November
Sabtu, 1 November
Engkau membuat mulut anak-anak dan bayi-bayi mengucapkan pujian.—Mat. 21:16.
Kalau Saudara punya anak, bantulah anak Saudara untuk mempersiapkan komentar yang sesuai dengan umur mereka. Kadang, topik yang dibahas di perhimpunan adalah topik yang serius, seperti masalah perkawinan atau kebersihan moral. Tapi, mungkin ada satu atau dua paragraf yang bisa dikomentari oleh anak-anak. Selain itu, bantulah anak Saudara memahami mengapa mereka tidak akan selalu ditunjuk saat mereka mengangkat tangan. Dengan begitu, mereka tidak akan kecewa sewaktu mereka tidak ditunjuk. (1 Tim. 6:18) Kita semua bisa mempersiapkan komentar yang memuliakan Yehuwa dan menguatkan rekan-rekan seiman kita. (Ams. 25:11) Kadang, kita mungkin menceritakan pengalaman pribadi kita secara singkat. Meski begitu, jangan sampai kita terlalu banyak berbicara tentang diri kita sendiri. (Ams. 27:2; 2 Kor. 10:18) Sebaliknya, kita berupaya untuk berfokus pada Yehuwa, Firman-Nya, dan umat-Nya.—Why. 4:11. w23.04 24-25 ¶17-18
Minggu, 2 November
Janganlah kita tidur seperti yang lain, tapi marilah kita tetap bangun dan sadar.—1 Tes. 5:6.
Kasih bisa membantu kita tetap sadar secara rohani. (Mat. 22:37-39) Karena mengasihi Allah, kita terus memberikan kesaksian meskipun itu mungkin bisa menimbulkan masalah. (2 Tim. 1:7, 8) Dan karena mengasihi sesama, kita terus mengabar, termasuk memberikan kesaksian lewat telepon dan surat. Kita tidak kehilangan harapan bahwa suatu hari nanti orang-orang akan berubah dan mau melakukan yang benar. (Yeh. 18:27, 28) Kita juga mengasihi saudara-saudari kita. Karena itu, kita tergerak untuk ”saling menguatkan dan membangun”. (1 Tes. 5:11) Seperti prajurit yang berjuang bersama-sama dalam pertempuran, kita juga berjuang bersama saudara-saudari kita. Kita tidak akan dengan sengaja menyakiti saudara-saudari kita atau membalas sewaktu kita dirugikan. (1 Tes. 5:13, 15) Kita juga menunjukkan kasih dengan menghormati saudara-saudara yang memimpin di sidang.—1 Tes. 5:12. w23.06 10 ¶6; 11 ¶10-11
Senin, 3 November
Saat [Yehuwa] mengatakan sesuatu, Dia pasti melakukannya.—Bil. 23:19.
Salah satu cara kita bisa memperkuat iman kita adalah dengan merenungkan tebusan, yang menjadi jaminan bahwa janji-janji Allah akan terwujud. Kita perlu merenungkan mengapa Yehuwa menyediakan tebusan dan seberapa besar pengorbanan-Nya untuk menyediakan tebusan itu. Dengan begitu, kita akan semakin beriman bahwa janji Allah tentang kehidupan abadi di dunia baru pasti akan terwujud. Coba pikirkan pengorbanan besar yang Yehuwa buat untuk menyediakan tebusan. Yehuwa sangat menyayangi Yesus, Putra sulung-Nya, dan hubungan mereka sangat akrab. Tapi, Yehuwa mau mengutus Yesus untuk turun dari surga ke bumi dan dilahirkan sebagai manusia sempurna. Sewaktu di bumi, Yesus menghadapi berbagai kesulitan. Yesus juga menderita dan mati dengan cara yang menyakitkan. Bayangkan, Allah kita yang pengasih rela membiarkan Putra-Nya mengalami semua hal buruk itu. Dia tidak mungkin melakukannya kalau itu hanya akan memberi kita kehidupan yang lebih baik untuk waktu yang singkat. (Yoh. 3:16; 1 Ptr. 1:18, 19) Karena Yehuwa sudah memberikan Putra-Nya yang sangat berharga, Dia akan memastikan kita bisa hidup selamanya di dunia baru. w23.04 27 ¶8-9
Selasa, 4 November
Kematian, mana sengatmu?—Hos. 13:14.
Apakah Yehuwa ingin membangkitkan orang mati? Ya, pasti. Dia membimbing beberapa penulis Alkitab untuk mencatat janji-Nya tentang kebangkitan di masa depan. (Yes. 26:19; Why. 20:11-13) Dan kalau Yehuwa sudah berjanji, Dia pasti akan menepatinya. (Yos. 23:14) Bahkan, Yehuwa sudah tidak sabar membangkitkan orang mati. Ayub, seorang hamba Allah yang setia, yakin bahwa kalaupun dia meninggal, Yehuwa pasti ingin melihat dia hidup lagi. (Ayb. 14:14, 15) Yehuwa merasa seperti itu juga terhadap semua hamba-Nya yang sudah meninggal. Dia ingin sekali membangkitkan mereka supaya mereka bisa hidup bahagia dan menikmati kesehatan yang sempurna. Bagaimana dengan miliaran orang yang belum mendapat kesempatan untuk belajar tentang Yehuwa sebelum mereka meninggal? Allah kita yang pengasih ingin membangkitkan mereka juga. (Kis. 24:15) Dia ingin mereka mendapat kesempatan untuk menjadi sahabat-Nya dan hidup selamanya di bumi.—Yoh. 3:16. w23.04 9 ¶5-6
Rabu, 5 November
Allah akan memberi kita kekuatan.—Mz. 108:13.
Bagaimana Saudara bisa memperkuat harapan Saudara? Kalau Saudara punya harapan untuk hidup selamanya di bumi, bacalah apa yang Alkitab katakan tentang Firdaus dan renungkan itu. (Yes. 25:8; 32:16-18) Bayangkan seperti apa kehidupan Saudara nanti di dunia baru. Kalau kita selalu memikirkan harapan itu, kita akan sadar bahwa masalah yang sekarang kita hadapi hanya ”sementara dan ringan”. (2 Kor. 4:17) Yehuwa menggunakan harapan itu untuk membuat Saudara kuat. Dia sudah menyediakan semua yang Saudara butuhkan untuk tetap kuat. Jadi, sewaktu Saudara membutuhkan bantuan untuk melakukan tugas tertentu, untuk bertekun menghadapi kesulitan, atau untuk tetap bersukacita, berdoalah kepada Yehuwa dengan sungguh-sungguh dan carilah bimbingan-Nya dengan melakukan pelajaran pribadi. Terimalah bantuan dari rekan seiman Saudara. Teruslah pikirkan harapan Saudara. Dengan begitu, Saudara akan ”mendapatkan segala kekuatan yang dibutuhkan dari kuasa [Allah] yang mulia” sehingga Saudara bisa ”bertekun menghadapi segala sesuatu dengan sabar dan sukacita”.—Kol. 1:11. w23.10 17 ¶19-20
Kamis, 6 November
Ucapkan syukur untuk segala sesuatu.—1 Tes. 5:18.
Sewaktu berdoa, kita bisa bersyukur kepada Yehuwa atas banyak hal. Kita bisa berterima kasih atas semua hal baik yang kita miliki, karena setiap pemberian yang baik berasal dari-Nya. (Yak. 1:17) Misalnya, kita bisa bersyukur atas bumi kita yang indah dan berbagai ciptaan-Nya yang menakjubkan. Kita juga bisa berterima kasih karena Yehuwa sudah memberi kita kehidupan, keluarga, sahabat, dan harapan di masa depan. Selain itu, kita juga mau bersyukur karena Yehuwa sudah memberi kita kehormatan untuk menjadi sahabat-Nya. Untuk bisa bersyukur kepada Yehuwa, kita mungkin perlu memikirkan baik-baik apa saja yang sudah Yehuwa lakukan bagi kita secara pribadi. Mengapa? Karena kita hidup di dunia yang tidak tahu berterima kasih. Kebanyakan orang hanya memikirkan keinginan mereka dan tidak terpikir untuk bersyukur atas apa yang mereka miliki. Kalau kita mulai terpengaruh dengan sikap itu, doa-doa kita akan menjadi seperti sederetan permintaan saja. Jadi, kita perlu terus menghargai semua yang Yehuwa lakukan untuk kita dan bersyukur kepada-Nya.—Luk. 6:45. w23.05 4 ¶8-9
Jumat, 7 November
Teruslah memintanya dengan iman, tanpa ragu sedikit pun.—Yak. 1:6.
Sebagai Bapak yang pengasih, Yehuwa tidak senang melihat kita menderita. (Yes. 63:9) Meski begitu, Dia tidak melindungi kita dari semua kesulitan, yang bisa disamakan seperti arus sungai yang deras atau api yang berkobar. (Yes. 43:2) Tapi, Yehuwa berjanji untuk membantu kita melewatinya, dan Dia tidak akan membiarkan kesulitan apa pun membuat kita berhenti melayani Dia. Yehuwa juga memberikan kuasa kudus-Nya untuk membantu kita bertekun. (Luk. 11:13; Flp. 4:13) Jadi, kita bisa yakin bahwa Dia akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan supaya kita bisa bertekun dan tetap setia kepada-Nya. Yehuwa ingin kita percaya kepada-Nya. (Ibr. 11:6) Kadang, kesulitan kita mungkin terlihat seperti tembok yang sangat tinggi, dan kita mungkin ragu apakah Yehuwa akan membantu kita. Tapi, Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah akan memberi kita kekuatan sehingga kita bisa ”melompati tembok”. (Mz. 18:29) Jadi, kita tidak perlu merasa ragu. Kita perlu berdoa kepada Yehuwa dan beriman sepenuhnya bahwa Dia akan menjawab doa kita.—Yak. 1:6, 7. w23.11 22 ¶8-9
Sabtu, 8 November
Kobaran [cinta] seperti api yang menyala, nyala api Yah. Air yang meluap tak mampu memadamkan cinta, sungai pun tak sanggup menghanyutkannya.—Kid. 8:6, 7.
Itulah yang Alkitab katakan tentang cinta sejati. Kata-kata yang indah itu bisa menguatkan pasangan yang sudah menikah: Kalian bisa memiliki cinta yang sejati! Apakah pasangan suami istri bisa memiliki cinta sejati yang bertahan seumur hidup? Itu tergantung upaya mereka. Sebagai gambaran, sebuah api unggun bisa terus menyala hanya kalau kayu bakarnya terus ditambahkan. Kalau tidak, apinya lama-lama akan padam. Sama seperti itu, kasih yang ada di antara suami istri bisa tetap menyala hanya kalau mereka terus memperkuat hubungan mereka. Kadang, suami istri mungkin merasa bahwa kasih di antara mereka mulai mendingin, apalagi sewaktu mereka menghadapi kesulitan ekonomi, masalah kesehatan, atau tantangan dalam membesarkan anak. Jadi, untuk menjaga ”nyala api Yah” tetap kuat, suami istri harus berupaya untuk memiliki hubungan yang akrab dengan Yehuwa. w23.05 20-21 ¶1-3
Minggu, 9 November
Jangan takut.—Dan. 10:19.
Apa yang perlu kita lakukan untuk bisa berani? Orang tua kita mungkin berani dan ingin agar kita berani juga. Tapi, keberanian tidak bisa diwariskan. Kita perlu berupaya mendapatkannya. Itu bisa disamakan seperti mempelajari sebuah keterampilan. Salah satu cara kita bisa mempelajari keterampilan tertentu adalah dengan mengamati apa yang dilakukan guru kita dan menirunya. Begitu juga, untuk bisa berani, kita perlu mengamati apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berani dan meniru mereka. Seperti Daniel, kita perlu mengenal baik Firman Allah. Kita juga perlu sering berbicara dengan terbuka kepada Yehuwa supaya kita bisa bersahabat dengan-Nya. Selain itu, kita perlu mengandalkan Yehuwa dan yakin bahwa Dia akan selalu membantu kita. Dengan begitu, sewaktu iman kita diuji, kita bisa menghadapinya dengan berani. Orang yang berani sering kali direspek oleh orang lain. Keberanian mereka juga bisa menggerakkan orang yang tulus untuk mau belajar tentang Yehuwa. Jelaslah, kita punya banyak alasan untuk berupaya menjadi berani. w23.08 2 ¶2; 4 ¶8-9
Senin, 10 November
Periksa segala sesuatu.—1 Tes. 5:21.
Kata Yunani untuk ”periksa” digunakan untuk menggambarkan orang yang memeriksa logam seperti emas dan perak untuk memastikan keasliannya. Jadi, kita perlu memastikan apakah hal-hal yang kita baca atau dengar memang benar. Itu akan semakin penting bagi kita menjelang kesengsaraan besar. Kita tidak akan langsung memercayai apa yang kita baca atau dengar dari orang lain. Sebaliknya, kita akan menggunakan kemampuan berpikir kita untuk membandingkan hal itu dengan apa yang diajarkan Alkitab dan organisasi Yehuwa. Dengan begitu, kita tidak akan tertipu oleh perkataan menyesatkan yang disebarkan roh-roh jahat. (Ams. 14:15; 1 Tim. 4:1) Kita tahu bahwa umat Allah secara kelompok akan selamat melewati kesengsaraan besar. Tapi, secara perorangan, kita tidak tahu seperti apa kehidupan kita besok. (Yak. 4:14) Meski begitu, tidak soal kita hidup melewati kesengsaraan besar atau meninggal sebelum kesengsaraan besar tiba, kita akan mendapat kehidupan abadi kalau kita tetap setia. Semoga kita semua terus berfokus pada harapan kita yang luar biasa dan tetap siap menghadapi hari Yehuwa! w23.06 13 ¶15-16
Selasa, 11 November
Dia memberitahukan rahasia-Nya kepada para nabi-Nya.—Am. 3:7.
Kita tidak tahu bagaimana beberapa nubuat Alkitab akan menjadi kenyataan. (Dan. 12:8, 9) Tapi ingatlah, itu bukan berarti nubuat-nubuat tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Kita bisa benar-benar yakin bahwa Yehuwa akan memberi tahu kita apa yang perlu kita ketahui pada waktu yang tepat, sama seperti yang Dia lakukan dulu. Tidak lama lagi, akan ada pengumuman ”damai dan aman”. (1 Tes. 5:3) Lalu, pemerintahan dunia akan menyerang agama palsu dan menghancurkannya. (Why. 17:16, 17) Setelah itu, mereka akan menyerang umat Allah. (Yeh. 38:18, 19) Semua peristiwa itu akan berujung pada perang Armagedon. (Why. 16:14, 16) Kita bisa yakin bahwa semua itu akan terjadi sebentar lagi. Jadi, semoga kita terus menunjukkan rasa syukur kita kepada Yehuwa, Bapak kita yang pengasih di surga, dengan memperhatikan nubuat Alkitab dan membantu orang lain untuk melakukannya juga. w23.08 13 ¶19-20
Rabu, 12 November
Mari kita terus saling mengasihi, karena kasih berasal dari Allah. —1 Yoh. 4:7.
Sewaktu Rasul Paulus membahas tentang iman, harapan, dan kasih, dia mengatakan bahwa ”yang terbesar dari semua itu adalah kasih”. (1 Kor. 13:13) Mengapa? Di masa depan, kita tidak perlu lagi beriman pada janji-janji Allah tentang dunia baru atau mengharapkannya, karena saat itu semuanya sudah menjadi kenyataan. Meski begitu, kita masih perlu memiliki kasih kepada Yehuwa dan orang lain. Malah, kasih kita kepada mereka akan terus bertumbuh sampai selamanya. Selain itu, kasih adalah ciri orang Kristen sejati. Yesus memberi tahu para rasulnya, ”Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian muridku.” (Yoh. 13:35) Selain itu, kasih bisa membuat kita bersatu. Paulus menyebut kasih sebagai ”ikatan pemersatu yang sempurna”. (Kol. 3:14) Rasul Yohanes juga menulis, ”Orang yang mengasihi Allah juga harus mengasihi saudaranya.” (1 Yoh. 4:21) Jadi, dengan saling mengasihi, kita membuktikan bahwa kita mengasihi Allah. w23.11 8 ¶1, 3
Kamis, 13 November
Buang semua beban.—Ibr. 12:1.
Alkitab menyamakan kehidupan kita sebagai orang Kristen seperti sebuah perlombaan. Pelari yang berhasil mencapai garis finis akan mendapat kehidupan abadi. (2 Tim. 4:7, 8) Kita perlu berupaya sebisa-bisanya untuk terus berlari, terutama karena garis finis itu sudah di depan mata. Rasul Paulus menyebutkan bagaimana kita bisa memenangkannya. Dia menasihati kita untuk ’membuang semua beban dan berlari dengan tekun dalam perlombaan yang ditetapkan bagi kita’. Apakah itu berarti orang Kristen tidak perlu membawa apa-apa? Bukan itu maksudnya. Paulus ingin kita membuang semua beban yang tidak diperlukan. Beban seperti itu bisa membuat kita melambat dan kelelahan. Agar bisa terus berlari, kita harus dengan cepat menyadari beban apa saja yang perlu kita singkirkan dan segera menyingkirkannya. Tapi, ada hal-hal penting yang perlu kita bawa sewaktu berlari. Kalau tidak, kita bisa dikeluarkan dari perlombaan itu.—2 Tim. 2:5. w23.08 26 ¶1-2
Jumat, 14 November
Jangan utamakan kecantikan yang tampak di luar.—1 Ptr. 3:3.
Kalau kita bersikap masuk akal, kita akan menghargai pandangan orang lain. Contohnya, beberapa saudari suka berdandan, sedangkan yang lain tidak. Beberapa orang Kristen memilih untuk sama sekali tidak meminum minuman beralkohol, tapi yang lainnya suka meminumnya dalam batas yang wajar. Semua orang Kristen ingin punya kesehatan yang baik, tapi perawatan kesehatan yang mereka pilih berbeda-beda. Kalau kita merasa bahwa pilihan kita selalu benar dan kita berupaya membuat saudara-saudari mengikutinya, kita bisa menjadi sandungan bagi mereka dan menimbulkan perpecahan. (1 Kor. 8:9; 10:23, 24) Misalnya, Yehuwa tidak memberi kita peraturan yang kaku tentang cara berpakaian. Tapi, Dia memberikan prinsip-prinsip yang bisa kita ikuti. Sebagai hamba Allah, kita perlu berpakaian dengan pantas dan tidak berlebihan. Kita perlu bersikap masuk akal dan menggunakan ”pertimbangan yang baik” sewaktu membuat keputusan tentang penampilan. (1 Tim. 2:9, 10) Kita tidak mau membuat orang-orang berfokus pada penampilan kita. Prinsip-prinsip Alkitab bisa membantu para penatua untuk tidak membuat aturan sendiri tentang pakaian dan gaya rambut. w23.07 23 ¶13-14
Sabtu, 15 November
Dengarkan Aku baik-baik, dan makanlah apa yang baik, dan kalian akan sangat menikmati makanan yang terbaik.—Yes. 55:2.
Yehuwa menunjukkan caranya kita bisa memiliki masa depan yang bahagia. Orang-orang yang menerima undangan dari ”perempuan bodoh” diam-diam menikmati perbuatan cabul, yang kelihatannya ”manis”. Pada akhirnya, mereka akan masuk ke ”Kuburan yang dalam”. (Ams. 9:13, 17, 18) Bagaimana dengan orang-orang yang menerima undangan dari ”hikmat yang benar”? (Ams. 9:1) Kita belajar untuk menyukai apa yang Yehuwa sukai dan membenci apa yang Dia benci. (Mz. 97:10) Kita juga senang karena kita bisa mengundang orang lain untuk mendapat manfaat dari ”hikmat yang benar”. Kita seolah-olah ”berseru dari tempat-tempat tinggi di kota, ’Siapa pun yang tak berpengalaman, datanglah ke sini.’” ”Hikmat yang benar” bisa membawa manfaat yang besar, baik sekarang maupun di masa depan. Kita dan orang-orang yang mendengarkan kita bisa terus ’berjalan lurus di jalan pengertian’ dan hidup selamanya.—Ams. 9:3, 4, 6. w23.06 24 ¶17-18
Minggu, 16 November
Orang yang tidak cepat marah lebih baik daripada pria perkasa, dan orang yang mengendalikan kemarahannya lebih kuat daripada orang yang menaklukkan kota.—Ams. 16:32.
Bagaimana perasaan Saudara sewaktu ada teman kerja atau teman sekolah yang mempertanyakan kepercayaan Saudara? Apakah Saudara merasa gugup? Kebanyakan dari kita merasa begitu. Tapi, pertanyaan yang mereka ajukan bisa menunjukkan apa yang mereka pikirkan dan percayai, dan itu bisa membantu kita untuk menyampaikan kabar baik kepada mereka. Meski begitu, ada orang yang bertanya kepada kita karena tidak suka dengan kepercayaan kita atau hanya ingin berdebat. Kita tidak heran sewaktu itu terjadi, karena kita tahu bahwa beberapa orang salah paham dengan kepercayaan kita. (Kis. 28:22) Selain itu, kita hidup di ”hari-hari terakhir” sehingga banyak orang ”tidak mau bersepakat” dan bahkan ”garang”. (2 Tim. 3:1, 3, catatan kaki) Saudara mungkin berpikir, ’Sewaktu ada orang yang kelihatannya mau berdebat tentang kepercayaan saya, bagaimana saya bisa menjawabnya baik-baik?’ Saudara perlu bersikap lembut. Orang yang lembut tidak cepat marah, tapi dia bisa mengendalikan diri sewaktu ada yang memancing kemarahannya atau membuat dia merasa terpojok. w23.09 14 ¶1-2
Senin, 17 November
Kamu akan melantik mereka sebagai para pemimpin di seluruh bumi.—Mz. 45:16.
Kadang, Yehuwa membimbing kita dengan memberikan nasihat yang bisa melindungi kita. Misalnya, kita dinasihati untuk tidak mencintai uang atau melakukan hal-hal yang bisa membuat kita melanggar hukum Allah. (Yes. 48:17, 18; 1 Tim. 6:9, 10) Selama kesengsaraan besar dan bahkan sampai Pemerintahan Seribu Tahun, Yehuwa pasti akan terus menggunakan manusia untuk mewakili Dia dalam membimbing umat-Nya. Apakah kita akan terus mengikuti petunjuk yang diberikan? Kita bisa lebih mudah melakukannya kalau kita mengikuti bimbingan Yehuwa dari sekarang. Jadi, semoga kita selalu mengikuti bimbingan Yehuwa, termasuk yang Dia berikan melalui pria-pria yang dilantik untuk menjaga kita. (Yes. 32:1, 2; Ibr. 13:17) Kita punya alasan yang kuat untuk percaya penuh kepada Pemandu kita, Yehuwa. Dia akan selalu membantu kita menghindari bahaya rohani sehingga kita bisa sampai ke tujuan kita: kehidupan abadi di dunia baru! w24.02 25 ¶17-18
Selasa, 18 November
Kebaikan hati-Nya yang luar biasa itu membuat kalian diselamatkan.—Ef. 2:5.
Rasul Paulus sangat menikmati pelayanannya. Tapi, dia juga menghadapi banyak kesulitan. Paulus sering menempuh perjalanan yang panjang, dan pada zaman itu, melakukan perjalanan tidak semudah sekarang. Dalam perjalanannya, Paulus kadang ”menghadapi bahaya dari sungai [dan] dari perampok”. Selain itu, dia kadang dipukuli oleh orang-orang yang menentangnya. (2 Kor. 11:23-27) Dan, ada saudara-saudari yang tidak menghargai upaya Paulus untuk membantu mereka. (2 Kor. 10:10; Flp. 4:15) Apa yang membantu Paulus sehingga dia bisa terus melayani Yehuwa? Dari Kitab Suci maupun dari pengalamannya sendiri, Paulus belajar banyak tentang sifat-sifat Yehuwa. Dia menjadi yakin bahwa Allah Yehuwa mengasihi dia. (Rm. 8:38, 39; Ef. 2:4, 5) Dan dia pun semakin mengasihi Yehuwa. Paulus menunjukkan kasihnya kepada Yehuwa ”dengan melayani dan terus melayani orang-orang suci”.—Ibr. 6:10. w23.07 9 ¶5-6
Rabu, 19 November
[Tunduklah] kepada pemerintah.—Rm. 13:1.
Banyak orang mengakui bahwa kita butuh pemerintah dan bahwa kita perlu menaati beberapa hukum yang berlaku. Tapi, mereka mungkin tidak mau menaati hukum yang menurut mereka tidak adil atau terlalu sulit untuk diikuti. Alkitab mengakui bahwa pemerintahan manusia memang menyebabkan penderitaan, dikuasai oleh Setan, dan akan segera dihancurkan. (Mz. 110:5, 6; Pkh. 8:9; Luk. 4:5, 6) Tapi Alkitab juga berkata, ”Siapa pun yang melawan pemerintah melawan pengaturan Allah.” Untuk saat ini, Yehuwa membiarkan pemerintah berkuasa untuk menjaga ketertiban dan keamanan, dan Dia ingin kita menaati mereka. Jadi, kita perlu ’memberikan apa yang menjadi hak mereka’, termasuk pajak, rasa hormat, dan ketaatan kita. (Rm. 13:1-7) Kita mungkin merasa bahwa hukum tertentu tidak adil, membebani, atau merugikan kita. Tapi, sejauh itu tidak bertentangan dengan perintah Yehuwa, kita akan tetap menaatinya karena Yehuwa meminta kita untuk melakukannya.—Kis. 5:29. w23.10 8 ¶9-10
Kamis, 20 November
Kuasa kudus Yehuwa membuat dia kuat.—Hak. 15:14.
Sewaktu Simson lahir, bangsa Israel sedang dijajah oleh orang-orang Filistin yang kejam sehingga mereka sangat menderita. (Hak. 13:1) Yehuwa memilih Simson untuk ”melepaskan Israel dari tangan orang Filistin”. (Hak. 13:5) Ini pasti tugas yang sangat sulit. Untuk bisa berhasil, Simson harus mengandalkan Yehuwa. Suatu hari, pasukan Filistin datang untuk menangkap Simson di Lehi, yang mungkin terletak di Yehuda. Orang-orang Yehuda sangat takut. Jadi, meskipun mereka adalah orang-orang sebangsanya, mereka memutuskan untuk menyerahkan Simson kepada musuh. Mereka mengikat dia kuat-kuat dengan dua tali yang masih baru lalu membawa dia kepada orang Filistin. (Hak. 15:9-13) Tapi, ”kuasa kudus Yehuwa membuat [Simson] kuat”, dan dia pun bisa memutuskan tali-tali itu. Lalu, dia ”menemukan sebuah tulang rahang keledai jantan yang baru mati”, mengambilnya, dan memakainya untuk membunuh 1.000 orang Filistin.—Hak. 15:14-16. w23.09 2 ¶3-4
Jumat, 21 November
Ini sesuai dengan kehendak-Nya yang abadi, yang Dia tetapkan agar terlaksana melalui Kristus Yesus Tuan kita.—Ef. 3:11.
Yehuwa bisa ”membuat segala sesuatu berlangsung demi kehendak-Nya”. (Ams. 16:4) Meskipun ada penghalang, Yehuwa selalu bisa menggunakan jalan lain. Alkitab juga mengatakan bahwa kehendak Yehuwa itu ”abadi”. Mengapa? Karena untuk waktu yang lama, Yehuwa terus melakukan berbagai hal agar kehendak-Nya terlaksana, dan hasil akhirnya akan bertahan selamanya. Apa kehendak Yehuwa, dan apa saja yang Dia lakukan agar kehendak-Nya terlaksana? Allah memberi tahu Adam dan Hawa tentang kehendak-Nya bagi mereka. Dia berkata, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan kuasailah itu, dan berkuasalah atas [semua] binatang yang hidup.” (Kej. 1:28) Sewaktu Adam dan Hawa memberontak, mereka dan keturunan mereka menjadi berdosa. Tapi, Yehuwa tetap bisa melaksanakan kehendak-Nya dengan menggunakan cara-cara lain. Dia langsung menetapkan bahwa Dia akan mendirikan sebuah Kerajaan di surga, yang akan membuat kehendak-Nya bagi manusia dan bumi terlaksana.—Mat. 25:34. w23.10 19-20 ¶6-7
Sabtu, 22 November
Seandainya Yehuwa tidak menolongku, sebentar lagi aku pasti binasa.—Mz. 94:17.
Yehuwa bisa membantu kita untuk tidak menyerah. Memang, tidak mudah untuk terus berjuang mengatasi kelemahan kita, terutama kelemahan yang sudah berurat berakar. Kadang, kita mungkin merasa kelemahan kita lebih sulit diatasi daripada kelemahan Rasul Petrus. Tapi, Yehuwa bisa memberi kita kekuatan supaya kita tidak menyerah. (Mz. 94:18, 19) Misalnya, perhatikan pengalaman seorang saudara yang sudah bertahun-tahun menjalani kehidupan homoseksual. Setelah dia mempelajari kebenaran, dia benar-benar meninggalkan jalan hidupnya yang menyimpang. Tapi kadang, dia masih harus berjuang melawan keinginan yang salah. Apa yang membantu dia untuk tidak menyerah? Dia menjelaskan bahwa Yehuwa menguatkan dia. Lalu, dia berkata, ”Dengan bantuan kuasa kudus Yehuwa . . . , saya belajar bahwa saya bisa [terus] berada di jalan kebenaran . . . Meskipun saya tidak sempurna, Yehuwa bisa menggunakan saya, dan Dia terus menguatkan saya.” w23.09 23 ¶12
Minggu, 23 November
Kerendahan hati dan hormat kepada Yehuwa menghasilkan kekayaan, kemuliaan, dan kehidupan.—Ams. 22:4.
Saudara-saudara muda, kalian tidak akan otomatis menjadi pria Kristen yang matang. Kalian perlu memilih teladan bagus yang bisa kalian tiru, memiliki kemampuan berpikir, menjadi orang yang bisa diandalkan, mempelajari keterampilan yang berguna, dan mempersiapkan diri untuk menjalankan peran kalian di masa depan. Kadang, kalian mungkin merasa kewalahan sewaktu memikirkan tanggung jawab yang mungkin akan kalian miliki. Tapi, kalian pasti bisa berhasil. Ingatlah, Yehuwa sangat ingin membantu kalian. (Yes. 41:10, 13) Saudara-saudari di sidang juga akan membantu kalian. Sewaktu kalian sudah menjadi pria Kristen yang matang, kehidupan kalian akan menjadi lebih bermakna dan memuaskan. Saudara-saudara muda, kami menyayangi kalian! Semoga kalian terus berupaya untuk menjadi orang Kristen yang matang, dan semoga Yehuwa memberkati kalian dengan limpah. w23.12 29 ¶19-20
Senin, 24 November
[Abaikan] kesalahan.—Ams. 19:11.
Bayangkan Saudara sedang menikmati acara ramah tamah, dan Saudara berfoto bersama. Saudara mengambil tiga foto supaya ada cadangan. Nah, di salah satu foto, Saudara melihat ada teman Saudara yang tidak tersenyum. Saudara pun menghapus foto itu karena Saudara masih punya dua foto lain yang lebih bagus, dan di situ teman Saudara tersenyum. Kita biasanya punya banyak pengalaman bagus bersama saudara-saudari kita. Tapi, mungkin salah satu dari mereka pernah mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakiti kita. Apa yang sebaiknya kita lakukan? Berupayalah untuk melupakannya. (Ef. 4:32) Kita bisa seolah-olah menghapusnya dari ingatan kita, sama seperti kita menghapus foto yang tidak bagus. Kita masih punya banyak pengalaman bagus bersama dia. Kenangan seperti itulah yang selalu ingin kita simpan dalam ingatan kita. w23.11 12 ¶16-17
Selasa, 25 November
Wanita-wanita hendaknya menghiasi diri dengan pakaian yang pantas, . . . seperti yang sepantasnya bagi wanita yang mengaku berbakti kepada Allah.—1 Tim. 2:9, 10.
Kata-kata Yunani yang digunakan menunjukkan bahwa wanita Kristen perlu berpakaian dengan sopan dan memikirkan perasaan atau pendapat orang lain. Kita sangat bangga dengan saudari-saudari kita yang mengikuti nasihat ini! Semua saudari yang matang juga perlu bersikap bijaksana. Orang yang bijaksana memiliki kemampuan untuk mengetahui yang benar dan yang salah, lalu memilih untuk melakukan yang benar. Perhatikan teladan Abigail. Suaminya membuat keputusan buruk yang membahayakan semua orang yang tinggal di rumahnya. Abigail pun segera bertindak dengan bijaksana sehingga dia berhasil menyelamatkan banyak orang. (1 Sam. 25:14-23, 32-35) Apa lagi manfaatnya kalau kita bijaksana? Kita bisa tahu kapan kita akan berbicara dan kapan kita akan diam. Kita juga bisa seimbang sewaktu menunjukkan kepedulian kepada orang lain.—1 Tes. 4:11. w23.12 20 ¶8-9
Rabu, 26 November
Mari kita bersukacita karena memiliki harapan untuk dimuliakan Allah.—Rm. 5:2.
Rasul Paulus menulis kata-kata itu kepada sidang Kristen di Roma. Saudara-saudari di sana sudah belajar tentang Yehuwa dan Yesus, sudah beriman, dan sudah menjadi orang Kristen. Mereka pun ”dinyatakan benar karena beriman” dan diurapi dengan kuasa kudus Allah. (Rm. 5:1) Ya, mereka memiliki harapan yang pasti dan menakjubkan! Belakangan, Paulus menulis kepada orang-orang Kristen terurap di Efesus tentang harapan yang akan mereka terima, yaitu ”warisan bagi orang-orang suci”. (Ef. 1:18) Paulus juga memberi tahu orang-orang di Kolose di mana harapan mereka akan terwujud. Dia menulis bahwa ada ’harapan yang disiapkan bagi mereka di surga’. (Kol. 1:4, 5) Jadi, harapan yang dimiliki orang Kristen terurap adalah: Mereka akan dibangkitkan untuk hidup abadi di surga dan memerintah bersama Kristus.—1 Tes. 4:13-17; Why. 20:6. w23.12 9 ¶4-5
Kamis, 27 November
Kedamaian dari Allah, yang bisa mengalahkan pemikiran apa pun, akan menjaga hati dan pikiran kalian.—Flp. 4:7.
Kata ”menjaga” dalam bahasa aslinya adalah istilah militer yang menggambarkan prajurit yang menjaga sebuah kota dari serangan musuh. Penduduk kota itu bisa merasa aman dan tidur nyenyak karena mereka tahu ada prajurit yang berjaga di gerbang kota. Begitu juga, sewaktu kedamaian dari Allah menjaga hati dan pikiran kita, kita merasa tenang karena tahu bahwa kita aman. (Mz. 4:8) Dan seperti Hana, kita bisa tetap merasa tenang meskipun situasinya mungkin belum membaik. (1 Sam. 1:16-18) Kalau kita tetap tenang, kita biasanya bisa lebih mudah untuk berpikir dengan jernih dan membuat keputusan yang bijak. Apa yang perlu kita lakukan? Saat merasa gelisah, Saudara perlu seolah-olah memanggil para penjaga. Apa maksudnya? Berdoalah sampai Saudara merasakan kedamaian dari Allah. (Luk. 11:9; 1 Tes. 5:17) Ya, kalau Saudara sedang menghadapi kesulitan, teruslah berdoa. Dengan begitu, Saudara akan merasakan kedamaian dari Yehuwa, yang bisa menjaga hati dan pikiran Saudara.—Rm. 12:12. w24.01 21 ¶5-6
Jumat, 28 November
Bapak kami yang di surga, disucikanlah nama-Mu.—Mat. 6:9.
Untuk menyucikan nama Bapaknya, Yesus bertekun menghadapi berbagai siksaan, hinaan, dan fitnah. Dia tahu bahwa selama ini dia selalu menaati Bapaknya dan bahwa dia tidak perlu merasa malu. (Ibr. 12:2) Dia juga tahu bahwa Setan sedang menyerang dia di masa yang sulit itu. (Luk. 22:2-4; 23:33,34) Setan pasti berharap untuk mematahkan kesetiaan Yesus. Tapi, Setan gagal! Yesus membuktikan bahwa Setan adalah pembohong yang kejam dan bahwa Yehuwa punya hamba-hamba yang setia, yang tidak akan meninggalkan Dia meskipun mengalami ujian yang sangat berat! Apakah Saudara mau menyenangkan Raja kita? Kalau ya, teruslah memuji nama Yehuwa. Bantulah orang-orang untuk mengenal seperti apa Allah kita sebenarnya. Dengan begitu, Saudara mengikuti jejak Yesus. (1 Ptr. 2:21) Seperti Yesus, Saudara akan membuat Yehuwa senang dan membuktikan bahwa musuh-Nya, Setan, adalah pembohong yang tidak tahu malu! w24.02 11 ¶11-13
Sabtu, 29 November
Dengan apa aku akan membalas Yehuwa atas semua kebaikan-Nya kepadaku?—Mz. 116:12.
Selama lima tahun ini, ada lebih dari satu juta orang yang dibaptis sebagai Saksi-Saksi Yehuwa. Sewaktu Saudara membaktikan diri kepada Yehuwa, Saudara memilih untuk menjadi murid Yesus Kristus dan mengutamakan kehendak Allah dalam kehidupan Saudara. Bagaimana caranya? Yesus mengatakan, ”Kalau seseorang ingin mengikuti aku, dia harus menyangkal diri.” (Mat. 16:24) Istilah Yunani untuk ”menyangkal diri” bisa juga diterjemahkan menjadi ”mengatakan tidak kepada diri sendiri”. Sebagai hamba Yehuwa yang sudah membaktikan diri, Saudara perlu menolak semua hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. (2 Kor. 5:14, 15) Itu termasuk menolak perbuatan cabul dan hal-hal lain ”yang dihasilkan tubuh yang berdosa”. (Gal. 5:19-21; 1 Kor. 6:18) Tapi, apakah Saudara menjadi terbebani karena ”menyangkal diri”? Kalau Saudara mengasihi Yehuwa dan yakin bahwa semua perintah-Nya diberikan demi kebaikan Saudara, Saudara tidak akan merasa terbebani.—Mz. 119:97; Yes. 48:17, 18. w24.03 2 ¶1; 3 ¶4
Minggu, 30 November
Aku berkenan kepadamu.—Luk. 3:22.
Yehuwa memberikan kuasa kudus-Nya kepada orang-orang yang Dia perkenan. (Mat. 12:18) Coba pikirkan: ’Apakah saya sudah berhasil menunjukkan beberapa sifat yang dihasilkan kuasa kudus Allah?’ Misalnya, apakah Saudara sekarang lebih sabar dibandingkan dulu, sebelum Saudara mengenal Yehuwa? Kalau Saudara terus berupaya menunjukkan buah kuasa kudus Allah, Saudara bisa semakin yakin bahwa Yehuwa berkenan kepada Saudara. Berdasarkan korban tebusan, Yehuwa mengampuni orang-orang yang Dia perkenan. (1 Tim. 2:5, 6) Kita mungkin beriman pada korban tebusan dan sudah dibaptis. Tapi, bagaimana kalau hati kita tetap merasa bahwa Yehuwa tidak berkenan kepada kita? Ingatlah, hati kita tidak selalu bisa dipercaya, tapi kita bisa selalu percaya kepada Yehuwa. Bagi Yehuwa, orang yang beriman pada korban tebusan adalah orang yang benar, dan Dia berjanji untuk memberkati mereka.—Mz. 5:12; Rm. 3:26. w24.03 30 ¶15; 31 ¶17