PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ijwyp artikel 108
  • Terkenal di Media Sosial—Apa Itu Memang Penting?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Terkenal di Media Sosial—Apa Itu Memang Penting?
  • Pertanyaan Anak Muda
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa saja bahayanya?
  • ”Kelihatannya populer”
  • Seberapa penting jumlah follower dan like?
  • Bagaimana dengan Persahabatan di Internet?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Apakah Salah Menjadi Populer?
    Sedarlah!—2012
  • Mengajar Anak Remaja Cara Aman Berinternet
    Sedarlah!—2014
  • Apa yang Sebaiknya Aku Ketahui tentang Jejaring Sosial?​—Bagian 2
    Sedarlah!—2011
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Anak Muda
ijwyp artikel 108
Seorang gadis sedang melihat HP-nya sambil tersenyum. Dia mendapat 85 ’like’ di media sosialnya.

PERTANYAAN ANAK MUDA

Terkenal di Media Sosial—Apa Itu Memang Penting?

Seorang remaja bernama Elaine bilang, ”Teman-teman sekolahku punya ratusan follower. Aku pikir, ’Wah, mereka terkenal ya!’ Aku jadi sedikit iri sama mereka.”

Apa kamu pernah merasa begitu? Kalau pernah, artikel ini bisa membantumu untuk tidak terlalu khawatir soal apakah kamu terkenal di media sosial atau tidak.

  • Apa saja bahayanya?

  • ”Kelihatannya populer”

  • Seberapa penting jumlah follower dan like?

  • Jangan ”merendah untuk meroket”

Apa saja bahayanya?

Alkitab mengatakan bahwa ”lebih bagus memilih nama baik daripada harta yang berlimpah”. (Amsal 22:1) Jadi, tidak salah kalau kamu mau punya reputasi yang baik atau bahkan disukai oleh banyak orang.

Tapi bisa jadi, karena kamu sangat ingin disukai orang-orang, kamu jadi merasa bahwa kamu tidak bisa bahagia kalau kamu tidak terkenal. Ini bisa berbahaya buat kamu. Onya, yang berumur 16 tahun, bilang:

”Ada saja orang-orang yang melakukan hal berbahaya hanya supaya terkenal. Misalnya, di sekolahku, aku pernah lihat orang lompat dari lantai dua.”

Supaya bisa terkenal, ada yang bahkan merekam diri mereka melakukan hal berbahaya dan konyol lalu mem-posting hal-hal itu di Internet. Contohnya, beberapa remaja meng-upload video yang memperlihatkan mereka sedang makan detergen, yang mengandung zat-zat beracun.

Kata Alkitab: ”Janganlah melakukan sesuatu . . . untuk menyombongkan diri.”​—Filipi 2:3, Bahasa Indonesia Masa Kini.

Pikirkan:

  • Menurut kamu, seberapa penting menjadi terkenal di media sosial?

  • Apa kamu mau mengorbankan kesehatan atau nyawamu supaya bisa diperhatikan dan disukai teman-temanmu?

    Kata teman-temanmu

    Leianna.

    ”Keinginan untuk disukai banyak orang ada bahayanya. Keinginan ini bisa buat orang jadi nekat. Mereka pikir cara bicara, gaya pakaian, atau tindakan tertentu bisa buat mereka terkenal di media sosial. Kamu akan menyesal kalau kamu melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pendirianmu hanya supaya bisa disukai banyak orang.”​—Leianna.

”Kelihatannya populer”

Orang-orang yang mau jadi terkenal tidak selalu melakukan hal-hal yang berbahaya. Erica, yang berumur 22 tahun, bilang:

”Orang-orang suka posting foto-foto menarik dari kehidupan mereka, seolah-olah mereka punya banyak sahabat yang sering diajak jalan. Jadi, mereka kelihatannya populer.”

Ada juga orang-orang yang berbohong supaya kelihatan populer. Cara, yang berumur 15 tahun, bilang:

”Ada orang yang foto diri mereka seolah-olah lagi ada di pesta, tapi sebenarnya mereka ada di rumah.”

Matthew, yang berumur 22 tahun, pernah melakukan hal yang mirip seperti itu. Dia bercerita:

”Aku pernah posting foto, terus aku kasih keterangan lokasinya di Gunung Everest. Padahal, ke Asia pun aku belum pernah!”

Kata Alkitab: ”Kami ingin berlaku jujur dalam segala hal.”​—Ibrani 13:18.

Pikirkan:

  • Apa kamu pernah berbohong di media sosial supaya bisa dapat lebih banyak like dan follower?

  • Apakah foto dan komentar yang kamu posting menunjukkan seperti apa dirimu dan pendirianmu yang sebenarnya?

    Kata teman-temanmu

    Hannah.

    ”Beberapa orang rela lakukan apa saja supaya dapat banyak like. Tapi, kamu mau dikenal sebagai orang yang seperti apa? Orang yang pakaian dan cara bicaranya enggak sopan atau orang yang punya sifat-sifat baik? Orang yang suka pamer atau orang yang peduli sama orang lain? Kita pasti senang kalau disukai banyak orang. Tapi, pastikan kita disukai karena hal baik yang kita lakukan.”​—Hannah.

Seberapa penting jumlah follower dan like?

Banyak orang yang mau terkenal di media sosial berupaya keras untuk mendapatkan banyak follower dan like. Matthew, yang disebutkan sebelumnya, juga sempat melakukan itu. Dia bilang:

”Aku suka tanya orang-orang, ’Kamu punya berapa banyak follower?’ atau ’Berapa jumlah like paling banyak yang pernah kamu dapat?’ Supaya followerku tambah banyak, aku follow orang-orang yang enggak aku kenal. Aku harap mereka juga follow aku. Media sosial buat aku makin lama makin ingin terkenal.”

Gambar: 1. Seorang gadis tersenyum saat melihat jumlah ’like’ di media sosialnya. 2. Gadis itu sedang memakan cokelat sambil memegang mangkuk yang berisi banyak permen dan cokelat. 3. Gadis itu memegang perutnya dan terlihat tidak senang.

Jadi terkenal di media sosial itu sama seperti makan camilan yang tidak sehat. Itu membuatmu senang untuk sesaat, tapi tidak membuatmu benar-benar puas

Ada juga orang-orang yang menilai diri mereka dari jumlah like dan follower yang mereka dapatkan. Maria, yang berumur 25 tahun, bilang:

”Kalau ada perempuan yang posting foto dirinya dan yang kasih like cuma sedikit, dia merasa dirinya jelek. Banyak orang juga punya cara berpikir seperti itu, padahal itu enggak benar. Sebenarnya yang mereka lakukan itu sama seperti membully diri sendiri.”

Kata Alkitab: ”Janganlah kita merasa diri penting, bersaing, atau iri hati satu sama lain.”​—Galatia 5:26.

Pikirkan:

  • Setelah pakai media sosial, apa kamu jadi suka membandingkan dirimu dengan orang lain?

  • Mana yang lebih penting: upayamu untuk dapat follower atau untuk dapat teman sejati yang peduli sama kamu?

    Kata teman-temanmu

    Joshua.

    ”Supaya bisa terkenal di media sosial, kita harus ikuti keinginan banyak orang. Itu artinya kita perlu jadi seperti orang lain. Akibatnya, kita jadi terlalu memikirkan pandangan orang lain tentang diri kita dan caranya kita bisa menyenangkan mereka. Memang, wajar saja kalau kita mau disukai banyak orang. Tapi, itu bisa berbahaya kalau kita terlalu fokus untuk menjadi terkenal.”​—Joshua.

Jangan ”merendah untuk meroket”

Ada orang yang pura-pura mengeluh tapi sebenarnya menyombongkan diri. Apa kamu pernah ketemu orang seperti itu?

  • ”Teman-temanku suka numpang di mobilku gara-gara aku punya mobil baru!”

  • ”Aku capek dengar orang puji aku terus gara-gara aku kurusan!”

Orang seperti itu kelihatannya merendah, padahal dia sebenarnya menyombongkan diri.

Bahayanya: Kalau kita ”merendah untuk meroket”, orang-orang sebenarnya tahu bahwa kita tidak benar-benar merendah. Dan, orang seperti itu lebih tidak disukai daripada orang yang terang-terangan menyombongkan diri.

Jadi, kalau kamu mau mem-posting foto atau komentar di media sosial, jangan sampai kamu ”merendah untuk meroket”. Ikutilah nasihat Alkitab ini: ”Biar orang lain yang memujimu, bukan mulutmu sendiri.”​—Amsal 27:2.

Kesimpulan: Bagaimana supaya kamu tidak tergoda untuk jadi terkenal di media sosial?

  • Pastikan apa yang kamu posting menunjukkan seperti apa dirimu dan pendirianmu yang sebenarnya.

  • Jangan berbohong di media sosial.

  • Miliki pandangan yang benar soal follower dan like.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan