka mengundang saya untuk makan bersama di restoran yang tidak jauh dari situ. Namun, saya hanya tersenyum kepada mereka, meletakkan 50 rubel (kurang lebih setengah bulan gaji) di atas meja, dan mengatakan bahwa mereka dapat pergi ke restoran tanpa saya.” Saudara Tilniak sadar betul bahwa mereka pasti akan mengambil foto ketika dia makan minum dengan orang-orang berseragam tentara itu. Foto-foto seperti itu akan dapat digunakan sebagai ”bukti” bahwa ia telah mengkompromikan imannya. Hal ini akan menabur benih ketidakpercayaan di antara saudara-saudara.
Bagi banyak saudara, tekanan untuk menyangkal iman berlangsung selama puluhan tahun. Misalnya, perhatikan Bela Meysar dari Transkarpatia. Ia ditangkap untuk pertama kalinya pada tahun 1956, dan karena masih muda dan tidak berpengalaman, tanpa berpikir panjang ia menandatangani pernyataan-pernyataan tertentu sehubungan dengan pekerjaan kita yang mengakibatkan beberapa saudara dipanggil oleh agen keamanan. Belakangan, Saudara Meysar menyadari kesalahannya dan memohon kepada Yehuwa agar tidak satu pun dari saudara-saudara itu dijatuhi hukuman. Ternyata mereka tidak ditangkap, sekalipun Saudara Meysar sendiri dihukum delapan tahun penjara.
Setelah kembali ke rumahnya, ia tidak diperbolehkan meninggalkan desanya selama dua tahun. Setiap Senin ia harus melapor ke kantor polisi. Karena ia menolak untuk mengikuti latihan militer pada tahun 1968, ia dijatuhi hukuman satu tahun penjara. Setelah dibebaskan dari penjara, ia pulang dan terus melayani Yehuwa dengan bergairah. Pada tahun 1975, pada usia 47 tahun, ia kembali dihukum.
Pada waktu Saudara Meysar selesai menjalani masa hukuman lima tahun di penjara, ia diasingkan ke daerah Yakutsk di Rusia selama lima tahun. Ia diangkut ke sana dengan pesawat, karena tidak ada jalanan ke daerah tersebut. Dalam perjalanan, prajurit-prajurit muda yang ditugasi mengawalnya bertanya, ”Pak Tua, apa yang engkau lakukan sehingga menjadi penjahat yang begitu membahayakan?” Sebagai jawabannya, Saudara Meysar menjelaskan jalan hidupnya dan memberikan kesaksian yang bagus tentang maksud-tujuan Allah bagi bumi kepada mereka.
Pada mulanya, setelah Saudara Meysar tiba, kalangan berwenang setempat merasa takut kepada ”penjahat yang sangat berbahaya” ini, sebagaimana yang digambarkan dalam dokumen-dokumennya. Belakangan, karena tingkah laku Kristen yang bagus dari Saudara Meysar, kalangan berwenang setempat mengatakan kepada pejabat keamanan, ”Kalau masih ada penjahat-penjahat yang seperti dia, tolong kirimkan saja ke sini.”
Saudara Meysar pulang pada tahun 1985 pada usia 57 tahun. Selama 21 tahun ia berada di penjara, istrinya yang setia, Regina, tetap tinggal di rumah mereka di Transkarpatia. Sekalipun jaraknya jauh dan biayanya besar, ia sering mengunjungi suaminya di penjara, dan jarak total yang ditempuhnya lebih dari 140.000 kilometer.
Bahkan setelah dibebaskan, Saudara Meysar sering dikunjungi polisi dan pejabat keamanan di rumahnya di desa Rakoshyno. Kunjungan-kunjungan itu menimbulkan suatu situasi yang lucu. Pada awal tahun 1990-an, Theodore Jaracz dari Badan Pimpinan beserta saudara-saudara anggota panitia negeri mengunjungi kota Uzhgorod di Transkarpatia. Dalam perjalanan kembali ke Lvov, mereka memutuskan untuk singgah di rumah Saudara Meysar. Seorang saudari yang tinggal di dekat situ melihat tiga mobil berhenti di depan rumah Saudara Meysar yang sederhana, dan sembilan pria keluar dari mobil-mobil tersebut. Hal ini membuat saudari itu begitu risau sehingga ia lari ke rumah saudara lain dan dengan tersengal-sengal melaporkan bahwa KGB datang lagi untuk menangkap Saudara Meysar! Alangkah gembiranya saudari itu ketika mengetahui ternyata ia salah!
Kemajuan dan Perubahan dalam Organisasi
Pada tahun 1971, Michael Dasevich dilantik menjadi hamba negeri. Pada waktu itu, panitia negeri beranggotakan tiga saudara dari Ukraina bagian barat, dua dari Rusia, dan satu dari Kazakstan. Mereka masing-masing juga melayani sebagai pengawas keliling. Selain itu, mereka pun mempunyai pekerjaan sekuler untuk menafkahi keluarga mereka. Wilayah-wilayah yang berada di bawah pengawasan saudara-saudara dari Ukraina bagian barat cukup jauh letaknya dari tempat tinggal mereka. Stepan Kozhemba pergi ke Transkarpatia, dan Alexei Davidjuk mengunjungi selebihnya dari daerah Ukraina bagian barat dan juga Estonia, Latvia, serta Lituania. Saudara Dasevich pergi ke Ukraina bagian timur, Rusia bagian barat dan tengah, Ciscaucasia, dan Moldavia. Saudara-saudara anggota panitia negeri secara rutin mengunjungi wilayah-wilayah yang disebutkan di atas, mengadakan pertemuan dengan para pengawas wilayah dan distrik, menguatkan Saksi-Saksi setempat, dan mengumpulkan laporan dinas.
Saudara-saudara ini juga mempunyai hubungan dengan para kurir yang datang dari luar negeri sebagai turis, yang membawa lektur dan surat-surat. Sejak akhir tahun 1960-an sampai diperolehnya kebebasan beragama pada tahun 1991, para penentang kita tidak pernah dapat mencegah adanya pertukaran surat.
Pada tahun 1972, Badan Pimpinan memberi pengarahan untuk membuat rekomendasi tertulis sehubungan dengan pelantikan saudara-saudara menjadi penatua. Ada saudara-saudara yang agak enggan melakukannya, karena takut kalau-kalau daftar rekomendasi ini jatuh ke tangan polisi. Sebelumnya, daftar seperti itu tidak pernah ada di sidang mana pun. Sering kali, saudara-saudara bahkan tidak tahu nama keluarga dari saudara-saudara lain di sidang mereka. Pada awalnya, hanya sedikit yang direkomendasikan untuk melayani sebagai penatua karena banyak yang tidak mau namanya dicantumkan dalam daftar. Tetapi, setelah penyelenggaraan ini berjalan tanpa akibat-akibat yang negatif, saudara-saudara lain berubah pikiran, kemudian direkomendasikan, dan dengan setia mengemban tanggung jawab sebagai penatua di sidang.
Perlindungan Yehuwa selama Penggeledahan
Pada suatu pagi, polisi datang untuk menggeledah rumah Vasyl dan Nadiya Bunha. Saudari Bunha sedang berada di rumah bersama putranya yang berusia empat tahun yang sedang tidur ketika tiba-tiba pintu rumahnya digedor. Sadar bahwa polisi telah datang, Saudari Bunha cepat-cepat melemparkan semua laporan dinas dan kertas-kertas lain yang ada kaitannya dengan kegiatan kesaksian ke atas tungku. Kemudian, ia membuka pintu. Polisi-polisi itu bergerak dengan cepat ke arah tungku, dan dengan hati-hati memungut laporan-laporan yang sudah terbakar, lalu menghamparkannya di atas sebuah surat kabar di atas meja. Tulisan pada kertas yang sudah terbakar itu masih terbaca. Ketika penggeledahan di rumah selesai, semua polisi itu bersama Saudari Bunha pergi ke lumbung dan melakukan penggeledahan di sana. Sementara itu, si anak laki-laki terbangun, lalu melihat kertas-kertas gosong di atas meja, dan ingin membereskannya. Ia meraup semua kertas laporan itu dan membuangnya ke tempat sampah. Kemudian, ia kembali ke tempat tidurnya. Ketika polisi-polisi itu kembali, mereka terkejut dan bingung melihat bahwa ”barang bukti” mereka yang rapuh kini sudah musnah sama sekali!
Pada tahun 1969, rumah keluarga Bunha kembali digeledah. Kali ini, Saudara Bunha yang ada di rumah, dan polisi menemukan laporan dinas sidang. Namun, mereka meninggalkannya begitu saja di atas meja, sehingga Saudara Bunha berkesempatan untuk memusnahkannya. Akibatnya, Saudara Bunha dijatuhi hukuman penjara selama 15 hari. Setelah itu, agen keamanan memaksa Saudara Bunha untuk pindah rumah; dengan demikian, untuk beberapa waktu ia tinggal dan mengabar di Georgia dan Dagestan. Belakangan, ia kembali ke Ukraina dan tetap setia sampai kematiannya pada tahun 1999.
”Perjalanan Utusan Injil” yang Diorganisasi oleh Agen Keamanan
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, banyak saudara yang aktif dipaksa pindah dari satu tempat ke tempat lain oleh agen keamanan. Apa alasannya? Kalangan berwenang setempat tidak mau mengirimkan laporan negatif ke Kiev tentang hasil kegiatan antiagama di distrik mereka. Dari hasil pemantauan, mereka sadar bahwa jumlah Saksi-Saksi Yehuwa meningkat setiap tahun. Namun, dalam laporan mereka ke Kiev, mereka ingin memperlihatkan bahwa Saksi-Saksi tidak bertambah. Oleh karena itu, kalangan berwenang setempat memaksa saudara-saudara meninggalkan wilayah mereka sehingga dapat dibuat laporan bahwa Saksi-Saksi di daerah mereka tidak bertambah jumlahnya.
Perpindahan Saksi-Saksi dari satu daerah ke daerah lain menyebabkan tersebarluasnya benih-benih kebenaran. Biasanya, mereka ini adalah Saksi-Saksi yang menjalankan kepemimpinan dalam kegiatan kita. Sebenarnya, saudara dan saudari yang bergairah ini ”dianjurkan” oleh kalangan berwenang untuk pindah ke daerah, yang sekarang kita sebut sebagai ”tempat yang lebih membutuhkan”. Mereka melayani di daerah-daerah ini, dan dalam beberapa waktu, sidang-sidang baru pun terbentuk.
Sebagai contoh, Ivan Malitskyi yang tinggal di daerah Ternopol’ diperintahkan meninggalkan rumahnya. Ia pindah ke Krim di Ukraina bagian selatan, dan hanya ada segelintir saudara yang tinggal di sana. Pada tahun 1969, hanya ada satu sidang di Krim, tetapi sekarang ada lebih dari 60 sidang! Ivan Malitskyi terus melayani sebagai penatua di salah satu sidang di sana.
Tahun-Tahun Terakhir Pelarangan
Pada tahun 1982, setelah adanya perubahan kepemimpinan politik di Uni Soviet, gelombang penindasan lain kembali menyapu Ukraina selama dua tahun. Tampaknya, penindasan ini tidak disetujui para pemimpin Uni Soviet. Namun, para pemimpin Soviet yang baru menuntut adanya perubahan dan reformasi di beberapa republiknya. Guna memperlihatkan kegairahan untuk menjalankan reformasi tersebut, kalangan berwenang setempat di beberapa bagian Ukraina memenjarakan Saksi-Saksi yang menonjol. Sekalipun gelombang penindasan ini tidak mempengaruhi mayoritas saudara, ada Saksi-Saksi yang mengalami penderitaan emosi dan fisik.
Pada tahun 1983, Ivan Migali dari Transkarpatia dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Kalangan berwenang Soviet menyita semua harta milik penatua yang berusia 58 tahun ini. Pada waktu rumah Saudara Migali digeledah, agen keamanan menemukan 70 majalah kita. Pria yang rendah hati dan suka damai ini terkenal di komunitasnya sebagai pembawa berita Alkitab. Kedua fakta ini—kepemilikan lektur dan pemberitaannya—digunakan sebagai dasar untuk menangkap dia.
Serangkaian pengadilan per kelompok Saksi diadakan di Ukraina bagian timur selama tahun 1983 dan 1984. Banyak Saksi yang dipenjarakan selama empat sampai lima tahun. Kebanyakan saudara harus menjalani hukuman, bukan di Siberia yang dingin atau di Kazakstan, tetapi di Ukraina. Ada yang mengalami penindasan bahkan di dalam penjara karena mendapat tuduhan palsu melanggar peraturan penjara. Tujuannya adalah mencari alasan untuk menambah masa hukuman mereka.
Beberapa sipir penjara juga mengirim saudara-saudara ke rumah sakit jiwa Soviet, berharap agar Saksi-Saksi akan menjadi sakit mental dan berhenti menyembah Allah. Akan tetapi, roh Yehuwa memelihara saudara-saudara itu, dan mereka tetap loyal kepada Yehuwa dan organisasi-Nya.
Kemenangan Teokrasi
Selama paruh kedua tahun 1980-an, ada sedikit kelonggaran bagi ibadat murni. Sidang-sidang setempat menyaksikan pertambahan penyiar, dan ada lebih banyak lektur yang tersedia bagi saudara-saudara. Setelah mengunjungi sanak saudara mereka di luar negeri, beberapa Saksi membawa pulang majalah dan buku. Bagi saudara-saudara, terutama yang pernah berada di kamp-kamp penjara Soviet, itulah pertama kalinya mereka memegang publikasi Alkitab yang asli. Namun, ada yang tidak percaya bahwa suatu hari nanti mereka akan melihat majalah Menara Pengawal yang asli masuk ke negara Tirai Besi itu.
Setelah bertahun-tahun menentang Saksi-Saksi Yehuwa, akhirnya kalangan berwenang mulai melunak. Sekarang, saudara-saudara diundang untuk bertemu dengan para pejabat sipil yang mewakili kantor urusan agama setempat. Beberapa pejabat bersedia bertemu dengan Saksi-Saksi Yehuwa dari kantor pusat di Brooklyn. Masuk akal kalau pada mulanya saudara-saudara curiga adanya jebakan. Akan tetapi, keadaan benar-benar berubah bagi umat Yehuwa. Pada tahun 1987, kalangan berwenang mulai membebaskan Saksi-Saksi Yehuwa yang dipenjara. Belakangan, ada saudara-saudara yang berupaya menghadiri kebaktian distrik tahun 1988 di negeri tetangga, Polandia. Dalam dokumen mereka, dinyatakan bahwa mereka sedang mengunjungi teman dan sanak saudara. Mereka benar-benar heran bahwa mereka diizinkan oleh kalangan berwenang untuk pergi ke luar negeri! Saudara-saudara di Polandia dengan murah hati berbagi lektur dengan tamu-tamu dari Ukraina. Dalam perjalanan pulang, saudara-saudara dari Ukraina digeledah di perbatasan, tetapi pada umumnya para petugas bea cukai tidak menyita lektur Alkitab. Dengan demikian, saudara-saudara bisa membawa masuk Alkitab dan publikasi-publikasi lain ke dalam negeri.
Saudara-saudara Polandia yang ramah mengundang lebih banyak saudara dari Ukraina untuk berkunjung lagi pada tahun berikutnya. Jadi, pada tahun 1989, ribuan saudara dengan bijaksana menghadiri tiga kebaktian internasional di Polandia dan kembali ke Ukraina dengan membawa lebih banyak lektur. Pada tahun yang sama, sesuai dengan persetujuan Kantor Urusan Agama, Saksi-Saksi Yehuwa diizinkan menerima lektur agama dari luar negeri melalui pos, tetapi hanya dua eksemplar per publikasi dalam satu pengiriman. Saudara-saudara dari Jerman mulai mengirim paket-paket berisi buku dan majalah secara rutin. Saudara-saudara tidak lagi membuat salinan majalah dengan sembunyi-sembunyi di dalam bungker atau pada waktu larut malam di ruangan bawah tanah di rumah mereka, tetapi mereka kini menerima publikasi-publikasi secara resmi melalui kantor pos setempat. Seperti mimpi rasanya! Perasaan saudara-saudara kawakan serupa dengan orang-orang Yahudi setelah mereka kembali ke Yerusalem dari pengasingan, ”Kita menjadi seperti orang-orang yang bermimpi.” (Mz. 126:1) Namun, itu hanyalah awal sebuah ”mimpi” yang indah.
Kebaktian di Warsawa
Pada tahun 1989, saudara-saudara dari Brooklyn merekomendasikan agar panitia negeri mulai bernegosiasi dengan kalangan berwenang untuk mendaftarkan pelayanan umum kita secara resmi. Selain itu, Milton Henschel dan Theodore Jaracz dari Betel Brooklyn mengunjungi saudara-saudara di Ukraina. Tahun berikutnya, kalangan berwenang secara resmi mengizinkan ribuan Saksi-Saksi Yehuwa untuk menghadiri kebaktian di Polandia. Pada waktu mengisi dokumen perjalanan, saudara-saudara menyatakan—dengan bangga dan dengan mata berbinar-binar—bahwa mereka hendak pergi ke Polandia, bukan untuk mengunjungi teman atau sanak saudara mereka, melainkan untuk menghadiri kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa!
Kebaktian di Warsawa benar-benar istimewa bagi tamu-tamu dari Ukraina ini. Air mata sukacita mengalir di wajah mereka: sukacita karena bertemu rekan-rekan Kristen, sukacita karena menerima publikasi empat warna dalam bahasa mereka sendiri, dan sukacita karena memiliki kebebasan untuk berhimpun. Saudara-saudara di Polandia menyambut tamu-tamu mereka ini dengan pengasih dan menyediakan segala kebutuhan mereka.
Banyak mantan tahanan yang seiman bertemu untuk pertama kalinya di kebaktian di Warsawa. Lebih dari seratus saudara dari kamp ”khusus” di Mordvinia—tempat ratusan Saksi dipenjarakan—saling bertemu di sana. Banyak di antara mereka yang hanya berdiri, saling memandang, dan bertangisan karena sukacita. Seorang Saksi dari Moldavia, yang menjalani hukuman selama lima tahun dalam sebuah sel penjara bersama Bela Meysar, tidak mengenalinya. Mengapa? ”Saya ingat Saudara berpakaian belang-belang, sedangkan sekarang Saudara mengenakan jas dan dasi!” serunya.
Akhirnya, Kebebasan Beragama!
Pada akhir tahun 1990, lembaga-lembaga peradilan mulai membebaskan beberapa Saksi-Saksi Yehuwa dengan status bebas murni, mengembalikan hak-hak mereka. Pada waktu yang sama, panitia negeri membentuk sebuah kelompok yang mewakili Saksi-Saksi Yehuwa dalam pertemuan-pertemuan dengan kalangan berwenang pemerintah. Willi Pohl dari kantor cabang Jerman mengawasi kelompok ini.
Pertemuan-pertemuan yang berkepanjangan dengan kalangan berwenang Pemerintah di Moskwa dan Kiev menghasilkan kebebasan yang sudah lama dinanti-nantikan Saksi-Saksi. Organisasi keagamaan Saksi-Saksi Yehuwa secara resmi terdaftar di Ukraina pada tanggal 28 Februari 1991, pendaftaran seperti ini adalah yang pertama di wilayah Uni Soviet. Sebulan kemudian, pada tanggal 27 Maret 1991, organisasi ini juga terdaftar di Federasi Rusia. Dengan demikian, setelah lebih dari 50 tahun pelarangan dan penindasan, Saksi-Saksi Yehuwa akhirnya memperoleh kebebasan beragama. Tidak lama setelah itu, pada akhir tahun 1991, Uni Soviet tidak ada lagi, dan Ukraina pun mengumumkan kemerdekaannya.
Tanah yang Baik Membawa Hasil yang Limpah
Pada tahun 1939, di negeri yang sekarang disebut Ukraina, ada sekitar 1.000 penyiar Kerajaan Allah, yang menabur benih kebenaran di tanah yang subur—dalam hati orang-orang. Selama 52 tahun pelarangan, saudara-saudara mengalami kengerian Perang Dunia II, pengasingan di Siberia, pemukulan yang parah, penyiksaan, dan pengeksekusian. Sekalipun demikian, selama periode itu, ”tanah yang baik” memberikan hasil lebih dari 25 kali lipat. (Mat. 13:23) Pada tahun 1991, ada 25.448 penyiar dalam 258 sidang di Ukraina dan kira-kira 20.000 penyiar di negara-negara republik lain dari bekas Uni Soviet, yang kebanyakan telah belajar kebenaran dari saudara-saudara Ukraina.
Tanah seperti itu perlu diberi ”pupuk” dalam bentuk publikasi-publikasi Alkitab. Oleh karena itu, setelah pekerjaan kita terdaftar secara resmi, dibuatlah persiapan untuk menerima kiriman-kiriman lektur dari Selters, Jerman. Pengiriman lektur yang pertama tiba pada tanggal 17 April 1991.
Saudara-saudara mengorganisasi sebuah depot kecil di Lvov untuk menyalurkan lektur dengan truk, kereta api, dan bahkan dengan pesawat ke sidang-sidang di seluruh Ukraina, Rusia, Kazakstan, dan di negara-negara lain bekas Uni Soviet. Hal ini merangsang pertumbuhan rohani lebih lanjut. Pada awal tahun 1991, Kharkov, sebuah kota yang berpenduduk dua juta jiwa, hanya memiliki satu sidang. Belakangan pada tahun itu, satu sidang yang memiliki 670 penyiar ini telah menjadi delapan sidang. Sekarang ini, ada lebih dari 40 sidang di kota tersebut!
Sekalipun Uni Soviet sudah tidak ada lagi pada tahun 1991, panitia negeri mengawasi 15 republik bekas Uni Soviet hingga tahun 1993. Pada tahun itu, dalam suatu rapat dengan saudara-saudara dari Badan Pimpinan, sebuah keputusan dibuat untuk membentuk dua panitia—satu untuk Ukraina dan satu untuk Rusia serta 13 republik lain bekas Uni Soviet. Selain Michael Dasevich, Alexei Davidjuk, Stepan Kozhemba, dan Ananii Hrohul, ada tiga saudara lain yang ditugasi menjadi anggota panitia negeri untuk Ukraina: Stepan Hlinskyi, Stepan Mykevych, dan Roman Yurkevych.
Pada waktu itu, sebuah tim penerjemah perlu dibentuk agar dapat memenuhi kebutuhan yang terus meningkat akan lektur dalam bahasa Ukraina. Sebagaimana telah kita baca sebelumnya, Saudara Emil Zarysky dan Saudara Maurice Saranchuk dari Kanada, beserta istri mereka, mengambil bagian dalam pekerjaan ini. Tim kecil yang terdiri dari pekerja-pekerja yang penuh pengabdian ini menerjemahkan banyak publikasi. Namun, mulai tahun 1991, sebuah tim penerjemah Ukraina yang lebih besar mulai berfungsi di Jerman. Pada tahun 1998, mereka pindah ke Polandia, dan di sana mereka melanjutkan pekerjaan yang mereka lakukan sebelum kepindahan terakhir, ke Ukraina.
Kebaktian Distrik
Setelah rapat bersama saudara-saudara setempat di Lvov pada tahun 1990, Saudara Jaracz meninjau stadion kota itu dan mengatakan, ”Kita mungkin menggunakan stadion ini untuk kebaktian distrik tahun depan.” Saudara-saudara tersenyum kepadanya, dan bertanya-tanya dalam hati, bagaimana hal ini bisa terjadi, karena organisasi kita belum terdaftar secara resmi dan sebelumnya saudara-saudara tidak pernah mengorganisasi sebuah kebaktian. Meskipun demikian, tepat pada tahun berikutnya, organisasi kita terdaftar secara resmi. Pada bulan Agustus 1991, sekitar 17.531 orang menghadiri kebaktian distrik di stadion tersebut, dan 1.316 saudara dan saudari dibaptis! Saudara-saudara Polandia diundang ke Ukraina untuk membantu mengorganisasi kebaktian tersebut.
Pada bulan Agustus itu, kebaktian lain direncanakan untuk Odessa. Akan tetapi, karena pergolakan politik yang terjadi di Rusia pada awal minggu kebaktian itu, para pejabat setempat memberi tahu saudara-saudara bahwa mereka tidak dapat mengadakan kebaktian di Odessa. Saudara-saudara terus memohon izin dari para pejabat kota dan terus melakukan persiapan-persiapan terakhir, dengan bersandar sepenuhnya pada Yehuwa. Akhirnya, saudara-saudara pengemban tanggung jawab diminta untuk menghadap para pejabat pada hari Kamis untuk mendengar keputusan terakhir mereka. Pada sore harinya, saudara-saudara memperoleh izin untuk menyelenggarakan kebaktian tersebut.
Alangkah menakjubkan dan menyenangkannya melihat 12.115 Saksi berkumpul dan 1.943 dibaptis pada akhir pekan itu! Dua hari setelah kebaktian tersebut, saudara-saudara kembali mengunjungi para pejabat setempat, mengucapkan terima kasih kepada mereka karena telah mengizinkan kebaktian tersebut diadakan. Mereka memberi ketua kota itu buku Tokoh Terbesar Sepanjang Masa. Ia mengatakan, ”Saya tidak hadir di kebaktian itu, tetapi saya tahu semua kejadian di sana. Saya belum pernah melihat sesuatu yang sebagus itu. Saya berjanji kepada Anda bahwa kapan saja Anda membutuhkan izin untuk mengadakan pertemuan, saya akan selalu bersedia memberikannya.” Sejak saat itu, saudara-saudara secara berkala mengadakan kebaktian distrik di kota Odessa yang indah itu.
Kebaktian Internasional yang Luar Biasa
Peristiwa penting lainnya adalah Kebaktian Internasional ”Pengajaran Ilahi” yang diadakan di Kiev pada bulan Agustus 1993. Jumlah hadirin, 64.714 orang, merupakan yang terbesar di antara kebaktian mana pun yang pernah diadakan di Ukraina dan mencakup delegasi dari 30 negara lebih. Persembahan program dalam bahasa Inggris secara bersamaan diterjemahkan ke dalam 16 bahasa lain.
Sungguh menggetarkan menyaksikan saudara dan saudari yang memenuhi lima bagian stadion itu berdiri dan menjawab ya atas dua pertanyaan baptisan! Selama dua setengah jam berikutnya, 7.402 orang dibaptis dalam enam kolam baptisan, jumlah terbesar yang dibaptis pada satu kebaktian dalam sejarah umat Allah zaman modern! Peristiwa luar biasa ini akan selalu dikenang dan dihargai oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
Bagaimana mungkin mengorganisasi kebaktian yang begitu besar hanya dengan 11 sidang di kota tersebut? Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, saudara-saudara dari Polandia datang untuk membantu di Departemen Pemondokan. Bersama saudara-saudara setempat, mereka membuat kontrak dengan sebanyak mungkin hotel dan asrama, bahkan mereka menyewa beberapa perahu sungai.
Tugas yang paling rumit adalah memperoleh izin untuk menyewa stadion. Selain untuk pertandingan olahraga, stadion tersebut juga digunakan untuk pasar raya akhir pekan, dan tidak ada yang pernah diberi izin untuk menutup pasar tersebut. Akan tetapi, izin diberikan kepada saudara-saudara.
Bahkan, kalangan berwenang kota itu membentuk panitia khusus untuk membantu saudara-saudara dalam persiapan mereka. Dalam panitia ini ada kepala-kepala bagian dari berbagai instansi pelayanan di kota itu, seperti polisi, transportasi, dan pariwisata. Dibuat pengaturan yang unik untuk transportasi dalam kota bagi para delegasi kebaktian. Saudara-saudara membayar transportasi umum di muka sehingga orang-orang yang mengenakan lencana kebaktian tidak harus membayar sewaktu naik kendaraan tetapi dapat melakukannya di kebaktian. Dengan demikian, saudara-saudara dapat dengan cepat menggunakan kereta api bawah tanah, trem, dan bus kota sewaktu datang dan pulang dari Stadion Republican (sekarang Stadion Olympic), salah satu stadion yang terbesar di Eropa Timur. Demi kemudahan bagi para delegasi kebaktian, toko-toko roti tambahan dibuka di sekitar stadion agar saudara-saudara dapat dengan mudah memperoleh makanan untuk hari berikutnya.
Kepala polisi itu merasa sangat kagum akan ketertiban kebaktian itu dan berkomentar, ”Semua yang kalian buat, disertai tingkah laku yang baik, lebih mengesankan bagi saya daripada apa yang kalian beritakan. Orang boleh melupakan apa yang mereka dengar, tapi mereka tidak akan pernah melupakan apa yang mereka lihat.”
Beberapa wanita yang bekerja di stasiun kereta bawah tanah datang ke kantor administrasi kebaktian untuk mengucapkan terima kasih kepada para delegasi atas kelakuan mereka yang baik. Wanita-wanita itu berkomentar, ”Kami bekerja di sini sewaktu ada peristiwa-peristiwa olahraga dan politik, tetapi inilah pertama kalinya kami melihat para pengunjung yang begitu sopan dan bahagia, yang punya perhatian pada kami. Mereka semua menyapa kami. Pada peristiwa-peristiwa lain, kami tidak pernah disapa.”
Sidang-sidang di Kiev terus sibuk setelah kebaktian itu, karena mereka mendapatkan sekitar 2.500 alamat peminat yang ingin mengetahui lebih banyak. Kini, ada lebih dari 50 sidang Saksi-Saksi yang bergairah di Kiev!
Salah satu kelompok saudara yang pergi ke kebaktian dirampok habis-habisan. Meskipun demikian, karena telah bertekad untuk memperkaya diri secara rohani, mereka meneruskan perjalanan mereka ke Kiev, dan tiba di kebaktian hanya dengan pakaian yang melekat pada tubuh. Namun, sekelompok saudara dari negara bekas Cekoslovakia membawa pakaian lebih untuk siapa saja yang membutuhkannya. Ketika hal ini diinformasikan kepada kantor administrasi kebaktian, saudara-saudara yang dirampok tadi dengan cepat diberi pakaian yang dibutuhkannya.
Bantuan untuk Maju
Bukan hanya kejadian-kejadian itu yang memperlihatkan adanya kasih yang tidak mementingkan diri. Pada tahun 1991, Badan Pimpinan mengundang beberapa cabang di Eropa Barat untuk menyediakan makanan dan pakaian bagi saudara-saudara yang berkekurangan di Eropa Timur. Saksi-Saksi bersyukur atas kesempatan untuk membantu ini, dan keinginan mereka untuk berbagi melebihi yang diharapkan. Banyak saudara yang menyumbang makanan dan pakaian bekas, dan ada pula yang membeli barang-barang baru untuk disumbangkan. Kantor-kantor cabang di Eropa Barat mengumpulkan kardus-kardus, kopor-kopor, dan tas-tas yang penuh dengan barang-barang seperti itu. Berton-ton makanan dan pakaian dikirim dari Austria, Belanda, Denmark, Italia, Jerman, Swedia, dan Swiss ke Lvov dengan konvoi-konvoi truk. Sering kali, saudara-saudara bahkan meminjamkan truk-truk mereka untuk digunakan dalam pekerjaan Kerajaan di Eropa Timur. Kalangan berwenang di perbatasan banyak membantu dalam menyediakan surat-surat jalan sehingga semua pengiriman dapat dilakukan tanpa banyak kesulitan.
Saudara-saudara yang mengantar barang-barang tersebut terkesan akan cara mereka disambut. Salah satu kelompok yang berkendara dari Belanda ke Lvov melaporkan perjalanan mereka. Mereka menulis, ”Tenaga kerja yang terdiri dari 140 saudara sudah siap membongkar muatan dari truk. Sebelum memulai pekerjaan itu, saudara-saudara yang rendah hati ini berdoa bersama, menunjukkan kebergantungan mereka pada Yehuwa. Setelah tugas mereka selesai, mereka kembali berkumpul untuk memanjatkan doa syukur kepada Yehuwa. Setelah menikmati keramahan saudara-saudara setempat, yang memberikan dengan berlimpah dari kekurangan mereka, kami diantar sampai ke jalan utama, dan di sana mereka berdoa lagi di tepi jalan sebelum kami berangkat.
”Selama perjalanan pulang, banyak yang bisa direnungkan—keramahan saudara-saudara di Jerman dan Polandia, serta saudara-saudara kami di Lvov; iman mereka yang kuat dan sikap mereka yang bersandar pada Allah; keramahan mereka dalam menyediakan pemondokan dan makanan sekalipun keadaan mereka sendiri berkekurangan; cara mereka mempertunjukkan persatuan dan keakraban; dan penghargaan mereka. Kami juga mengingat saudara dan saudari kami di rumah, yang telah memberi dengan murah hati.”
Seorang pengemudi dari Denmark mengatakan, ”Kami melihat bahwa apa yang kami bawa pulang lebih banyak daripada apa yang kami antarkan. Kasih dan semangat rela berkorban yang diperlihatkan oleh saudara-saudara di Ukraina sangat menguatkan iman kami.”
Banyak barang yang disumbangkan diteruskan ke Moldavia, negara-negara Baltik, Kazakstan, Rusia, dan tempat-tempat lain yang juga sangat membutuhkan. Beberapa pengiriman dilakukan dengan kontainer ke Siberia dan Khabarovsk, yang jauhnya lebih dari 7.000 kilometer ke arah timur. Surat-surat ucapan terima kasih yang hangat dari orang-orang yang menerima bantuan itu sangat menyentuh hati, menguatkan, dan mempersatukan. Dengan demikian, semua yang terlibat mengalami kebenaran kata-kata Yesus, ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.”—Kis. 20:35.
Pada akhir tahun 1998, sebuah musibah terjadi di Transkarpatia. Menurut sumber yang resmi, 6.754 rumah dilanda banjir, dan 895 rumah sama sekali hancur karena tanah longsor. Di antara rumah-rumah tersebut ada 37 rumah milik Saksi. Dengan segera, kantor cabang di Lvov mengirimkan sebuah truk ke daerah tersebut dengan membawa makanan, air, sabun, tempat tidur, dan selimut. Belakangan, saudara-saudara dari Kanada dan Jerman mengirim pakaian dan barang-barang keperluan rumah tangga. Saksi-Saksi dari Republik Ceko, Hongaria, Polandia, dan Slovakia menyediakan makanan dan juga mengirim bahan-bahan bangunan untuk membangun kembali rumah-rumah yang rusak. Banyak saudara setempat yang juga turut membantu dalam pembangunan itu. Saksi-Saksi menyediakan makanan, pakaian, dan kayu bakar, bukan hanya untuk rekan-rekan Saksi melainkan untuk orang lain juga. Mereka membersihkan halaman serta ladang dan membantu memperbaiki rumah-rumah non-Saksi.
Memberikan Bantuan Rohani
Namun, yang diberikan bukan hanya bantuan materi. Setelah lebih dari 50 tahun di bawah pelarangan, Saksi-Saksi Ukraina tidak biasa mengorganisasi pekerjaan dalam era kebebasan. Oleh karena itu, pada tahun 1992, saudara-saudara datang dari kantor cabang Jerman untuk membantu mengorganisasi pekerjaan di Ukraina. Hal ini menjadi dasar untuk pekerjaan Betel di masa depan. Kemudian, Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat mengutus saudara-saudara lain untuk membantu mengawasi kegiatan menjadikan murid.
Ada juga kebutuhan yang sangat besar akan saudara-saudara yang berpengalaman di lapangan. Pada awalnya, banyak lulusan Sekolah Pelatihan Pelayanan datang dari Polandia untuk mengurus sidang dan kemudian mengurus wilayah dan distrik di seluruh negeri itu. Kemudian, beberapa pasangan suami istri datang dari Kanada dan Amerika Serikat, dan sekarang ini melayani dalam pekerjaan wilayah. Juga, ada saudara-saudara dari republik Ceko, Hongaria, Italia, dan Slovakia yang melayani sebagai pengawas wilayah. Penyelenggaraan ini telah membantu banyak sidang setempat untuk menerapkan dan menyesuaikan diri dengan standar Alkitab dalam berbagai aspek pelayanan.
Penghargaan akan Lektur Alkitab
Paruh kedua dari tahun 1990-an diwarnai dengan kampanye lektur yang khusus. Setelah penyiaran Berita Kerajaan No. 35 pada tahun 1997, hampir 10.000 kupon dikirim oleh para peminat, yang meminta brosur Apa yang Allah Tuntut dari Kita? atau meminta untuk dikunjungi di rumah mereka.
Di berbagai tempat, banyak orang menghargai lektur kita. Ketika mengunjungi sebuah rumah sakit bersalin, saudara-saudara diminta untuk membawa 12 buku Rahasia Kebahagiaan Keluarga setiap minggu. Mengapa? Bagian personalia ingin memberikan sebuah buku bersama akta kelahiran kepada setiap pasangan suami istri yang baru memiliki bayi!
Selama beberapa tahun terakhir ini, banyak orang mulai mengenal majalah-majalah kita dan menghargainya. Misalnya, sewaktu mengabar di sebuah taman, Saksi-Saksi menawarkan majalah Sedarlah! kepada seorang pria. Pria itu mengucapkan terima kasih kepada mereka dan bertanya, ”Berapa harganya?”
”Pekerjaan kami didukung oleh sumbangan sukarela,” jawab saudara-saudara itu. Pria itu menyumbang satu hryvnia—sama nilainya dengan 54 sen (AS) pada waktu itu—duduk di salah satu bangku taman, dan segera mulai membaca majalah tersebut. Sementara itu, saudara-saudara tadi memberikan kesaksian kepada orang-orang lain di taman itu. Setelah 15 menit berlalu, sang pria menghampiri saudara-saudara itu dan menyumbang satu hryvnia lagi untuk majalah yang tadi diterimanya. Kemudian, ia kembali duduk dan meneruskan pembacaannya seraya saudara-saudara itu meneruskan pengabaran mereka. Setelah beberapa waktu, lagi-lagi sang pria menghampiri saudara-saudara itu dan memberikan satu hryvnia. Ia mengatakan kepada mereka bahwa majalah itu ternyata sangat menarik dan ia ingin mendapatkannya secara rutin.
Pendidikan yang Baik Mempercepat Pertumbuhan
Setelah pekerjaan kita terdaftar secara resmi, kemajuan pun semakin cepat. Akan tetapi, hal ini bukannya tanpa tantangan. Pada mulanya, ada saudara-saudara yang sulit menyesuaikan diri dengan pelayanan dari rumah ke rumah, karena lebih dari setengah abad, semua kesaksian dilakukan secara tidak resmi. Namun, dengan bantuan roh Yehuwa, saudara dan saudari berhasil menyesuaikan diri dengan apa yang bagi mereka adalah cara baru dalam memberi kesaksian.
Keadaan juga memungkinkan bagi setiap sidang untuk mengadakan lima corak perhimpunan setiap minggu. Hal ini memainkan peranan penting dalam mempersatukan para penyiar dan memotivasi mereka guna mempersiapkan diri untuk kegiatan yang lebih besar. Saudara-saudara dengan cepat belajar dan maju dalam berbagai aspek pelayanan. Sekolah-sekolah baru memberi Saksi-Saksi di Ukraina pendidikan yang bagus. Misalnya, pada tahun 1991, Sekolah Pelayanan Teokratis diadakan di semua sidang untuk melatih Saksi-Saksi dalam pekerjaan pengabaran. Mulai tahun 1992, Sekolah Pelayanan Kerajaan untuk para penatua dan hamba pelayanan telah banyak membantu saudara-saudara menjalankan kepemimpinan dalam pelayanan umum, dalam pengajaran di sidang, dan dalam penggembalaan kawanan.
Pada tahun 1996, Sekolah Dinas Perintis mulai diadakan di Ukraina. Selama lima tahun pertama, lebih dari 7.400 perintis biasa mengikuti kursus dua minggu tersebut. Apa manfaatnya bagi mereka? Seorang perintis menulis, ”Saya senang sekali menjadi tanah liat di tangan Yehuwa dan dibentuk melalui sekolah ini.” Perintis lain mengatakan, ”Setelah Sekolah Perintis, saya mulai ’bersinar’.” Salah satu kelas sekolah perintis menulis, ”Sekolah ini benar-benar berkat bagi para pesertanya. Kami didorong untuk mengembangkan minat yang dalam terhadap orang lain.” Sekolah tersebut telah memainkan peranan penting dalam menghasilkan 57 bulan puncak perintis biasa secara berturut-turut.
Karena sulitnya situasi ekonomi, banyak orang bertanya-tanya bagaimana para perintis bisa memenuhi kebutuhan mereka. Seorang perintis yang melayani sebagai hamba pelayanan harus menafkahi tiga anak. Ia mengatakan, ”Saya dan istri saya merencanakan dengan saksama apa yang kami butuhkan, yaitu hanya hal-hal yang merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan kami. Kami hidup bersahaja, sambil bersandar pada Yehuwa. Dengan memiliki sikap yang benar, kami sendiri kadang-kadang heran bahwa ternyata sedikit sekali hal-hal yang sebenarnya kami butuhkan.”
Sekolah Pelatihan Pelayanan diperkenalkan pada tahun 1999. Pada tahun pertama, hampir seratus saudara yang mengikutinya. Bagi banyak saudara, mengikuti kursus dua bulan ini merupakan suatu tantangan karena situasi ekonomi yang sulit. Namun, jelaslah bahwa Yehuwa mendukung saudara-saudara dengan memenuhi kebutuhan mereka.
Seorang saudara yang menerima undangan untuk Sekolah Pelatihan Pelayanan melayani sebagai perintis biasa di daerah yang jauh. Ia bersama rekan perintisnya telah menabung untuk membeli makanan dan batu bara untuk musim dingin yang akan datang. Ketika ia menerima undangan untuk sekolah tersebut, mereka harus memilih membeli batu bara atau tiket kereta api agar ia dapat mengikuti sekolah itu. Mereka merundingkan hal itu dan memutuskan bahwa ia harus mengikuti sekolah tersebut. Tidak lama setelah keputusan itu dibuat, adik perempuan saudara tersebut yang tinggal di luar negeri mengirimi dia sejumlah uang sebagai hadiah. Uang itu cukup untuk biaya perjalanannya. Pada akhir sekolah itu, saudara ini ditugasi sebagai perintis istimewa.
Program-program pendidikan demikian memperlengkapi umat Yehuwa untuk melayani dengan lebih efektif dalam dinas pengabaran dan dalam kegiatan sidang. Para penyiar belajar caranya mengabar dengan lebih efektif; para penatua dan hamba pelayanan diajar caranya menjadi sumber anjuran yang lebih besar dalam sidang. Sebagai hasilnya, ”sidang-sidang jemaat terus diteguhkan dalam iman dan jumlahnya makin bertambah”.—Kis. 16:5.
Pertambahan yang Pesat Membawa Perubahan
Selama tahun-tahun sejak Saksi-Saksi Yehuwa di Ukraina didaftarkan secara resmi, jumlah mereka bertambah lebih dari empat kali lipat. Terdapat pertumbuhan yang luar biasa di banyak daerah di negeri itu. Besar pula kebutuhan akan penatua yang memenuhi syarat. Sering kali, kalau ada dua penatua yang tersedia, sidang langsung dibagi. Beberapa sidang bisa memiliki sampai 500 penyiar. Pertumbuhan yang demikian cepat membutuhkan perubahan dalam hal administrasi.
Sampai pada tahun 1960-an, kantor cabang Polandia membantu mengawasi pekerjaan di Ukraina, dan setelah itu, kantor cabang Jerman menyediakan kepengawasan dan memberikan bantuan. Pada bulan September 1998, Ukraina dijadikan cabang yang berada di bawah pengawasan kantor pusat di Brooklyn. Pada waktu itu, sebuah Panitia Cabang dibentuk untuk mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan pengorganisasian.
Cepatnya pertumbuhan juga menimbulkan kebutuhan untuk memperluas fasilitas kantor cabang. Mulai pada tahun 1991, Lvov digunakan sebagai pusat distribusi lektur untuk 15 republik bekas Uni Soviet. Pada tahun berikutnya, dua pasang suami istri dari kantor cabang Jerman tiba. Tak lama kemudian, sebuah kantor kecil beroperasi di Lvov. Satu tahun kemudian, sebuah rumah dibeli dan dihuni oleh para pekerja kantor sepenuh waktu. Pada awal tahun 1995, jumlah relawan yang bekerja di kantor Ukraina dengan cepat bertambah sehingga mereka harus pindah lagi, kali ini ke sebuah kompleks enam Balai Kerajaan yang digunakan oleh 17 sidang. Selama itu, saudara-saudara berpikir-pikir, ”Kapan dan di mana kita akan mendirikan Betel kita sendiri?”
Pembangunan Kantor Cabang dan Balai Kerajaan
Sudah sejak tahun 1992, saudara-saudara mulai mencari-cari tanah untuk membangun fasilitas kantor cabang. Dalam beberapa tahun, telah ditinjau beberapa lokasi yang kira-kira cocok. Saudara-saudara terus membawakan kebutuhan ini dalam doa, dan merasa yakin bahwa pada waktunya, lokasi yang cocok akan didapatkan.
Pada awal tahun 1998, didapatkan sebidang tanah di hutan pinus yang indah, lima kilometer sebelah utara Lvov di sebuah kota kecil yang bernama Briukhovychi. Di dekat tempat itulah dua sidang mengadakan perhimpunan di hutan selama masa pelarangan. Seorang saudara berkomentar, ”Saya tidak pernah mengira bahwa sepuluh tahun setelah perhimpunan kami yang terakhir di hutan ini, saya mendapat kesempatan untuk berhimpun lagi di hutan yang sama, tetapi dalam keadaan yang sama sekali berbeda—di tanah milik kantor cabang kami yang baru!”
Pada akhir tahun 1998, rombongan hamba internasional yang pertama tiba di lokasi. Saudara-saudara dari Kantor Rancang Bangun Regional (Regional Engineering Office) di Selters, Jerman, mulai bekerja dengan giat mempersiapkan gambar-gambar. Pada awal Januari 1999, setelah mendapat persetujuan pemerintah, pekerjaan pun dimulai di lokasi pembangunan. Lebih dari 250 relawan yang berasal dari 22 kebangsaan bekerja di lokasi tersebut. Sebanyak 250 relawan setempat juga bekerja di proyek itu setiap akhir pekan.
Banyak saudara yang sangat menghargai kesempatan unik untuk bekerja di proyek itu. Seluruh sidang menyewa bus untuk datang ke Briukhovychi dan merelakan diri bekerja pada akhir pekan. Sering kali, mereka mengadakan perjalanan dengan bus sepanjang malam agar dapat tiba di lokasi pada waktunya untuk membantu upaya pembangunan itu. Setelah bekerja keras sepanjang hari, mereka kembali menempuh perjalanan pulang sepanjang malam, dalam keadaan lelah tetapi puas dan bahagia, serta berharap untuk dapat kembali lagi. Salah satu rombongan yang terdiri dari 20 saudara menempuh perjalanan dengan kereta api selama 34 jam dari daerah Luhans’k di Ukraina bagian timur untuk bekerja selama delapan jam dalam pembangunan Betel! Demi bekerja delapan jam, setiap saudara rela mengambil cuti dua hari dari pekerjaan sekuler mereka dan menghabiskan setengah bulan gaji untuk membeli tiket kereta. Semangat rela berkorban seperti itu menyemangati seluruh pekerja pembangunan dan keluarga Betel. Pekerjaan pembangunan berlangsung dengan cepat sehingga penahbisan kantor cabang dapat diselenggarakan pada tanggal 19 Mei 2001. Pada kesempatan itu, hadir perwakilan dari 35 negeri. Pada pertemuan istimewa keesokan harinya, Theodore Jaracz berbicara di hadapan 30.881 orang di Lvov, dan Gerrit Lösch berbicara kepada 41.142 orang di Kiev—total 72.023 hadirin.
Bagaimana dengan Balai Kerajaan? Dari tahun 1939, sewaktu beberapa balai di Transkarpatia dihancurkan, tidak ada Balai Kerajaan resmi di Ukraina sampai pada tahun 1993. Tahun itu, sebuah kompleks indah yang terdiri dari empat Balai Kerajaan dibangun hanya dalam waktu delapan bulan di desa Dibrova di Transkarpatia. Tidak lama setelah itu, enam balai lain dirampungkan di daerah-daerah lain di Ukraina.
Karena pertambahan yang pesat dalam jumlah penyiar, ada kebutuhan yang besar untuk Balai Kerajaan. Namun, prosedur hukum yang rumit, inflasi, dan harga bahan bangunan yang terus meningkat hanya memungkinkan 110 Balai Kerajaan yang dibangun selama tahun 1990-an. Sedangkan, yang dibutuhkan masih ratusan lagi! Jadi, pada tahun 2000, dimulailah program baru pembangunan Balai Kerajaan, dan ini sudah cukup membantu agar kebutuhan tadi dapat dipenuhi.
Maju Terus dengan Pekerjaan Memanen!
Pada bulan September 2001, di Ukraina ada 120.028 Saksi-Saksi Yehuwa di 1.183 sidang yang dilayani oleh 39 pengawas wilayah! Benih kebenaran yang ditabur dalam periode waktu yang lama ini telah menghasilkan banyak buah yang baik. Di beberapa keluarga, terdapat lima generasi Saksi-Saksi Yehuwa. Hal ini menunjukkan bahwa ”tanah”-nya memang baik. ”Setelah mendengar firman itu dengan hati yang mulia dan baik”, banyak orang yang ”menyimpannya”. Selama bertahun-tahun, saudara-saudara ”menanam” benih, sering kali dengan air mata; yang lain ”menyiram” tanah yang subur itu. Yehuwa menumbuhkannya, dan Saksi-Saksi-Nya yang setia di Ukraina terus ”menghasilkan buah dengan ketekunan”.—Luk. 8:15; 1 Kor. 3:6.
Beberapa daerah menunjukkan perbandingan yang sangat bagus antara Saksi dan penduduk. Sebagai contoh, di delapan desa yang berbahasa Rumania di daerah Transkarpatia, ada 59 sidang yang dibentuk menjadi tiga wilayah.
Upaya-upaya yang dilancarkan para penentang dari pihak agama dan sekuler untuk melenyapkan Saksi-Saksi Yehuwa dari Ukraina melalui pengasingan dan penganiayaan yang hebat tidak berhasil. Hati orang-orang di negeri ini terbukti subur untuk ditumbuhi benih-benih kebenaran Alkitab. Dewasa ini, Saksi-Saksi Yehuwa menuai panenan yang limpah.
Nabi Amos menubuatkan masa panen manakala ”pembajak akan menyusul pemanen”. (Am. 9:13) Berkat Yehuwa membuat tanah begitu produktif sampai-sampai masa panen masih berlangsung saat masa membajak untuk musim berikutnya sudah tiba. Saksi-Saksi Yehuwa di Ukraina mengalami kebenaran nubuat ini. Melihat ke depan, mereka yakin bahwa dengan lebih dari seperempat juta orang yang menghadiri Peringatan tahun 2001, ada prospek yang sangat bagus untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Yehuwa berjanji, sebagaimana dicatat di Amos 9:15, ”Aku pasti akan menanam mereka di atas tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah mereka yang telah kuberikan kepada mereka.” Dengan terus menabur benih kebenaran dan memanen hasil yang limpah, umat Allah menantikan dengan penuh minat waktu manakala Yehuwa akan menepati janji ini sepenuhnya. Sementara itu, ’kita melayangkan pandang dan melihat ladang-ladang, yang sudah putih dan siap untuk dipanen’.—Yoh. 4:35.
[Blurb di hlm. 140]
”Danyil seharusnya digantung, tetapi karena masih di bawah umur, ia hanya diberi hukuman empat bulan penjara”
[Blurb di hlm. 145]
”Saksi-Saksi berbeda dengan orang-orang lain di kamp konsentrasi. Tingkah laku mereka memperlihatkan bahwa mereka memiliki sesuatu yang sangat penting untuk diceritakan kepada tahanan-tahanan lain.”
[Blurb di hlm. 166]
Pada tanggal 8 April 1951, lebih dari 6.100 Saksi diasingkan dari Ukraina bagian barat ke Siberia
[Blurb di hlm. 174]
”Sering kali, saudari-saudari kita melakukan tugas yang biasanya dikerjakan seorang hamba sidang, dan di beberapa daerah, mereka melakukan tanggung jawab seorang hamba wilayah”
[Blurb di hlm. 183]
Alih-alih berbulan madu, ia mendekam di penjara selama sepuluh tahun
[Blurb di hlm. 184]
”Sangatlah menyakitkan untuk menyerahkan putri yang sangat saya sayangi kepada seseorang yang baru saja saya kenal”
[Blurb di hlm. 193]
Agen keamanan melihat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak dapat dibungkam melalui pengasingan, pemenjaraan, kekerasan fisik, dan penganiayaan, maka mereka menggunakan taktik-taktik lain
[Blurb di hlm. 207]
KGB menunjukkan kepada saudara-saudara yang memisahkan diri sepucuk surat palsu, yang katanya dari Saudara Knorr
[Blurb di hlm. 212]
KGB khususnya sangat berwaspada pada waktu-waktu menjelang Peringatan, karena mereka selalu mengetahui kapan kira-kira tanggalnya
[Blurb di hlm. 231]
Itulah pertama kalinya mereka memegang publikasi Alkitab yang asli
[Blurb di hlm. 238]
”Semua yang kalian buat, disertai tingkah laku yang baik, lebih mengesankan bagi saya daripada apa yang kalian beritakan. Orang . . . tidak akan pernah melupakan apa yang mereka lihat”
[Blurb di hlm. 241]
”Kasih dan semangat rela berkorban yang diperlihatkan oleh saudara-saudara di Ukraina sangat menguatkan iman kami”
[Blurb di hlm. 249]
Demi bekerja delapan jam, setiap saudara rela mengambil cuti dua hari dari pekerjaan sekuler mereka dan menghabiskan setengah bulan gaji untuk membeli tiket kereta
[Kotak/Gambar di hlm. 124]
Beberapa Terjemahan Alkitab dari Abad ke Abad
Dahulu, selama beberapa waktu, rakyat Ukraina menggunakan Alkitab versi Slavonik Gereja Lama yang diterjemahkan pada abad kesembilan. Karena bahasa terus berubah, versi ini direvisi beberapa kali. Pada akhir abad ke-15, Uskup Agung Gennadius mengawasi pengerjaan revisi yang lengkap dari Alkitab bahasa Slavonik. Edisi ini disusul oleh revisi lain yang menghasilkan Alkitab Slavonik tercetak yang pertama. Terjemahan ini dikenal sebagai Alkitab Ostrog dan dicetak di Ukraina pada tahun 1581. Bahkan dewasa ini, kalangan berwenang memandangnya sebagai contoh yang sangat bagus dalam seni mencetak. Alkitab ini digunakan sebagai dasar terjemahan-terjemahan Alkitab lain ke dalam bahasa Ukraina dan Rusia.
[Gambar]
Ivan Fedorov mencetak Alkitab Ostrog di Ukraina pada tahun 1581
[Kotak/Gambar di hlm. 141]
Wawancara dengan Vasilii Kalin
Lahir: 1947
Baptis: 1965
Profil: Diasingkan tahun 1951-65. Mencetak lektur dengan metode fotografi mulai tahun 1974 sampai 1980. Sejak tahun 1992 melayani di kantor cabang Rusia.
Ayah saya hidup di bawah berbagai bentuk pemerintahan serta berbagai pejabatnya. Misalnya, sewaktu Ukraina bagian barat diduduki Jerman, mereka memukuli ayah saya karena mereka menyangka ia seorang Komunis. Mengapa? Seorang imam [Katolik] mengatakan kepada para perwira Jerman bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah Komunis karena mereka tidak pergi ke gereja. Kemudian, pemerintahan Soviet berkuasa. Sekali lagi, ayah saya, bersama banyak yang lain, berada di bawah penindasan. Ia disebut mata-mata Amerika. Mengapa? Karena kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dengan kepercayaan agama-agama yang populer pada waktu itu. Oleh sebab itu, ayah saya dan keluarganya diasingkan ke Siberia, dan di sanalah ia tinggal sampai kematiannya.
[Kotak/Gambar di hlm. 147-151]
Wawancara dengan Ivan Lytvak
Lahir: 1922
Baptis: 1942
Profil: Dipenjarakan tahun 1944-6. Bekerja di kamp-kamp kerja paksa sejak tahun 1947 sampai 1953, jauh di sebelah utara Rusia.
Pada tahun 1947, saya ditangkap karena saya tidak mau terlibat dalam politik. Mereka membawa saya ke penjara yang berpenjagaan sangat ketat di Luts’k, Ukraina, dan di sana saya harus duduk tegak dengan kedua tangan di pangkuan—saya tidak dapat meluruskan kaki saya. Saya duduk dalam posisi seperti itu selama tiga bulan. Seorang pria berjas hitam menginterogasi saya. Ia ingin agar saya memberi tahu dia tentang saudara-saudara yang menjalankan kepemimpinan dalam pekerjaan. Dia tahu bahwa saya mengetahuinya, tetapi saya tidak mau membocorkan keterangan itu kepadanya.
Pada tanggal 5 Mei 1947, pengadilan militer menjatuhkan hukuman sepuluh tahun tahanan di kamp-kamp yang terpencil dan berpenjagaan sangat ketat. Nah, karena saya masih muda pada waktu itu, saya dimasukkan ke dalam apa yang mereka sebut sebagai kategori pertama. Semua yang berada di kategori pertama adalah orang-orang yang masih muda—Saksi maupun non-Saksi. Mereka mengangkut kami dengan gerbong-gerbong ternak ke Vorkuta, tempat yang jauh terpencil di Rusia bagian utara. Dari sana mereka mengangkut kami dengan sebuah kapal uap, dan kami berlayar selama empat hari sampai ke Selat Kara.
Di sana tidak terdapat banyak kehidupan, hanya ada tundra dan birch Arktika yang kerdil. Dari sana kami dipaksa berjalan kaki selama empat hari dan empat malam. Hal itu dilakukan karena kami masih muda. Mereka memberi kami kerak roti kering dan daging rusa asap. Mereka membagi-bagikan jatah makanan ini bersama mangkuk dan selimut yang hangat. Pada waktu itu, hujan turun dengan derasnya. Selimut yang kami bawa menjadi basah kuyup sehingga terlalu berat untuk dibawa. Jadi, selimut-selimut itu harus dipegang oleh dua orang, dan diperas keluar airnya sehingga menjadi ringan lagi.
Akhirnya, kami tiba di tempat tujuan. Selama itu saya berpikir, ’Sebentar lagi, akan ada atap, ya, atap di atas kepala saya!’ Akan tetapi, kami tiba di sebuah tempat terbuka yang diliputi lumut yang tinggi. Penjaga-penjaga tersebut mengatakan, ”Turunkan barang-barang. Inilah tempat kalian.”
Beberapa orang tahanan menangis; ada pula yang mengutuki pemerintah. Tidak pernah saya mengutuk seorang pun di sana. Saya berdoa dengan senyap, ”Yehuwa, Allahku, Engkau adalah perlindunganku dan bentengku. Jadilah perlindunganku di sini juga.”
Di seputar tempat itu dipasangi tali karena tidak ada kawat. Prajurit jaga menempati posnya masing-masing. Seperti biasanya, kegiatan prajurit-prajurit itu adalah membaca, dan mereka mengatakan bahwa jika ada orang yang berani datang sedekat dua meter, mereka akan menembak orang itu. Malam itu, kami tidur di atas lumut. Hujan turun dengan derasnya membasahi kami. Saya bangun pada malam hari dan memandang ke arah 1.500 tawanan lainnya, dan saya melihat uap keluar dari tubuh mereka. Sewaktu saya terbangun keesokan paginya, satu sisi tubuh saya tergenang air. Meskipun saya tidur di atas lumut, di situ juga ada air. Makanan tidak ada. Kami diberi tahu bahwa kami harus membuat landasan agar pesawat dapat mendarat dan membawa suplai makanan bagi kami. Ada traktor khusus di dekat para penjaga, rodanya sangat besar sehingga tidak melesak ke dalam tanah dan mogok. Traktor itu membawa makanan untuk mereka, tetapi kami tidak mendapat apa-apa.
Kami bekerja membuat landasan itu selama tiga hari dan tiga malam. Kami harus menyingkirkan lumut agar pesawat dapat mendarat. Sebuah pesawat kecil membawa tepung. Lalu, mereka mencampurkan tepung dengan air, dan itulah yang kami makan.
Pekerjaan kami sangat berat dan menyiksa. Kami harus membuat jalan dan memasang rel kereta api. Kami bagaikan sabuk konveyor manusia yang mengangkut batu-batu berat. Pada musim dingin, hari selalu gelap dan sangat dingin.
Kami tidur di alam terbuka yang beratapkan langit. Hujan mengguyur kami, dan kami kebasahan, kelaparan, serta kedinginan; tetapi kami masih muda, oleh karena itu kami masih mempunyai tenaga. Para penjaga itu mengatakan bahwa kami tidak perlu khawatir, karena kami akan segera mendapatkan atap. Akhirnya, sebuah traktor militer membawa kanvas yang cukup untuk menaungi 400 orang. Kami merentangkan kanvas itu dan memasangnya, tetapi masih tidak ada alas untuk tidur, kecuali di atas lumut. Kami semua mengambil rerumputan dan menumpukkannya di tenda-tenda darurat tempat kami tinggal, dan rumput itu kemudian membusuk, dan menjadi kompos. Kami tidur di atas kompos tersebut.
Setelah itu, kutu-kutu pengisap bermunculan. Hampir saja kutu-kutu itu menggerogoti kami sampai mati. Kutu-kutu itu tidak hanya merayap di tubuh, tetapi juga di semua pakaian kami—kutu-kutu besar dan kecil. Menyengsarakan sekali. Sewaktu kami pulang kerja dan berbaring, kutu-kutu pun mulai menyerang kami, dan kami terus menggaruk di sana-sini. Kalau kami tertidur, kami akan dimakan habis oleh kutu-kutu itu. Kami mengatakan kepada sang mandor, ”Kutu-kutu ini memakan kami hidup-hidup.” Ia berkata, ”Tidak lama lagi, kami akan memanggang kutu-kutu kamu itu.”
Para penjaga penjara harus menunggu sampai cuaca tidak terlalu dingin karena temperatur yang normal saja sudah serendah minus 30 derajat Celcius. Entah bagaimana, cuaca benar-benar menghangat, dan mereka membawa sebuah alat desinfektan portabel. Namun, temperatur masih serendah minus 20 derajat Celsius, dan tenda-tenda pun sudah koyak. ”Buka pakaian,” perintah mereka, ”kalian akan mandi. Buka pakaian. Kami akan membasmi hama di pakaian kalian.”
Jadi, dalam temperatur serendah minus 20 derajat, kami menanggalkan pakaian dan bertelanjang dalam tenda yang sudah koyak. Mereka membawakan kami papan-papan, dan kami menggunakannya sebagai lantai. Seraya saya duduk di atasnya, saya melihat tubuh saya sendiri. Benar-benar pemandangan yang mengerikan! Dan, saya melihat pria di samping saya. Sama saja. Sama sekali tidak ada otot lagi. Semuanya telah lisut. Kami hanya tinggal tulang dan kulit. Saya bahkan tidak kuat untuk naik ke gerbong barang. Saya terlalu lelah. Dalam keadaan demikian, saya masih berada dalam kategori pertama—pekerja yang sehat dan muda.
Saya kira, tidak lama lagi saya akan mati. Sudah banyak yang mati—para pemuda. Sekarang, saya benar-benar berdoa kepada Yehuwa agar Ia menolong saya karena tampaknya tidak akan ada jalan keluar. Beberapa orang yang bukan Saksi dengan sengaja membiarkan tangan atau kakinya beku lalu memotongnya agar tidak disuruh melakukan pekerjaan ini lagi. Keadaannya sangat menakutkan, mengerikan.
Pada suatu hari, saya berdiri di dekat salah satu pos jaga, dan saya melihat seorang dokter berdiri di sana. Saya pernah bersama-sama dengan dia dalam perjalanan setelah saya ditangkap dan saya juga pernah memberikan kesaksian kepadanya tentang Kerajaan Allah. Ia seorang tahanan, tetapi telah diberi amnesti. Saya menghampirinya untuk memastikan, dan memang benar, seolah-olah ia bukan tahanan. Saya memanggil namanya, kalau tidak salah, Sasha. Ia melihat kepada saya dan berkata, ”Kamu Ivan, bukan?” Sewaktu ia mengatakan demikian, saya menangis bagaikan seorang anak kecil. ”Pergilah ke unit medis sekarang juga,” katanya.
Saya pergi ke unit medis, dan saya dipindahkan dari pekerja kategori pertama. Tetapi, saya masih tinggal di kamp. Karena sekarang saya termasuk dalam kategori ketiga, saya dipindahkan ke tempat untuk orang-orang yang membutuhkan istirahat. Sang komandan berkata, ”Saya tidak mengundang kamu ke sini. Kamu yang datang. Jangan menyusahkan, lakukan pekerjaanmu.” Jadi, lambat laun saya terbiasa dengan kehidupan di situ. Saya tidak usah lagi melakukan pekerjaan berat.
Saya dibebaskan pada tanggal 16 Agustus 1953. Mereka berkata, ”Kamu bebas.” Mereka mengatakan bahwa saya boleh pergi ke mana saja yang saya inginkan. Pertama-tama, saya pergi ke hutan untuk berterima kasih kepada Yehuwa yang telah memelihara saya. Saya pergi ke hutan kecil, berlutut, dan mengucap syukur kepada Yehuwa bahwa Ia telah memelihara saya tetap hidup untuk masa depan dan untuk pekerjaan memuliakan nama-Nya yang suci.
[Blurb]
’Sebentar lagi, akan ada atap, ya, atap di atas kepala saya!’
[Blurb]
Saya pergi ke hutan kecil, berlutut, dan mengucap syukur kepada Yehuwa bahwa Ia telah memelihara saya tetap hidup
[Kotak/Gambar di hlm. 155, 156]
Wawancara dengan Volodymyr Levchuk
Lahir: 1930
Baptis: 1954
Profil: Dipenjarakan tahun 1946-54, karena kegiatan politik. Bertemu dengan Saksi-Saksi Yehuwa di salah satu kamp kerja paksa di Mordvinia.
Saya adalah seorang nasionalis Ukraina. Oleh karena itu, pada tahun 1946 orang Komunis memberi saya hukuman 15 tahun penjara di kamp. Ada Saksi-Saksi Yehuwa di sana. Mereka mengabar kepada saya, dan saya segera mengenali berita mereka sebagai kebenaran. Kami tidak mengadakan pengajaran Alkitab karena kami berada di kamp yang penjagaannya sangat ketat. Jadi, saya mengumpulkan kertas-kertas kecil. Setelah terkumpul agak banyak, saya membuatnya menjadi sebuah notes. Saya meminta agar saudara-saudara memberi tahu saya ayat-ayat yang mereka ingat dan letaknya dalam Alkitab. Kemudian, saya mencatatnya di notes saya. Saya juga menanyai saudara-saudara yang datang belakangan. Kalau ada yang tahu sedikit banyak tentang nubuat Alkitab, saya juga mencatatnya. Saya mengumpulkan banyak ayat Alkitab dan mulai menggunakannya dalam kegiatan pengabaran saya.
Ketika saya mulai mengabar, saya berjumpa dengan beberapa orang yang sebaya, para pria muda. Saya yang paling muda—hanya 16 tahun. Saya berbicara kepada mereka dan mengatakan, ”Sia-sia saja penderitaan kita. Kita dan yang lain-lain juga telah mempertaruhkan nyawa dengan sia-sia. Tidak satu ideologi politik pun yang akan membimbing kita kepada sesuatu yang baik. Anda harus berpihak kepada Kerajaan Allah.” Saya mengutip ayat-ayat yang saya telah hafalkan dari notes saya. Saya mempunyai daya ingat yang sangat baik. Dengan cepat saya dapat meyakinkan rekan-rekan sebaya saya, dan mereka mulai mendatangi kami, Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka menjadi saudara-saudara.
[Kotak/Gambar di hlm. 157]
Hukuman yang Dijatuhkan atas Saksi-Saksi Yehuwa
Pengasingan Internal: Orang-orang yang diasingkan dibawa ke daerah terpencil, biasanya ke Siberia, dan mereka harus bekerja dan tinggal di sana. Mereka tidak boleh meninggalkan tempat tinggal mereka yang baru. Seminggu atau sebulan sekali, mereka harus melapor kepada polisi setempat.
Penjara dalam Ruangan: Tiga sampai sepuluh narapidana disekap dalam sebuah sel. Mereka diberi makan dua atau tiga kali sehari. Sehari sekali atau seminggu sekali, mereka diizinkan berjalan di halaman penjara. Mereka tidak ditugasi pekerjaan tertentu.
Kamp Penjara: Kebanyakan kamp ini berlokasi di Siberia. Ratusan tahanan tinggal bersama di barak-barak (sebuah bangunan yang biasanya ditempati oleh 20-100 tahanan). Mereka bekerja sedikitnya delapan jam sehari di halaman kamp atau di lokasi lain. Pekerjaannya berat, mencakup membangun pabrik, memasang rel kereta api, atau menebang pohon. Para tahanan dikawal ke dan dari tempat kerja oleh penjaga-penjaga penjara. Di dalam kamp, para tahanan dapat bergerak dengan bebas setelah jam kerja.
[Gambar]
Siberia, Rusia: Anak-anak Saksi Ukraina yang diasingkan memotong-motong kayu untuk bahan bakar, tahun 1953
[Kotak/Gambar di hlm. 161, 162]
Wawancara dengan Fyodor Kalin
Lahir: 1931
Baptis: 1950
Profil: Diasingkan tahun 1951-65. Dipenjarakan tahun 1962-5.
Sewaktu saya berada di penjara untuk diperiksa, Yehuwa pernah melakukan sesuatu yang tampaknya seperti mukjizat bagi saya. Direktur KGB (Badan Keamanan Negara) datang dengan selembar kertas di tangannya. Sang investigator sedang duduk, dan jaksa duduk di sebelahnya. Direktur KGB berkata kepada sang investigator, ”Berikan ini kepadanya! Biar dia membaca sendiri bahwa saudara-saudaranya di Amerika mempunyai niat buruk!”
Mereka memberikan kertas itu kepada saya. Itu adalah sebuah resolusi kebaktian. Saya membacanya satu kali; kemudian saya membacanya lagi dengan teliti. Sang jaksa menjadi tidak sabar. Ia berkata, ”Pak Kalin! Apakah Anda sedang menghafalkannya di luar kepala?”
Saya mengatakan, ”Ya, pertama kali, saya membacanya sekilas saja. Saya ingin mendapatkan maknanya.” Di dalam hati, saya menangis karena sukacita. Ketika saya selesai membaca resolusi itu, saya mengembalikannya dan mengatakan, ”Saya sangat berterima kasih kepada Anda, tapi saya bersyukur kepada Allah Yehuwa yang menggerakkan Anda untuk melakukan hal tadi.” Hari ini, iman saya sudah menjadi jauh lebih kuat setelah membaca resolusi tersebut! Saya setuju dengan Saksi-Saksi itu, dan saya akan memuji nama Allah tanpa ada yang dapat menghalangi. Saya akan berbicara mengenai Dia kepada orang-orang di kamp dan di penjara dan di mana pun saya berada. Inilah misi saya!
”Tidak soal seberapa kejam Anda menganiaya saya, Anda tidak akan dapat menghentikan saya berbicara. Dalam resolusi itu, Saksi-Saksi tidak mengatakan bahwa mereka akan melakukan semacam pemberontakan, tetapi mereka bertekad bahwa tidak soal apa yang terjadi atas mereka, bahkan di bawah penganiayaan yang paling hebat pun, mereka akan melayani Yehuwa, karena mengetahui bahwa Ia akan menolong mereka untuk tetap setia! Saya berdoa kepada Allah Yehuwa agar Ia menguatkan saya pada masa yang sulit ini untuk tetap teguh dalam iman.
”Tetapi, saya tidak akan gentar! Resolusi itu justru sangat menguatkan saya. Jika Anda menyuruh saya menghadap ke tembok, lalu menembak saya sekarang, saya tidak akan goyah. Yehuwa dapat menyelamatkan saya bahkan melalui kebangkitan!”
Saya dapat melihat bahwa para investigator merasa kecewa. Mereka tahu bahwa mereka telah membuat kesalahan besar. Resolusi itu dikira akan melemahkan iman saya, tetapi ternyata malah menguatkan saya.
[Kotak/Gambar di hlm. 167-169]
Wawancara dengan Mariya Popovych
Lahir: 1932
Baptis: 1948
Profil: Berada di penjara dan kamp kerja paksa selama enam tahun. Telah membantu lebih dari sepuluh orang untuk belajar kebenaran.
Ketika saya ditangkap pada tanggal 27 April 1950, saya sedang mengandung lima bulan. Pada tanggal 18 Juli, mereka menjatuhi saya hukuman 10 tahun. Saya dihukum karena mengabar dan menceritakan kepada orang-orang tentang kebenaran. Ada tujuh orang yang dijatuhi hukuman, empat saudara dan tiga saudari. Kami masing-masing mendapat hukuman sepuluh tahun. Putra saya lahir pada tanggal 13 Agustus.
Sekalipun saya berada di penjara, saya tidak berkecil hati. Saya telah belajar dari Firman Allah, Alkitab, bahwa kita akan berbahagia kalau kita menderita karena kita orang Kristen, bukan karena kita membunuh atau mencuri. Dan, saya memang bahagia. Saya memiliki sukacita dalam hati saya. Mereka menempatkan saya dalam sebuah sel tersendiri, dan saya berjalan bolak-balik di dalam sel itu dan bernyanyi.
Seorang prajurit membuka jendela kecil yang ada di situ dan mengatakan, ”Dalam situasi begini, kamu masih bernyanyi?”
Saya menanggapi, ”Saya merasa bahagia karena saya tidak berbuat salah terhadap siapa pun.” Ia menutup kembali lubang jendela itu. Mereka tidak memukuli saya.
Mereka mengatakan, ”Sangkal imanmu. Sadarlah akan keadaanmu.” Mereka memaksudkan keadaan saya yang harus melahirkan di penjara. Namun, saya berbahagia karena mereka memberi hukuman dengan alasan iman saya akan Firman Allah. Hal itu membuat saya merasa senang. Saya tahu bahwa saya bukan seorang penjahat kriminal. Saya tahu bahwa saya dapat bertahan karena iman saya kepada Yehuwa. Hal itu membuat saya berbahagia setiap waktu. Begitulah keadaannya.
Kemudian, sewaktu saya bekerja di kamp, kedua tangan saya membeku. Saya dibawa ke rumah sakit. Dokter di sana menaruh simpati pada keadaan saya. Ia mengatakan, ”Kesehatanmu tidak baik. Bagaimana kalau kamu membantu saya saja?”
Tentu saja, direktur kamp tidak menyetujui ide tersebut. ”Mengapa kamu ingin wanita ini bekerja untukmu? Pilihlah seseorang dari kelompok lain,” katanya.
Ia mengatakan, ”Saya tidak membutuhkan orang lain—saya membutuhkan orang yang baik dan jujur untuk bekerja di rumah sakit saya. Dan, wanita itu akan bekerja di rumah sakit ini. Saya tahu bahwa ia tidak akan mencuri apa-apa dan ia tidak akan menggunakan obat-obat terlarang.”
Mereka tahu bahwa kami dapat dipercaya. Mereka merespek orang-orang yang beriman. Mereka melihat orang-orang macam apa kami ini. Hal ini menguntungkan bagi kami.
Akhirnya, sang dokter dapat membujuk sang direktur. Direktur itu tidak mau kehilangan saya karena saya terampil dalam memotong kayu. Di mana pun umat Yehuwa bekerja, kami selalu bekerja dengan jujur dan bersungguh-sungguh.
Catatan: Putra Mariya lahir di penjara di kota Vinnitsa, Ukraina. Selama dua tahun berikutnya, ia dirawat di panti asuhan penjara. Setelah itu, sanak saudaranya membawa dia kepada ayahnya yang diasingkan di Siberia. Ketika Saudari Popovych dibebaskan dari penjara, putranya berusia enam tahun.
[Blurb]
”Saya merasa bahagia karena saya tidak berbuat salah terhadap siapa pun”
[Kotak/Gambar di hlm. 175]
Wawancara dengan Mariya Fedun
Lahir: 1939
Baptis: 1958
Profil: Diasingkan tahun 1951-65.
Setelah kami semua duduk di kereta api, setelah keadaan tenang dan kereta api mulai berjalan, apa lagi yang bisa dilakukan? Kami tahu beberapa lagu, dan mulai bernyanyi. Kami menyanyikan semua lagu yang kami tahu, lagu-lagu dari buku nyanyian.
Mula-mula, kami hanya mendengar nyanyian dari gerbong kami saja, tetapi kemudian sewaktu kereta berhenti untuk memberi jalan bagi kereta-kereta lain, kami sadar bahwa ada saudara-saudara kami di kereta-kereta lain. Nyanyian dari kereta-kereta lain dapat kami dengar. Ada kereta dari Moldavia; kemudian orang-orang Rumania dari Bukovina lewat. Ada banyak kereta api. Kereta-kereta ini susul-menyusul di beberapa tempat. Kami sadar bahwa mereka ini adalah saudara-saudara kami.
Banyak nyanyian yang kami ingat. Banyak nyanyian yang digubah di gerbong-gerbong kereta itu. Nyanyian-nyanyian ini menguatkan kami dan membantu kami memiliki sikap mental yang sepatutnya. Nyanyian-nyanyian seperti itu benar-benar mengarahkan perhatian kami kepada Yehuwa.
[Kotak/Gambar di hlm. 177]
Wawancara dengan Lydia Stashchyshyn
Lahir: 1960
Baptis: 1979
Profil: Ia adalah putri Mariya Pylypiv, yang hasil wawancaranya ada di halaman 208-9.
Ketika saya kecil, Kakek adalah seorang penatua; ia mengorganisasi aktivitas sidang. Saya ingat kegiatan rutinnya: Ia bangun pagi-pagi, mandi, lalu berdoa. Kemudian, ia membuka Alkitab, dan kami semua duduk bersama membaca ayat harian dan seluruh pasalnya. Kakek sering menyuruh saya mengantarkan dokumen-dokumen penting—dibungkus atau di dalam kantong—kepada penatua lain, yang tinggal di ujung kota. Untuk mencapai rumahnya, saya harus mendaki sebuah bukit. Saya tidak suka bukit itu. Bukit itu terjal, dan cukup berat untuk didaki. Saya berkata, ”Kek, saya tidak mau pergi! Bolehkah saya tidak pergi?”
Kakek menjawab, ”Tidak bisa, kamu harus pergi. Kamu harus mengantarkan dokumen-dokumen itu.”
Saya berkata dalam hati, ’Saya tidak mau pergi! Saya tidak mau pergi!’ Lalu, saya berkata, ’Ah, saya harus pergi, mungkin ada sesuatu yang penting.’ Dalam pikiran saya, selalu ada pertentangan ini. Saya benar-benar tidak mau pergi, tetapi akhirnya saya pergi juga. Saya tahu, tidak ada orang lain lagi yang bisa disuruh. Tugas itu sering harus saya lakukan. Itu adalah pekerjaan saya, tanggung jawab saya.
[Kotak/Gambar di hlm. 178, 179]
Wawancara dengan Pavlo Rurak
Lahir: 1928
Baptis: 1945
Profil: Berada di penjara dan kamp penjara selama 15 tahun. Sekarang melayani sebagai pengawas umum di Artemovsk, di Ukraina bagian timur.
Pada tahun 1952, saya berada di kamp yang ketat peraturannya di Karaganda, Uni Soviet. Ada sepuluh orang Saksi di kamp tersebut. Berlalunya waktu terasa sangat lambat, dan kami merasa sangat tertekan. Sekalipun kami memiliki sukacita dan harapan, kami tidak mendapat makanan rohani. Kami bertemu setelah jam kerja dan bercakap-cakap satu dengan yang lain, berupaya mengingat-ingat hal-hal yang pernah kami pelajari sebelumnya melalui ”budak yang setia dan bijaksana”.—Mat. 24:45-47.
Saya memutuskan untuk menulis surat kepada kakak perempuan saya dan menceritakan keadaan kami di kamp dan menjelaskan bahwa tidak ada makanan rohani bagi kami. Sulit untuk mengirimkan surat itu karena para tahanan tidak boleh mengirim surat seperti itu. Namun, akhirnya surat itu sampai juga kepada kakak saya. Ia mempersiapkan sebuah paket, menaruh roti kering di dalamnya bersama sebuah Alkitab Perjanjian Baru, lalu mengirimkannya kepada saya.
Peraturan di kamp sangat ketat. Kiriman paket tidak selalu disampaikan kepada para tahanan. Sering kali, paket-paket dibuka untuk dilihat isinya. Segala sesuatu diperiksa dengan teliti. Misalnya, kotak-kotak kaleng diperiksa untuk melihat kalau-kalau lapisan dasar atau sisi-sisinya rangkap dua dan ada sesuatu yang disembunyikan di sana. Bahkan roti-roti kering pun diperiksa.
Tibalah hari manakala nama saya tertulis pada daftar para penerima paket kiriman. Alangkah senangnya hati saya, sekalipun saya tidak menyangka sedikit pun bahwa kakak saya telah mengirim sebuah Alkitab dalam paket itu. Inspektur yang sedang bertugas pada waktu itu terkenal paling ketat; para tahanan menjulukinya si Garang. Ketika saya datang untuk mengambil paket itu, ia bertanya kepada saya, ”Dari mana datangnya paket itu?” Saya memberi tahu dia alamat kakak saya. Ia mengambil sebuah linggis dan membuka kotak itu.
Sewaktu ia membuka kertas pembungkusnya, saya melihat Alkitab itu ada di antara sisi kotak dan makanan! Pada saat itu, saya hanya sempat berkata dalam hati, ”Yehuwa, berikanlah itu kepada saya.”
Sungguh mengherankan, inspektur itu mengatakan, ”Cepat, bawa kotak itu!” Sambil terheran-heran, saya menutup kotak itu dan membawanya ke barak. Saya mengambil Alkitab Perjanjian Baru itu dan menaruhnya di balik kasur saya.
Ketika saya memberi tahu saudara-saudara bahwa saya telah menerima sebuah Alkitab, tidak seorang pun mempercayainya. Benar-benar suatu mukjizat dari Yehuwa! Ia mendukung kami secara rohani karena situasi kami tidak memungkinkan kami mendapatkan apa pun. Kami mengucapkan syukur kepada Bapak surgawi kami, Yehuwa, untuk belas kasihan dan pemeliharaan-Nya. Kami mulai membacanya dan menguatkan diri kami secara rohani. Alangkah bersyukurnya kami kepada Yehuwa untuk hal ini!
[Kotak/Gambar di hlm. 180, 181]
Wawancara dengan Lydia Bzovi
Lahir: 1937
Baptis: 1955
Profil: Diasingkan tahun 1949-65.
Sewaktu masih remaja, saya merasa sangat sedih karena Ayah tidak tinggal bersama kami. Kami mengasihi ayah kami, sebagaimana anak-anak lain mengasihi ayah mereka. Saya tidak sempat mengucapkan selamat jalan kepadanya. Ivan dan saya tidak melihatnya sewaktu ia pergi. Kami sedang berada di ladang memanen sekoi.
Ketika kami kembali dari ladang, Ibu mengatakan bahwa Ayah sudah ditangkap. Saya merasakan kehampaan, kepedihan yang dalam. Tetapi, saya tidak panik, ataupun merasa benci. Hal seperti ini mesti sudah diantisipasi. Kami senantiasa diingatkan akan kata-kata Yesus, ”Jika mereka telah menganiaya aku, mereka akan menganiaya kamu juga.” (Yoh. 15:20) Kami mengetahui ayat ini sejak kecil. Kami mengenal ayat itu sebaik mengenal doa Bapak kami. Kami juga tahu bahwa karena kami bukan bagian dari dunia ini, maka dunia ini pun tidak mengasihi kami. Apa yang dilakukan kalangan berwenang adalah karena ketidaktahuan mereka.
Sewaktu berada di bawah kekuasaan Rumania di Moldavia, Ayah tahu bahwa kasusnya dapat dibela di pengadilan. Kami diizinkan untuk menghadiri persidangan. Itu merupakan hari yang bahagia bagi kami.
Ayah memberikan kesaksian yang sangat bagus. Tidak satu pun yang berminat mendengarkan tuduhan-tuduhan jaksa, tetapi sebaliknya, dengan rasa takjub semua mendengarkan kesaksian Ayah. Ia berbicara selama satu jam empat puluh menit untuk membela kebenaran. Ia memberikan kesaksian yang sangat jelas dan dapat dimengerti. Para pekerja pengadilan menitikkan air mata.
Kami merasa bangga bahwa Ayah dapat memberikan kesaksian di pengadilan, untuk membela kebenaran di hadapan umum. Kami tidak merasa putus asa.
Catatan: Pada tahun 1943, kalangan berwenang Jerman menangkap orang tua Saudari Bzovi dan menjatuhkan hukuman 25 tahun penjara karena disinyalir bekerja sama dengan pihak Soviet. Satu tahun kemudian, pasukan Soviet datang dan membebaskan mereka. Setelah itu, kalangan berwenang Soviet sendiri menangkap ayah Saudari Bzovi ini. Seluruhnya, ia berada di penjara selama 20 tahun.
[Blurb]
Kami mengasihi ayah kami, sebagaimana anak-anak lain mengasihi ayah mereka. Saya tidak sempat mengucapkan selamat jalan kepadanya
[Kotak/Gambar di hlm. 186-189]
Wawancara dengan Tamara Ravliuk
Lahir: 1940
Baptis: 1958
Profil: Diasingkan pada tahun 1951. Membantu kurang lebih 100 orang untuk belajar kebenaran.
Ini adalah cerita mengenai Halyna. Pada tahun 1958, ketika Halyna baru berusia 17 hari, orang tuanya ditangkap. Ia dan ibunya dikirim ke kamp penjara di Siberia. Sewaktu ibunya masih menghasilkan ASI, yaitu selama lima bulan, Halyna diizinkan tinggal bersamanya. Setelah itu, sang ibu harus kembali bekerja, dan si bayi harus dibawa ke tempat perawatan bayi. Keluarga kami tinggal tidak jauh dari Provinsi Tomsk. Saudara-saudara menulis surat kepada sidang kami untuk menanyakan kalau ada orang yang sanggup mengambil si kecil dari tempat perawatan bayi itu untuk memeliharanya sampai orang tua anak itu dibebaskan. Tentu, sewaktu surat itu dibacakan, semua orang menghela napas panjang. Sangatlah menyedihkan dan tragis bahwa seorang bayi berada dalam situasi seperti itu.
Mereka memberi kami waktu untuk mempertimbangkan hal ini. Satu minggu berlalu. Tidak seorang pun bersedia mengambil bayi perempuan itu. Keadaan waktu itu sulit bagi kami semua. Pada minggu kedua, kakak lelaki saya berkata kepada Ibu, ”Mari kita ambil bayi itu.”
Ibu mengatakan, ”Apa maksudmu, Vasia? Saya sudah tua dan sakit-sakitan. Kamu tahu, merawat bayi orang lain adalah tanggung jawab yang besar. Dia bukan binatang. Bukan sapi, bukan juga anak sapi. Dia seorang bayi manusia. Lagi pula, bayi orang lain.”
Kakak saya mengatakan, ”Itulah sebabnya kita harus mengambilnya, Bu. Dia bukan seekor binatang. Coba saja bayangkan seorang bayi dalam keadaan demikian, keadaan di kamp! Dia masih sangat kecil, tidak berdaya.” Lalu, ia menambahkan, ”Bagaimana kalau ada yang mengatakan kepada kita, ’Aku di dalam penjara, aku lapar, tetapi kamu tidak datang untuk menolong aku’?”
Ibu mengatakan, ”Ya, itu mungkin terjadi, tapi merawat bayi orang lain merupakan tanggung jawab yang besar. Bagaimana kalau sesuatu terjadi dengannya sewaktu dia tinggal bersama kita?”
Kakak berkata, ”Dan, bagaimana kalau sesuatu terjadi dengan dia di sana?” Lalu ia menunjuk kepada saya dan mengatakan, ”Ada Tamara. Ia bisa pergi untuk mengambil anak itu. Kita semua akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak itu.”
Ya, kami berpikir, dan kami berunding, dan akhirnya kami memutuskan bahwa saya harus pergi. Jadi, saya pergi ke kamp Mariinski. Saya pergi untuk mengambil bayi perempuan itu. Saudara-saudara memberi saya lektur untuk dibawa ke sana. Mereka juga memberi saya kamera untuk mengambil foto ibunya, supaya kami mengenalnya. Saya tidak diizinkan membawa kamera ke dalam kamp, tetapi saya membawa lektur tersebut. Saya membeli sebuah belanga, lalu menaruh lektur di dalamnya, dan menaruh minyak di atasnya. Ketika saya berjalan melalui pintu masuknya, si penjaga tidak memeriksa untuk melihat apa yang ada di bawah minyak itu. Demikianlah saya menyelundupkan lektur itu ke kamp.
Saya sempat berkenalan dengan sang ibu, Lydia Kurdas. Dan, malam itu saya bahkan menginap di kamp karena menunggu semua dokumen yang harus dipersiapkan untuk membebaskan anak tersebut. Demikianlah saya membawa pulang Halyna. Dan, ketika kami tiba di rumah, ia berusia lima bulan lebih beberapa hari. Kami semua memelihara dia dengan baik, tetapi ia terkena penyakit yang parah. Dokter-dokter mau datang, tetapi mereka tidak dapat mengetahui apa sebenarnya penyakitnya.
Para dokter mengira bahwa saya adalah ibu si bayi, dan mereka menekan saya, ”Ibu macam apa kamu?” kata mereka. ”Mengapa kamu tidak menyusuinya?” Kami tidak berani mengatakan bahwa dia adalah bayi dari penjara, dan kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Saya hanya menangis dan tidak mengatakan apa-apa. Para dokter memarahi saya dan memaki Ibu, mengatakan bahwa saya masih terlalu muda untuk dikawinkan, dan bahwa saya sendiri membutuhkan susu. Saya berusia 18 tahun.
Penyakit Halyna cukup parah, dan ia sulit bernapas. Saya pergi ke bawah tangga dan berdoa, ”Allah Yehuwa, Allah Yehuwa, kalau anak kecil ini harus mati, ambillah nyawa saya sebagai gantinya!”
Anak itu mulai megap-megap di depan mata para dokter. Mereka berkata, ”Dia tidak dapat tertolong—dia akan mati, dia akan mati.” Mereka mengatakan hal ini di hadapan saya—di hadapan ibu saya, mereka mengucapkan kata-kata ini. Ibu menangis. Saya berdoa. Akan tetapi, akhirnya anak itu dapat hidup. Ia tinggal bersama kami sampai ibunya dibebaskan. Selama tujuh tahun ia tinggal bersama kami, dan ia tidak pernah sakit lagi, satu kali pun tidak.
Halyna kini tinggal di Kharkov, Ukraina. Ia adalah saudari kita, seorang perintis biasa.
[Blurb]
”Allah Yehuwa, Allah Yehuwa, kalau anak kecil ini harus mati, ambillah nyawa saya sebagai gantinya!”
[Gambar]
Dari kiri ke kanan: Tamara Ravliuk (dahulu Buriak), Serhii Ravliuk, Halyna Kurdas, Mykhailo Buriak, dan Mariya Buriak
[Gambar]
Dari kiri ke kanan: Serhii dan Tamara Ravliuk, Mykola dan Halyna Kuibida (dahulu Kurdas), Oleksii dan Lydia Kurdas
[Kotak di hlm. 192]
Laporan Seorang Pengawas Wilayah, tahun 1958
”Keadaan saudara-saudara kita pada waktu itu sangat sulit karena, bayangkan saja, hampir setiap saudara dimata-matai oleh kira-kira sepuluh orang anggota sebuah organisasi pemuda Komunis. Selain itu, ada pula para tetangga yang berkhianat; saudara-saudara palsu; banyak polisi; hukuman tahanan sampai 25 tahun di kamp atau di penjara; pengasingan ke Siberia; kerja paksa seumur hidup; dan penahanan, kadang-kadang selama waktu yang panjang dalam sel penjara yang gelap—semua ini bisa menimpa orang-orang yang mengeluarkan kata-kata tentang Kerajaan Allah.
”Sekalipun demikian, para penyiar tidak gentar. Kasih mereka kepada Allah Yehuwa melimpah, sikap mereka mirip dengan sikap para malaikat, dan mereka tidak pernah ingin menyerah dalam perjuangan mereka. Mereka tahu bahwa pekerjaan itu milik Yehuwa dan harus terus berlangsung sampai akhir yang berkemenangan. Saudara-saudara tahu demi siapa mereka memelihara integritas. Menderita demi Yehuwa merupakan sukacita bagi mereka.”
[Kotak/Gambar di hlm. 199-201]
Wawancara dengan Serhii Ravliuk
Lahir: 1936
Baptis: 1952
Profil: Menjalani hukuman di penjara dan kamp penjara selama 16 tahun. Dipaksa pindah rumah sebanyak tujuh kali. Membantu kurang lebih 150 orang untuk belajar kebenaran. Istrinya, Tamara, diwawancarai pada halaman 186-9. Serhii kini melayani sebagai penatua di Sidang Rohan, dekat kota Kharkov.
Saya ditempatkan di Mordvinia selama tujuh tahun. Sekalipun kamp ini berpenjagaan sangat ketat, banyak publikasi yang beredar selama saya berada di sana. Beberapa penjaga sendiri malah membawa pulang lektur, membacanya, dan kemudian memberikannya kepada keluarga dan sanak saudara mereka.
Adakalanya, seorang penjaga menghampiri saya pada waktu giliran kerja kedua. Ia biasanya mengatakan, ”Kamu punya sesuatu, Serhii?”
”Apa yang Anda inginkan?” jawab saya.
”Cuma sesuatu untuk dibaca.”
”Apakah akan ada pemeriksaan besok?”
”Ya. Besok akan ada pemeriksaan di unit lima.”
”Baiklah, di salah satu tempat tidur, di bawah handuk, ada sebuah Menara Pengawal. Anda boleh mengambilnya.”
Pemeriksaan dilakukan, dan ia mengambil Menara Pengawal itu. Akan tetapi, para penjaga tidak akan menemukan lektur lainnya karena kami sudah tahu lebih dulu tentang pemeriksaan tersebut. Dengan cara itu, beberapa penjaga membantu kami. Mereka tertarik kepada kebenaran, tetapi mereka takut kehilangan pekerjaan. Selama bertahun-tahun, saudara-saudara berada di sana, dan para penjaga melihat bagaimana kami hidup. Orang-orang yang berpikiran rasional bisa melihat bahwa kami tidak bersalah atas perbuatan kriminal apa pun. Hanya saja, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa tentang hal itu, sebab dapat disangka mendukung Saksi-Saksi Yehuwa, dan mereka akan kehilangan pekerjaan. Jadi, mereka mendukung pekerjaan kami sampai taraf tertentu. Mereka mengambil lektur dan membacanya. Hal ini membantu mengurangi panasnya api penindasan.
Pada tahun 1966, ada kurang lebih 300 saudara di Mordvinia. Para administrator mengetahui kapan Peringatan akan diadakan. Dan, mereka memutuskan untuk mencegah kami merayakannya pada tahun itu. Mereka mengatakan, ”Kalian sudah belajar Menara Pengawal kalian, tapi kami akan menghentikan acara Peringatan. Kalian tidak akan dapat melakukan apa-apa.”
Para anggota berbagai unit penjagaan harus tetap ada di kantor masing-masing sampai semuanya dinyatakan ”aman”. Mereka semua ada di pos masing-masing: personel ronda, staf administrasi, komandan kamp.
Jadi, kami semua keluar ke jalan, menuju lapangan tempat kami apel pagi dan malam setiap hari. Kemudian kami mengelompokkan diri menurut sidang atau kelompok masing-masing, dan kami berjalan dengan santai mengitari lapangan. Di setiap kelompok, ada seorang saudara yang menyampaikan khotbah sambil berjalan, dan yang lain-lain mendengarkan.
Kami tidak punya lambang-lambang Peringatan, maka kami hanya mendengar khotbah saja. Pada waktu itu, tidak ada saudara dari kaum terurap di kamp. Pada pukul 21.30, seluruhnya sudah selesai, semua kelompok sudah mengakhiri Peringatan sambil berjalan kaki.
Kami ingin bernyanyi bersama-sama—kami semua, saudara-saudara. Jadi, kami berkumpul dekat tempat mandi, yang terletak paling jauh dari pos pemeriksaan di pintu masuk. Bayangkan ada 300 pria, yang 80 sampai 100 di antaranya bernyanyi pada malam hari di taiga (hutan subartik)! Bayangkan saja gema nyanyian itu! Saya ingat bahwa kami menyanyikan lagu nomor 25, yang berjudul ”Aku Mati Untuk-Mu”, dari buku nyanyian yang lama. Kami semua hafal lagu itu. Kadang-kadang, bahkan para prajurit yang ada di menara-menara jaga berteriak kepada kami, ”Nyanyikanlah lagu nomor 25!”
Ketika kami mulai bernyanyi pada malam itu, semua personel menghambur keluar dari kantor masing-masing dan berlari menuju ke tempat mandi dengan maksud menghentikan kami. Tetapi, sewaktu mereka tiba, mereka tidak dapat menghentikan nyanyian kami karena saudara-saudara yang tidak bernyanyi membuat lingkaran kuat dan rapat di sekeliling saudara-saudara yang sedang bernyanyi. Jadi, para penjaga itu hanya berlari-lari tak karuan ke sana kemari sampai kami selesai bernyanyi. Setelah nyanyiannya selesai, kami semua bubar. Para penjaga tidak tahu siapa yang ikut bernyanyi dan siapa yang tidak. Tentunya mereka tidak dapat menaruh kami semua di sel-sel isolasi.
[Kotak/Gambar di hlm. 203, 204]
Wawancara dengan Victor Popovych
Lahir: 1950
Baptis: 1967
Profil: Lahir di penjara, putra Mariya Popovych, yang diwawancarai di halaman 167-9. Ditangkap pada tahun 1970, menjalani hukuman penjara selama empat tahun karena kegiatan pengabaran. Selama tiga hari pemeriksaan di pengadilan, 35 orang memberi kesaksian bahwa Saudara Popovych telah mengabar kepada mereka.
Situasi yang dihadapi Saksi-Saksi Yehuwa hendaknya tidak ditinjau hanya dalam konteks hubungan antarmanusia. Penindasan atas umat Allah tidak dapat seluruhnya dijelaskan dengan menyalahkan pemerintah. Kebanyakan pejabat hanya melakukan tugas mereka. Kalau pemerintah berganti, keloyalan para pejabat pun bergeser, tetapi kami tetap sama. Kami menyadari bahwa sumber kesulitan yang kami derita telah disingkapkan dalam Alkitab.
Kami tidak memandang diri kami semata-mata sebagai korban yang tak bersalah dari para penindas. Hal yang membantu kami bertahan adalah pemahaman yang jelas tentang sengketa yang timbul di Taman Eden—sengketa hak Allah untuk memerintah. Sengketa tersebut belum diselesaikan. Kami tahu bahwa kami mendapat kesempatan untuk berpihak pada pemerintahan Yehuwa. Kami menetapkan pendirian dalam suatu sengketa yang bukan hanya berkaitan dengan kepentingan pribadi manusia melainkan juga kepentingan Pribadi yang Berdaulat di alam semesta. Kami memiliki pemahaman yang jauh lebih luhur tentang sengketa yang sebenarnya terlibat. Hal ini membuat kami kuat dan memungkinkan kami memelihara integritas bahkan di bawah keadaan-keadaan yang tersulit. Kami melihat sesuatu yang lebih jauh daripada sekadar hubungan antarmanusia.
[Blurb]
Penindasan atas umat Allah tidak dapat seluruhnya dijelaskan dengan menyalahkan pemerintah
[Kotak/Gambar di hlm. 208, 209]
Wawancara dengan Mariya Pylypiv
Lahir: 1934
Baptis: 1952
Profil: Pergi ke Siberia pada tahun 1951 untuk mengunjungi kakak perempuannya yang sudah diasingkan ke sana. Mariya belajar kebenaran di Siberia dan kemudian menikah dengan seorang saudara yang berada di pengasingan.
Ketika Ayah meninggal, polisi datang ke rumah kami. Banyak polisi yang datang, baik dari desa maupun dari distrik. Mereka memperingatkan kami untuk tidak bernyanyi maupun berdoa. Kami menjawab bahwa tidak ada hukum yang melarang kami berdoa. Mereka bertanya kapan pemakaman akan diadakan. Kami memberi tahu mereka, dan mereka pergi.
Saudara-saudara datang lebih awal. Ada larangan untuk berkumpul bersama, tetapi orang-orang boleh datang ke pemakaman. Acara dimulai lebih awal karena kami tahu bahwa polisi akan datang. Persis ketika seorang saudara mulai berdoa, sebuah truk penuh dengan polisi tiba. Setelah saudara itu selesai berdoa, kami pergi ke pekuburan.
Mereka mengikuti kami dan mengizinkan kami masuk ke daerah pekuburan. Sewaktu saudara tadi berdoa lagi, polisi hendak menangkap dia. Tetapi, kami, saudari-saudari, sudah bertekad tidak akan membiarkan mereka membawanya. Ada banyak polisi, maka kami berkerumun di sekeliling saudara tersebut. Di tengah-tengah kekacauan yang kemudian terjadi, salah seorang saudari membawa keluar saudara itu dari pekuburan, melalui rumah-rumah, dan menuju ke desa. Tiba-tiba, ada seorang kenalan muncul dengan mobil pribadinya, dan saudara itu pun masuk ke dalam mobil dan mereka pergi. Polisi mencarinya ke mana-mana tetapi tidak menemukannya. Lalu, mereka pergi.
Saudari-saudari sering kali melindungi saudara-saudara. Biasanya sebaliknya, tetapi begitulah keadaannya pada waktu itu. Saudari-saudari harus melindungi saudara-saudara. Ada banyak situasi yang menuntut mereka melakukan hal itu.
[Blurb]
Begitulah keadaannya pada waktu itu. Saudari-saudari harus melindungi saudara-saudara.
[Kotak/Gambar di hlm. 220, 221]
Wawancara dengan Petro Vlasiuk
Lahir: 1924
Baptis: 1945
Profil: Diasingkan tahun 1951-65. Tidak lama setelah Saudara Vlasiuk diasingkan, putranya jatuh sakit, lalu meninggal. Tahun berikutnya, setelah melahirkan seorang putra lagi, istrinya mendapat komplikasi dan lambat laun meninggal. Saudara Vlasiuk ditinggalkan dengan seorang bayi yang masih kecil. Pada tahun 1953, ia menikah lagi, dan istrinya yang sekarang membantu memelihara anak itu.
Saya berada di antara orang-orang yang diasingkan dari Ukraina ke Siberia pada tahun 1951. Yang pasti, tidak ada rasa takut. Yehuwa menanamkan semangat yang begitu kuat di dalam diri saudara-saudara sehingga mereka memiliki iman, iman yang nyata dari cara mereka berbicara. Tidak seorang pun yang akan memilih sendiri untuk pergi ke tempat tugas pengabaran itu. Tampaknya, Allah Yehuwa telah mengizinkan pemerintah untuk membawa kami ke sana. Belakangan, kalangan berwenang mengatakan, ”Kami telah membuat suatu kesalahan besar.”
Saudara-saudara bertanya, ”Kesalahan apa?”
”Bahwa kami sudah membawa kalian ke sini, dan sekarang, kalian membuat orang-orang di sini juga berubah agama!”
Saudara-saudara mengatakan, ”Kalian masih akan membuat kesalahan lagi.”
Kesalahan besar mereka yang kedua adalah bahwa setelah mereka membebaskan kami, setelah memberi kami amnesti, mereka tidak memperbolehkan kami pulang. ”Pergilah sesuka kalian, tapi jangan pulang,” kata mereka. Setelah itu, mereka mulai sadar bahwa hal itu merupakan kesalahan. Karena kebijakan itu, kabar baik malah tersebar ke seluruh Rusia.
[Kotak/Gambar di hlm. 227]
Wawancara dengan Anna Vovchuk
Lahir: 1940
Baptis: 1959
Profil: Diasingkan tahun 1951-65. Berusia sepuluh tahun sewaktu dikirim ke Siberia. Dari tahun 1957 sampai 1980, bekerja di bawah tanah, mencetak lektur Alkitab.
KGB sering berupaya untuk membuat kami mengidentifikasi saudara-saudara. Mereka memperlihatkan foto-foto kepada kami. Saya biasanya mengatakan, ”Kalau kalian yang bertanya, saya tidak tahu apa-apa. Saya tidak kenal siapa-siapa.” Itulah cara kami menjawab mereka. Belakangan, tidak lama setelah saya menikah, sewaktu sedang berjalan ke kota, saya bertemu dengan kepala KGB setempat di Angarsk. Ia sudah sering memanggil saya untuk ditanyai dan ia mengenal saya dengan baik.
Ia berkata kepada saya, ”Mengenai Stepan Vovchuk, Anda mengatakan tidak mengenalnya. Tapi, kok Anda bisa menikah dengan dia?”
Saya menjawab, ”Bukankah Anda yang memperkenalkan dia kepada saya melalui foto-foto yang Anda perlihatkan?”
Ia menepukkan kedua tangannya, ”Yah! Lagi-lagi, kami yang salah!”
Dan, kami tertawa bersama-sama. Itulah saat-saat bahagia dalam kehidupan saya.
[Kotak/Gambar di hlm. 229, 230]
Wawancara dengan Sofiya Vovchuk
Lahir: 1944
Baptis: 1964
Profil: Diasingkan tahun 1951-65. Berusia tujuh tahun ketika dikirim ke Siberia bersama ibu, kakak perempuan, dan kakak lelakinya.
Sewaktu dibawa ke Siberia, kami diberi tahu bahwa kami akan berada di sana selama-lamanya. Kami tidak pernah membayangkan bahwa kami akan bebas. Sewaktu membaca dalam Menara Pengawal tentang kebaktian yang diadakan di negeri-negeri lain, kami berdoa kepada Yehuwa agar satu kali saja dalam kehidupan kami, kami bisa mendapatkan kesempatan untuk menghadiri kebaktian seperti yang dinikmati di negeri-negeri lain. Benar juga, ternyata Yehuwa memberkati kami. Pada tahun 1989, kami dapat menghadiri kebaktian internasional Saksi-Saksi Yehuwa di Polandia. Sulit sekali menggambarkan kesenangan yang meluap-luap dan sukacita yang kami rasakan sewaktu berada di sana.
Saudara-saudara di Polandia menyambut kami dengan sepenuh hati. Kami berada di sana selama empat hari. Kami menghadiri sebuah kebaktian! Benar-benar menyenangkan untuk belajar lebih banyak mengenai Yehuwa dan menerima pengajaran dari Firman Allah. Kami merasa sangat bahagia. Kami berbagi pengalaman dengan semua orang. Sekalipun ada banyak sekali orang dari berbagai kebangsaan, mereka semua adalah saudara-saudara kami! Seraya kami berjalan berkeliling di stadion, ada perasaan damai yang indah. Setelah mengalami semuanya—di bawah masa pelarangan yang begitu lama—kami seakan-akan merasa sudah berada di dunia baru. Kami tidak mendengar kata-kata kasar, dan segala sesuatu bersih dan indah. Setelah acara selesai, kami tidak langsung pulang; kami bergaul dengan saudara-saudara, berbincang-bincang satu sama lain. Ada juga penerjemah kalau kami tidak mengerti bahasanya. Bahkan kalaupun tidak saling mengerti, kami saling mencium. Kami merasa bahagia.
[Kotak/Gambar di hlm. 243, 244]
Wawancara dengan Roman Yurkevych
Lahir: 1956
Baptis: 1973
Profil: Ditahan selama enam tahun di kamp penjara karena kenetralan. Melayani sebagai anggota Panitia Cabang Ukraina sejak tahun 1993.
Kebenaran memotivasi seseorang untuk membantu dan mendukung orang lain. Kami khususnya merasakan hal ini pada tahun 1998 sewaktu banjir besar melanda Transkarpatia, dan ratusan, ya, ratusan orang kehilangan rumah dan segala milik mereka dalam satu malam saja.
Dalam waktu dua hari, sekelompok saudara tiba di tempat musibah dan membentuk panitia-panitia bantuan. Panitia-panitia ini menentukan bantuan apa yang akan diberikan kepada setiap keluarga, kepada setiap desa. Dua desa sangat parah keadaannya, yakni desa Vary dan Vyshkove. Dalam waktu dua atau tiga hari saja, sudah dibuat rencana tentang bantuan yang akan diberikan kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan dan tentang siapa yang akan membantu. Kemudian, saudara-saudara tiba dengan membawa beberapa truk dan mulai membersihkan lumpur yang ada di mana-mana.
Mereka membawa kayu-kayu kering; hal ini membuat setiap orang di daerah itu terheran-heran. Orang-orang non-Saksi merasa takjub. Seorang saudari dari Vyshkove sedang berada di dekat sekelompok saudara yang tengah menciduk lumpur dengan sekop. Seorang koresponden berita mendekati dia dan bertanya, ”Apakah Anda mengenal orang-orang ini?”
”Saya tidak begitu mengenal mereka,” jawabnya, ”karena bahasa kami berbeda—bahasa Rumania, Hongaria, Ukraina, dan Rusia. Tapi, saya tahu satu hal: Mereka ini saudara-saudara saya, dan mereka sedang membantu saya.”
Dalam waktu dua atau tiga hari, saudara-saudara telah mengirim bantuan dan mengurus kebutuhan keluarga-keluarga ini, yang dipindahkan ke daerah lain. Namun, dalam waktu setengah tahun, hampir semua rumah Saksi telah dibangun kembali, dan Saksi-Saksi adalah yang pertama dari daerah itu yang kembali untuk tinggal di rumah baru mereka.
[Bagan di hlm. 254]
(Lihat publikasinya)
Perintis Biasa di Ukraina (1990-2001)
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0
1990 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2001
[Bagan di hlm. 254]
(Lihat publikasinya)
Saksi-Saksi Yehuwa di Ukrainaa (1939-2001)
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0
1939 1946 1974 1986 1990 1992 1994 1996 1998 2001
[Catatan Kaki]
a Tahun 1939-90 memuat angka perkiraan
[Peta di hlm. 123]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
UKRAINA
VOLINIA
HALYCHYNA
Lvov
TRANSKARPATIA
BUKOVINA
KIEV
Kharkov
Dnepropetrovsk
Luhans’k
Zaporozh’ye
Donetsk
Odessa
KRIM
LAUT HITAM
TURKI
BULGARIA
RUMANIA
MOLDAVIA
POLANDIA
BELARUS
RUSIA
[Gambar penuh di hlm. 118]
[Gambar di hlm. 127]
Vojtech Chehy
[Gambar di hlm. 129
Kebaktian pertama di kota Borislav, Halychyna, pada bulan Agustus 1932
[Gambar di hlm. 130]
Kebaktian di Solotvyno, Transkarpatia, tahun 1932
[Gambar di hlm. 132]
Selama 40 tahun, Mariya dan Emil Zarysky dengan setia melaksanakan tugas mereka sebagai penerjemah
[Gambar di hlm. 133]
Depot lektur Ukraina yang pertama berlokasi di rumah ini di Uzhgorod, pada tahun 1927-31
[Gambar di hlm. 134]
Kelompok yang siap untuk pergi berdinas dengan bus ke daerah di Pegunungan Transkarpatia, pada tahun 1935: (1) Vojtech Chehy
[Gambar di hlm. 135]
Rekaman fonograf masa awal, ”Religion and Christianity” (Agama dan Kekristenan) dalam bahasa Ukraina
[Gambar di hlm. 136]
Sidang Kosmach pada tahun 1938: (1) Mykola Volochii menjual salah satu dari dua ekor kudanya untuk membeli fonograf
[Gambar di hlm. 137]
Ludwik Kinicki, yang dikenang baik oleh banyak orang sebagai rohaniwan yang bergairah, meninggal dalam keadaan setia kepada Yehuwa di kamp konsentrasi Nazi
[Gambar di hlm. 142]
Illia Hovuchak (atas, kiri) sedang dalam perjalanan bersama Onufrii Rylchuk untuk mengabar di daerah pegunungan dan (kanan) dengan istrinya, Paraska. Saudara Hovuchak dieksekusi oleh Gestapo setelah diserahkan oleh seorang imam Katolik
[Gambar di hlm. 146]
Anastasiya Kazak (1) bersama Saksi-Saksi lain dari kamp konsentrasi Stutthof
[Gambar di hlm. 153]
Ivan Maksymiuk (atas, bersama istrinya, Yevdokiya) dan putranya, Mykhailo (kanan), menolak untuk mengkompromikan integritas mereka
[Gambar di hlm. 158]
Publikasi Alkitab awal dalam bahasa Ukraina
[Gambar di hlm. 170]
Pada usia 20 tahun, Hryhorii Melnyk memikul tanggung jawab memelihara dua adik lelaki dan satu adik perempuan
[Gambar di hlm. 176]
Mariya Tomilko menanggung hukuman 15 tahun penjara tetapi tetap setia
[Gambar di hlm. 182]
Nutsu Bokoch dalam pertemuan singkat di penjara dengan putrinya, tahun 1960
[Gambar di hlm. 185]
Lydia dan Oleksii Kurdas (atas), ditangkap dan dipenjarakan di dua kamp yang berbeda pada waktu putri mereka, Halyna, berusia 17 hari; Halyna Kurdas, berusia tiga tahun (kanan): Foto ini diambil pada tahun 1961 ketika orang tuanya masih berada di penjara
[Gambar di hlm. 191]
Pada malam sebelum hari pernikahan mereka, Hanna Shyshko dan Yurii Kopos ditangkap dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun di kamp penjara. Mereka menikah sepuluh tahun kemudian
[Gambar di hlm. 191]
Yurii Kopos menjalani hukuman hampir sepertiga abad di penjara dan kamp kerja paksa Soviet
[Gambar di hlm. 194]
Pavlo Ziatek membaktikan seluruh kehidupannya dalam dinas kepada Yehuwa
[Gambar di hlm. 196]
Surat tertanggal 18 Mei 1962 dari Nathan H. Knorr kepada saudara-saudara di Uni Soviet
[Gambar di hlm. 214]
Lektur untuk Ukraina dan bagian-bagian lain di Uni Soviet dicetak dalam bungker-bungker seperti ini di Ukraina bagian timur
[Gambar di hlm. 216]
Paling atas: Bukit yang ditutupi hutan di pelosok Pegunungan Karpatia tempat Ivan Dziabko bekerja di sebuah bungker rahasia
[Gambar di hlm. 216]
Atas: Mykhailo Dioloh duduk di dekat bekas jalan masuk ke bungker tempat ia menyuplai kertas bagi Saudara Dziabko
[Gambar di hlm. 216]
Kanan: Ivan Dziabko
[Gambar di hlm. 223]
Sewaktu Bela Meysar berada di penjara selama 21 tahun, istrinya yang setia, Regina, sering mengunjunginya dan menempuh jarak total lebih dari 140.000 kilometer
[Gambar di hlm. 224]
Michael Dasevich dilantik sebagai hamba negeri pada tahun 1971
[Gambar di hlm. 233]
Pendaftaran resmi Saksi-Saksi Yehuwa di Ukraina, pada tanggal 28 Februari 1991, pendaftaran seperti ini adalah yang pertama di wilayah Uni Soviet
[Gambar di hlm. 237]
Di kebaktian internasional tahun 1993 di Kiev, 7.402 dibaptis, jumlah terbesar yang dibaptis pada satu kebaktian dalam sejarah umat Allah zaman modern
[Gambar di hlm. 246]
Wisuda kelas pertama dari Sekolah Pelatihan Pelayanan di Lvov, pada awal 1999
[Gambar di hlm. 251]
Atas: Kompleks Balai Kerajaan, tempat keluarga Betel bekerja dari tahun 1995 sampai 2001
[Gambar di hlm. 251]
Tengah: Rumah yang digunakan keluarga Betel selama tahun 1994-5
[Gambar di hlm. 251]
Bawah: Balai Kerajaan di kota Nadvirna—yang pertama dibangun dengan menggunakan program baru pembangunan Balai Kerajaan di Ukraina
[Gambar di hlm. 252, 253]
(1-3) Kantor cabang yang baru saja ditahbiskan di Ukraina
[Gambar di hlm. 252]
(4) Panitia Cabang, dari kiri ke kanan: (duduk) Stepan Hlinskyi, Stepan Mykevych; (berdiri) Andrii Semkovych, Roman Yurkevych, John Didur, dan Jürgen Keck
[Gambar di hlm. 253]
(5) Theodore Jaracz berbicara pada penahbisan kantor cabang Ukraina, 19 Mei 2001