Janji Yefta

Sekali lagi, orang Israel mula menyembah tuhan-tuhan palsu. Tetapi tuhan-tuhan itu tidak dapat membantu mereka apabila mereka diserang oleh orang Ammon. Akibatnya, mereka menderita selama bertahun-tahun. Akhirnya, mereka merayu kepada Yehuwa, “Kami sudah berdosa. Selamatkanlah kami daripada musuh kami.” Kemudian orang Israel memusnahkan patung-patung mereka lalu menyembah Yehuwa semula. Yehuwa tidak sanggup melihat mereka terus menderita.

Jadi, Yehuwa memilih Yefta untuk mengetuai angkatan tentera Israel dan berperang dengan orang Ammon. Yefta berkata kepada Yehuwa, “Jika Engkau membantu kami untuk menang, saya berjanji untuk memberi Engkau orang pertama yang keluar dari rumah untuk menyambut saya.” Yehuwa mendengar doa Yefta dan membantunya untuk menang dalam peperangan itu.

Apabila Yefta pulang ke rumahnya, orang pertama yang menyambutnya ialah anak tunggalnya. Dia menari-nari sambil bermain tamborin. Apakah yang dilakukan oleh Yefta? Dia ingat akan janjinya lalu berkata, “Aduhai anakku! Hancurlah hatiku! Ayah telah berjanji kepada Yehuwa. Jadi ayah perlu menepatinya dan menghantar kamu ke khemah suci di Silo.” Kemudian anak perempuannya berkata, “Jika ayah telah berjanji kepada Yehuwa, ayah harus tepatinya. Tetapi, berilah saya masa dua bulan supaya saya dapat pergi ke kawasan pergunungan bersama dengan kawan-kawan perempuan saya. Selepas itu, saya akan pergi ke Silo.” Anak perempuan Yefta berkhidmat dengan setia di khemah suci Yehuwa sepanjang hidupnya. Setiap tahun, sahabat-sahabatnya melawatnya di Silo.