Juli
Selasa, 1 Juli
Dia berkeliling di negeri itu sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua yang dikuasai Iblis.—Kis. 10:38.
Yesus meniru Bapaknya dengan sempurna. Kita bisa belajar tentang cara berpikir dan perasaan Bapaknya dari semua yang Yesus katakan dan lakukan, termasuk semua mukjizatnya. (Yoh. 14:9) Apa yang bisa kita pelajari dari mukjizat Yesus? Yesus dan Bapaknya sangat mengasihi kita. Karena mengasihi orang-orang, Yesus melakukan mukjizat untuk meringankan penderitaan mereka. Suatu kali, dua orang buta memohon agar Yesus menyembuhkan mereka. (Mat. 20:30-34) Yesus pun ”tergerak oleh rasa kasihan” dan menyembuhkan mereka. Di ayat itu, kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”tergerak oleh rasa kasihan” menunjukkan bahwa Yesus merasakan kepedihan yang mendalam sewaktu melihat mereka menderita. Yesus merasa seperti itu karena dia mengasihi mereka. Perasaan itu juga membuat dia tergerak untuk memberi makan orang yang lapar dan menyembuhkan orang kusta. (Mat. 15:32; Mrk. 1:41) Ya, kita bisa yakin bahwa Yehuwa, Allah kita yang beriba hati, dan Putra-Nya sangat mengasihi kita dan bisa merasakan penderitaan kita. (Luk. 1:78; 1 Ptr. 5:7) Mereka pasti sudah tidak sabar menyingkirkan semua masalah di dunia ini. w23.04 3 ¶4-5
Rabu, 2 Juli
Kalian yang mengasihi Yehuwa, bencilah apa yang buruk. Dia menjaga kehidupan hamba-hamba-Nya yang setia; Dia menyelamatkan mereka dari tangan orang jahat.—Mz. 97:10.
Di dunia Setan, ada banyak pandangan yang bertentangan dengan Alkitab. Supaya kita tidak terpengaruh, kita tidak akan membaca dan mendengarkan hal-hal itu. Sebaliknya, kita mau membaca dan mempelajari Alkitab supaya cara berpikir kita sesuai dengan kehendak Allah. Kita juga bisa melindungi pikiran kita dengan rutin berhimpun dan berdinas. Kalau kita melakukan hal-hal itu, Yehuwa berjanji bahwa Dia tidak akan membiarkan kita mendapat godaan yang terlalu berat bagi kita. (1 Kor. 10:12, 13) Kita semua perlu terus berdoa kepada Yehuwa supaya kita bisa tetap setia selama hari-hari terakhir yang sulit ini. Yehuwa ingin kita ’mencurahkan isi hati kita kepada-Nya’. (Mz. 62:8) Pujilah Yehuwa, dan bersyukurlah atas semua yang Dia lakukan. Mintalah bantuan-Nya supaya Saudara bisa mengabar dengan berani. Dan, mintalah Dia membantu Saudara menghadapi masalah dan menolak godaan. Jangan biarkan apa pun atau siapa pun membuat Saudara tidak lagi berdoa kepada Yehuwa dengan rutin. w23.05 7 ¶17-18
Kamis, 3 Juli
Mari kita saling peduli [dan] saling menguatkan.—Ibr. 10:24, 25.
Mengapa kita menghadiri perhimpunan? Alasan utamanya adalah karena kita ingin memuji Yehuwa. (Mz. 26:12; 111:1) Kita juga berhimpun supaya kita bisa saling menguatkan di masa yang sulit ini. (1 Tes. 5:11) Kita bisa melakukan kedua hal itu sewaktu kita mengangkat tangan dan memberikan komentar. Tapi, ada beberapa kesulitan yang mungkin kita hadapi. Kita mungkin merasa takut untuk memberikan komentar. Atau, kita mungkin sangat ingin memberikan komentar, tapi kita tidak ditunjuk sesering yang kita inginkan. Apa yang bisa membantu kita? Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus berfokus untuk ”saling menguatkan”. Ingatlah, saudara-saudari akan merasa dikuatkan kalau kita mengungkapkan iman kita melalui komentar, meskipun komentar kita sederhana. Kalau kita mengingat hal itu, kita tidak akan terlalu takut untuk memberikan komentar. Dan, kalaupun kita tidak sering ditunjuk, kita tetap senang karena orang-orang lain di sidang mendapat kesempatan untuk berkomentar.—1 Ptr. 3:8. w23.04 20 ¶1-3
Jumat, 4 Juli
Pergi ke Yerusalem, . . . dan [bangun] kembali rumah Yehuwa.—Ezr. 1:3.
Raja sudah membuat pengumuman! Orang-orang Yahudi, yang sudah menjadi tawanan di Babilon selama kira-kira 70 tahun, bisa kembali ke negeri asal mereka, Israel. (Ezr. 1:2-4) Hanya Yehuwa yang bisa membuat ini terjadi, karena Babilon biasanya tidak pernah membebaskan tawanan mereka. (Yes. 14:4, 17) Tapi waktu itu, Babilon sudah dikalahkan, dan penguasa yang baru mengatakan bahwa orang Yahudi boleh meninggalkan negeri itu. Setiap orang Yahudi, terutama para kepala keluarga, harus membuat keputusan ini: pergi dari Babilon atau tetap tinggal di situ. Ini mungkin bukan keputusan yang mudah. Orang-orang Yahudi yang sudah lansia mungkin tidak sanggup untuk menempuh perjalanan yang jauh. Dan, kebanyakan orang Yahudi saat itu lahir di Babilon. Mereka tidak pernah tinggal di tempat lain. Jadi, mereka menganggap Israel hanya sebagai negeri leluhur mereka. Selain itu, beberapa orang Yahudi kelihatannya sudah menjadi kaya di Babilon. Mereka punya rumah yang nyaman dan bisnis yang sukses. Jadi, mereka mungkin merasa sulit untuk meninggalkan hal-hal itu dan pindah ke negeri yang asing bagi mereka. w23.05 14 ¶1-2
Sabtu, 5 Juli
Pastikan bahwa kalian siap.—Mat. 24:44.
Firman Allah menasihati kita untuk terus mengembangkan ketekunan, keibaan hati, dan kasih. Lukas 21:19 mengatakan, ”Kalau kalian bertekun, kalian akan tetap hidup.” Kolose 3:12 mengatakan, ”Kenakanlah . . . keibaan hati.” Dan 1 Tesalonika 4:9, 10 mengingatkan kita, ”Kalian sendiri sudah diajar oleh Allah untuk saling mengasihi. . . . Tapi kami mohon, saudara-saudara, teruslah lakukan itu dengan lebih sepenuhnya.” Semua ayat itu adalah nasihat yang diberikan kepada para pengikut Yesus yang sebenarnya sudah menunjukkan ketekunan, keibaan hati, dan kasih. Tapi mereka perlu terus mengembangkan sifat-sifat itu. Sekarang, kita juga perlu melakukan hal yang sama. Untuk itu, Saudara perlu mempelajari bagaimana orang-orang Kristen di abad pertama menunjukkan sifat-sifat tersebut dan bagaimana Saudara bisa meniru mereka. Semua hal itu akan membantu Saudara untuk siap saat kesengsaraan besar dimulai. Pada saat itu, Saudara pasti akan bertekad untuk terus bertekun. w23.07 3 ¶4, 8
Minggu, 6 Juli
Di sana akan ada jalan raya, . . . yang disebut Jalan Kekudusan.—Yes. 35:8.
Tidak soal kita termasuk kaum terurap atau ”domba-domba lain”, kita perlu tetap berada di ”Jalan Kekudusan”. Dengan begitu, kita bisa menikmati firdaus rohani sekarang dan berkat-berkat Kerajaan Allah di masa depan. (Yoh. 10:16) Sejak tahun 1919, jutaan pria, wanita, dan anak-anak sudah keluar dari Babilon Besar, yaitu agama palsu sedunia, dan mulai berjalan di ”Jalan Kekudusan”. Dulu, Yehuwa memastikan agar semua penghalang bagi orang Yahudi yang keluar dari Babilon disingkirkan. (Yes. 57:14) Bagaimana ”Jalan Kekudusan” di zaman sekarang dipersiapkan? Selama ratusan tahun sebelum tahun 1919, Yehuwa menggunakan orang-orang yang menghormati Dia untuk ikut mengosongkan jalan keluar dari Babilon Besar. (Bandingkan Yesaya 40:3.) Mereka mempersiapkan jalan itu supaya orang-orang yang tulus bisa meninggalkan Babilon Besar dan masuk ke firdaus rohani. Di sana, orang-orang yang tulus bisa ikut menjalankan ibadah murni yang sudah dipulihkan. w23.05 15-16 ¶8-9
Senin, 7 Juli
Layanilah Yehuwa dengan gembira. Datanglah ke hadapan-Nya sambil bersorak.—Mz. 100:2.
Yehuwa ingin kita melayani Dia dengan rela dan senang hati. (2 Kor. 9:7) Jadi kalau kita tidak punya motivasi untuk mencapai tujuan kita, apakah kita perlu tetap berupaya mencapainya? Ya. Perhatikan teladan Rasul Paulus. Dia berkata, ”Saya mengekang tubuh saya dan menjadikannya budak.” (1 Kor. 9:25-27, catatan kaki) Paulus memaksa diri untuk melakukan apa yang Yehuwa inginkan, bahkan sewaktu dia mungkin tidak ingin melakukannya. Apakah Yehuwa senang dengan upaya Paulus? Tentu saja. Dan Yehuwa juga memberkatinya. (2 Tim. 4:7, 8) Yehuwa juga senang kalau kita berupaya mencapai tujuan kita bahkan sewaktu kita tidak punya motivasi untuk melakukannya. Mengapa? Karena Dia tahu bahwa meskipun kita tidak menyukai apa yang kita lakukan, kita tetap melakukannya karena kita menyayangi Dia. Sama seperti Yehuwa memberkati Paulus, Dia juga akan memberkati kita. (Mz. 126:5) Dan sewaktu kita merasakan berkat Yehuwa, kita justru bisa punya motivasi untuk terus melakukannya. w23.05 29 ¶9-10
Selasa, 8 Juli
Hari Yehuwa akan datang.—1 Tes. 5:2.
Rasul Paulus menyamakan orang yang tidak akan selamat melewati hari Yehuwa seperti orang yang sedang tidur. Orang yang tertidur tidak sadar bahwa waktu terus berlalu dan banyak hal terjadi di sekitar mereka. Begitu juga, orang yang tertidur secara rohani tidak sadar bahwa ada berbagai peristiwa penting yang terjadi, sehingga mereka tidak melakukan apa-apa. (Rm. 11:8) Seperti itulah kondisi kebanyakan orang sekarang ini. Mereka tidak peduli meskipun ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa kita hidup di ”hari-hari terakhir” dan bahwa kesengsaraan besar akan segera tiba. (2 Ptr. 3:3, 4) Tidak seperti mereka, kita menyadari bahwa hari Yehuwa sudah semakin dekat sehingga semakin penting bagi kita untuk tetap sadar secara rohani. (1 Tes. 5:6) Karena itulah kita perlu tetap tenang dan berpikiran jernih. Dengan begitu, kita tidak akan terpengaruh untuk ikut campur dalam masalah politik dan sosial yang ada sekarang. Menjelang hari Yehuwa, tekanan untuk ikut terlibat dalam masalah-masalah seperti itu akan semakin besar. Tapi, kita tidak perlu khawatir. Kuasa kudus Allah bisa membantu kita untuk tetap tenang dan berpikiran jernih sehingga kita bisa membuat keputusan yang bijak.—Luk. 12:11, 12. w23.06 10 ¶6-7
Rabu, 9 Juli
Tuan Yang Mahatinggi Yehuwa, tolonglah. Ingatlah aku, dan buatlah aku kuat.—Hak. 16:28.
Apa yang terlintas di pikiran Saudara saat mendengar nama Simson? Saudara mungkin teringat dengan orang yang sangat kuat. Itu memang benar. Tapi, Simson pernah mengambil keputusan buruk yang membuat dia sangat menderita. Meski begitu, Yehuwa berfokus pada kesetiaan Simson secara keseluruhan, dan Yehuwa memastikan teladannya dicatat di Alkitab demi manfaat kita. Yehuwa menggunakan Simson untuk melakukan hal-hal luar biasa demi membantu Israel, bangsa pilihan-Nya. Berabad-abad setelah kematian Simson, Yehuwa membimbing Rasul Paulus untuk memasukkan nama Simson dalam daftar orang-orang yang imannya luar biasa. (Ibr. 11:32-34) Teladan Simson bisa menguatkan kita. Dia mengandalkan Yehuwa, bahkan dalam situasi yang sulit. Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari Simson, dan teladannya bisa menguatkan kita. w23.09 2 ¶1-2
Kamis, 10 Juli
Sampaikan permintaan kalian kepada Allah.—Flp. 4:6.
Apa yang bisa membantu kita untuk terus bertekun? Kita perlu sering berdoa kepada Yehuwa dan menceritakan semua kekhawatiran kita kepada-Nya. (1 Tes. 5:17) Mungkin, Saudara sekarang tidak sedang menghadapi masalah yang berat. Tapi, sewaktu Saudara merasa sedih, bingung, atau kewalahan, apakah Saudara berdoa untuk mencari bimbingan Yehuwa? Kalau dari sekarang Saudara sudah terbiasa untuk berdoa kepada Yehuwa saat menghadapi masalah sehari-hari, Saudara tidak akan ragu untuk berdoa kepada-Nya sewaktu menghadapi kesulitan yang lebih besar di masa depan. Dan pada saat itu, Saudara akan yakin bahwa Yehuwa tahu cara dan waktu yang terbaik untuk membantu Saudara. (Mz. 27:1, 3) Kalau dari sekarang kita bertekun menghadapi berbagai kesulitan, kita kemungkinan besar akan bertekun selama kesengsaraan besar. (Rm. 5:3) Banyak saudara-saudari sudah merasakan sendiri bahwa setiap kali mereka berhasil bertekun menghadapi sebuah ujian iman, mereka lebih mudah bertekun menghadapi ujian berikutnya. Mengapa? Karena setiap kali mereka bertekun, mereka menjadi semakin beriman bahwa Yehuwa selalu siap dan mau membantu mereka.—Yak. 1:2-4. w23.07 3 ¶7-8
Jumat, 11 Juli
Aku akan mengabulkan permintaanmu.—Kej. 19:21.
Kerendahan hati dan belas kasihan Yehuwa juga membuat Dia bersikap masuk akal. Misalnya, perhatikan apa yang terjadi sewaktu Dia akan memusnahkan orang-orang jahat di Sodom. Melalui para malaikat, Yehuwa menyuruh Lot hamba-Nya untuk pergi ke pegunungan. Tapi, Lot takut untuk pergi ke sana. Jadi, dia memohon agar dia dan keluarganya diizinkan untuk pergi ke Zoar, sebuah kota kecil yang sebenarnya akan dibinasakan juga. Yehuwa bisa saja menuntut agar Lot mengikuti persis seperti yang diperintahkan. Tapi, Yehuwa bersikap rendah hati dan mengabulkan permintaan Lot, meskipun itu berarti Dia tidak jadi membinasakan Zoar. (Kej. 19:18-22) Berabad-abad kemudian, Yehuwa mengutus Nabi Yunus untuk mengumumkan bahwa kota Niniwe dan penduduknya yang jahat akan segera dibinasakan. Tapi, sewaktu orang Niniwe bertobat, Yehuwa berbelaskasihan kepada mereka dan tidak jadi membinasakan kota itu.—Yun. 3:1, 10; 4:10, 11. w23.07 21 ¶5
Sabtu, 12 Juli
Mereka membunuh [Yehoas] . . . Dia mati dan dikuburkan di Kota Daud, tapi bukan di pekuburan para raja.—2 Taw. 24:25.
Apa yang bisa kita pelajari dari contoh buruk Yehoas? Dia seperti pohon yang akarnya lemah. Pohon itu bisa berdiri hanya karena ditopang oleh sebatang kayu. Setelah Yehoyada meninggal, tidak ada lagi yang seolah-olah menopang Yehoas. Jadi, sewaktu ada pengaruh dari orang-orang murtad, yang bagaikan angin kencang, Yehoas pun jatuh. Dari sini kita belajar bahwa rasa takut kita kepada Allah tidak boleh hanya bergantung pada rekan-rekan seiman kita, termasuk keluarga kita. Agar tetap kuat secara rohani, kita harus berupaya untuk semakin mengasihi dan menghormati Yehuwa. Untuk itu, kita perlu rutin mempelajari Alkitab, merenung, dan berdoa. (Yer. 17:7, 8; Kol. 2:6, 7) Yehuwa sebenarnya tidak meminta banyak hal dari kita. Malah, permintaan-Nya bisa disimpulkan dengan kata-kata di Pengkhotbah 12:13: ”Takutlah kepada Allah yang benar dan jalankan perintah-Nya, karena ini adalah seluruh kewajiban manusia.” Kalau kita takut kepada Allah, kita pasti bisa menghadapi ujian di masa depan dan tetap setia. Tidak akan ada yang bisa merusak persahabatan kita dengan Yehuwa! w23.06 19 ¶17-19
Minggu, 13 Juli
Lihatlah, Aku membuat semuanya jadi baru.—Why. 21:5.
Jaminan yang ada di ayat 5 sangat istimewa, karena di buku Wahyu, Yehuwa hanya berbicara dalam tiga peristiwa, dan ini adalah salah satunya. Perhatikan bahwa jaminan itu dimulai dengan kata-kata: ”Dia yang duduk di takhta itu berkata.” (Why. 21:5a) Jadi, jaminan tersebut diberikan bukan oleh malaikat yang kuat, bahkan bukan oleh Yesus yang sudah dibangkitkan, tapi oleh Yehuwa sendiri! Dan ingatlah, Yehuwa ”tidak bisa berbohong”. (Tit. 1:2) Itu berarti apa yang Dia katakan di Wahyu 21:5, 6 benar-benar bisa dipercaya. Di ayat 5, Yehuwa berkata, ”Lihatlah.” Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”lihatlah” sering disebutkan di buku Wahyu. Setelah kata itu, Allah tidak mengatakan, ’Aku akan membuat semuanya jadi baru.’ Tapi Dia mengatakan, ”Aku membuat semuanya jadi baru,” seolah-olah perubahan itu sudah terjadi. Mengapa? Karena meskipun perubahan itu belum terjadi, Dia tahu bahwa perubahan itu pasti akan terjadi sesuai dengan janji-Nya.—Yes. 46:10. w23.11 3 ¶7-8
Senin, 14 Juli
Dia pun keluar dan menangis dengan getir.—Mat. 26:75.
Rasul Petrus harus berjuang mengatasi banyak kelemahan. Misalnya, sewaktu dia mendengar kata-kata Yesus bahwa Yesus akan menderita dan mati sesuai dengan nubuat Alkitab, Petrus mengatakan bahwa itu tidak akan terjadi. (Mrk. 8:31-33) Selain itu, Petrus dan rasul-rasul lainnya beberapa kali berdebat tentang siapa yang paling besar di antara mereka. (Mrk. 9:33, 34) Di malam sebelum kematian Yesus, Petrus menyerang seorang pria dan memotong telinganya. (Yoh. 18:10) Dan, di malam yang sama, Petrus takut kepada manusia sampai-sampai dia tiga kali menyangkal bahwa dia mengenal Yesus sahabatnya. (Mrk. 14:66-72) Itu membuat Petrus menangis dengan getir. Tapi, Yesus tidak meninggalkan rasulnya yang sedang kecil hati. Setelah dibangkitkan, Yesus memberi Petrus kesempatan untuk menunjukkan bahwa Petrus masih menyayangi Yesus. Dia meminta Petrus untuk menggembalakan domba-dombanya dengan rendah hati. (Yoh. 21:15-17) Petrus pun siap melakukannya. Pada hari Pentakosta, dia berada di Yerusalem dan termasuk di antara orang-orang pertama yang diurapi kuasa kudus. w23.09 22 ¶6-7
Selasa, 15 Juli
Gembalakan domba-domba kecilku.—Yoh. 21:16.
Rasul Petrus menasihati rekan-rekan penatuanya, ”Gembalakan kawanan domba Allah.” (1 Ptr. 5:1-4) Kalau Saudara adalah penatua, Saudara pasti menyayangi rekan-rekan seiman Saudara dan ingin menggembalakan mereka. Tapi kadang, Saudara mungkin merasa bahwa Saudara sangat sibuk atau sangat lelah sehingga Saudara tidak bisa melakukan tugas itu. Apa yang bisa membantu Saudara? Ceritakan perasaan Saudara kepada Yehuwa. Petrus menulis, ”Kalau membantu orang lain, lakukan itu sambil mengandalkan kekuatan dari Allah.” (1 Ptr. 4:11) Rekan-rekan seiman Saudara mungkin menghadapi masalah yang tidak bisa sepenuhnya diselesaikan sebelum dunia baru tiba. Jadi, Saudara mungkin merasa bahwa bantuan yang bisa Saudara berikan terbatas. Tapi, ingatlah bahwa Yesus Kristus, ”gembala yang utama”, bisa membantu mereka. Dia bisa melakukannya sekarang dan di dunia baru nanti. Yehuwa hanya meminta para penatua untuk menyayangi saudara-saudari, menggembalakan mereka, dan menjadi ”teladan bagi kawanan”. w23.09 29-30 ¶13-14
Rabu, 16 Juli
Yehuwa tahu bahwa pemikiran orang berhikmat itu sia-sia.—1 Kor. 3:20.
Kita tidak boleh menggunakan cara berpikir manusia, karena hal itu bisa membuat kita mengabaikan Yehuwa dan standar-Nya. (1 Kor. 3:19) ”Hikmat dunia” sering kali membuat orang mengikuti keinginan yang salah. Dulu, beberapa orang Kristen di sidang Pergamus dan Tiatira terpengaruh oleh orang-orang di sekitar mereka, yang berbuat cabul dan menyembah berhala. Akibatnya, mereka menganggap perbuatan cabul sebagai hal yang berterima. Karena itu, Yesus memberi mereka nasihat yang tegas. (Why. 2:14, 20) Sekarang, kita juga ditekan untuk mengikuti pandangan yang salah. Keluarga dan teman-teman kita mungkin mengatakan bahwa kita terlalu kaku dan bahwa kita tidak perlu mengikuti hukum Yehuwa. Misalnya, mereka mungkin berkata, ’Kalau itu keinginanmu, lakukan saja’ atau ’Standar Alkitab sudah ketinggalan zaman.’ Kadang, kita mungkin berpikir bahwa petunjuk yang Yehuwa berikan tidak terlalu jelas. Bahkan, kita mungkin tergoda untuk ”melebihi apa yang tertulis”.—1 Kor. 4:6. w23.07 16 ¶10-11
Kamis, 17 Juli
Teman sejati menyayangi pada setiap waktu dan menjadi saudara saat ada kesusahan.—Ams. 17:17.
Maria, ibu Yesus, membutuhkan kekuatan dari Yehuwa. Waktu itu Maria belum menikah, tapi dia diberi tahu bahwa dia akan hamil. Dia belum pernah membesarkan anak, tapi sekarang dia harus membesarkan seorang anak yang akan menjadi Mesias. Selain itu, bagaimana dia akan menjelaskan kehamilannya kepada tunangannya, Yusuf? (Luk. 1:26-33) Bagaimana Maria mendapat kekuatan? Dia berupaya mencari bantuan. Misalnya, dia meminta malaikat Gabriel untuk menjelaskan lebih lanjut tentang tugas itu. (Luk. 1:34) Tidak lama kemudian, dia menempuh perjalanan ke ”daerah pegunungan” di Yehuda untuk menemui Elisabet kerabatnya. Elisabet memuji Maria, dan dengan bimbingan Yehuwa, Elisabet menyampaikan nubuat yang menguatkan tentang bayi dalam kandungan Maria. (Luk. 1:39-45) Maria pun menyimpulkan bahwa Yehuwa sudah ”bertindak perkasa dengan lengan-Nya”. (Luk. 1:46-51) Ya, Yehuwa menguatkan Maria melalui Gabriel dan Elisabet. w23.10 14-15 ¶10-12
Jumat, 18 Juli
[Dia] menjadikan kita raja serta imam untuk melayani Allah dan Bapaknya.—Why. 1:6.
Di antara murid-murid Kristus, ada 144.000 orang yang akan melayani sebagai imam bersama Yesus di surga. (Why. 14:1) Mereka diurapi dengan kuasa kudus dan diangkat menjadi anak Allah. Ruang Kudus di tabernakel menggambarkan hubungan mereka yang istimewa ini dengan Yehuwa selama mereka masih hidup di bumi. (Rm. 8:15-17) Ruang Mahakudus di tabernakel menggambarkan surga, tempat tinggal Yehuwa. ”Tirai” yang memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus menggambarkan tubuh jasmani Yesus. Selama Yesus masih berada dalam tubuh jasmaninya, dia tidak bisa masuk ke surga untuk melayani sebagai Imam Besar yang agung di bait rohani. Dengan mempersembahkan tubuh jasmaninya sebagai korban untuk manusia, Yesus membuka jalan bagi semua orang Kristen terurap untuk hidup di surga. Mereka juga harus meninggalkan tubuh jasmani mereka agar bisa menerima upah mereka di surga.—Ibr. 10:19, 20; 1 Kor. 15:50. w23.10 28 ¶13
Sabtu, 19 Juli
Waktunya tidak cukup kalau saya bercerita tentang Gideon.—Ibr. 11:32.
Gideon tetap tenang sewaktu orang-orang Efraim mengkritiknya. (Hak. 8:1-3) Dia tidak menjawab mereka dengan marah. Dia bersikap rendah hati dengan mendengarkan keluhan mereka dan berbicara baik-baik kepada mereka. Hasilnya, orang-orang Efraim menjadi lebih tenang. Seperti Gideon, para penatua yang bijaksana juga perlu mendengarkan baik-baik sewaktu dikritik dan menjawab dengan lembut. (Yak. 3:13) Dengan begitu, mereka bisa menjaga perdamaian di sidang. Sewaktu Gideon dipuji karena berhasil mengalahkan Midian, dia mengarahkan pujian itu kepada Yehuwa. (Hak. 8:22, 23) Bagaimana para penatua bisa meniru Gideon? Mereka bisa menunjukkan bahwa Yehuwa-lah yang membuat mereka berhasil. (1 Kor. 4:6, 7) Misalnya, kalau saudara-saudari memuji seorang penatua karena dia terampil mengajar, dia bisa mengatakan bahwa itu karena pelatihan dari organisasi Yehuwa. Atau, dia bisa mengarahkan perhatian mereka kepada sumber dari pengajarannya, yaitu Firman Allah. Para penatua perlu memikirkan apakah cara mereka mengajar menarik perhatian pada diri mereka sendiri. w23.06 4 ¶7-8
Minggu, 20 Juli
Pikiran kalian bukanlah pikiran-Ku.—Yes. 55:8.
Kalau kita tidak mendapatkan apa yang kita doakan, kita bisa memikirkan, ’Apakah saya mendoakan hal yang benar?’ Kita sering kali berpikir bahwa kita tahu apa yang terbaik untuk kita. Tapi, hal itu belum tentu yang terbaik untuk jangka panjang. Sewaktu ada masalah, kita mungkin berdoa untuk meminta jalan keluar tertentu. Tapi, mungkin ada jalan keluar yang lebih baik daripada yang kita minta. Selain itu, beberapa hal yang kita minta mungkin tidak sejalan dengan kehendak Yehuwa. (1 Yoh. 5:14) Misalnya, coba pikirkan contoh tentang orang tua yang berdoa supaya anak mereka tetap berada dalam kebenaran. Permintaan itu memang tidak salah. Tapi ingatlah, Yehuwa tidak akan memaksa siapa pun untuk melayani Dia. Dia ingin kita semua, termasuk anak-anak, memilih untuk melayani Dia. (Ul. 10:12, 13; 30:19, 20) Jadi, orang tua mungkin bisa meminta Yehuwa untuk membantu mereka menyentuh hati anak mereka supaya anak itu bisa tergerak untuk menyayangi Yehuwa dan menjadi sahabat-Nya.—Ams. 22:6; Ef. 6:4. w23.11 21 ¶5; 23 ¶12
Senin, 21 Juli
Teruslah hibur satu sama lain.—1 Tes. 4:18.
Mengapa ’menghibur satu sama lain’ adalah cara yang penting untuk menunjukkan kasih? Menurut sebuah referensi, kata ”hibur” yang Paulus gunakan di sini berarti berdiri di samping seseorang untuk menguatkan dia saat dia mengalami ujian yang berat. Jadi, dengan menghibur rekan seiman yang sedang tertimpa masalah, kita membantu dia untuk seolah-olah berdiri lagi dan terus berjalan di jalan menuju kehidupan. Setiap kali kita menghibur saudara atau saudari yang sedang tertekan, kita menunjukkan bahwa kita mengasihi dia. (2 Kor. 7:6, 7, 13) Menghibur sangat berkaitan dengan berbelaskasihan. Orang yang berbelaskasihan akan tergerak untuk menghibur orang lain dan meringankan penderitaan mereka. Jadi, kita perlu memiliki belas kasihan untuk bisa menghibur orang lain. Perhatikan bagaimana Paulus mengaitkan belas kasihan Yehuwa dengan penghiburan yang Dia berikan. Paulus menyebut Yehuwa sebagai ”Bapak yang lembut dan berbelaskasihan” dan ”Allah segala penghiburan”.—2 Kor. 1:3. w23.11 9-10 ¶8-10
Selasa, 22 Juli
[Bersukacitalah] saat mengalami kesengsaraan.—Rm. 5:3.
Semua pengikut Kristus memang akan mengalami kesengsaraan. Misalnya, Rasul Paulus menulis kepada orang-orang di Tesalonika, ”Sewaktu masih bersama kalian, kami sering memberi tahu kalian sebelumnya bahwa kita akan mengalami kesengsaraan, dan seperti yang kalian tahu, itulah yang terjadi.” (1 Tes. 3:4) Paulus juga menulis kepada orang-orang di Korintus, ”Saudara-saudara, kami ingin kalian tahu tentang kesengsaraan kami . . . Kami berpikir bahwa kami pasti mati.” (2 Kor. 1:8; 11:23-27) Orang Kristen di zaman sekarang juga akan mengalami kesengsaraan. (2 Tim. 3:12) Karena Saudara beriman kepada Yesus dan menjadi pengikutnya, apakah teman dan keluarga Saudara memperlakukan Saudara dengan kasar? Apakah Saudara mendapat masalah di tempat kerja karena Saudara berupaya untuk berlaku jujur dalam segala hal? (Ibr. 13:18) Atau, apakah Saudara mendapat tekanan dari pemerintah karena menceritakan harapan Saudara kepada yang lain? Tidak soal kesengsaraan seperti apa yang Saudara alami, Paulus mengatakan bahwa kita bisa bersukacita. w23.12 10-11 ¶9-10
Rabu, 23 Juli
Kalian membuat Ayah dapat masalah besar.—Kej. 34:30.
Yakub menghadapi banyak kesulitan. Dua anaknya, Simeon dan Lewi, melakukan kesalahan besar yang merusak nama baik keluarganya dan mencela nama Yehuwa. Selain itu, istri Yakub yang sangat dia sayangi, Rakhel, meninggal sewaktu melahirkan anak mereka yang kedua. Dan, karena terjadi kelaparan yang parah, Yakub harus pindah ke Mesir meskipun umurnya sudah tua. (Kej. 35:16-19; 37:28; 45:9-11, 28) Meskipun Yakub menghadapi berbagai kesulitan, dia tetap beriman kepada Yehuwa dan janji-janji-Nya. Yehuwa pun menunjukkan bahwa Dia berkenan kepada Yakub. Misalnya, Yehuwa memberkati dia secara materi. Dan, bayangkan perasaan Yakub sewaktu dia bisa bertemu lagi dengan Yusuf, anaknya yang dia pikir sudah meninggal. Yakub pasti sangat bersyukur kepada Yehuwa! Yakub bisa bertekun menghadapi semua kesulitannya karena dia bersahabat akrab dengan Yehuwa. (Kej. 30:43; 32:9, 10; 46:28-30) Apa pelajarannya? Kalau kita bersahabat akrab dengan Yehuwa, kita juga pasti bisa bertekun menghadapi berbagai kesulitan yang tidak terduga. w23.04 15 ¶6-7
Kamis, 24 Juli
Yehuwa-lah Gembalaku. Aku tidak akan kekurangan apa pun.—Mz. 23:1.
Mazmur 23 adalah lagu yang ditulis oleh Daud. Di lagu itu, dia mengungkapkan bahwa dia yakin Yehuwa menyayangi dia dan selalu mengurus dia. Daud juga menceritakan persahabatannya dengan Yehuwa dan menyebut Dia sebagai ”Gembalaku”. Daud mengandalkan Yehuwa sepenuhnya. Dia yakin Yehuwa selalu menuntun dia ke tempat yang aman. Daud tahu bahwa kasih sayang Yehuwa akan terus bersamanya sepanjang hidupnya. Tapi, apa yang membuat Daud begitu yakin? Daud bisa merasa seperti itu karena Yehuwa selalu menyediakan semua yang dia butuhkan. Daud juga bersahabat dengan Yehuwa dan tahu bahwa Yehuwa sayang kepadanya. Jadi, Daud yakin bahwa apa pun yang akan terjadi, Yehuwa akan terus memenuhi kebutuhannya. Keyakinan Daud kepada Yehuwa membuat dia tidak khawatir, puas, dan bahagia.—Mz. 16:11. w24.01 28-29 ¶12-13
Jumat, 25 Juli
Aku akan selalu menyertai kalian sampai penutup zaman ini.—Mat. 28:20.
Sejak Perang Dunia II, umat Yehuwa di banyak negeri bisa mengabar dengan bebas, dan hasilnya sangat bagus. Sekarang, para anggota Badan Pimpinan selalu mencari bimbingan dari Kristus. Mereka ingin agar petunjuk yang mereka berikan sesuai dengan pandangan Allah dan Kristus. Mereka menggunakan para pengawas wilayah dan penatua untuk mengarahkan sidang-sidang. Para penatua yang terurap dan semua penatua lainnya di sidang berada di ”tangan kanan” Kristus. (Why. 2:1) Memang, para penatua itu tidak sempurna dan kadang membuat kesalahan, sama seperti Musa, Yosua, dan para rasul di zaman dulu. (Bil. 20:12; Yos. 9:14, 15; Rm. 3:23) Tapi, kita tahu bahwa Kristus benar-benar membimbing budak yang setia dan para penatua yang terlantik, dan dia akan selalu melakukan itu. Jadi, kita bisa percaya penuh pada arahan yang Kristus berikan melalui orang-orang yang dilantik untuk mengambil pimpinan. w24.02 23-24 ¶13-14
Sabtu, 26 Juli
Tirulah Allah sebagai anak-anak yang dikasihi.—Ef. 5:1.
Salah satu cara kita bisa menyenangkan Yehuwa adalah dengan berbicara tentang Dia. Kata-kata kita bisa menunjukkan bahwa kita menyayangi Dia dan bersyukur kepada-Nya. Dalam dinas, kita perlu ingat bahwa tujuan utama kita adalah membantu orang-orang mendekat kepada Yehuwa. Kita ingin mereka memandang Yehuwa sama seperti kita memandang Dia, yaitu sebagai Bapak yang pengasih. (Yak. 4:8) Kita senang menunjukkan apa yang Alkitab katakan tentang Yehuwa dan sifat-sifat-Nya yang indah. Misalnya, Dia adalah Allah yang pengasih, adil, berhikmat, dan mahakuasa. Kita juga bisa memuji Yehuwa dan menyenangkan Dia dengan berupaya sebisa-bisanya untuk meniru Dia. Itu akan membuat kita terlihat berbeda di dunia yang jahat ini. Orang-orang mungkin memperhatikan kita dan ingin tahu mengapa kita berbeda. (Mat. 5:14-16) Sewaktu berbicara dengan mereka, kita mungkin bisa menjelaskan alasannya. Hasilnya, orang-orang yang tulus akan tertarik untuk mengenal Allah kita. Ya, kalau kita memuji Yehuwa dengan cara-cara itu, kita akan menyenangkan hati-Nya.—1 Tim. 2:3, 4. w24.02 10 ¶7
Minggu, 27 Juli
[Seorang pengawas harus] bisa menguatkan . . . dan bisa menegur.—Tit. 1:9.
Untuk menjadi orang Kristen yang matang, kalian perlu mempelajari beberapa keterampilan yang berguna. Itu bisa membantu kalian menjalankan tanggung jawab di sidang dengan baik. Kalian juga bisa lebih mudah mendapat pekerjaan dan mempertahankannya, sehingga kalian bisa membiayai diri sendiri atau keluarga kalian. Selain itu, kalian juga akan punya hubungan yang baik dengan orang lain. Nah, salah satu keterampilan yang perlu dipelajari adalah membaca dan menulis dengan baik. Alkitab mengatakan bahwa orang yang bahagia dan berhasil adalah orang yang meluangkan waktu setiap hari untuk membaca dan merenungkan Firman Allah. (Mz. 1:1-3) Karena membaca Alkitab setiap hari, dia bisa mengerti cara berpikir Yehuwa sehingga dia bisa punya pemahaman dan pertimbangan yang baik. (Ams. 1:3, 4) Saudara-saudari kita membutuhkan bantuan dari pria-pria yang bisa mengajar dan memberikan nasihat dari Alkitab. Kalau kalian bisa membaca dan menulis dengan baik, kalian akan bisa mempersiapkan khotbah dan komentar yang bermanfaat dan menguatkan iman. Kalian juga akan bisa membuat catatan yang bagus, yang akan membantu kalian memperkuat iman kalian sendiri dan orang lain. w23.12 26-27 ¶9-11
Senin, 28 Juli
Yang bersatu dengan kalian lebih kuat daripada yang bersatu dengan dunia.—1 Yoh. 4:4.
Saat Saudara merasa takut, renungkan apa yang akan Yehuwa lakukan di masa depan sewaktu Setan sudah dilenyapkan. Dalam sebuah adegan di pertemuan regional tahun 2014, seorang ayah membahas bersama keluarganya seperti apa kira-kira isi 2 Timotius 3:1-5 kalau ayat-ayat itu berbicara tentang Firdaus: ”Keadaan di dunia baru akan sangat menyenangkan. Orang-orang akan saling menyayangi, menyukai hal-hal rohani, sadar diri, rendah hati, suka memuji Allah, taat kepada orang tua, suka berterima kasih, setia, menyayangi keluarga, tidak memaksakan pendapat, selalu membicarakan hal-hal baik tentang orang lain, punya pengendalian diri, lembut, menyukai kebaikan, bisa dipercaya, suka mengalah, tidak menganggap diri penting, mencintai Allah bukannya mencintai kesenangan, dan dengan tulus mengabdi kepada Allah. Tetaplah dekat dengan orang-orang seperti itu.” Apakah Saudara sering membahas bersama keluarga atau rekan seiman tentang kehidupan di dunia baru nanti? w24.01 6 ¶13-14
Selasa, 29 Juli
Aku berkenan kepadamu.—Luk. 3:22.
Kita pasti bersyukur karena Alkitab berkata, ”Yehuwa senang kepada umat-Nya.” (Mz. 149:4) Tapi kadang, beberapa dari kita merasa kecil hati dan berpikir, ’Apakah Yehuwa berkenan kepada saya?’ Banyak hamba Yehuwa di zaman Alkitab juga pernah merasa seperti itu. (1 Sam. 1:6-10; Ayb. 29:2, 4; Mz. 51:11) Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa manusia yang tidak sempurna bisa mendapat perkenan Yehuwa, atau membuat Dia senang. Tapi untuk itu, kita harus beriman kepada Yesus Kristus dan dibaptis. (Yoh. 3:16) Dengan dibaptis, kita menunjukkan di depan umum bahwa kita sudah bertobat dari dosa-dosa kita dan sudah berjanji untuk melakukan kehendak Allah. (Kis. 2:38; 3:19) Yehuwa senang kalau kita melakukan hal-hal itu untuk bisa bersahabat dengan-Nya. Kalau kita terus berupaya sebisa-bisanya untuk memenuhi ikrar pembaktian kita, Yehuwa berkenan kepada kita dan menganggap kita sebagai sahabat-Nya.—Mz. 25:14. w24.03 26 ¶1-2
Rabu, 30 Juli
Kami tidak bisa berhenti berbicara tentang apa yang kami lihat dan dengar.—Kis. 4:20.
Kita bisa meniru teladan para murid Yesus dengan terus mengabar bahkan saat pemerintah menyuruh kita berhenti melakukannya. Kita bisa yakin bahwa Yehuwa akan membantu kita untuk terus mengabar. Jadi, berdoalah meminta keberanian dan hikmat. Selain itu, mintalah bantuan Yehuwa untuk menghadapi masalah. Banyak dari kita harus berjuang menghadapi berbagai masalah, seperti penyakit, tekanan emosi, kehilangan orang yang kita sayangi, masalah keluarga, penganiayaan, dan yang lainnya. Selain itu, hal-hal seperti pandemi dan perang membuat masalah-masalah itu terasa lebih berat lagi. Apa yang bisa Saudara lakukan? Curahkanlah isi hati Saudara kepada Yehuwa. Ceritakan situasi Saudara kepada-Nya seperti Saudara sedang bercerita kepada seorang sahabat. Yakinlah bahwa Yehuwa ”akan bertindak demi [Saudara]”. (Mz. 37:3, 5) Kita bisa ’bertekun menghadapi kesengsaraan’ kalau kita terus berdoa. (Rm. 12:12) Yehuwa tahu apa yang dialami hamba-hamba-Nya, dan ”Dia mendengarkan saat mereka minta tolong”.—Mz. 145:18, 19. w23.05 5-6 ¶12-15
Kamis, 31 Juli
Selalu pastikan hal apa yang menyenangkan Tuhan.—Ef. 5:10.
Sewaktu harus membuat keputusan yang penting, kita perlu mencari tahu ”apa yang Yehuwa inginkan” lalu membuat keputusan yang sesuai dengan itu. (Ef. 5:17) Dengan mencari prinsip-prinsip Alkitab yang cocok untuk situasi kita, kita sebenarnya sedang mencari tahu pandangan Allah. Dan kalau kita mengikuti prinsip-prinsip-Nya, kita akan bisa membuat keputusan yang baik. ”Si jahat”, yaitu Setan musuh kita, ingin membuat kita sangat sibuk dengan hal-hal materi, pendidikan, atau pekerjaan sehingga kita tidak punya waktu lagi untuk melayani Allah. (1 Yoh. 5:19) Memang, hal-hal itu tidak salah. Tapi kalau kita mengutamakannya, kita bisa dengan mudah mengabaikan berbagai kesempatan untuk melayani Yehuwa. Kalau itu yang terjadi, kita sebenarnya sudah terpengaruh oleh cara berpikir dunia. w24.03 24 ¶16-17