PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Hargailah Karunia Kehidupan Saudara dengan Sepatutnya
    Menara Pengawal—2004 | 15 Juni
    • Hargailah Karunia Kehidupan Saudara dengan Sepatutnya

      ”Darah Kristus . . . akan membersihkan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan mati sehingga kita dapat memberikan dinas suci kepada Allah yang hidup.”​—IBRANI 9:14.

      1. Apa buktinya bahwa kita sangat menghargai kehidupan?

      SEANDAINYA Saudara diminta untuk menilai seberapa berharga kehidupan Saudara, apa jawaban Saudara? Kita sangat menghargai kehidupan​—kehidupan kita sendiri dan kehidupan orang lain. Buktinya, kita mungkin pergi ke dokter sewaktu kita sakit atau memeriksakan kesehatan kita secara berkala. Kita ingin tetap hidup dan sehat. Bahkan kebanyakan orang yang sudah tua atau cacat tidak ingin mati, mereka ingin tetap hidup.

      2, 3. (a) Amsal 23:22 menyorot kewajiban apa? (b) Bagaimana Allah terkait dengan kewajiban yang disebutkan di Amsal 23:22?

      2 Besarnya penghargaan Saudara terhadap kehidupan mempengaruhi hubungan Saudara dengan orang-orang lain. Sebagai contoh, Firman Allah memerintahkan, ”Dengarkanlah bapakmu yang telah menyebabkan engkau lahir, dan jangan memandang rendah ibumu hanya karena ia sudah tua.” (Amsal 23:22) ’Mendengarkan’ tidak hanya berarti mendengar kata-kata; yang dimaksud oleh amsal ini adalah mendengar dan kemudian menaati. (Keluaran 15:26; Ulangan 7:12; 13:18; 15:5; Yosua 22:2; Mazmur 81:13) Menurut Firman Allah, mengapa Saudara harus mendengarkan bapak dan ibu Saudara? Bukan hanya karena mereka lebih tua atau lebih berpengalaman daripada Saudara, melainkan karena mereka ’telah menyebabkan Saudara lahir’. Dalam beberapa terjemahan, ayat ini berbunyi, ”Dengarkanlah bapakmu yang telah memberimu kehidupan.” Maka, jika Saudara menghargai kehidupan Saudara, Saudara tentu merasa bertanggung jawab kepada sumber kehidupan tersebut.

      3 Tentu saja, jika Saudara seorang Kristen sejati, Saudara mengakui bahwa Yehuwa-lah Sumber utama kehidupan Saudara. Melalui Dialah, Saudara ”mempunyai kehidupan”; Saudara dapat ”bergerak”, bertindak sebagai makhluk yang berperasaan; dan Saudara sekarang ”ada” dan dapat memikirkan atau membuat rencana untuk masa depan, termasuk kehidupan kekal. (Kisah 17:28; Mazmur 36:9; Pengkhotbah 3:11) Selaras dengan Amsal 23:22, kita sepatutnya ’mendengarkan’ dan menaati Allah, ingin memahami dan bertindak selaras dengan pandangan Dia tentang kehidupan sebaliknya daripada memilih untuk bertindak berdasarkan pandangan pribadi lain.

      Perlihatkanlah Respek terhadap Kehidupan

      4. Pada awal sejarah manusia, bagaimana respek terhadap kehidupan menjadi masalah penting?

      4 Sejak awal sejarah manusia, Yehuwa menegaskan bahwa Ia tidak mengizinkan manusia memutuskan sendiri bagaimana ia akan menggunakan (atau menyalahgunakan) kehidupan, apa pun alasannya. Karena begitu dikuasai oleh kemarahan yang penuh kedengkian, Kain merenggut kehidupan orang yang tidak bersalah, yaitu kehidupan Habel, saudaranya. Menurut Saudara, apakah Kain berhak membuat keputusan seperti itu tentang kehidupan? Menurut Allah, tidak. Ia meminta pertanggungjawaban Kain, ”Apa yang telah kaulakukan? Dengarkan! Darah saudaramu berseru kepadaku dari tanah.” (Kejadian 4:10) Perhatikan bahwa darah Habel di tanah melambangkan kehidupannya, yang telah diakhiri dengan kejam, dan darahnya berseru kepada Allah menuntut pembalasan.—Ibrani 12:24.

      5. (a) Larangan apa yang Allah tetapkan pada zaman Nuh, dan bagi siapa larangan itu berlaku? (b) Dalam arti apa larangan itu merupakan langkah penting?

      5 Setelah Air Bah, manusia memulai awal yang baru dengan delapan orang saja. Dalam suatu pernyataan yang berlaku untuk seluruh umat manusia, Allah menyingkapkan lebih lanjut penilaian-Nya tentang kehidupan dan darah. Ia menyatakan bahwa manusia boleh makan daging binatang, tetapi Ia menetapkan pembatasan ini, ”Segala binatang yang bergerak, yang hidup, dapat menjadi makananmu. Sebagaimana halnya tumbuh-tumbuhan hijau, aku memberikan semuanya kepadamu. Hanya daging dengan jiwanya—darahnya—jangan dimakan.” (Kejadian 9:3, 4) Ada orang Yahudi yang menafsirkan bahwa hal itu berarti manusia tidak boleh makan daging atau darah binatang yang masih hidup. Tetapi, belakangan jelas terlihat bahwa apa yang Allah larangkan dalam ayat itu adalah makan darah untuk mempertahankan kehidupan. Selain itu, ketetapan Allah melalui Nuh merupakan langkah penting untuk mencapai maksud-tujuan-Nya yang luhur sehubungan dengan darah—maksud-tujuan yang memungkinkan manusia memperoleh kehidupan abadi.

      6. Melalui Nuh, bagaimana Allah menandaskan pandangan-Nya tentang nilai kehidupan?

      6 Allah selanjutnya berfirman, ”Aku akan menuntut balas darah dari jiwamu. Dari tangan setiap makhluk hidup aku akan menuntut balas; dan dari tangan manusia, dari tangan setiap orang yang adalah saudaranya, aku akan menuntut balas jiwa manusia. Siapa pun yang menumpahkan darah manusia, darahnya sendiri akan ditumpahkan manusia, karena Allah membuat manusia menurut gambarnya.” (Kejadian 9:5, 6) Dari pernyataan tersebut kepada segenap keluarga manusia, Saudara dapat memahami bahwa di mata Allah, darah manusia berarti kehidupannya. Sang Pencipta memberi seseorang kehidupan, dan tidak seorang pun boleh mengambil kehidupan itu, yang dilambangkan oleh darah. Seandainya, seperti Kain, seseorang membunuh orang lain, sang Pencipta berhak ”menuntut balas” dengan mengambil kembali kehidupan si pembunuh.

      7. Mengapa kita hendaknya berminat pada pernyataan Allah kepada Nuh tentang darah?

      7 Melalui pernyataan-Nya, Allah melarang manusia menyalahgunakan darah. Pernahkah Saudara bertanya-tanya apa alasannya? Mengapa Allah memiliki pandangan demikian tentang darah? Sesungguhnya, jawabannya berkaitan dengan salah satu ajaran yang paling penting dalam Alkitab, ajaran utama dalam berita Kekristenan, walaupun banyak gereja lebih suka mengabaikannya. Apa ajaran itu, dan bagaimana kehidupan, keputusan, dan tindakan Saudara terkait dengannya?

      Bagaimana Darah Dapat Digunakan dengan Sepatutnya?

      8. Dalam Hukum, pembatasan apa yang Yehuwa tetapkan atas penggunaan darah?

      8 Yehuwa memberikan lebih banyak perincian tentang kehidupan dan darah ketika Ia memberi orang Israel kaidah Hukum. Sewaktu melakukan hal itu, Ia mengambil langkah lebih jauh dalam rangka mewujudkan maksud-tujuan-Nya. Saudara mungkin tahu bahwa dalam Hukum ada tuntutan untuk memberikan persembahan kepada Allah, seperti biji-bijian, minyak, dan anggur. (Imamat 2:1-4; 23:13; Bilangan 15:1-5) Ada juga tuntutan untuk mempersembahkan korban binatang. Tentang hal itu, Allah berfirman, ”Jiwa makhluk ada di dalam darahnya, dan aku sendiri telah menaruhnya di atas mezbah bagi kamu untuk mengadakan pendamaian bagi jiwa-jiwamu, sebab darah itulah yang mengadakan pendamaian dengan perantaraan jiwa yang ada di dalamnya. Itulah sebabnya aku berfirman kepada putra-putra Israel, ’Tidak satu jiwa pun dari antara kamu yang boleh makan darah.’” Yehuwa menambahkan bahwa jika seseorang, misalnya seorang pemburu atau petani, membunuh binatang untuk dimakan, ia harus meniriskan darah binatang itu, kemudian menutupinya dengan debu. Bumi adalah tumpuan kaki Allah, dan dengan mencurahkan darah ke bumi, seseorang mengakui bahwa kehidupan dikembalikan kepada sang Pemberi Kehidupan.—Imamat 17:11-13; Yesaya 66:1.

      9. Menurut Hukum, darah hanya boleh digunakan untuk satu hal apa dan untuk tujuan apa?

      9 Hukum itu bukan sekadar tata cara keagamaan tanpa makna bagi kita. Apakah Saudara memperhatikan alasan orang Israel tidak boleh makan darah? Allah mengatakan, ”Itulah sebabnya aku berfirman kepada putra-putra Israel, ’Tidak satu jiwa pun dari antara kamu yang boleh makan darah.’” Apa alasannya? ”Aku sendiri telah menaruh [darah] di atas mezbah bagi kamu untuk mengadakan pendamaian bagi jiwa-jiwamu.” Jadi, jelas bukan, bahwa ayat ini memberikan pemahaman tentang alasan Allah memberi tahu Nuh agar manusia tidak makan darah? Sang Penciptalah yang menetapkan bahwa darah memiliki makna yang luhur dan hanya boleh digunakan untuk satu hal khusus yang dapat menyelamatkan kehidupan banyak orang. Darah akan memainkan peranan yang sangat penting dalam menutup dosa (pendamaian). Jadi, di bawah Hukum, Allah mengizinkan darah digunakan untuk satu hal saja, yaitu di atas mezbah guna mengadakan pendamaian bagi kehidupan orang Israel, yang memohonkan pengampunan Yehuwa.

      10. Mengapa darah binatang tidak dapat menghasilkan pengampunan sepenuhnya, tetapi pengingat apa yang ada di balik korban-korban menurut Hukum?

      10 Konsep di atas tidak menyimpang dari Kekristenan. Sewaktu menunjuk kepada corak Hukum yang ditetapkan Allah ini, rasul Kristen Paulus menulis, ”Menurut Hukum, hampir segala sesuatu ditahirkan dengan darah, dan jika darah tidak dicurahkan tidak akan ada pengampunan.” (Ibrani 9:22) Paulus menegaskan bahwa korban-korban yang dituntut tidak menjadikan orang Israel manusia yang sempurna, tanpa dosa. Ia menulis, ”Melalui korban-korban ini, dari tahun ke tahun orang diingatkan kepada dosa, sebab tidak mungkin darah lembu jantan dan darah kambing menyingkirkan dosa.” (Ibrani 10:1-4) Meskipun demikian, korban-korban tersebut ada gunanya karena mengingatkan orang Israel bahwa mereka adalah manusia berdosa dan membutuhkan sesuatu yang lebih tinggi nilainya untuk memperoleh pengampunan yang menyeluruh. Tetapi, jika darah binatang tidak dapat sepenuhnya menutup dosa manusia, adakah darah yang dapat melakukan hal itu?

      Jalan Keluar yang Disediakan sang Pemberi Kehidupan

      11. Bagaimana kita tahu bahwa korban-korban berupa darah binatang mengarahkan perhatian kepada sesuatu?

      11 Hukum sebenarnya mengarahkan perhatian kepada sesuatu yang jauh lebih jitu dalam pelaksanaan kehendak Allah. Paulus bertanya, ”Kalau begitu, untuk apa Hukum itu?” Ia menjawab, ”Ini ditambahkan agar pelanggaran menjadi nyata, sampai tibanya benih itu, yang baginya janji itu dibuat; dan ini disampaikan melalui malaikat-malaikat melalui tangan seorang perantara [Musa].” (Galatia 3:19) Demikian pula, Paulus menulis, ”Dalam Hukum terdapat bayangan dari perkara-perkara baik yang akan datang, namun bukan hakikat dari perkara-perkara itu sendiri.”—Ibrani 10:1.

      12. Mengenai darah, bagaimana kita dapat memahami penyingkapan maksud-tujuan Allah?

      12 Sebagai ringkasan, ingatlah bahwa pada zaman Nuh, Allah mengizinkan manusia makan daging binatang untuk mempertahankan kehidupan, tetapi melarang mereka makan darah. Belakangan, Allah menyatakan bahwa ”jiwa makhluk ada di dalam darahnya”. Sesungguhnya, Ia memutuskan untuk menganggap darah sama dengan kehidupan dan berfirman, ”Aku sendiri telah menaruh [darah] di atas mezbah bagi kamu untuk mengadakan pendamaian bagi jiwa-jiwamu.” Tetapi, maksud-tujuan Allah akan disingkapkan lebih jauh dengan cara yang menakjubkan. Dalam Hukum terdapat gambaran di muka tentang perkara-perkara baik yang akan datang. Apakah itu?

      13. Mengapa kematian Yesus penting?

      13 Hakikat atau kenyataannya berpusat pada kematian Yesus Kristus. Saudara tentu tahu bahwa Yesus disiksa dan dipantek. Ia mati seperti seorang penjahat. Paulus menulis, ”Sementara kita masih lemah, Kristus mati bagi orang-orang yang tidak saleh pada waktu yang ditetapkan. . . . Allah merekomendasikan kasihnya sendiri kepada kita dalam hal, sementara kita masih berdosa, Kristus mati bagi kita.” (Roma 5:6, 8) Dengan mati bagi kita, Kristus menyediakan tebusan untuk menutup dosa kita. Tebusan merupakan ajaran yang paling penting dalam berita Kekristenan. (Matius 20:28; Yohanes 3:16; 1 Korintus 15:3; 1 Timotius 2:6) Apa hubungan tebusan dengan darah dan kehidupan, dan bagaimana kehidupan Saudara terkait?

      14, 15. (a) Bagaimana beberapa terjemahan hanya menitikberatkan kematian Yesus di Efesus 1:7? (b) Fakta apa tentang Efesus 1:7 yang bisa jadi terabaikan?

      14 Beberapa gereja menitikberatkan kematian Yesus; para penganutnya mengucapkan kata-kata seperti ”Yesus mati untuk saya”. Pertimbangkan bagaimana Efesus 1:7 dinyatakan dalam beberapa terjemahan Alkitab, ”Oleh kematian Kristus, kita dibebaskan oleh Allah, berarti ia sudah mengampuni kita dari dosa-dosa kita.” (Bahasa Indonesia Sehari-hari, 1985) ”Di dalam dia dan melalui kematiannya kita mendapat kelepasan, yaitu disingkirkannya pelanggaran-pelanggaran kita.” (The American Bible, karya Frank Scheil Ballentine, 1902) ”Di dalam dan melalui Kristus dan korban kehidupannya kita dimerdekakan, kemerdekaan yang berarti pengampunan dosa.” (The New Testament, karya William Barclay, 1969) ”Melalui kematian Kristus dosa-dosa kita diampuni dan kita dibebaskan.” (The Translator’s New Testament, 1973) Dalam terjemahan-terjemahan tersebut Saudara dapat melihat kematian Kristus dititikberatkan. ’Tetapi,’ mungkin ada yang mengatakan, ’kematian Yesus benar-benar penting. Jadi, apa yang kurang dalam terjemahan-terjemahan itu?’

      15 Memang, jika terjemahan-terjemahan itu saja yang tersedia, Saudara bisa jadi tidak melihat sesuatu yang sangat penting, dan hal ini dapat membuat Saudara tidak memahami sepenuhnya berita Alkitab. Terjemahan-terjemahan tersebut menyembunyikan fakta bahwa teks asli Efesus 1:7 memuat sebuah kata Yunani (haiʹma), yang berarti ”darah”. Karena itu, banyak Alkitab, seperti Terjemahan Dunia Baru, menerjemahkan teks aslinya dengan lebih akurat, ”Melalui dialah kita memperoleh kelepasan, yaitu melalui tebusan dengan darah pribadi itu, ya, pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita, sesuai dengan kekayaan dari kebaikan hatinya yang tidak selayaknya diperoleh.”

      16. Kata-kata ”darah pribadi itu” hendaknya membuat kita memikirkan apa?

      16 Kata-kata ”darah pribadi itu” memiliki makna yang sangat penting dan hendaknya membuat kita memikirkan banyak aspek yang berkaitan dengan darah. Lebih banyak yang dibutuhkan daripada sekadar kematian seseorang, bahkan kematian manusia sempurna Yesus. Ia menggenapi gambaran nubuat dalam Hukum, khususnya Hari Pendamaian. Pada hari istimewa itu, binatang-binatang yang telah ditetapkan dipersembahkan sebagai korban. Lalu, imam besar membawa sebagian dari darah binatang-binatang tersebut ke dalam Ruang Mahakudus di tabernakel atau bait, dan mempersembahkannya di sana ke hadapan Allah, seolah-olah ia berada langsung di hadapan-Nya.—Keluaran 25:22; Imamat 16:2-19.

      17. Bagaimana Yesus menggenapi gambaran nubuat yang terdapat pada Hari Pendamaian?

      17 Yesus menggenapi gambaran nubuat yang terdapat pada Hari Pendamaian, seperti yang dijelaskan oleh Paulus. Mula-mula, ia menyebutkan bahwa imam besar di Israel masuk ke dalam Ruang Mahakudus sekali setahun dengan darah yang dipersembahkan ”bagi dirinya dan bagi dosa bangsa itu yang dilakukan karena ketidaktahuan”. (Ibrani 9:6, 7) Sesuai dengan pola itu, setelah dibangkitkan sebagai roh, Yesus pergi ke surga. Sebagai roh, tanpa tubuh dari darah dan daging, ia dapat tampil di hadapan ”pribadi Allah bagi kita”. Apa yang ia persembahkan kepada Allah? Bukan sesuatu yang bersifat jasmani tetapi sesuatu yang sangat berarti. Paulus melanjutkan, ”Ketika Kristus datang sebagai imam besar . . . , ia masuk, bukan dengan darah kambing dan darah lembu jantan muda, tetapi dengan darahnya sendiri, sekali untuk selamanya ke dalam tempat kudus, dan memperoleh pembebasan abadi bagi kita. Karena jika darah kambing dan darah lembu jantan . . . dapat menyucikan tubuh mereka sehingga tahir, betapa terlebih lagi darah Kristus, yang melalui roh abadi mempersembahkan dirinya tanpa cacat kepada Allah, akan membersihkan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan mati sehingga kita dapat memberikan dinas suci kepada Allah yang hidup?” Ya, Yesus mempersembahkan kepada Allah nilai dari darah kehidupannya.—Ibrani 9:11-14, 24, 28; 10:11-14; 1 Petrus 3:18.

      18. Mengapa berbagai pernyataan Alkitab tentang darah penting bagi orang Kristen dewasa ini?

      18 Kebenaran ilahi ini memungkinkan kita memahami semua aspek yang menakjubkan dari apa yang Alkitab katakan tentang darah—alasan pandangan Allah tentang darah, bagaimana seharusnya pandangan kita tentang darah, dan alasan kita harus merespek pembatasan yang Allah tetapkan atas penggunaan darah. Sewaktu membaca Kitab-Kitab Yunani Kristen, Saudara akan mendapati bahwa ”darah Kristus” banyak sekali disebutkan. (Lihat kotak.) Hal ini jelas menunjukkan bahwa setiap orang Kristen harus menaruh iman ’kepada darah [Yesus]’. (Roma 3:25) Kita dapat memperoleh pengampunan dan menikmati perdamaian dengan Allah hanya ”melalui darah yang dia [Yesus] curahkan”. (Kolose 1:20) Hal ini pasti demikian sehubungan dengan orang-orang yang Yesus bawa ke dalam perjanjian istimewa untuk memerintah bersamanya di surga. (Lukas 22:20, 28-30; 1 Korintus 11:25; Ibrani 13:20) Hal itu juga demikian sehubungan dengan ”kumpulan besar” dewasa ini, yang akan selamat melewati ”kesengsaraan besar” yang akan datang dan menikmati kehidupan abadi di firdaus di bumi. Secara kiasan, mereka ’mencuci jubah mereka dalam darah Anak Domba’.—Penyingkapan (Wahyu) 7:9, 14.

      19, 20. (a) Mengapa Allah memutuskan untuk membatasi penggunaan darah, dan bagaimana seharusnya perasaan kita terhadap hal itu? (b) Kita hendaknya berminat untuk mengetahui apa?

      19 Jelaslah, darah memiliki arti istimewa di mata Allah, dan seharusnya juga demikian di mata kita. Sang Pencipta, yang peduli terhadap kehidupan, berhak membatasi apa yang dilakukan manusia terhadap darah. Karena sangat mempedulikan kehidupan kita, Ia memutuskan bahwa darah hanya boleh digunakan untuk satu hal yang sangat penting, yang menjadi satu-satunya sarana yang memungkinkan kehidupan abadi. Hal ini berkaitan dengan darah Yesus yang berharga. Alangkah bersyukurnya kita bahwa Allah Yehuwa bertindak demi kebaikan kita dengan menggunakan darah—darah Yesus—untuk menyelamatkan kehidupan! Dan, betapa bersyukur kita seharusnya kepada Yesus karena telah mencurahkan darahnya sebagai korban bagi kita! Sesungguhnya, kita dapat memahami perasaan yang dinyatakan oleh rasul Yohanes, ”Bagi dia yang mengasihi kita dan yang melepaskan kita dari dosa-dosa kita melalui darahnya—dan dia membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah dan Bapaknya—ya, bagi dialah kemuliaan dan keperkasaan untuk selamanya. Amin.”—Penyingkapan 1:5, 6.

      20 Allah dan Pemberi Kehidupan kita yang mahabijaksana sudah lama memikirkan peranan darah yang menyelamatkan kehidupan ini. Maka, kita bisa bertanya, ’Bagaimana seharusnya hal itu mempengaruhi keputusan dan tindakan kita?’ Artikel berikut akan membahas pertanyaan ini.

      Apa Jawaban Saudara?

      • Apa yang dapat kita pelajari tentang pandangan Allah terhadap darah dari kisah Habel dan Nuh?

      • Dalam Hukum, pembatasan apa yang Allah tetapkan atas penggunaan darah, dan mengapa?

      • Bagaimana Yesus menggenapi gambaran nubuat yang terdapat pada Hari Pendamaian?

      • Bagaimana darah Yesus dapat menyelamatkan kehidupan kita?

  • Ikutilah Petunjuk dari Allah yang Hidup
    Menara Pengawal—2004 | 15 Juni
    • Ikutilah Petunjuk dari Allah yang Hidup

      ’Berbaliklah kepada Allah yang hidup, yang menjadikan langit dan bumi dan laut dan segala yang ada di dalamnya.’​—KISAH 14:15.

      1, 2. Mengapa kita sepantasnya mengakui Yehuwa sebagai ”Allah yang hidup”?

      SETELAH rasul Paulus dan Barnabas menyembuhkan seorang pria, Paulus meyakinkan para pengamat di Listra, ”Kami juga adalah manusia yang memiliki kelemahan-kelemahan yang sama seperti kamu, dan kami menyatakan kabar baik kepadamu, agar kamu berbalik dari perkara-perkara yang sia-sia ini kepada Allah yang hidup, yang menjadikan langit dan bumi dan laut dan segala yang ada di dalamnya.”​—Kisah 14:15.

      2 Ya, Yehuwa memang bukan berhala yang mati, melainkan ”Allah yang hidup”! (Yeremia 10:10; 1 Tesalonika 1:​9, 10) Namun, Ia bukan hanya Allah yang hidup, melainkan juga Sumber kehidupan kita. ”Dialah yang memberikan kehidupan dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang.” (Kisah 17:25) Ia sangat menginginkan kita menikmati kehidupan, sekarang dan di masa depan. Paulus menambahkan bahwa Allah ”tidak membiarkan dirinya tanpa kesaksian dalam hal ia melakukan kebaikan, dengan memberi kamu hujan dari langit dan musim-musim dengan hasil yang limpah, dan memuaskan hatimu dengan makanan serta kegembiraan yang limpah”.​—Kisah 14:17.

      3. Mengapa kita dapat mempercayai petunjuk yang Allah sediakan?

      3 Minat Allah pada kehidupan kita memberi kita alasan untuk mempercayai petunjuk-Nya. (Mazmur 147:8; Matius 5:45) Sebagian orang bisa jadi menolak petunjuk Allah dalam Alkitab apabila mereka tidak memahaminya atau apabila petunjuk itu dirasakan membatasi. Namun, mempercayai petunjuk Yehuwa terbukti bijaksana. Contohnya: Sekalipun seorang Israel tidak memahami hukum yang melarang orang menyentuh mayat, ia menikmati manfaat dengan menaatinya. Pertama, ketaatannya akan semakin mendekatkan dia kepada Allah yang hidup; kedua, ia bisa terhindar dari penyakit.​—Imamat 5:2; 11:24.

      4, 5. (a) Sebelum era Kekristenan, petunjuk apa yang Yehuwa berikan tentang darah? (b) Bagaimana kita tahu bahwa petunjuk Allah tentang darah juga berlaku bagi orang Kristen?

      4 Demikian pula halnya dengan petunjuk Allah tentang darah. Ia memberi tahu Nuh bahwa manusia tidak boleh makan darah. Lalu, dalam Hukum Musa, Allah mengungkapkan bahwa darah hanya boleh digunakan untuk satu hal, yaitu di atas mezbah—untuk pengampunan dosa. Melalui petunjuk itu, Allah membubuh dasar untuk penggunaan darah yang paling luhur—penyelamatan kehidupan melalui tebusan Yesus. (Ibrani 9:​14) Ya, petunjuk Allah memperlihatkan bahwa Ia peduli terhadap kehidupan dan kesejahteraan kita. Ketika mengulas Kejadian 9:​4, pakar Alkitab abad ke-19, Adam Clarke, menulis, ”Perintah [kepada Nuh] ini masih ditaati dengan cermat oleh orang-orang Kristen Ortodoks Timur . . . Di bawah hukum darah tidak dimakan, karena hukum mengarahkan perhatian kepada darah yang akan dicurahkan bagi dosa dunia; dan di bawah Injil darah tidak boleh dimakan, karena darah harus selalu dianggap melambangkan darah yang telah dicurahkan untuk menghapus dosa.”

      5 Pakar ini mungkin memaksudkan injil dasar, atau kabar baik dasar, yang berpusat pada Yesus. Hal itu mencakup tindakan Allah mengutus Putra-Nya untuk mati bagi kita, untuk mencurahkan darahnya agar kita dapat memperoleh kehidupan abadi. (Matius 20:28; Yohanes 3:16; Roma 5:8, 9) Dalam ulasan itu tercakup juga perintah yang diberikan di kemudian hari agar para pengikut Kristus menjauhkan diri dari darah.

      6. Petunjuk apa tentang darah diberikan kepada orang Kristen, dan mengapa?

      6 Saudara tentu tahu bahwa Allah memberi orang Israel ratusan peraturan. Setelah Yesus mati, murid-muridnya tidak diwajibkan untuk menjalankan semua hukum tersebut. (Roma 7:4, 6; Kolose 2:13, 14, 17; Ibrani 8:6, 13) Tetapi, setelah suatu waktu, timbul pertanyaan tentang satu kewajiban utama​—sunat bagi kaum pria. Apakah orang-orang non-Yahudi yang ingin mendapat manfaat dari darah Kristus harus disunat, yang menunjukkan bahwa mereka masih berada di bawah Hukum? Pada tahun 49 M, badan pimpinan Kristen membahas masalah itu. (Kisah, pasal 15) Dengan bantuan roh Allah, para rasul dan tua-tua menyimpulkan bahwa kewajiban untuk disunat telah berakhir bersamaan dengan berakhirnya Hukum. Namun, ada tuntutan-tuntutan tertentu dari Allah yang tetap berlaku bagi orang Kristen. Dalam sepucuk surat kepada sidang-sidang, badan pimpinan menulis, ”Roh kudus dan kami sendiri telah berkenan untuk tidak menambahkan lebih banyak beban kepadamu, kecuali hal-hal yang perlu ini: agar kamu tetap menjauhkan diri dari hal-hal yang dikorbankan kepada berhala, dari darah, dari binatang yang mati dicekik, dan dari percabulan. Jika kamu dengan cermat menjauhkan diri dari hal-hal ini, kamu akan sejahtera.”​—Kisah 15:28, 29.

      7. Bagi orang Kristen, seberapa pentingkah perintah untuk ’menjauhkan diri dari darah’?

      7 Jelaslah, badan pimpinan menganggap tindakan ’menjauhkan diri dari darah’ sama pentingnya secara moral dengan tindakan menjauhkan diri dari amoralitas seks atau penyembahan berhala. Hal itu membuktikan bahwa larangan tentang darah adalah hal yang serius. Orang Kristen yang melakukan penyembahan berhala atau amoralitas seks dan tidak bertobat tidak dapat ”mewarisi kerajaan Allah”; ”bagian mereka kelak ialah . . . kematian yang kedua”. (1 Korintus 6:9, 10; Penyingkapan 21:8; 22:15) Perhatikan kontrasnya: Mengabaikan petunjuk Allah tentang kesucian darah-kehidupan dapat mengakibatkan kematian abadi. Merespek korban Yesus dapat menghasilkan kehidupan abadi.

      8. Apa yang menunjukkan bahwa orang Kristen masa awal menganggap serius petunjuk Allah tentang darah?

      8 Bagaimana orang Kristen masa awal memahami dan menaati petunjuk Allah tentang darah? Ingatlah ulasan Clarke, ”Di bawah Injil darah tidak boleh dimakan, karena darah harus selalu dianggap melambangkan darah yang telah dicurahkan untuk menghapus dosa.” Sejarah meneguhkan bahwa orang Kristen masa awal menganggap serius masalah itu. Tertulian menulis, ”Pertimbangkan mereka yang dengan rakus, pada suatu pertunjukan di arena, meminum darah segar dari penjahat-penjahat yang keji . . . dan membawanya untuk menyembuhkan penyakit ayan mereka.” Bertentangan dengan orang kafir yang makan darah, Tertulian mengatakan bahwa orang Kristen ”bahkan tidak makan darah binatang, . . . Dalam pengadilan terhadap umat Kristen, kalian menawarkan kepada mereka sosis yang diisi dengan darah. Tentu kalian sudah tahu bahwa [hal itu] terlarang bagi mereka”. Ya, di bawah ancaman kematian pun, orang Kristen tidak akan makan darah. Petunjuk Allah demikian penting bagi mereka.

      9. Selain tidak makan darah segar, apa lagi yang tercakup dalam menjauhkan diri dari darah?

      9 Ada yang mungkin berpikir bahwa badan pimpinan hanya memaksudkan agar orang Kristen tidak makan atau minum darah segar atau tidak makan daging yang darahnya tidak tercurah atau makanan yang dicampur dengan darah. Memang, itu adalah makna pertama dari perintah Allah kepada Nuh. Dan, ketetapan para rasul memang memberi tahu orang Kristen agar ’menjauhkan diri dari binatang yang mati dicekik’, daging yang masih ada darahnya. (Kejadian 9:3, 4; Kisah 21:25) Akan tetapi, orang Kristen masa awal tahu bahwa yang terkait bukan hanya itu. Kadang-kadang darah dimakan untuk alasan pengobatan. Menurut Tertulian, dalam upaya untuk mengobati penyakit ayan, ada orang-orang kafir yang minum darah segar. Dan, darah mungkin digunakan dengan cara lain untuk mengobati penyakit atau konon untuk meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, bagi orang Kristen, menjauhi darah mencakup tidak memakannya untuk alasan ’pengobatan’. Mereka memegang teguh pendirian tersebut sekalipun kehidupan mereka dipertaruhkan.

      Penggunaan Darah untuk Pengobatan

      10. Dengan cara apa saja darah digunakan dalam pengobatan, dan hal ini menimbulkan pertanyaan apa?

      10 Dewasa ini, darah sudah umum digunakan untuk pengobatan. Pada awalnya yang ditransfusikan adalah darah utuh​—yang diambil dari seorang donor, disimpan, dan diberikan kepada pasien, mungkin seorang korban perang. Seraya waktu berlalu, para peneliti tahu caranya memisahkan darah menjadi komponen-komponen utama. Dengan mentransfusikan komponen darah, para dokter dapat membagikan darah donor kepada lebih banyak pasien, mungkin plasmanya diberikan kepada orang yang cedera dan sel-sel darah merahnya kepada orang lain. Riset yang terus dilakukan menunjukkan bahwa suatu komponen, seperti plasma darah, dapat diproses untuk mendapatkan banyak sekali fraksi darah, yang dapat diberikan kepada lebih banyak pasien lagi. Upaya semacam ini terus berlanjut, dan penggunaan fraksi darah untuk hal-hal lain lagi terus dilaporkan. Bagaimana seharusnya tanggapan seorang Kristen terhadap hal ini? Ia telah bertekad bulat untuk tidak sekali-sekali menerima transfusi darah, tetapi dokternya mendesaknya untuk menerima salah satu komponen utama, mungkin sel-sel darah merah padat. Atau terapinya mungkin hanya menggunakan satu fraksi kecil yang diambil dari suatu komponen. Bagaimana seorang hamba Allah dapat memutuskan masalah tersebut, mengingat bahwa darah itu suci dan bahwa darah Kristus-lah yang sepenuhnya menyelamatkan kehidupan?

      11. Sehubungan dengan darah, apa pendirian Saksi-Saksi sejak dahulu yang akurat secara medis?

      11 Bertahun-tahun yang lalu, Saksi-Saksi Yehuwa telah menegaskan pendirian mereka. Misalnya, mereka menulis sebuah artikel yang diterbitkan dalam The Journal of the American Medical Association (27 November 1981; dicetak ulang dalam brosur Bagaimana Darah Dapat Menyelamatkan Kehidupan Anda? halaman 27-9).a Artikel itu memuat kutipan dari Kejadian, Imamat, dan Kisah. Bunyinya, ”Walaupun ayat-ayat ini tidak dinyatakan dengan istilah-istilah medis, Saksi-Saksi memandangnya sebagai larangan untuk transfusi darah utuh, sel-sel darah merah yang dibekukan, dan plasma, maupun penggunaan sel-sel darah putih dan trombosit.” Buku pelajaran medis Emergency Care (Penanganan Darurat) tahun 2001, di bawah judul ”Composition of the Blood” (”Komposisi Darah”), menyatakan, ”Darah terdiri dari beberapa komponen: plasma, sel darah merah serta sel darah putih, dan keping-keping darah.” Jadi, selaras dengan fakta-fakta medis, Saksi-Saksi menolak transfusi darah utuh atau transfusi salah satu dari keempat komponen utamanya.

      12. (a) Pendirian apa yang telah dikemukakan tentang fraksi-fraksi yang diambil dari komponen-komponen utama darah? (b) Di mana kita bisa mendapatkan informasi tambahan tentang hal ini?

      12 Artikel medis itu selanjutnya menyatakan, ”Paham agama Saksi-Saksi tidak secara mutlak melarang penggunaan [fraksi-fraksi] seperti albumin, imun globulin, dan preparat untuk menangani penderita hemofilia; masing-masing Saksi harus memutuskan secara pribadi apakah ia dapat menerima itu.” Sejak 1981, banyak fraksi (unsur-unsur pecahan yang diambil dari salah satu dari keempat komponen utama) telah dipisahkan untuk digunakan dalam pengobatan. Maka, Menara Pengawal terbitan 15 Juni 2000 memberikan informasi yang berguna tentang pokok ini dalam artikel ”Pertanyaan Pembaca”. Demi manfaat jutaan pembaca saat ini, jawabannya dicetak ulang pada halaman 29-​31 dari majalah ini. Artikel itu memuat perincian dan argumentasi yang logis, namun Saudara akan melihat bahwa isinya selaras dengan gagasan mendasar yang dikemukakan pada tahun 1981.

      Peranan Hati Nurani Saudara

      13, 14. (a) Apakah hati nurani itu, dan bagaimana hati nurani memainkan peranan sehubungan dengan darah? (b) Petunjuk apa yang Allah berikan kepada Israel tentang makan daging, tetapi pertanyaan apa saja yang mungkin timbul?

      13 Informasi tersebut menonjolkan peranan hati nurani. Mengapa? Orang Kristen setuju bahwa mereka harus mengikuti petunjuk Allah, tetapi dalam bidang-bidang tertentu, mereka sendiri harus membuat keputusan, dan dalam hal inilah hati nurani memainkan peranan. Hati nurani adalah kemampuan bawaan untuk menimbang dan memutuskan masalah, yang sering kali menyangkut persoalan moral. (Roma 2:14, 15) Tetapi, Saudara tentu tahu bahwa hati nurani setiap orang tidak sama.b Alkitab menyebutkan bahwa ada orang yang ’hati nuraninya lemah’, yang menyiratkan bahwa ada orang yang hati nuraninya kuat. (1 Korintus 8:12) Tingkat kemajuan setiap orang Kristen tidak sama dalam mempelajari kehendak Allah, dan dalam memahami serta menerapkan cara berpikir Allah sewaktu mengambil keputusan. Sebagai gambaran, perhatikan situasi seorang Yahudi dalam memutuskan soal makan daging.

      14 Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa orang yang menaati Allah tidak akan makan daging yang darahnya tidak tercurah. Petunjuk itu sedemikian pentingnya sehingga bahkan dalam keadaan darurat apabila prajurit-prajurit Israel makan daging yang darahnya tidak tercurah, mereka dinyatakan telah melakukan kesalahan, atau dosa, yang serius. (Ulangan 12:15, 16; 1 Samuel 14:31-35) Namun, bisa saja timbul pertanyaan. Apabila seorang Israel membunuh seekor domba, seberapa cepat ia harus meniriskan darahnya? Apakah ia harus menggorok binatang itu? Apakah domba itu harus digantung terbalik? Untuk berapa lama? Bagaimana ia akan meniriskan darah seekor sapi yang besar? Bahkan setelah ditiriskan, masih ada sedikit darah dalam daging itu. Apakah ia boleh makan daging seperti itu? Siapa yang akan memutuskan hal itu?

      15. Bagaimana tanggapan beberapa orang Yahudi sehubungan dengan makan daging, tetapi apa yang Allah perintahkan?

      15 Bayangkan jika masalah itu dihadapi oleh seorang Yahudi yang saleh. Ia bisa saja berpikir bahwa yang paling aman adalah tidak makan daging yang dijual di pasar daging, sebagaimana seorang Yahudi lain tidak mau makan daging yang kemungkinan besar telah dipersembahkan kepada berhala. Orang Yahudi yang lain lagi barangkali akan makan daging hanya setelah mengikuti tata cara tertentu untuk mengeluarkan darahnya.c (Matius 23:23, 24) Bagaimana pendapat Saudara terhadap reaksi yang berbeda-beda itu? Selain itu, karena Allah tidak menuntut berbagai tindakan seperti di atas, apakah sebaiknya orang Yahudi mengirimkan segudang pertanyaan kepada sekelompok rabi untuk mendapatkan jawaban atas setiap pertanyaan? Meskipun kebiasaan itu berkembang dalam Yudaisme, kita dapat merasa lega bahwa Yehuwa tidak memerintahkan para penyembah yang sejati untuk bertanya ke sana ke mari guna mendapatkan jawaban tentang darah dengan cara demikian. Allah memberikan petunjuk dasar tentang cara menyembelih binatang yang tidak haram dan cara mencurahkan darahnya, tetapi Ia tidak menetapkan perincian tambahan.​—Yohanes 8:32.

      16. Mengapa orang Kristen memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang menerima suntikan fraksi kecil dari suatu komponen darah?

      16 Seperti disebutkan di paragraf 11 dan 12, Saksi-Saksi Yehuwa menolak transfusi darah utuh atau transfusi keempat komponen utamanya​—plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Bagaimana dengan fraksi-fraksi kecil yang diambil dari suatu komponen utama, seperti serum yang berisi antibodi untuk memerangi penyakit atau untuk menangkal bisa ular? (Lihat halaman 30, paragraf 4.) Ada orang yang menyimpulkan bahwa fraksi-fraksi yang sangat kecil itu sebenarnya bukan lagi darah dan karena itu tidak tercakup dalam perintah ’untuk menjauhkan diri dari darah’. (Kisah 15:29; 21:25; halaman 31, paragraf 1) Dalam hal itu, dia sendirilah yang harus bertanggung jawab atas keputusannya. Orang lain digerakkan oleh hati nuraninya untuk menolak segala sesuatu yang berasal dari darah (binatang atau manusia), bahkan suatu fraksi yang sangat kecil dari hanya satu komponen utama.d Orang lain lagi mungkin mau menerima suntikan protein plasma untuk memerangi penyakit atau untuk menangkal bisa ular namun mereka mungkin menolak fraksi-fraksi kecil lainnya. Selain itu, beberapa produk yang berasal dari salah satu dari keempat komponen utama itu bisa jadi begitu mirip dengan fungsi seluruh komponen itu dan begitu besar peranannya dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupan sehingga kebanyakan orang Kristen tidak mau menerimanya.

      17. (a) Bagaimana hati nurani kita dapat membantu sewaktu kita harus memutuskan masalah fraksi darah? (b) Mengapa keputusan tentang hal ini adalah persoalan yang sangat serius?

      17 Apa yang Alkitab katakan tentang hati nurani dapat membantu sewaktu kita membuat keputusan demikian. Langkah pertama ialah mempelajari apa yang Firman Allah katakan dan berupaya keras membentuk hati nurani Saudara sesuai dengannya. Hal itu akan memperlengkapi Saudara untuk membuat keputusan yang selaras dengan petunjuk Allah sebaliknya dari meminta orang lain membuat keputusan bagi Saudara. (Mazmur 25:4, 5) Sehubungan dengan menerima fraksi darah, ada yang berpikir, ’Ini masalah hati nurani, jadi ini tidak penting.’ Hal itu merupakan penalaran yang salah. Fakta bahwa sesuatu merupakan masalah hati nurani tidak berarti hal itu masalah sepele. Dampak keputusan kita bisa sangat serius. Satu alasan ialah bahwa hal itu dapat mempengaruhi orang-orang yang hati nuraninya tidak sama dengan hati nurani kita. Kita memahami hal itu dari nasihat Paulus tentang daging yang mungkin telah dipersembahkan kepada berhala dan belakangan dijual di pasar. Seorang Kristen harus memikirkannya baik-baik agar ia tidak ’melukai hati nurani yang lemah’. Jika ia membuat orang lain tersandung, ia dapat ’menjatuhkan saudaranya yang demi kepentingannya Kristus mati’, dan ia berdosa terhadap Kristus. Maka, sekalipun keputusan tentang fraksi darah yang sangat kecil itu bersifat pribadi, itu adalah keputusan yang sangat serius.​—1 Korintus 8:8, 11-13; 10:25-31.

      18. Agar hati nuraninya tidak menjadi tumpul, apa yang dapat dilakukan seorang Kristen sewaktu membuat keputusan tentang darah?

      18 Ada lagi aspek lain yang perlu dipertimbangkan yang menandaskan betapa seriusnya keputusan sehubungan dengan darah. Ini adalah dampak dari keputusan itu atas diri Saudara sendiri. Jika keputusan Saudara untuk menerima suatu fraksi kecil darah akan mengganggu hati nurani Saudara yang telah dilatih Alkitab, jangan abaikan hati nurani Saudara. Selain itu, jangan bungkam suara hati nurani Saudara hanya karena seseorang memberi tahu Saudara, ”Tidak apa-apa, toh banyak orang sudah menerimanya.” Ingatlah, jutaan orang dewasa ini mengabaikan hati nurani mereka. Akibatnya, hati nurani mereka menjadi tumpul, sehingga mengizinkan mereka untuk berdusta atau melakukan hal-hal salah lainnya tanpa merasa menyesal. Orang Kristen pasti ingin menghindari sikap tersebut.​—2 Samuel 24:10; 1 Timotius 4:1, 2.

      19. Sewaktu memutuskan masalah medis yang berkaitan dengan darah, hal utama apa yang hendaknya kita pikirkan?

      19 Di bagian akhir, jawaban yang dicetak ulang pada halaman 29-31 mengatakan, ”Apakah fakta bahwa pendapat dan keputusan berdasarkan hati nurani yang mungkin berbeda ini berarti permasalahannya tidak penting? Tidak. Ini adalah masalah serius.” Hal ini memang sangat serius karena menyangkut hubungan Saudara dengan ”Allah yang hidup”. Itulah satu-satunya hubungan yang dapat menghasilkan kehidupan abadi, didasarkan atas kuasa darah Yesus yang dicurahkan untuk menyelamatkan Saudara. Pupuklah penghargaan Saudara yang dalam terhadap darah, mengingat apa yang sedang Allah laksanakan melalui darah​—menyelamatkan kehidupan. Paulus dengan tepat menulis, ”Kamu tidak mempunyai harapan, tanpa Allah dalam dunia ini. Namun kamu yang dahulu pernah jauh, sekarang berada dalam persatuan dengan Kristus Yesus, dan telah menjadi dekat oleh darah Kristus.”​—Efesus 2:12, 13.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan