Oktober
Rabu, 1 Oktober
Hikmat dari atas . . . membuat seseorang . . . penurut.—Yak. 3:17.
Apakah Saudara kadang merasa sulit untuk taat? Raja Daud pernah merasa seperti itu. Jadi dia berdoa, ”Buatlah aku rela menaati-Mu.” (Mz. 51:12) Meskipun Daud menyayangi Yehuwa, kadang dia kesulitan untuk taat. Begitu juga dengan kita. Mengapa? Pertama, kita adalah manusia yang berdosa sehingga lebih mudah bagi kita untuk tidak taat. Kedua, Setan terus berupaya membuat kita memberontak seperti dia. (2 Kor. 11:3) Ketiga, kita dikelilingi oleh orang-orang yang tidak taat dan suka memberontak. (Ef. 2:2) Jadi, kita perlu berupaya keras melawan dorongan untuk memberontak yang berasal dari diri kita sendiri, dari Setan, dan dari dunia ini. Dengan begitu, kita akan bisa menaati Yehuwa dan orang-orang yang Dia pilih. w23.10 6 ¶1
Kamis, 2 Oktober
Kamu malah menyimpan anggur yang bagus sampai sekarang.—Yoh. 2:10.
Apa yang bisa kita pelajari dari mukjizat Yesus di pesta pernikahan di Kana? Kita belajar perlunya bersikap rendah hati. Yesus tidak membangga-banggakan mukjizat yang dia lakukan itu. Dan memang, dia tidak pernah membanggakan diri. Dia selalu dengan rendah hati memuliakan Bapaknya. (Yoh. 5:19, 30; 8:28) Seperti Yesus, kita juga perlu bersikap rendah hati dan tidak membanggakan diri. Sebaliknya, kita mau membanggakan Allah kita yang hebat, yang sudah dengan baik hati memberi kita kesempatan untuk melayani-Nya. (Yer. 9:23, 24) Jadi, semoga kita selalu memuliakan Yehuwa. Ingatlah, semua yang kita kerjakan bisa berhasil hanya karena bantuan Yehuwa. (1 Kor. 1:26-31) Kalau kita rendah hati, kita tidak akan memberi tahu orang lain tentang hal-hal baik yang kita lakukan. Kita merasa puas karena tahu Yehuwa melihat dan menghargai upaya kita. (Bandingkan Matius 6:2-4; Ibr. 13:16) Dia pasti senang kalau kita meniru Yesus dengan bersikap rendah hati.—1 Ptr. 5:6. w23.04 4 ¶9; 5 ¶11-12
Jumat, 3 Oktober
Perhatikanlah kepentingan orang lain, bukan kepentingan diri sendiri saja.—Flp. 2:4.
Dengan bimbingan Allah, Paulus menasihati orang Kristen untuk memperhatikan kepentingan orang lain. Bagaimana kita bisa mengikuti nasihat itu di perhimpunan? Dengan mengingat bahwa seperti kita, orang lain juga mau memberikan komentar. Coba pikirkan ini: Sewaktu Saudara sedang mengobrol dengan teman-teman Saudara, apakah Saudara akan berbicara terus sampai-sampai mereka tidak punya kesempatan untuk berbicara? Pasti tidak. Saudara pasti ingin memberi mereka kesempatan juga. Sama seperti itu, di perhimpunan, kita mau memberikan kesempatan kepada sebanyak mungkin orang untuk berkomentar dan mengungkapkan iman mereka. Malah, itu adalah salah satu cara terbaik untuk menguatkan saudara-saudari. (1 Kor. 10:24) Jadi, pastikan komentar Saudara tetap singkat supaya masih ada waktu bagi orang lain untuk berkomentar juga. Bahkan kalau Saudara memberikan komentar yang singkat, jangan mengomentari semua poin yang ada di paragraf. Kalau Saudara melakukan itu, orang lain tidak akan mendapat kesempatan untuk memberikan komentar. w23.04 22-23 ¶11-13
Sabtu, 4 Oktober
Saya melakukan segala sesuatu demi kabar baik, untuk membagikannya kepada orang lain.—1 Kor. 9:23.
Kita harus ingat untuk terus membantu orang lain, terutama dengan mengabar kepada mereka. Kita juga perlu bersikap fleksibel dalam pelayanan. Mengapa? Karena orang-orang yang kita temui memiliki kepercayaan dan latar belakang yang berbeda-beda. Kita bisa belajar dari teladan Rasul Paulus. Yesus menunjuk Paulus sebagai ”rasul yang diutus kepada bangsa-bangsa”. (Rm. 11:13) Paulus pun mengabar kepada orang Yahudi, orang Yunani, orang yang terpelajar, rakyat biasa, para pejabat, dan raja-raja. Paulus ”berbuat sebisa-bisanya demi segala macam orang” agar bisa menyentuh hati mereka. (1 Kor. 9:19-22) Dia memperhatikan budaya, latar belakang, dan kepercayaan orang-orang, lalu menyesuaikan cara dia mengabar kepada mereka. Kita juga bisa mendapat hasil yang lebih baik dalam pelayanan kalau kita bersikap fleksibel dan menyesuaikan cara kita mengabar dengan kebutuhan setiap orang. w23.07 23 ¶11-12
Minggu, 5 Oktober
Seorang budak Tuhan tidak perlu bertengkar, tapi perlu bersikap lembut terhadap semua orang.—2 Tim. 2:24.
Kelembutan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Dibutuhkan kekuatan untuk bisa tetap tenang dalam situasi yang sulit. Kelembutan termasuk dalam ”buah yang dihasilkan kuasa kudus”. (Gal. 5:22, 23) Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”kelembutan” kadang digunakan untuk menggambarkan kuda liar yang sudah dijinakkan. Meskipun kuda itu sudah menjadi jinak dan lembut, dia masih tetap kuat. Nah, bagaimana kita bisa bersikap lembut tapi juga kuat? Kita butuh bantuan Yehuwa. Kita perlu berdoa meminta kuasa kudus-Nya supaya kita bisa memupuk sifat yang bagus ini. Pengalaman menunjukkan bahwa ini bisa dilakukan. Banyak Saksi berhasil menjawab dengan lembut sewaktu ada yang mengajak mereka berdebat. Dan hasilnya, orang-orang punya kesan yang positif terhadap para Saksi.—2 Tim. 2:24, 25; catatan kaki ayat 25. w23.09 14 ¶3
Senin, 6 Oktober
Saya berdoa . . . , dan Yehuwa mendengar permintaan saya.—1 Sam. 1:27.
Dalam sebuah penglihatan yang luar biasa, Rasul Yohanes melihat 24 penatua di surga sujud menyembah Yehuwa. Mereka memuji Allah karena mereka mengakui bahwa Dia ’penuh kuasa serta layak dimuliakan dan dihormati’. (Why. 4:10, 11) Para malaikat yang setia juga punya banyak alasan untuk memuji Yehuwa. Mereka mengenal Dia dengan baik karena mereka tinggal di surga bersama-Nya. Mereka bisa melihat sifat-sifat-Nya yang bagus dengan mengamati apa yang Dia lakukan. Hasilnya, mereka pun tergerak untuk memuji Dia. (Ayb. 38:4-7) Kita juga perlu memuji Yehuwa dalam doa-doa kita. Kita bisa memberi tahu Dia mengapa kita menyayangi Dia dan menghargai sifat-sifat-Nya. Sewaktu Saudara membaca dan mempelajari Alkitab, coba perhatikan sifat-sifat Yehuwa yang khususnya Saudara sukai. (Ayb. 37:23; Rm. 11:33) Lalu, ceritakan kepada Yehuwa perasaan Saudara mengenai sifat-sifat-Nya itu. Kita juga bisa memuji Yehuwa atas semua yang Dia lakukan untuk kita dan saudara-saudari kita.—1 Sam. 2:1, 2. w23.05 3-4 ¶6-7
Selasa, 7 Oktober
Tingkah laku kalian [harus] layak di hadapan Yehuwa.—Kol. 1:10.
Pada tahun 1919, umat Allah dibebaskan dari Babilon Besar. Pada tahun itu, ”budak yang setia dan bijaksana” dilantik, dan mereka membantu orang-orang yang tulus untuk mulai berjalan di ”Jalan Kekudusan” yang baru dibuka. (Mat. 24:45-47; Yes. 35:8) Persiapan yang dilakukan sebelumnya oleh orang-orang yang menghormati Allah membantu orang-orang yang tulus itu belajar lebih banyak tentang kehendak Yehuwa. (Ams. 4:18) Mereka juga dibantu untuk membuat perubahan supaya kehidupan mereka sesuai dengan standar Yehuwa. Yehuwa tidak mengharapkan umat-Nya untuk langsung membuat semua perubahan sekaligus. Sebaliknya, Dia memurnikan umat-Nya secara bertahap. Kita semua pasti akan sangat senang sewaktu kita akhirnya bisa menyenangkan Allah sepenuhnya di masa depan. Setiap jalan membutuhkan pemeliharaan yang rutin. Begitu juga dengan ”Jalan Kekudusan”. Sejak tahun 1919, pekerjaan pemeliharaan di ”Jalan Kekudusan” terus berlanjut supaya semakin banyak orang bisa meninggalkan Babilon Besar. w23.05 17 ¶15; 19 ¶16
Rabu, 8 Oktober
Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu.—Ibr. 13:5.
Badan Pimpinan secara langsung melatih para asisten di berbagai panitia Badan Pimpinan. Sekarang, para asisten ini dengan setia menjalankan banyak tanggung jawab dalam organisasi. Mereka siap melanjutkan tugas untuk mengurus domba-domba Kristus. Sebelum kesengsaraan besar berakhir, semua orang terurap akan diangkat ke surga, tapi umat Allah di bumi akan terus menjalankan ibadah yang murni. Yesus Kristus, Pemimpin mereka, akan terus membantu mereka melayani Allah. Memang, pada saat itu umat Allah akan diserang oleh gabungan bangsa-bangsa yang disebut Gog dari Magog. (Yeh. 38:18-20) Tapi, serangan itu hanya sebentar dan tidak akan berhasil membuat umat Allah berhenti melayani Dia. Dalam sebuah penglihatan, Rasul Yohanes melihat ”kumpulan besar orang” yang terdiri dari domba-domba lain Kristus, dan dia mendengar bahwa mereka ”selamat melewati kesengsaraan besar”. (Why. 7:9, 14) Jelaslah, Yehuwa pasti akan menyelamatkan umat-Nya! w24.02 5-6 ¶13-14
Kamis, 9 Oktober
Jangan padamkan kuasa kudus.—1 Tes. 5:19.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan kuasa kudus? Kita bisa berdoa memintanya, mempelajari Firman Allah, dan mendukung organisasi Allah yang dibimbing kuasa kudus. Hal-hal itu bisa membantu kita memupuk ”buah yang dihasilkan kuasa kudus”. (Gal. 5:22, 23) Allah memberikan kuasa kudus-Nya hanya kepada orang yang pikiran dan tingkah lakunya tetap suci. Dia tidak akan terus memberikannya kepada kita kalau kita memikirkan dan melakukan hal-hal yang najis. (1 Tes. 4:7, 8) Agar kita bisa terus mendapatkan kuasa kudus, kita juga tidak boleh ’meremehkan nubuat’. (1 Tes. 5:20) ”Nubuat” yang dimaksud di sini adalah pesan yang Allah berikan melalui kuasa kudus-Nya, termasuk peringatan tentang hari Yehuwa yang sudah semakin dekat. Kita tidak akan berpikir bahwa hari Yehuwa atau Armagedon masih lama atau tidak akan terjadi pada masa hidup kita. Sebaliknya, kita yakin bahwa hari itu akan segera datang sehingga kita terus ”bertingkah laku suci dan mengabdi kepada Allah”.—2 Ptr. 3:11, 12. w23.06 12 ¶13-14
Jumat, 10 Oktober
Takut kepada Yehuwa adalah awal dari kebijaksanaan.—Ams. 9:10, catatan kaki.
Sebagai orang Kristen, apa yang harus kita lakukan kalau gambar yang cabul tiba-tiba muncul di perangkat elektronik kita? Kita harus langsung menyingkirkannya. Kita bisa lebih mudah melakukan itu kalau kita mengingat bahwa hubungan kita dengan Yehuwa sangat berharga. Kita juga harus menghindari gambar-gambar yang mungkin tidak termasuk pornografi tapi bisa membuat kita memikirkan hal-hal cabul. Mengapa? Karena gambar-gambar seperti itu bisa membuat kita berzina dalam hati. (Mat. 5:28, 29) Seorang penatua di Thailand bernama David mengatakan, ”Saya berpikir, ’Walaupun gambar-gambar itu bukan pornografi, apakah Yehuwa akan senang kalau saya terus melihatnya?’ Karena berpikir seperti ini, saya bisa bertindak dengan bijaksana.” Kita bisa bertindak dengan bijaksana kalau kita memiliki rasa takut yang benar kepada Yehuwa, atau takut membuat Dia tidak senang. w23.06 23 ¶12-13
Sabtu, 11 Oktober
Umat-Ku, masuklah ke ruang-ruang dalammu.—Yes. 26:20.
Kelihatannya, ’ruang-ruang dalam’ memaksudkan sidang-sidang kita. Yehuwa berjanji bahwa Dia akan melindungi kita selama kesengsaraan besar asalkan kita tetap bersatu dengan saudara-saudari kita. Jadi dari sekarang, kita harus berupaya untuk benar-benar mengasihi saudara-saudari dengan tulus. Itu bisa memengaruhi keselamatan kita! ”Hari besar Yehuwa” akan membuat semua manusia sangat menderita. (Zef. 1:14, 15) Umat Yehuwa juga tidak akan luput dari kesulitan. Tapi, kalau kita sudah mempersiapkan diri dari sekarang, kita akan tetap tenang dan bisa membantu yang lain. Kita akan tetap bertekun meskipun menghadapi berbagai tantangan. Kalau ada rekan seiman kita yang membutuhkan bantuan, kita akan beriba hati kepada mereka dan berupaya sebisa-bisanya untuk memberikan apa yang mereka butuhkan. Dan karena kita mengasihi saudara-saudari, kita akan tetap bersatu dengan mereka. Yehuwa pun akan memberi kita kehidupan abadi dalam dunia yang bebas dari bencana dan kesengsaraan.—Yes. 65:17. w23.07 7 ¶16-17
Minggu, 12 Oktober
[Yehuwa] akan membuat kalian teguh. Dia akan membuat kalian kuat. Dia akan membuat kalian kokoh.—1 Ptr. 5:10.
Firman Allah sering menggambarkan hamba-hamba Yehuwa sebagai orang yang kuat. Tapi, orang yang paling kuat pun tidak selalu merasa kuat. Misalnya, Raja Daud pernah merasa ”sekuat gunung”, tapi ada saatnya dia ”ketakutan”. (Mz. 30:7) Selain itu, Simson punya kekuatan yang luar biasa sewaktu dia mendapat kuasa kudus Allah, tapi dia mengakui bahwa tanpa kuasa itu, dia akan ”menjadi lemah seperti semua orang lainnya”. (Hak. 14:5, 6; 16:17) Orang-orang yang setia itu bisa kuat hanya karena Yehuwa memberi mereka kekuatan. Rasul Paulus mengakui bahwa dia juga membutuhkan kekuatan dari Yehuwa. (2 Kor. 12:9, 10) Dia menghadapi masalah kesehatan. (Gal. 4:13, 14) Kadang, dia juga merasa sulit untuk melakukan apa yang benar. (Rm. 7:18, 19) Dan, ada saatnya dia merasa takut dan khawatir memikirkan apa yang akan terjadi. (2 Kor. 1:8, 9) Tapi, saat Paulus lemah, dia menjadi kuat. Mengapa? Karena Yehuwa memberi dia kekuatan yang dia butuhkan. w23.10 12 ¶1-2
Senin, 13 Oktober
Yehuwa melihat hati.—1 Sam. 16:7.
Kalau kadang kita merasa tidak berharga, kita bisa ingat bahwa Yehuwa sendirilah yang sudah menarik kita kepada-Nya. (Yoh. 6:44) Dia melihat hal-hal baik dalam diri kita yang mungkin tidak kita sadari, dan Dia tahu isi hati kita. (2 Taw. 6:30) Jadi, kita bisa percaya sewaktu Dia mengatakan bahwa kita berharga bagi-Nya. (1 Yoh. 3:19, 20) Sebelum belajar kebenaran, beberapa dari kita melakukan hal-hal buruk, yang mungkin membuat kita merasa bersalah sampai sekarang. (1 Ptr. 4:3) Ada juga yang sudah melayani Yehuwa dengan setia, tapi merasa bersalah karena masih harus berjuang melawan kelemahan mereka. Apakah hati Saudara kadang menyalahkan Saudara? Kalau ya, Saudara bisa terhibur dengan mengetahui bahwa banyak hamba Yehuwa yang setia juga punya perasaan yang sama. Misalnya, Rasul Paulus merasa sangat tertekan sewaktu memikirkan tentang kelemahannya. (Rm. 7:24) Memang, Paulus sudah bertobat dari dosa-dosanya dan dibaptis. Tapi, dia tetap saja berkata bahwa dia ”paling rendah di antara semua rasul” dan ”paling berdosa”.—1 Kor. 15:9; 1 Tim. 1:15. w24.03 27 ¶5-6
Selasa, 14 Oktober
Orang-orang mulai mengabaikan rumah Yehuwa.—2 Taw. 24:18.
Dari pengalaman Raja Yehoas, kita belajar bahwa kita perlu memilih teman-teman yang menyayangi Yehuwa dan ingin membuat Dia senang. Teman-teman seperti itu bisa menjadi pengaruh yang baik untuk kita. Jangan hanya bergaul dengan orang-orang yang seumuran dengan kita. Ingatlah, Yehoyada jauh lebih tua daripada Yehoas. Untuk memastikan apakah kita punya teman bergaul yang baik, coba pikirkan: ’Apakah mereka membantu saya semakin beriman kepada Yehuwa? Apakah mereka mengikuti standar Yehuwa dan membantu saya untuk melakukannya juga? Apakah mereka sering berbicara tentang Yehuwa dan kebenaran yang berharga dari Firman-Nya? Apakah mereka berani mengoreksi saya saat saya membutuhkannya?’ (Ams. 27:5, 6, 17) Terus terang saja, kalau teman-teman kalian tidak menyayangi Yehuwa, kalian tidak membutuhkan mereka. Tapi, kalau kalian punya teman-teman yang menyayangi Yehuwa, teruslah bergaul dengan mereka. Mereka akan menjadi pengaruh yang baik untuk kalian.—Ams. 13:20. w23.09 9-10 ¶6-7
Rabu, 15 Oktober
Akulah Alfa dan Omega.—Why. 1:8.
Alfa adalah huruf pertama dalam abjad Yunani, dan Omega adalah huruf terakhir. Jadi, dengan menyebutkan ”Alfa dan Omega”, Yehuwa ingin menunjukkan bahwa sewaktu Dia memulai sesuatu, Dia pasti akan menyelesaikannya. Sebagai contoh, Yehuwa seolah-olah mengatakan ”Alfa” sewaktu Dia memberi tahu Adam dan Hawa tentang kehendak-Nya: ”Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan kuasailah itu.” (Kej. 1:28) Kapan Yehuwa seolah-olah mengatakan ”Omega”? Itu akan terjadi di masa depan, sewaktu keturunan Adam dan Hawa yang taat dan sempurna sudah memenuhi bumi dan mengubahnya menjadi Firdaus. Ada jaminan lain yang Yehuwa berikan setelah Dia selesai menciptakan ”langit dan bumi serta segala isinya”. Dia menjamin bahwa kehendak-Nya bagi manusia dan bumi pasti akan terwujud sepenuhnya pada akhir hari ketujuh.—Kej. 2:1-3. w23.11 4-5 ¶13-14
Kamis, 16 Oktober
Kosongkan jalan bagi Yehuwa! Buatlah jalan raya yang mulus di gurun bagi Allah kita.—Yes. 40:3.
Perjalanan dari Babilon ke Israel cukup berat dan bisa memakan waktu kira-kira empat bulan. Tapi, Yehuwa berjanji bahwa rintangan apa pun yang bisa menyulitkan mereka akan disingkirkan. Orang-orang Yahudi yang setia tahu bahwa kalau mereka kembali ke Israel, manfaatnya pasti jauh lebih besar daripada pengorbanan yang harus mereka buat. Manfaat yang paling besar berkaitan dengan ibadah mereka. Di Babilon, tidak ada bait untuk Yehuwa. Tidak ada mezbah yang bisa digunakan orang Israel untuk mempersembahkan korban sesuai dengan Hukum Musa, dan tidak ada imam-imam yang bertugas mempersembahkan korban tersebut. Selain itu, umat Yehuwa jauh lebih sedikit daripada para penyembah berhala, yang tidak peduli pada Yehuwa atau standar-Nya. Jadi, puluhan ribu orang Yahudi yang mengasihi Yehuwa sangat ingin kembali ke negeri asal mereka supaya mereka bisa memulihkan ibadah yang murni. w23.05 14-15 ¶3-4
Jumat, 17 Oktober
Teruslah hidup sebagai anak-anak terang.—Ef. 5:8.
Untuk terus bertingkah laku ”sebagai anak-anak terang”, kita perlu bantuan kuasa kudus Allah. Mengapa? Karena tidak mudah untuk tetap suci di dunia yang bejat ini. (1 Tes. 4:3-5, 7, 8) Kuasa kudus bisa membantu kita melawan cara berpikir dunia, yang bertentangan dengan cara berpikir Allah. Kuasa kudus juga bisa membantu kita melakukan segala hal yang baik dan benar. (Ef. 5:9) Salah satu cara kita bisa mendapat kuasa kudus adalah dengan berdoa memintanya. Yesus berkata bahwa Yehuwa akan ”memberikan kuasa kudus kepada orang yang meminta kepada-Nya”. (Luk. 11:13) Kita juga bisa mendapat kuasa kudus sewaktu kita memuji Yehuwa bersama-sama di perhimpunan. (Ef. 5:19, 20) Dengan bimbingan kuasa kudus Allah, kita bisa terus menyenangkan Dia dalam hidup kita. w24.03 23-24 ¶13-15
Sabtu, 18 Oktober
Teruslah minta, dan kalian akan diberi; teruslah cari, dan kalian akan menemukan; teruslah ketuk, dan itu akan dibukakan bagi kalian.—Luk. 11:9.
Apakah Saudara ingin menjadi lebih sabar? Kesabaran adalah buah yang dihasilkan kuasa kudus. (Gal. 5:22, 23) Jadi, kita bisa berdoa agar Yehuwa memberikan kuasa kudus-Nya dan membantu kita menunjukkan kesabaran. Kita perlu terus meminta kuasa kudus, terutama sewaktu ada situasi yang menguji kesabaran kita. (Luk. 11:13) Kita juga bisa berdoa agar Yehuwa membantu kita melihat situasinya dari sudut pandang Dia. Setelah berdoa, kita sendiri perlu berupaya sebisa-bisanya untuk bersabar setiap hari. Kalau kita terus berdoa dan berupaya untuk bersabar, sifat itu akan semakin tertanam dalam hati kita dan menjadi bagian dari kepribadian kita. Selain itu, renungkan teladan yang ada di Alkitab. Alkitab berisi banyak teladan orang-orang yang sabar. Dengan merenungkannya, kita bisa belajar caranya menjadi orang yang sabar. w23.08 22 ¶10-11
Minggu, 19 Oktober
Turunkan jala kalian.—Luk. 5:4.
Yesus meyakinkan Rasul Petrus bahwa Yehuwa akan memenuhi kebutuhannya. Setelah dibangkitkan, Yesus secara mukjizat membantu Petrus dan rasul-rasul lainnya untuk menangkap banyak sekali ikan. (Yoh. 21:4-6) Mukjizat ini pasti meyakinkan Petrus bahwa Yehuwa bisa dengan mudah memenuhi kebutuhannya. Dia mungkin teringat pada kata-kata Yesus bahwa Yehuwa akan memenuhi kebutuhan orang-orang yang terus mengutamakan Kerajaan-Nya. (Mat. 6:33) Itu membantu Petrus untuk lebih mengutamakan pelayanannya kepada Yehuwa, bukan bisnis perikanannya. Pada hari Pentakosta 33 M, dia mengabar dengan berani dan membantu ribuan orang untuk menerima kabar baik. (Kis. 2:14, 37-41) Lalu, dia membantu orang-orang Samaria dan orang-orang dari bangsa lain untuk menjadi pengikut Kristus. (Kis. 8:14-17; 10:44-48) Ya, Yehuwa benar-benar menggunakan Petrus untuk menarik segala macam orang ke dalam sidang Kristen. w23.09 20 ¶1; 23 ¶11
Senin, 20 Oktober
Kalau kalian tidak memberitahukan apa mimpi saya dan artinya, badan kalian akan dipotong-potong.—Dan. 2:5.
Kira-kira dua tahun setelah pasukan Babilonia menghancurkan Yerusalem, Nebukhadnezar raja Babilon mendapat mimpi yang menakutkan tentang sebuah patung yang sangat besar. Dia mengancam untuk membunuh semua orang bijak, termasuk Daniel, kalau mereka tidak bisa memberitahukan mimpinya dan arti mimpi tersebut. (Dan. 2:3-5) Daniel harus bertindak cepat, karena hal ini menyangkut nyawa banyak orang. Dia ”menghadap Raja dan memohon agar diberi kesempatan untuk menjelaskan arti mimpi Raja”. (Dan. 2:16) Dibutuhkan iman dan keberanian untuk melakukan itu, karena tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa Daniel sebelumnya pernah menjelaskan arti mimpi. Dia meminta teman-temannya untuk ”berdoa agar Allah yang berkuasa atas surga berbelaskasihan dan memberitahukan rahasia mimpi itu”. (Dan. 2:18) Yehuwa menjawab doa mereka. Dengan bantuan Allah, Daniel berhasil menjelaskan arti mimpi Nebukhadnezar. Daniel dan teman-temannya pun selamat. w23.08 2 ¶4
Selasa, 21 Oktober
Orang yang bertekun sampai akhir akan diselamatkan.—Mat. 24:13.
Pikirkan manfaatnya bersabar. Kalau kita sabar, kita akan lebih tenang dan bahagia. Kesabaran bisa membantu kita menjaga kesehatan fisik dan mental kita. Kalau kita bersabar terhadap orang lain, kita akan punya hubungan yang lebih baik dengan mereka, dan sidang kita pun menjadi semakin bersatu. Sewaktu ada yang membuat kita kesal, kesabaran bisa membantu kita untuk tidak cepat marah, sehingga masalahnya tidak menjadi semakin besar. (Mz. 37:8, catatan kaki; Ams. 14:29) Dan yang terutama, kita bisa meniru Bapak kita yang di surga dan menjadi semakin dekat dengan-Nya. Jelaslah, kesabaran adalah sifat yang sangat bagus dan bermanfaat. Memang, tidak selalu mudah untuk bersabar. Tapi dengan bantuan Yehuwa, kita bisa terus memupuk sifat ini. Dan, sambil terus mengharapkan dunia baru dengan sabar, kita bisa yakin bahwa ”mata Yehuwa menjaga orang yang menghormati-Nya, yang mengharapkan kasih setia-Nya”. (Mz. 33:18, 22) Semoga kita semua bertekad untuk terus mengenakan kesabaran! w23.08 22 ¶7; 25 ¶16-17
Rabu, 22 Oktober
Tanpa perbuatan, iman itu mati.—Yak. 2:17.
Yakobus menjelaskan bahwa seseorang mungkin mengaku beriman, tapi perbuatannya tidak menunjukkan hal itu. (Yak. 2:1-5, 9) Yakobus menceritakan tentang seseorang yang melihat ’saudara atau saudarinya tidak punya pakaian dan makanan’ tapi dia tidak membantu mereka. Meskipun orang tersebut mungkin mengaku beriman, dia tidak berbuat apa-apa. Jadi, sebenarnya dia tidak punya iman. (Yak. 2:14-16) Yakobus juga menyebutkan teladan bagus dari Rahab, yang membuktikan imannya dengan perbuatannya. (Yak. 2:25, 26) Rahab mendengar tentang Yehuwa dan tahu bahwa Yehuwa menyertai orang Israel. (Yos. 2:9-11) Apa yang Rahab lakukan? Dia melindungi dua mata-mata Israel sewaktu nyawa mereka terancam. Hasilnya, dia dinyatakan benar seperti Abraham meskipun dia tidak sempurna dan bukan orang Israel. Teladan Rahab menunjukkan bahwa iman harus dibuktikan dengan perbuatan. w23.12 5 ¶12-13
Kamis, 23 Oktober
Semoga kalian berakar kuat dan menjadi kokoh di atas fondasi itu.—Ef. 3:17.
Sebagai orang Kristen, kita tidak akan puas hanya dengan memahami ajaran dasar Alkitab. Kita ingin memahami ”pikiran Allah yang sangat dalam” dengan bantuan kuasa kudus-Nya. (1 Kor. 2:9, 10) Cobalah meriset hal-hal yang bisa membuat Saudara semakin dekat dengan Yehuwa. Misalnya, Saudara bisa mencari tahu bagaimana Dia menunjukkan kasih kepada hamba-hamba-Nya di zaman dulu dan bagaimana itu membuktikan bahwa Dia menyayangi Saudara juga. Selain itu, Saudara bisa mempelajari pengaturan ibadah yang Yehuwa tetapkan di Israel dan membandingkannya dengan pengaturan di sidang Kristen sekarang. Atau, Saudara bisa meriset nubuat-nubuat tentang Mesias, yang menjadi kenyataan selama kehidupan dan pelayanan Yesus di bumi. Cobalah meriset hal-hal itu sambil memanfaatkan Indeks Publikasi Menara Pengawal atau Panduan Riset untuk Saksi-Saksi Yehuwa. Pelajaran Alkitab yang mendalam seperti itu bisa sangat menyenangkan. Saudara bisa ”mendapat pengetahuan tentang Allah”, dan iman Saudara bisa semakin kuat.—Ams. 2:4, 5. w23.10 18-19 ¶3-5
Jumat, 24 Oktober
Yang paling penting, kasihilah satu sama lain dengan sungguh-sungguh, karena kasih menutup banyak sekali dosa.—1 Ptr. 4:8, catatan kaki.
Di bahasa aslinya, kata ”sungguh-sungguh” yang Rasul Petrus gunakan berarti ”direntangkan”. Lalu, ayat itu menunjukkan bahwa kalau kita mengasihi dengan sungguh-sungguh, kita bisa menutup dosa saudara-saudari kita. Apa maksudnya? Kasih itu seperti kain yang bisa direntangkan untuk menutupi banyak sekali noda. Kita bisa merentangkan kasih kita untuk menutupi bukan hanya satu atau dua dosa, tapi ”banyak sekali dosa”. Dengan kata lain, kalau kita mengasihi saudara-saudari dengan sungguh-sungguh, kita akan bisa mengabaikan kesalahan dan ketidaksempurnaan mereka. Kasih kita kepada saudara-saudari harus cukup kuat sehingga kita bisa mengabaikan ketidaksempurnaan mereka meskipun itu mungkin tidak mudah. (Kol. 3:13) Kalau kita mengampuni orang lain, kita membuktikan bahwa kita punya kasih yang kuat dan ingin menyenangkan Yehuwa. w23.11 10-11 ¶13-15
Sabtu, 25 Oktober
Syafan mulai membacakannya di depan Raja.—2 Taw. 34:18.
Sewaktu berumur 26 tahun, Raja Yosia mulai merenovasi bait. Selama renovasi itu, ditemukan ”buku Hukum Yehuwa yang diberikan melalui Musa”. Sewaktu mendengar itu dibacakan, Yosia tergerak untuk bertindak sesuai dengan apa yang tertulis. (2 Taw. 34:14, 19-21) Apakah kalian membaca Alkitab secara rutin? Kalau kalian sedang berupaya melakukan itu, apakah kalian menikmatinya? Apakah kalian mencatat ayat-ayat yang bisa bermanfaat bagi kalian? Sewaktu umur Yosia kira-kira 39 tahun, dia melakukan kesalahan yang membuat dia kehilangan nyawanya. Dia mengandalkan diri sendiri dan tidak mencari petunjuk Yehuwa. (2 Taw. 35:20-25) Apa pelajarannya? Tidak soal berapa umur kita atau berapa lama kita sudah mempelajari Alkitab, kita harus terus mencari Yehuwa. Itu berarti kita perlu secara rutin berdoa meminta petunjuk-Nya, mempelajari Firman-Nya, dan mendengarkan nasihat dari orang Kristen yang matang. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari kesalahan yang serius, dan hidup kita akan lebih bahagia.—Yak. 1:25. w23.09 12 ¶15-16
Minggu, 26 Oktober
Allah menentang orang sombong, tapi menunjukkan kebaikan hati yang luar biasa kepada orang rendah hati.—Yak. 4:6.
Di Alkitab, ada banyak teladan dari para wanita yang mengasihi Yehuwa dan melayani-Nya. Mereka ”punya kebiasaan hidup yang seimbang” dan ”setia dalam segala hal”. (1 Tim. 3:11) Selain itu, ada juga teladan dari para wanita Kristen yang matang di sidang. Saudari-saudari muda, apakah kalian mengenal beberapa wanita Kristen yang matang, yang teladannya bisa kalian tiru? Coba perhatikan sifat-sifat bagus mereka, dan pikirkan bagaimana kalian juga bisa memiliki sifat-sifat itu. Misalnya, orang Kristen yang matang harus rendah hati. Kalau seorang saudari rendah hati, dia akan memiliki hubungan yang baik dengan Yehuwa dan orang lain. Seorang saudari yang mengasihi Yehuwa pasti akan dengan rendah hati mengikuti prinsip kekepalaan yang ditetapkan oleh Bapaknya yang di surga. (1 Kor. 11:3) Prinsip itu berlaku dalam sidang dan juga dalam keluarga. w23.12 18-19 ¶3-5
Senin, 27 Oktober
Suami . . . harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri.—Ef. 5:28.
Yehuwa ingin agar suami mengasihi istrinya. Suami juga harus memenuhi kebutuhan istrinya, menjadi teman yang baik untuk dia, dan membantu dia secara rohani. Dengan memiliki kemampuan berpikir, memperlakukan wanita dengan respek, dan menjadi orang yang bisa diandalkan, kalian bisa menjadi teman hidup yang baik. Setelah kalian menikah, kalian mungkin akan menjadi ayah. Ada banyak hal yang bisa kalian pelajari dari Yehuwa supaya kalian bisa menjadi ayah yang baik. (Ef. 6:4) Yehuwa dengan terus terang memberi tahu Putra-Nya, Yesus, bahwa Dia sayang dan berkenan kepadanya. (Mat. 3:17) Kalau kalian nanti menjadi seorang ayah, kalian perlu sering meyakinkan anak kalian bahwa kalian menyayangi mereka. Kalian juga perlu sering memuji mereka karena hal-hal baik yang mereka lakukan. Seorang ayah yang meniru Yehuwa akan membantu anak-anaknya menjadi orang Kristen yang matang. Bagaimana kalian bisa mempersiapkan diri untuk menjadi ayah yang baik? Kalian bisa dengan pengasih memperhatikan kebutuhan keluarga kalian dan saudara-saudari di sidang. Kalian juga bisa belajar untuk mengungkapkan rasa sayang kalian kepada mereka dan menunjukkan bahwa kalian menghargai mereka.—Yoh. 15:9. w23.12 28-29 ¶17-18
Selasa, 28 Oktober
[Yehuwa-lah] yang memberi ketenteraman di masa itu.—Yes. 33:6.
Sebagai hamba Yehuwa yang setia, kita bisa menghadapi kesulitan dan penyakit, sama seperti semua orang lainnya. Selain itu, kita juga mungkin ditentang atau dianiaya oleh orang-orang yang membenci umat Allah. Meskipun Yehuwa tidak melindungi kita dari hal-hal seperti itu, Dia berjanji untuk membantu kita. (Yes. 41:10) Dengan bantuan-Nya, kita bisa tetap bersukacita, membuat keputusan yang baik, dan tetap setia kepada-Nya, bahkan selama masa-masa yang paling sulit dalam hidup kita. Yehuwa berjanji untuk memberi kita kedamaian, yang Alkitab sebut sebagai ”kedamaian dari Allah”. (Flp. 4:6, 7) Kedamaian ini membuat hati dan pikiran kita tenang. Kita bisa merasakannya karena bersahabat akrab dengan Yehuwa. Kedamaian dari Allah ”bisa mengalahkan pemikiran apa pun”, atau lebih hebat dari yang bisa kita bayangkan. Apakah Saudara pernah berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa, dan setelahnya Saudara merasa sangat tenang? Saudara mungkin heran saat itu terjadi, tapi itulah ”kedamaian dari Allah”. w24.01 20 ¶2; 21 ¶4
Rabu, 29 Oktober
Biarlah aku memuji Yehuwa; biarlah seluruh batinku memuji nama-Nya yang suci.—Mz. 103:1.
Orang-orang yang menyayangi Allah tergerak untuk memuji nama-Nya dengan sepenuh hati. Raja Daud tahu bahwa memuji nama Yehuwa berarti memuji Yehuwa sendiri, karena nama Yehuwa berkaitan dengan sifat-sifat-Nya yang indah dan perbuatan-Nya yang menakjubkan. Bagi Daud, nama Bapaknya sangat suci, dan dia ingin memujinya. Dia ingin melakukan itu dengan ’seluruh batinnya’, atau dengan sepenuh hati. Seperti Daud, orang-orang Lewi juga menjadi teladan dalam memuji Yehuwa. Mereka dengan rendah hati mengakui bahwa tidak ada kata-kata yang bisa sepenuhnya mengungkapkan pujian yang pantas bagi nama suci Yehuwa. (Neh. 9:5) Yehuwa pasti senang mendengar pujian yang tulus dari orang-orang yang rendah hati. w24.02 9 ¶6
Kamis, 30 Oktober
Yang penting, kita terus maju seperti yang selama ini sudah kita lakukan.—Flp. 3:16.
Yehuwa tidak akan merasa kecewa kepada Saudara kalau Saudara tidak berhasil mencapai tujuan yang memang di luar kemampuan Saudara. (2 Kor. 8:12) Belajarlah dari kegagalan Saudara. Ingatlah hal-hal yang sudah Saudara capai. Alkitab mengatakan bahwa ”Allah itu adil, sehingga Dia tidak akan melupakan perbuatan [Saudara]”. (Ibr. 6:10) Jadi, Saudara sendiri juga perlu mengingatnya. Coba pikirkan apa saja yang sudah Saudara capai. Misalnya, Saudara mungkin sudah menjalin persahabatan dengan Yehuwa, memberi tahu orang lain tentang Dia, atau membaktikan diri dan dibaptis. Selama ini, Saudara sudah membuat kemajuan dan mencapai berbagai tujuan rohani. Jadi, Saudara pasti bisa terus membuat kemajuan dan mencapai tujuan yang sekarang Saudara tetapkan. Dengan bantuan Yehuwa, Saudara bisa mencapai tujuan itu. Dan, sewaktu Saudara berupaya mencapainya, nikmatilah perjalanan Saudara. Jangan lupa untuk memperhatikan bagaimana Yehuwa membantu dan memberkati Saudara. (2 Kor. 4:7) Kalau Saudara tidak menyerah, Saudara akan mendapat lebih banyak berkat.—Gal. 6:9. w23.05 31 ¶16-18
Jumat, 31 Oktober
Bapak sendiri menyayangi kalian, karena kalian sudah menyayangi aku dan percaya bahwa aku datang sebagai wakil Allah.—Yoh. 16:27.
Yehuwa senang menunjukkan bahwa Dia berkenan kepada orang-orang yang Dia sayangi. Di Alkitab, Dia dua kali memberi tahu Yesus bahwa Dia sayang dan berkenan kepada Putra-Nya itu. (Mat. 3:17; 17:5) Apakah Saudara mau mendengar Yehuwa memberi tahu Saudara bahwa Dia berkenan kepada Saudara? Yehuwa memang tidak berbicara langsung kepada kita dari surga. Tapi, Dia berbicara kepada kita melalui halaman-halaman Firman-Nya. Misalnya, kita bisa ”mendengar” suara Yehuwa sewaktu kita membaca kata-kata Yesus dalam Injil. Yesus sering mengatakan bahwa dia senang kepada para pengikutnya yang setia, meskipun mereka tidak sempurna. Sewaktu membaca kata-kata Yesus itu, kita bisa membayangkan Yehuwa sedang mengatakan hal yang sama kepada kita, karena Yesus mencerminkan sifat-sifat Bapaknya dengan sempurna. (Yoh. 15:9, 15) Kalau kita mengalami kesulitan, itu bukan berarti Allah sudah tidak berkenan lagi kepada kita. Sebaliknya, itu menjadi kesempatan bagi kita untuk membuktikan bahwa kita benar-benar menyayangi Yehuwa dan mengandalkan Dia.—Yak. 1:12. w24.03 28 ¶10-11