Agustus
Jumat, 1 Agustus
Kesulitan orang benar itu banyak, tapi Yehuwa membebaskan dia dari semuanya itu.—Mz. 34:19.
Perhatikan dua hal penting yang ditunjukkan di ayat hari ini: (1) Orang yang benar bisa saja menghadapi kesulitan. (2) Yehuwa bisa membebaskan kita dari kesulitan. Bagaimana Yehuwa melakukan itu? Salah satu caranya adalah dengan membantu kita memiliki pandangan yang benar tentang kehidupan di dunia sekarang ini. Memang, Yehuwa berjanji bahwa kita akan bersukacita kalau kita melayani Dia. Tapi, Dia tidak mengatakan bahwa kehidupan kita di dunia sekarang ini akan bebas dari kesulitan. (Yes. 66:14) Dia sudah memberi kita harapan untuk hidup selamanya di masa depan, dan Dia ingin kita berfokus pada harapan itu. (2 Kor. 4:16-18) Tapi, sebelum harapan itu terwujud, Dia akan membantu kita untuk terus bertekun melayani Dia hari demi hari. (Rat. 3:22-24) Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman hamba-hamba Yehuwa yang setia di zaman Alkitab dan di zaman kita? Kita bisa saja menghadapi kesulitan yang tidak terduga. Tapi, kalau kita mengandalkan Yehuwa, Dia akan selalu mendukung kita.—Mz. 55:22. w23.04 14-15 ¶3-4
Sabtu, 2 Agustus
[Tunduklah] kepada pemerintah.—Rm. 13:1.
Kita bisa belajar dari teladan Yusuf dan Maria, yang mau menaati pemerintah bahkan sewaktu hal itu sangat sulit. (Luk. 2:1-6) Ketaatan mereka diuji saat Maria sedang hamil sembilan bulan. Waktu itu, kaisar Romawi yang bernama Agustus memerintahkan sensus penduduk. Jadi, Yusuf dan Maria harus menempuh perjalanan ke Betlehem, yang jauhnya bisa mencapai 150 kilometer melewati jalan yang berbukit-bukit. Perjalanan itu pasti tidak nyaman, terutama untuk Maria. Mereka mungkin mengkhawatirkan keselamatan Maria dan bayi mereka yang belum lahir. Bagaimana kalau Maria tiba-tiba melahirkan di perjalanan? Lagi pula, bayi dalam kandungannya adalah Mesias yang dijanjikan. Apakah itu bisa menjadi alasan bagi mereka untuk tidak menaati pemerintah? Kekhawatiran seperti itu tidak membuat Yusuf dan Maria mengabaikan hukum pemerintah. Hasilnya, Yehuwa memberkati ketaatan mereka. Maria tiba dengan selamat di Betlehem, melahirkan bayi yang sehat, dan bahkan ikut membuat nubuat Alkitab menjadi kenyataan!—Mi. 5:2. w23.10 8 ¶9; 9 ¶11-12
Minggu, 3 Agustus
[Mari kita] saling menguatkan.—Ibr. 10:25.
Bagaimana kalau Saudara merasa takut memberikan komentar di perhimpunan? Saudara mungkin bisa membuat persiapan dengan baik. (Ams. 21:5) Kalau Saudara benar-benar memahami bahan yang akan dibahas, Saudara bisa lebih percaya diri untuk memberikan komentar. Selain itu, berikan komentar yang singkat. (Ams. 15:23; 17:27) Dengan begitu, Saudara tidak akan merasa terlalu takut untuk menyampaikannya. Kalau Saudara menyampaikan komentar yang singkat dengan kata-kata sendiri, Saudara menunjukkan bahwa Saudara sudah membuat persiapan yang baik dan benar-benar memahami bahan yang dibahas. Bagaimana kalau Saudara sudah mengikuti saran-saran tersebut tapi Saudara masih merasa takut untuk memberikan komentar lebih dari satu atau dua kali? Yakinlah, Yehuwa menghargai upaya Saudara yang sungguh-sungguh. (Luk. 21:1-4) Yehuwa tidak meminta kita melakukan lebih daripada yang bisa kita lakukan. (Flp. 4:5) Jadi, pikirkanlah apa yang bisa Saudara lakukan, tetapkanlah tujuan untuk melakukannya, dan berdoalah supaya Saudara bisa tetap tenang. Awalnya, Saudara mungkin menetapkan tujuan untuk memberikan satu komentar singkat saja, dan itu tidak masalah. w23.04 21 ¶6-8
Senin, 4 Agustus
[Pakailah] pelindung dada . . . , juga pelindung kepala.—1 Tes. 5:8.
Rasul Paulus menyamakan orang Kristen seperti prajurit yang tetap siaga dan siap bertempur. Di masa perang, seorang prajurit harus selalu siap bertempur. Begitu juga dengan kita. Kita harus tetap siap menghadapi hari Yehuwa dengan memakai pelindung dada berupa iman dan kasih, juga pelindung kepala berupa harapan keselamatan. Sama seperti pelindung dada bisa melindungi jantung seorang prajurit, iman dan kasih bisa melindungi hati kita sehingga kita bisa terus melayani Allah dan mengikuti Yesus. Iman membuat kita yakin bahwa Yehuwa akan mengupahi kita kalau kita sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibr. 11:6) Iman juga bisa membantu kita tetap setia kepada Pemimpin kita, Yesus, bahkan di masa yang sulit. Sewaktu kita menghadapi kesulitan sehari-hari, bagaimana kita bisa menjaga iman kita tetap kuat? Kita bisa belajar dari saudara-saudari yang tetap setia meskipun menghadapi penganiayaan atau masalah ekonomi. Dan untuk menghindari jerat materialisme, kita bisa meniru saudara-saudari yang menyederhanakan kehidupan demi mengutamakan kepentingan Kerajaan. w23.06 10 ¶8-9
Selasa, 5 Agustus
Orang yang memandangi awan tidak akan menuai.—Pkh. 11:4.
Pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengendalikan perasaan dan tindakan kita sendiri. Itu dibutuhkan agar kita bisa mencapai tujuan kita, terutama saat tujuan itu sulit dicapai atau saat kita tidak punya motivasi. Ingatlah, pengendalian diri termasuk buah dari kuasa kudus. Jadi, mintalah Yehuwa memberikan kuasa kudus-Nya agar Saudara bisa memupuk sifat yang penting itu. (Luk. 11:13; Gal. 5:22, 23) Jangan tunggu sampai situasinya ideal. Di dunia ini, situasi kita mungkin tidak akan pernah sempurna. Kalau kita terus menunggu, kita mungkin tidak akan pernah mencapai tujuan kita. Nah, kita mungkin tidak bersemangat karena merasa bahwa tujuan kita terlalu sulit untuk dicapai. Kalau begitu, cobalah mulai dari hal-hal yang lebih kecil. Misalnya, kalau Saudara ingin memupuk sifat tertentu, coba tunjukkan sifat itu dalam hal-hal kecil. Atau, kalau Saudara ingin membaca seluruh Alkitab, jadwalkan waktu pembacaan Alkitab Saudara lebih singkat. w23.05 29 ¶11-13
Rabu, 6 Agustus
Jalan orang benar seperti cahaya pagi yang terang yang makin lama makin terang hingga tengah hari.—Ams. 4:18.
Selama hari-hari terakhir, Yehuwa menggunakan organisasi-Nya untuk terus menyediakan makanan rohani supaya kita semua bisa terus berjalan di ”Jalan Kekudusan”. (Yes. 35:8; 48:17; 60:17) Setiap kali seseorang mau belajar Alkitab, dia mendapat kesempatan untuk berjalan di ”Jalan Kekudusan”. Beberapa orang hanya berjalan sebentar lalu meninggalkan jalan itu, sedangkan yang lainnya bertekad untuk terus berjalan di situ sampai mereka mencapai tujuan. Tapi, jalan itu menuju ke mana? Bagi orang-orang yang memiliki harapan untuk hidup di surga, ”Jalan Kekudusan” akan menuju ke ”firdaus Allah” yang ada di surga. (Why. 2:7) Bagi orang-orang yang memiliki harapan untuk hidup di bumi, jalan itu akan menuju ke kesempurnaan pada akhir 1.000 tahun pemerintahan Kristus. Kalau Saudara sedang berjalan di jalan itu sekarang, jangan melihat ke belakang. Dan, jangan meninggalkan jalan itu sampai Saudara akhirnya tiba di dunia baru. w23.05 17 ¶15; 19 ¶16-18
Kamis, 7 Agustus
Kita mengasihi karena Allah lebih dulu mengasihi kita.—1 Yoh. 4:19.
Sewaktu merenungkan semua hal yang sudah Yehuwa lakukan bagi Saudara, Saudara pasti tergerak untuk membaktikan diri kepada-Nya. (Mz. 116:12-14) Alkitab berkata bahwa ”setiap pemberian yang baik dan hadiah yang sempurna” berasal dari Yehuwa. (Yak. 1:17) Pemberian-Nya yang paling luar biasa adalah korban tebusan Putra-Nya, Yesus. Karena ada tebusan, Saudara bisa bersahabat akrab dengan Yehuwa! Selain itu, Yehuwa juga memberi Saudara harapan untuk hidup selamanya. (1 Yoh. 4:9, 10) Yehuwa sudah menunjukkan kasih-Nya dengan cara yang paling luar biasa, dan Dia sudah memberi Saudara banyak sekali berkat. Jadi, Saudara bersyukur kepada-Nya dan tergerak untuk membaktikan diri.—Ul. 16:17; 2 Kor. 5:15. w24.03 5 ¶8
Jumat, 8 Agustus
Orang yang jalan hidupnya lurus takut kepada Yehuwa.—Ams. 14:2, catatan kaki.
Sewaktu kita melihat standar moral dunia ini yang semakin bejat, perasaan kita sama seperti Lot. Dia ’sangat menderita melihat kelakuan yang tidak tahu malu dari orang-orang jahat’, karena dia tahu Yehuwa membenci kelakuan seperti itu. (2 Ptr. 2:7, 8) Lot takut kepada Allah dan menyayangi Dia. Karena itu, Lot tidak mau mengikuti standar moral orang-orang di sekitarnya. Sekarang, orang-orang di sekitar kita juga meremehkan standar moral Yehuwa. Tapi, kita bisa tetap bersih secara moral kalau kita berupaya untuk terus menyayangi Allah dan memiliki rasa takut kepada-Nya. Untuk membantu kita, Yehuwa memberikan nasihat yang pengasih di buku Amsal. Semua orang Kristen, baik pria maupun wanita, anak muda maupun lansia, bisa mendapat manfaat dengan memikirkan nasihat yang diberikan. Kalau kita takut kepada Yehuwa, kita akan berhati-hati untuk tidak berteman dengan orang-orang yang tingkah lakunya buruk. w23.06 20 ¶1-2; 21 ¶5
Sabtu, 9 Agustus
Kalau seseorang ingin mengikuti aku, dia harus menyangkal diri dan memikul tiang siksaannya hari demi hari dan terus mengikuti aku.—Luk. 9:23.
Apakah Saudara mendapat tentangan dari keluarga? Apakah Saudara mengorbankan hal-hal materi demi mengutamakan Kerajaan Allah? (Mat. 6:33) Kalau ya, Saudara bisa yakin bahwa Yehuwa melihat semua pengorbanan Saudara. (Ibr. 6:10) Saudara pasti merasakan benarnya kata-kata Yesus ini: ”Siapa pun yang meninggalkan rumahnya atau kakaknya atau adiknya atau ibunya atau ayahnya atau anaknya atau ladangnya demi aku dan demi kabar baik akan mendapat 100 kali lebih banyak di zaman sekarang ini, yaitu lebih banyak rumah, kakak, adik, ibu, anak, dan ladang, disertai penganiayaan. Dan di zaman yang akan datang, dia akan mendapat kehidupan abadi.” (Mrk. 10:29, 30) Ya, berkat-berkat yang sudah Saudara terima jauh lebih besar daripada pengorbanan apa pun yang Saudara buat.—Mz. 37:4. w24.03 9 ¶5
Minggu, 10 Agustus
Teman sejati menyayangi pada setiap waktu dan menjadi saudara saat ada kesusahan.—Ams. 17:17.
Sewaktu orang Kristen di Yudea mengalami bencana kelaparan yang parah, saudara-saudara di sidang di Antiokhia Siria ”memutuskan untuk mengirim bantuan, sesuai dengan kemampuan masing-masing, untuk saudara-saudara di Yudea”. (Kis. 11:27-30) Meskipun saudara-saudari yang terkena bencana itu tinggal di tempat yang jauh, orang-orang Kristen di Antiokhia mau membantu mereka. (1 Yoh. 3:17, 18) Sekarang, kita juga bisa menunjukkan keibaan hati kepada rekan-rekan seiman kita. Saat mereka terkena bencana, kita pasti ingin segera membantu mereka. Kita bisa bertanya kepada para penatua apakah kita bisa membantu sebuah proyek penanggulangan bencana. Selain itu, kita bisa memberikan sumbangan untuk pekerjaan sedunia atau mendoakan saudara-saudari yang terkena bencana itu. Mereka juga mungkin membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Saat Raja kita, Kristus Yesus, datang untuk menghakimi manusia, kita pasti ingin dia menilai kita sebagai orang yang beriba hati dan mengundang kita untuk mewarisi Kerajaan Allah.—Mat. 25:34-40. w23.07 4 ¶9-10; 6 ¶12
Senin, 11 Agustus
Tunjukkan sikap masuk akal kalian kepada semua orang.—Flp. 4:5.
Yesus meniru sikap masuk akal Yehuwa. Yesus diutus ke bumi untuk mengabar kepada ”orang Israel yang bagaikan domba yang tersesat”. Tapi, sewaktu seorang wanita yang bukan orang Israel memohon agar Yesus menyembuhkan anaknya yang ”kesurupan roh jahat”, Yesus berbelaskasihan kepadanya dan mau melakukan itu. (Mat. 15:21-28) Perhatikan contoh lainnya. Sebelumnya, Yesus pernah mengatakan, ”Siapa pun yang menolak aku . . . akan kutolak juga.” (Mat. 10:33) Tapi, sewaktu Petrus menyangkal Yesus tiga kali, apakah Yesus menolak dia? Tidak. Yesus bisa melihat pertobatan dan iman Petrus. Setelah dibangkitkan, Yesus menemui Petrus dan kemungkinan besar meyakinkan Petrus bahwa dia sudah mengampuninya dan masih menyayanginya. (Luk. 24:33, 34) Allah Yehuwa dan Yesus Kristus bersikap masuk akal. Bagaimana dengan kita? Yehuwa ingin kita bersikap masuk akal juga. w23.07 21 ¶6-7
Selasa, 12 Agustus
Kematian tidak akan ada lagi.—Why. 21:4.
Bagaimana kita bisa meyakinkan orang-orang yang meragukan janji Allah tentang Firdaus? Ada beberapa hal yang bisa kita sebutkan. Pertama, Yehuwa sendirilah yang membuat janji itu. Buku Wahyu mengatakan, ”Dia yang duduk di takhta itu berkata, ’Lihatlah, Aku membuat semuanya jadi baru.’” Yehuwa sangat ingin mewujudkan janji-Nya, dan Dia memiliki hikmat serta kuasa untuk melakukannya. Kedua, Yehuwa tahu bahwa janji-Nya pasti akan menjadi kenyataan sampai-sampai Dia mengatakan, ”Kata-kata ini benar dan dapat dipercaya. . . . Semua itu sudah terjadi!” Ketiga, Yehuwa mengatakan, ”Akulah Alfa dan Omega.” (Why. 21:6) Jadi, sewaktu Yehuwa memulai sesuatu, Dia pasti akan menyelesaikannya. Ya, Yehuwa akan membuktikan bahwa Setan adalah pembohong yang tidak sanggup menggagalkan kehendak Yehuwa. Jadi, kalau seseorang meragukan janji Allah, Saudara bisa membacakan Wahyu 21:5, 6 lalu menjelaskannya. Tunjukkan bagaimana Yehuwa seolah-olah memberikan tanda tangan-Nya untuk menjamin bahwa janji-Nya pasti akan terwujud.—Yes. 65:16. w23.11 7 ¶18-19
Rabu, 13 Agustus
Aku akan menjadikan kamu bangsa yang besar.—Kej. 12:2.
Yehuwa menjanjikan hal itu kepada Abraham sewaktu dia berusia 75 tahun dan belum punya anak. Apakah Abraham melihat janji itu menjadi kenyataan sepenuhnya? Tidak. Memang, setelah dia menyeberangi Sungai Efrat dan menunggu selama 25 tahun, dia melihat kelahiran Ishak anaknya. Dan 60 tahun kemudian, Esau dan Yakub cucu-cucunya lahir. (Ibr. 6:15) Tapi, Abraham tidak melihat keturunannya menjadi bangsa yang besar dan mewarisi Negeri Perjanjian. Meski begitu, dia tetap setia dan menjadi sahabat Yehuwa, Penciptanya. (Yak. 2:23) Nanti setelah Abraham dibangkitkan, dia pasti sangat senang sewaktu mengetahui bahwa iman dan kesabarannya membawa berkat bagi semua bangsa! (Kej. 22:18) Apa pelajarannya? Memang, bisa jadi kita tidak sempat melihat semua janji Yehuwa menjadi kenyataan. Tapi, kalau kita tetap sabar seperti Abraham, kita bisa yakin bahwa Yehuwa akan memberkati kita sekarang dan terlebih lagi dalam dunia baru-Nya di masa depan.—Mrk. 10:29, 30. w23.08 24 ¶14
Kamis, 14 Agustus
Selama dia mencari Yehuwa, Allah yang benar membuatnya makmur.—2 Taw. 26:5.
Sewaktu masih muda, Raja Uzzia sangat rendah hati. Dia belajar untuk ”takut kepada Allah yang benar”. Dia hidup selama 68 tahun, dan sebagian besar kehidupannya diberkati oleh Yehuwa. (2 Taw. 26:1-4) Uzzia mengalahkan banyak musuh dan memperkuat pertahanan Yerusalem. (2 Taw. 26:6-15) Dia pasti senang karena Allah membantunya melakukan banyak hal. (Pkh. 3:12, 13) Raja Uzzia terbiasa untuk memberikan perintah, dan itu mungkin membuat dia merasa bahwa dia bisa melakukan apa saja. Suatu hari, Uzzia masuk ke bait Yehuwa dan dengan lancang mencoba untuk membakar dupa di mezbah. Padahal, seorang raja tidak boleh melakukan itu. (2 Taw. 26:16-18) Imam Besar Azaria berusaha mengoreksi dia, tapi Uzzia malah menjadi sangat marah. Sayang sekali, Uzzia menjadi tidak setia dan dihukum dengan penyakit kusta. (2 Taw. 26:19-21) Kalau saja dia tetap rendah hati, akhir kehidupannya pasti tidak akan seperti itu. w23.09 10 ¶9-10
Jumat, 15 Agustus
Dia menghindar karena takut kepada para pendukung sunat.—Gal. 2:12.
Setelah Rasul Petrus menjadi orang Kristen yang terurap, dia harus terus berjuang untuk mengatasi kelemahannya. Pada tahun 36 M, Allah menyuruh Petrus pergi menemui Kornelius, yang sebenarnya bukan orang Yahudi. Lalu, Allah mengurapi Kornelius dengan kuasa kudus. Itu adalah bukti yang jelas bahwa ”Allah tidak berat sebelah” dan bahwa orang-orang dari bangsa lain bisa menjadi bagian dari sidang Kristen. (Kis. 10:34, 44, 45) Setelah itu, Petrus mulai makan bersama mereka, meskipun dia tidak pernah melakukan itu sebelumnya. Tapi, menurut beberapa orang Kristen Yahudi, orang Yahudi dan orang dari bangsa lain tidak boleh makan bersama. Sewaktu beberapa orang yang punya pandangan seperti itu datang ke Antiokhia, Petrus tidak mau lagi makan bersama saudara-saudari dari bangsa lain. Mengapa? Dia mungkin takut membuat beberapa orang Kristen Yahudi itu marah. Sewaktu Rasul Paulus melihat sikap Petrus, dia menegur Petrus di depan banyak orang. (Gal. 2:13, 14) Tapi, meskipun Petrus melakukan kesalahan, dia tidak menyerah. w23.09 22 ¶8
Sabtu, 16 Agustus
Dia akan membuat kalian kokoh.—1 Ptr. 5:10.
Sewaktu memeriksa diri dengan jujur, Saudara mungkin menyadari beberapa kelemahan Saudara. Tapi, jangan kecil hati. ”Tuan itu baik”, dan dia akan membantu Saudara membuat perubahan yang diperlukan. (1 Ptr. 2:3) Rasul Petrus meyakinkan kita, ”Allah . . . akan menyelesaikan pelatihan kalian. Dia akan membuat kalian teguh.” Petrus pernah merasa tidak layak untuk berada di dekat Putra Allah. (Luk. 5:8) Tapi, dengan bantuan yang pengasih dari Yehuwa dan Yesus, Petrus bisa menjadi pengikut Yesus yang setia. Hasilnya, dia bisa ”masuk ke Kerajaan kekal milik Tuan dan Penyelamat kita Yesus Kristus”. (2 Ptr. 1:11) Itu berkat yang luar biasa! Seperti Petrus, kalau Saudara tidak menyerah dan mau dilatih oleh Yehuwa, Saudara akan mendapat kehidupan abadi. Ya, ’iman Saudara akan membuat Saudara diselamatkan’.—1 Ptr. 1:9. w23.09 31 ¶16-17
Minggu, 17 Agustus
Sembahlah Pencipta langit [dan] bumi.—Why. 14:7.
Di tabernakel zaman dulu, ada sebuah halaman, yaitu area terbuka yang luas dan dikelilingi pagar, tempat para imam melakukan tugas pelayanan mereka. Di halaman ini, ada mezbah dari tembaga untuk persembahan bakaran, dan ada bak air dari tembaga yang digunakan para imam untuk membersihkan diri sebelum melakukan pelayanan suci. (Kel. 30:17-20; 40:6-8) Sekarang, orang-orang terurap melayani dengan setia di bumi, di halaman dalam dari bait rohani. Bak air yang besar di halaman itu mengingatkan mereka dan semua orang Kristen lainnya untuk tetap bersih secara moral dan rohani. Bagaimana dengan ”kumpulan besar”? Di mana mereka beribadah? Rasul Yohanes melihat mereka ”berdiri di hadapan takhta [dan] melakukan pelayanan suci bagi [Allah] siang malam”. Mereka melayani di bumi, di halaman luar dari bait rohani. (Why. 7:9, 13-15) Kita pasti sangat bersyukur karena mendapat kesempatan berharga untuk menjalankan ibadah yang murni dalam bait rohani Yehuwa yang agung! w23.10 28 ¶15-16
Senin, 18 Agustus
Karena janji Allah, dia beriman . . . Imannya membuat dia kuat.—Rm. 4:20.
Yehuwa bisa memberi kita kekuatan melalui para penatua. (Yes. 32:1, 2) Jadi, sewaktu Saudara merasa khawatir, ceritakan perasaan Saudara kepada para penatua. Dan, sewaktu mereka menawarkan bantuan, jangan ragu untuk menerimanya. Yehuwa bisa menggunakan mereka untuk membuat Saudara kuat. Kita juga bisa mendapat kekuatan dari harapan yang ada di Alkitab. Kita punya harapan untuk hidup selamanya—di bumi Firdaus atau di Kerajaan surga. (Rm. 4:3, 18, 19) Harapan kita bisa menguatkan kita untuk bertekun menghadapi kesulitan, memberitakan kabar baik, dan menjalankan berbagai tugas di sidang. (1 Tes. 1:3) Harapan yang sama juga pernah menguatkan Rasul Paulus. Dia ”ditekan dari segala arah”, ”dianiaya”, ”dipukul jatuh”, dan ”tidak tahu harus bagaimana lagi”. Kadang, nyawanya bahkan terancam. (2 Kor. 4:8-10) Paulus bisa bertekun karena dia berfokus pada harapannya untuk hidup selamanya di surga. (2 Kor. 4:16-18) Karena merenungkan harapan itu, Paulus mendapat ”kekuatan baru dari hari ke hari”. w23.10 15-16 ¶14-17
Selasa, 19 Agustus
Yehuwa akan menguatkan umat-Nya. Yehuwa akan memberkati umat-Nya dengan kedamaian.—Mz. 29:11.
Sewaktu berdoa, coba pikirkan: ’Apakah menurut Yehuwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengabulkan permintaan saya?’ Kita mungkin merasa bahwa doa kita perlu segera dijawab. Tapi sebenarnya, Yehuwa-lah yang tahu waktu terbaik untuk membantu kita. (Ibr. 4:16) Kalau kita tidak langsung mendapatkan apa yang kita minta, kita mungkin berpikir bahwa jawaban Yehuwa adalah ’Tidak’. Padahal, jawaban-Nya mungkin ’Belum saatnya’. Misalnya, seorang saudara muda berdoa supaya dia disembuhkan, tapi kesehatannya tidak membaik. Kalau Yehuwa secara mukjizat menyembuhkan dia sekarang, Setan bisa saja menuduh bahwa saudara itu terus melayani Yehuwa hanya karena dia sudah disembuhkan. (Ayb. 1:9-11; 2:4) Lagi pula, Yehuwa sudah menentukan saatnya semua penyakit akan dilenyapkan. (Yes. 33:24; Why. 21:3, 4) Sebelum itu terjadi, kita tidak bisa mengharapkan mukjizat. Jadi, saudara itu mungkin bisa berdoa meminta kekuatan dan kedamaian dari Yehuwa supaya dia bisa bertekun menghadapi penyakitnya dan terus melayani Allah dengan setia. w23.11 24 ¶13
Rabu, 20 Agustus
Dia tidak menghukum kita sesuai dengan dosa kita, ataupun membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.—Mz. 103:10.
Simson sudah melakukan kesalahan yang serius, tapi dia tidak berhenti melayani Yehuwa. Dia tetap mencari kesempatan untuk melawan orang Filistin, sesuai dengan tugas yang Allah berikan kepadanya. (Hak. 16:28-30) Simson memohon kepada Yehuwa, ”Izinkanlah aku membalas orang Filistin.” Allah yang benar menjawab permohonan Simson dan sekali lagi memberi dia kekuatan yang luar biasa. Hasilnya, pada hari itu Simson mendapat keberhasilan yang lebih besar daripada yang sebelum-sebelumnya. Meskipun Simson mengalami akibat yang tragis dari kesalahannya, dia tetap berusaha melakukan kehendak Yehuwa. Bagaimana dengan kita? Kalau kita melakukan kesalahan sehingga kita ditegur atau kehilangan tugas tambahan, kita tidak boleh berhenti melayani Yehuwa. Ingatlah, Yehuwa siap mengampuni kita. (Mz. 103:8, 9) Seperti Simson, meskipun kita sudah melakukan kesalahan, kita masih bisa berguna bagi Yehuwa. w23.09 6 ¶15-16
Kamis, 21 Agustus
Kalau kita bertekun, Allah berkenan kepada kita, dan kalau Allah berkenan kepada kita, kita punya harapan.—Rm. 5:4.
Kalau kita bertekun, ”Allah berkenan kepada kita”. Ini bukan berarti bahwa Yehuwa senang kalau Saudara mengalami masalah atau kesulitan. Tapi, Dia senang karena Saudara bertekun dengan setia. Itu pasti sangat menguatkan kita! (Mz. 5:12) Ingatlah bahwa sewaktu Abraham bertekun menghadapi kesulitan, Yehuwa berkenan kepadanya. Dia pun dinyatakan benar dan dianggap sebagai sahabat Yehuwa. (Kej. 15:6; Rm. 4:13, 22) Kita juga bisa seperti Abraham. Allah berkenan kepada kita bukan karena banyaknya hal yang kita lakukan untuk Dia atau karena tugas-tugas yang kita miliki dalam organisasi-Nya. Sebaliknya, Dia berkenan kepada kita karena kita bertekun dengan setia. Tidak soal usia, keadaan, atau kemampuan kita, kita semua bisa bertekun. Apakah Saudara sekarang sedang bertekun menghadapi kesulitan? Kalau ya, ingatlah bahwa Allah berkenan kepada Saudara. Dengan merenungkan hal itu, harapan Saudara akan menjadi semakin kuat. w23.12 11 ¶13-14
Jumat, 22 Agustus
Kamu harus . . . berlaku sebagai laki-laki.—1 Raj. 2:2, catatan kaki.
Seorang pria Kristen harus belajar untuk berkomunikasi dengan baik. Dia perlu mendengarkan dan berupaya memahami pikiran serta perasaan orang lain. (Ams. 20:5) Dia bisa melakukannya dengan memperhatikan nada suara, ekspresi wajah, dan gerak-gerik orang tersebut. Jadi, kalian perlu menghabiskan waktu bersama orang lain. Kalau kalian selalu berkomunikasi melalui perangkat elektronik, misalnya dengan mengirim pesan atau e-mail, itu bisa membuat kalian sulit untuk berkomunikasi sewaktu bertemu langsung dengan orang lain. Jadi, cobalah cari kesempatan untuk berbicara secara langsung. (2 Yoh. 12) Seorang pria Kristen yang matang juga harus bisa membiayai diri sendiri dan keluarganya. (1 Tim. 5:8) Karena itu, pelajarilah keahlian yang bisa membantu kalian untuk mendapat pekerjaan. (Kis. 18:2, 3; 20:34; Ef. 4:28) Jadilah orang yang dikenal sebagai pekerja keras dan selalu menjalankan tugas sampai selesai. Dengan begitu, kalian akan lebih mudah mendapat pekerjaan dan mempertahankannya. w23.12 27 ¶12-13
Sabtu, 23 Agustus
Hari Yehuwa akan datang persis seperti pencuri pada malam hari.—1 Tes. 5:2.
Di Alkitab, ”hari Yehuwa” memaksudkan saatnya Yehuwa menghukum musuh-musuh-Nya dan menyelamatkan umat-Nya. Yehuwa sudah beberapa kali melakukan hal itu di zaman dulu. (Yes. 13:1, 6; Yeh. 13:5; Zef. 1:8) Dan, Dia akan melakukannya lagi di zaman kita. Nanti, ”hari Yehuwa” akan dimulai dengan serangan atas Babilon Besar dan berakhir dengan perang Armagedon. Supaya bisa selamat, kita perlu mempersiapkan diri dari sekarang. Yesus mengajarkan bahwa kita bukan hanya perlu bersiap-siap untuk menghadapi ”kesengsaraan besar”, tapi kita juga perlu tetap siap. (Mat. 24:21; Luk. 12:40) Dalam surat pertamanya kepada orang Tesalonika, Rasul Paulus menyebutkan beberapa perumpamaan untuk membantu orang Kristen tetap siap menghadapi hari penghakiman Yehuwa. Saat menulis surat itu, Paulus tahu bahwa hari Yehuwa tidak akan datang dalam waktu dekat. (2 Tes. 2:1-3) Tapi, dia tetap menasihati saudara-saudarinya untuk bersiap-siap menghadapi hari Yehuwa seolah-olah hari itu akan segera datang. Kita juga bisa mengikuti nasihatnya itu. w23.06 8 ¶1-2
Minggu, 24 Agustus
Saudara-saudara yang saya kasihi, kalian harus teguh, tidak tergoyahkan.—1 Kor. 15:58.
Di akhir tahun 1970-an, sebuah gedung 60 tingkat dibangun di Tokyo, Jepang. Tapi, di kota itu sering terjadi gempa bumi. Bagaimana gedung tersebut bisa tetap berdiri? Apa rahasianya? Ternyata, gedung itu dirancang untuk bisa berdiri kokoh tapi cukup fleksibel sehingga bisa mengikuti getaran dari gempa bumi. Nah, orang Kristen bisa disamakan seperti gedung itu. Apa maksudnya? Sebagai orang Kristen, kita harus tetap teguh tapi juga fleksibel. Kita teguh dan tidak tergoyahkan dalam mengikuti hukum Yehuwa dan standar-Nya. Kita juga bersikap penurut dan selalu taat. Di sisi lain, kita perlu fleksibel, atau ”bersikap masuk akal”, sewaktu itu memungkinkan atau bahkan dibutuhkan. (Yak. 3:17) Kalau kita punya pandangan yang seimbang, kita tidak akan menjadi terlalu kaku atau bersikap serba boleh. w23.07 14 ¶1-2
Senin, 25 Agustus
Kalian memang tidak pernah melihat dia, tapi kalian mengasihinya.—1 Ptr. 1:8.
Dulu, Yesus harus menghadapi godaan Setan si Iblis. Setan bahkan pernah dengan terus terang meminta Yesus melakukan sesuatu yang akan membuat dia tidak setia kepada Allah. (Mat. 4:1-11) Setan berupaya keras untuk membuat Yesus berdosa supaya Yesus tidak bisa menjadi korban tebusan. Selama pelayanannya di bumi, Yesus juga menghadapi banyak ujian lain. Dia dianiaya dan diancam akan dibunuh. (Luk. 4:28, 29; 13:31) Dia juga harus menghadapi ketidaksempurnaan para pengikutnya. (Mrk. 9:33, 34) Sewaktu diadili, dia juga dihina dan disiksa. Lalu, dia dihukum mati sebagai penjahat dengan cara yang menyakitkan dan merendahkan. (Ibr. 12:1-3) Di saat-saat terakhir kehidupannya, dia harus bertekun menghadapi ujian tanpa perlindungan Yehuwa. (Mat. 27:46) Jelaslah, Yesus membuat pengorbanan yang sangat besar untuk menebus kita. Sewaktu kita merenungkan semua pengorbanannya, kita pasti semakin mengasihi dia. w24.01 10-11 ¶7-9
Selasa, 26 Agustus
Semua yang bertindak terburu-buru pasti jatuh miskin.—Ams. 21:5.
Kesabaran bisa membantu kita untuk punya hubungan yang baik dengan orang lain. Itu bisa membantu kita untuk mendengarkan baik-baik sewaktu orang lain berbicara. (Yak. 1:19) Kesabaran juga sangat penting untuk menjaga perdamaian. Sewaktu kita mengalami tekanan, kesabaran bisa membantu kita untuk tidak terlalu cepat bereaksi dan mengatakan sesuatu yang bisa menyakiti orang lain. Dan sewaktu ada yang membuat kita sakit hati, kita tidak akan cepat marah atau membalas. Sebaliknya, kita akan ”tetap bersabar satu sama lain dan saling memaafkan dengan tulus”. (Kol. 3:12, 13) Kesabaran juga bisa membantu kita untuk membuat keputusan yang baik. Kalau kita sabar, kita tidak akan terburu-buru membuat keputusan, tapi kita akan meluangkan waktu untuk meriset dan mempertimbangkan berbagai pilihan yang ada. Misalnya, sewaktu mencari pekerjaan, kita mungkin ingin langsung menerima tawaran pertama yang kita dapatkan. Tapi, kalau kita sabar, kita akan meluangkan waktu untuk mempertimbangkan pengaruhnya terhadap keluarga dan kerohanian kita. Ya, kesabaran bisa mencegah kita membuat keputusan yang buruk. w23.08 22 ¶8-9
Rabu, 27 Agustus
Dalam tubuh saya, ada hukum dosa yang menjadikan saya tawanan, yang berperang melawan hukum Allah di pikiran saya.—Rm. 7:23.
Kalau Saudara masih harus berjuang melawan keinginan yang salah, jangan kecil hati. Renungkanlah ikrar pembaktian Saudara kepada Yehuwa. Itu bisa memperkuat tekad Saudara untuk melawan godaan. Mengapa? Sewaktu Saudara membaktikan diri kepada Yehuwa, Saudara sebenarnya menyangkal diri. Itu berarti Saudara menolak semua keinginan Saudara yang bisa membuat Yehuwa tidak senang. (Mat. 16:24) Saudara bertekad untuk selalu menyenangkan Yehuwa. Jadi sewaktu ada ujian, Saudara tidak perlu memikirkan dulu apa yang akan Saudara lakukan, karena Saudara sudah memutuskan sebelumnya bahwa Saudara akan tetap setia kepada Yehuwa. Dengan begitu, Saudara meniru Ayub. Meskipun mengalami kesulitan yang sangat berat, dia berkata dengan tegas, ”Aku tidak akan melepaskan integritasku!”—Ayb. 27:5. w24.03 9 ¶6-7
Kamis, 28 Agustus
Yehuwa dekat dengan semua yang berseru kepada-Nya, dengan semua yang memanggil-Nya dengan tulus.—Mz. 145:18.
Yehuwa, ”Allah yang penuh kasih”, selalu bersama kita! (2 Kor. 13:11) Dia peduli kepada kita masing-masing. Kita bisa yakin bahwa kita ”dikelilingi kasih setia-Nya”. (Mz. 32:10) Semakin sering kita merenungkan kasih sayang-Nya, Dia akan menjadi semakin nyata bagi kita, dan kita bisa merasa semakin akrab dengan-Nya. Kita bisa berdoa kepada-Nya dengan leluasa dan memberi tahu Dia bahwa kita sangat membutuhkan kasih sayang-Nya. Kita bisa menceritakan semua kekhawatiran kita kepada-Nya karena kita yakin bahwa Dia mengerti dan mau membantu kita. (Mz. 145:19) Seperti api yang bisa menghangatkan kita di hari yang dingin, kasih sayang Yehuwa juga bisa menghangatkan kita di masa-masa sulit. Jadi, terimalah kasih sayang Yehuwa, yang bisa membuat hati Saudara tenang dan damai. Semoga kita semua menanggapi kasih sayang Yehuwa dengan mengatakan, ”Aku menyayangi Yehuwa.”—Mz. 116:1. w24.01 31 ¶19-20
Jumat, 29 Agustus
Aku sudah membuat nama-Mu dikenal.—Yoh. 17:26.
Yesus tidak hanya memberi tahu orang-orang bahwa nama Allah adalah Yehuwa. Orang-orang Yahudi yang diajar oleh Yesus sudah mengetahui hal itu. Tapi, Yesus memberikan penjelasan yang lebih dalam supaya orang-orang bisa lebih mengenal Bapaknya. (Yoh. 1:17, 18) Misalnya, Kitab-Kitab Ibrani menunjukkan bahwa Yehuwa itu berbelaskasihan dan beriba hati. (Kel. 34:5-7) Yesus membuat hal itu menjadi lebih jelas dengan menceritakan perumpamaan tentang anak yang hilang. Sewaktu anak itu bertobat dan kembali, ayahnya melihat dia ”ketika dia masih jauh” dan berlari untuk menemuinya. Ayahnya memeluk dia dan benar-benar memaafkannya. Dari perumpamaan ini, kita bisa melihat dengan jelas bahwa Yehuwa sangat berbelaskasihan dan beriba hati.—Luk. 15:11-32. w24.02 10 ¶8-9
Sabtu, 30 Agustus
[Hiburlah] orang lain . . . dengan penghiburan yang kita dapatkan dari [Allah].—2 Kor. 1:4.
Yehuwa menyegarkan dan menghibur orang yang tertekan. Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam hal berbelaskasihan dan menghibur orang lain? Salah satu caranya adalah dengan memupuk sifat-sifat yang bisa membantu kita melakukannya. Apa saja contohnya? Sifat atau sikap apa saja yang perlu kita upayakan supaya kita bisa terus mengasihi dan ’terus menghibur satu sama lain’ dari hari ke hari? (1 Tes. 4:18) Kita perlu berupaya untuk bersikap seperasaan, saling menyayangi seperti keluarga sendiri, dan berbaik hati. (Kol. 3:12; 1 Ptr. 3:8) Kalau hal-hal itu menjadi bagian dari kepribadian kita, kita pasti akan tergerak untuk menghibur orang yang sedang tertekan. Yesus berkata, ”Apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal baik yang tersimpan dalam hatinya.” (Mat. 12:34, 35) Ya, menghibur saudara-saudari kita adalah salah satu cara utama untuk menunjukkan bahwa kita mengasihi mereka. w23.11 10 ¶10-11
Minggu, 31 Agustus
Orang-orang yang punya pemahaman akan mengerti.—Dan. 12:10.
Kita perlu meminta bantuan untuk bisa memahami nubuat Alkitab. Perhatikan perumpamaan ini: Bayangkan Saudara berkunjung ke tempat yang belum pernah Saudara datangi sebelumnya. Tapi, Saudara ditemani oleh seseorang yang mengenal baik tempat itu. Dia tahu persis di mana kalian berada, dan dia tahu semua jalan di situ. Saudara pasti senang karena dia mau menemani Saudara. Begitu juga, Yehuwa tahu persis di titik mana kita berada dalam garis waktu dan apa yang akan terjadi di masa depan. Jadi, untuk memahami nubuat Alkitab, kita harus dengan rendah hati meminta bantuan Yehuwa. (Dan. 2:28; 2 Ptr. 1:19, 20) Sebagai Bapak yang baik, Yehuwa ingin anak-anak-Nya memiliki masa depan yang cerah. (Yer. 29:11) Tapi, tidak seperti manusia, Yehuwa bisa menubuatkan masa depan dengan sangat tepat. Dia mengatur agar nubuat-nubuat-Nya dicatat dalam Firman-Nya supaya kita bisa tahu peristiwa penting apa saja yang akan terjadi.—Yes. 46:10. w23.08 8 ¶3-4