PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w81_No37 hlm. 31-32
  • Makna Warta Berita

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Makna Warta Berita
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 37)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Tari Api Hanya Permainan ”Muslihat”?
  • Sikap Kristus Diabaikan
  • ”Jantung Merajai Segala-galanya”
  • Bertekad Untuk Melayani Yehuwa Dengan Segenap Hati
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-25)
  • Mencapai Hati Pendengar-Pendengar Saudara
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Jantung
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Jagalah Hatimu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 37)
w81_No37 hlm. 31-32

Makna Warta Berita

Tari Api Hanya Permainan ”Muslihat”?

● Setelah menonton sekelompok orang menari di atas timbunan bara api di Yunani, seorang pengunjung dari Amerika ingin mencobanya sendiri. Ia meloncat ke bara api itu—tapi terpaksa menanggung risiko yang penuh bahaya. Kulit telapak kakinya terbakar. Persoalannya bukan hanya rasa sakit yang hebat, tapi ia hampir diadili dengan hukum-rimba oleh para penganut agama yang melakukan tari api tersebut, karena ia dianggap menodai upacara mereka. Polisi terpaksa menyelamatkan pria yang berteriak-teriak ini dari serangan orang banyak.

”Tadinya saya kira mereka hanya meloncat-loncat secepat mungkin, sebagai permainan muslihat belaka,” kata orang Amerika berusia 29 tahun ini sementara ia berbaring di rumah sakit. Ia menambahkan, ”Suasana kesurupan yang bersifat agama pada diri penari-penari api itu sungguh sukar dipercaya. Saya tidak akan menganjurkan siapapun untuk mencobanya. Tadinya saya hanya mau membuktikan apakah perbuatan orang-orang ini memang nyata.”

Berjalan atau menari di atas api, yang muncul dalam banyak kebudayaan, tak perlu dianggap sebagai sekedar ”muslihat” atau permainan tipuan mata. Bisa benar-benar ”nyata” dalam arti bahwa tenaga-tenaga adimanusiawi terlibat. Karena tenaga-tenaga roh jahat mendukung praktek-praktek sihir dan gaib yang disebutkan di Ulangan 18:10-12, Allah yang sejati memandang hal-hal tersebut sebagai ”kekejian”. Malaikat-malaikat jahat ini mengerti cara-cara untuk melapisi daging terhadap permukaan-permukaan yang panas.

Sikap Kristus Diabaikan

● ”Kerajaan Allah adalah kerajaan politik.” Demikian kata uskup Anglikan, Steven Mumba, sewaktu ia menganjurkan agar orang-orang jangan jauh-jauh dari politik. Sebenarnya, uskup Afrika ini hanya sekedar mengulangi pandangan pemimpin Anglikan, Robert Runcie, uskup agung dari Canterbury, yang baru-baru ini berkata di Gereja Episcopal St. Philip di kota New York, ”Gereja tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk membangun kerajaan Allah dalam masyarakat-masyarakat yang didatanginya.”

Bila para pendeta Susunan Kristen mengkaitkan kerajaan Allah dengan politik, yang mereka beritahu kepada para pengunjung gereja bukanlah sikap Kristus mengenai hal tersebut. Misalnya, Yesus tidak mau ikut dalam kegiatan politik apapun, walaupun bukan hanya satu kali kerajaan di bumi ditawarkan kepadanya. (Mat. 4:8-11; Yoh. 6:15) Yesus berkata kepada para pengikutnya ”bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”. Dan sewaktu ditanya mengenai wewenangnya sebagai raja, Yesus berkata kepada Pontius Pilatus, sang gubernur Roma, ”KerajaanKu bukan dari dunia ini.”—Yoh. 17:16; 18:36.

”Jantung Merajai Segala-galanya”

● Para spesialis jantung kini percaya bahwa kira-kira sepertiga jumlah pasien jantung mengalami problem emosi setelah pembedahan. Ini sering terjadi kira-kira pada hari kedua setelah operasi dan bisa berlangsung selama kira-kira seminggu. Beberapa pasien mengalami kekacauan pikiran; ada yang mendapat mimpi-mimpi aneh dan halusinasi [pancaindera menanggapi sesuatu padahal tidak ada rangsangan yang nyata dan wajar dari luar]; yang lain-lain menjadi sangat cemas dan masgul. Untuk menanggulangi problem-problem emosi yang diderita oleh beberapa pasien setelah pembedahan, para ahli bedah jantung dan para psikiater di seluruh dunia baru-baru ini telah membentuk suatu himpunan internasional. Himpunan tersebut menginginkan agar para dokter dan para juru rawat memberi perhatian yang tepat juga terhadap keadaan emosi si pasien setelah pembedahan jantung, sama seperti terhadap denyut jantung.

Para spesialis ini menyebut tentang arti psikologis dari jantung. Misalnya, psikiater Richard S. Blacher dari Balai Pengobatan Tufts—New England di Boston berkata mengenai jantung, ”Jantung adalah alat tubuh yang sangat istimewa. Biasanya orang mengingatnya sebagai tempat emosi. Kalau menurut yang kami ketahui, jantung merajai segala-galanya.”—”Newsweek,” 25 Mei 1981, hal. 63.

Betapa benar bahwa jantung [atau hati menurut sebutan umum], cenderung merajai kepada tempat kecerdasan! Mengingat hal ini, jantung lebih dari segala-galanya, harus didisiplin dan dilatih untuk menyambut bimbingan Alkitab. Jantung harus diajar untuk menghargai sifat-sifat rohani yang bernilai. Sifat-sifat yang bernilai ini terbit dari Allah. ”Peliharakanlah hatimu [jantungmu] terlebih dari pada segala yang patut dipelihara.”—Ams. 4:23; Klinkert; bandingkan dengan Matius 15:19.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan