Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
5-11 AGUSTUS
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 2 TIMOTIUS 1-4
”Allah Tidak Memberi Kita Rasa Takut”
(2 Timotius 1:7, catatan kaki) Kuasa kudus dari Allah memberi kita kekuatan, kasih, dan pikiran yang sehat, bukan rasa takut.
Kaum Muda—Buatlah Kemajuan Saudara Nyata
9 Untuk membantu Timotius, Paulus belakangan mengingatkan dia, ”Allah memberikan kepada kita, bukan roh pengecut, melainkan roh kuasa dan roh kasih dan roh pikiran yang sehat.” (2 Tim. 1:7) Memiliki ”pikiran yang sehat” artinya mampu berpikir dan bernalar secara masuk akal. Hal itu mencakup kesanggupan untuk menghadapi situasi apa pun—termasuk situasi yang tidak seperti yang Saudara inginkan. Beberapa anak muda yang tidak matang bersikap pengecut dan secara mental berupaya lari dari situasi yang menekan dengan banyak tidur dan menonton televisi, menyalahgunakan obat atau alkohol, terus berpesta-pora, atau melakukan tindakan seksual yang amoral. Orang Kristen dinasihati untuk ”membuang ketidaksalehan dan berbagai keinginan duniawi dan untuk hidup dengan pikiran yang sehat dan keadilbenaran dan pengabdian yang saleh di tengah-tengah sistem sekarang ini”.—Tit. 2:12.
(2 Timotius 1:8) Jadi, jangan malu bersaksi tentang Tuan kita atau tentang aku yang dipenjarakan demi dia. Sebaliknya, ikutlah menderita demi kabar baik dengan mengandalkan kuasa Allah.
”Engkau Harus Berani dan Kuat!”
7 Paulus, dalam suratnya kepada Timotius, mengatakan, ”Allah memberikan kepada kita, bukan roh pengecut, melainkan roh kuasa . . . Karena itu janganlah malu akan kesaksian tentang Tuan kita.” (2 Timotius 1:7, 8; Markus 8:38) Setelah membaca kata-kata tersebut, kita dapat menanyai diri sendiri: ’Apakah saya malu akan kepercayaan saya, atau apakah saya berani? Di tempat saya bekerja (atau bersekolah), apakah saya memberi tahu orang-orang di sekeliling saya bahwa saya adalah seorang Saksi Yehuwa, atau apakah saya berupaya menyembunyikan fakta itu? Apakah saya malu untuk berbeda dari orang lain, atau apakah saya berani tampil berbeda karena hubungan saya dengan Yehuwa?’ Jika seseorang merasa kurang berani untuk memberitakan kabar baik atau mengambil sikap yang tidak populer, sebaiknya ia mengingat nasihat Yehuwa kepada Yosua, ”Engkau harus berani dan kuat.” Jangan pernah lupa bahwa yang penting bukanlah pendapat rekan sekerja atau teman sekolah kita, melainkan pandangan Yehuwa dan Yesus Kristus.—Galatia 1:10.
Menggali Permata Rohani
(2 Timotius 2:3, 4) Ikutlah menderita sebagai prajurit Kristus Yesus yang baik. 4 Tidak ada prajurit yang terlibat urusan bisnis, karena dia ingin menyenangkan orang yang mendaftarkan dia sebagai prajurit.
Carilah Kekayaan yang Sesungguhnya
13 Timotius adalah seorang pria yang beriman. Paulus menyebutnya sebagai ”prajurit yang baik dari Kristus Yesus”. Lalu, Paulus berkata kepadanya, ”Tidak seorang pun yang berdinas sebagai prajurit melibatkan dirinya dengan urusan komersial dalam kehidupan, agar ia mendapat perkenan dari pribadi yang mendaftarkannya sebagai prajurit.” (2 Tim. 2:3, 4) Para pengikut Yesus sekarang, termasuk lebih dari satu juta pelayan sepenuh waktu, berusaha sebaik-baiknya untuk menerapkan nasihat Paulus ini. Mereka tidak termakan dengan iklan-iklan dari dunia yang serakah ini. Mereka ingat prinsip berikut: ”Si peminjam adalah hamba dari orang yang memberikan pinjaman”. (Ams. 22:7) Setan ingin agar kita menggunakan semua waktu dan energi kita untuk bekerja bagi dunia perdagangannya. Ada yang berutang dalam jumlah besar untuk membeli rumah atau mobil atau untuk membayar pendidikan atau bahkan pernikahan. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melunasi utang itu. Jadi, kita perlu menunjukkan ”hikmat yang praktis” dengan menyederhanakan kehidupan, menghindari utang, dan menghemat. Dengan begitu, kita akan bebas melayani Allah dan tidak diperbudak oleh sistem perdagangan sekarang.—1 Tim. 6:10.
(2 Timotius 2:23) Juga, hindarilah perdebatan yang bodoh dan tidak berguna, karena tahu bahwa itu menimbulkan pertengkaran.
Umat Yehuwa ”Menolak Ketidakadilbenaran”
10 Sekarang, jarang ada orang murtad di sidang. Tapi, mungkin masih ada yang mengemukakan ajaran yang murtad. Tidak soal dari mana asalnya, kita perlu bertekad untuk menolaknya. Tidaklah bijaksana untuk berhubungan dengan orang murtad, baik secara langsung, melalui Internet, atau dengan cara lainnya. Meski kita mungkin ingin menolong orang tersebut, kalau kita berbincang-bincang dengannya berarti kita tidak taat kepada Allah. Dia memerintahkan kita untuk menolak, ya, menghindari kemurtadan sama sekali.
Pembacaan Alkitab
(2 Timotius 1:1-18) Dari Paulus, yang menjadi rasul bagi Kristus Yesus sesuai dengan kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang kehidupan yang diberikan melalui Kristus Yesus, 2 untuk Timotius, anak yang kusayangi: Semoga kamu mendapat kebaikan hati yang luar biasa, belas kasihan, dan kedamaian dari Allah, Bapak kita, dan dari Kristus Yesus Tuan kita. 3 Aku bersyukur kepada Allah, yang bagi-Nya aku melakukan pelayanan suci dengan hati nurani yang bersih seperti yang dilakukan leluhurku. Siang malam, aku selalu mengingatmu sewaktu memohon kepada-Nya. 4 Saat aku mengingat air matamu, aku ingin sekali bertemu denganmu, supaya hatiku penuh sukacita. 5 Aku masih ingat tentang imanmu yang tidak munafik, yang pertama-tama ada dalam diri nenekmu Lois dan ibumu Eunike, dan aku yakin ada juga dalam dirimu. 6 Karena itu, aku mengingatkan kamu untuk tetap bersemangat menggunakan karunia Allah, yang kamu dapatkan ketika aku menaruh tanganku di kepalamu. 7 Kuasa kudus dari Allah memberi kita kekuatan, kasih, dan pertimbangan yang baik, bukan rasa takut. 8 Jadi, jangan malu bersaksi tentang Tuan kita atau tentang aku yang dipenjarakan demi dia. Sebaliknya, ikutlah menderita demi kabar baik dengan mengandalkan kuasa Allah. 9 Dia menyelamatkan kita dan memanggil kita untuk menjadi orang-orang suci, bukan karena perbuatan kita, tapi karena kehendak dan kebaikan hati-Nya yang luar biasa. Kebaikan hati itu diberikan kepada kita melalui Kristus Yesus sejak zaman dulu, 10 tapi sekarang, itu sudah dibuat benar-benar nyata dengan diperlihatkannya Penyelamat kita, yaitu Kristus Yesus, yang sudah melenyapkan kematian, yang melalui kabar baik, sudah menyingkapkan tentang kehidupan dan tentang tubuh yang tidak bisa musnah. 11 Untuk kabar baik itulah aku ditugaskan sebagai pemberita, rasul, dan guru. 12 Karena itulah aku menderita seperti ini. Tapi, aku tidak malu karena aku mengenal Allah yang kupercayai, dan aku yakin bahwa Dia akan terus menjaga semua yang kupercayakan kepada-Nya sampai hari itu. 13 Teruslah berpegang pada patokan ajaran yang benar yang kamu dengar dariku, dan teruslah tunjukkan iman dan kasih yang kamu miliki karena bersatu dengan Kristus Yesus. 14 Dengan kuasa kudus yang ada dalam diri kita, jagalah harta yang dipercayakan kepadamu ini. 15 Kalian tahu bahwa semua orang di Provinsi Asia sudah meninggalkan aku, termasuk Figelus dan Hermogenes. 16 Semoga Tuhan menunjukkan belas kasihan kepada rumah tangga Onesiforus karena dia selalu membuatku segar, dan dia tidak malu walaupun aku dipenjarakan. 17 Malah, sewaktu berada di Roma, dia mencari-cari dan menemukan aku. 18 Semoga Tuhan Yehuwa menunjukkan belas kasihan kepada dia pada hari itu. Kamu tahu betul tentang semua pelayanannya di Efesus.
12-18 AGUSTUS
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | TITUS 1–FILEMON
”Melantik Para Penatua”
(Titus 1:5-9) Aku meninggalkan kamu di Pulau Kreta supaya kamu mengurus hal-hal yang perlu diluruskan dan melantik para penatua di setiap kota, sesuai dengan petunjukku berikut ini: 6 Penatua harus bebas dari tuduhan, hanya punya satu istri, dan anak-anaknya harus seiman dan tidak dituduh bejat atau suka melawan. 7 Sebagai pengurus yang dilantik Allah, pengawas harus bebas dari tuduhan, tidak bertindak semaunya, tidak cepat marah, bukan pemabuk, tidak kasar, tidak dengan serakah mencari keuntungan yang tidak jujur, 8 tapi murah hati, mencintai kebaikan, punya pertimbangan yang baik, suka melakukan apa yang benar, setia, bisa mengendalikan diri, 9 berpegang pada firman yang setia ketika mengajar, sehingga dia bisa menguatkan orang dengan ajaran yang benar dan bisa menegur orang-orang yang menentang ajaran itu.
Pertanyaan Pembaca
Walaupun Alkitab tidak menjelaskan secara terperinci seperti apa proses setiap pelantikan di zaman itu, ada beberapa petunjuk tentang cara pelantikan dilakukan. Kita diberi tahu bahwa sewaktu Paulus dan Barnabas sedang dalam perjalanan pulang dari kegiatan utusan injil mereka yang pertama, ”mereka menetapkan para tua-tua di setiap sidang jemaat dan, sambil memanjatkan doa dengan berpuasa, mereka menyerahkan para tua-tua itu kepada Yehuwa yang mereka percayai”. (Kis. 14:23) Bertahun-tahun kemudian, Paulus menulis kepada Titus, rekan perjalanan kelilingnya, ”Aku meninggalkan engkau di Kreta, agar engkau mengoreksi perkara-perkara yang kurang baik dan mengangkat para tua-tua di kota demi kota, sebagaimana aku perintahkan kepadamu.” (Tit. 1:5) Demikian pula, Timotius, yang sering berkeliling bersama rasul Paulus, tampaknya diberi wewenang serupa. (1 Tim. 5:22) Maka, jelaslah bahwa pelantikan dilakukan oleh para pengawas keliling, bukan oleh para rasul atau para tua-tua di Yerusalem.
Berdasarkan contoh-contoh Alkitab itu, Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa telah menyesuaikan caranya pelantikan penatua dan hamba pelayanan dilakukan. Mulai 1 September 2014, pelantikan akan dilakukan dengan cara berikut ini: Setiap pengawas wilayah akan mempertimbangkan dengan cermat usulan-usulan di wilayahnya. Saat mengunjungi sidang-sidang, dia akan berupaya mengenal saudara-saudara yang diusulkan dan, jika memungkinkan, bekerja sama dengan mereka dalam dinas. Setelah membahas usulan-usulan dengan badan penatua, pengawas wilayah bertanggung jawab untuk melantik penatua dan hamba pelayanan dalam sidang-sidang di wilayahnya. Dengan begitu, pengaturan pelantikan semakin mirip dengan pola pelantikan pada abad pertama.
Siapa saja yang berperan dalam proses pelantikan? Seperti yang kita ketahui, ”budak yang setia dan bijaksana” memiliki tanggung jawab utama untuk memberi makan pelayan-pelayan rumah. (Mat. 24:45-47) Tanggung jawab ini mencakup meneliti ayat-ayat Alkitab, dengan bantuan roh kudus, untuk menyediakan petunjuk tentang prinsip-prinsip Alkitab yang berkaitan dengan caranya sidang sedunia diorganisasi. Budak yang setia juga melantik semua pengawas wilayah dan anggota Panitia Cabang. Selanjutnya, setiap kantor cabang menyediakan bantuan untuk menerapkan petunjuk yang diberikan Badan Pimpinan. Setiap badan penatua memiliki tugas penting untuk dengan saksama memeriksa apakah saudara-saudara yang mereka usulkan untuk dilantik di sidang milik Allah sudah memenuhi persyaratan Alkitab. Setiap pengawas wilayah memiliki tanggung jawab serius untuk dengan cermat mempertimbangkan usulan-usulan para penatua dan membawakannya dalam doa, kemudian melantik saudara-saudara yang memenuhi syarat.
Menggali Permata Rohani
(Titus 1:12) Salah satu dari antara mereka, yaitu nabi mereka sendiri, mengatakan, ”Orang Kreta itu pembohong, binatang liar yang buas, dan pekerjaannya hanya makan tidur.”
Pertanyaan Pembaca
Yang jelas, ia pasti tidak setuju dengan cercaan kesukuan yang bersifat umum terhadap orang Kreta. Kita dapat yakin akan hal itu, karena Paulus tahu bahwa di Kreta ada orang-orang Kristen yang terpuji yang telah diperkenan Allah dan diurapi dengan roh suci-Nya. (Kisah 2:5, 11, 33) Ada cukup banyak orang Kristen yang berbakti untuk membentuk sidang-sidang di ”setiap kota.” Meskipun orang-orang Kristen tersebut bukan manusia sempurna, kita dapat yakin bahwa mereka bukan pembohong dan pelahap yang malas; sebab jika tidak mereka tentu tidak akan mendapatkan perkenan Yehuwa. (Filipi 3:18, 19; Wahyu 21:8) Dan seperti dewasa ini kita dapati di semua negeri, kemungkinan di Kreta juga ada orang-orang berhati jujur yang sedih melihat standar moral yang begitu rendah di sekeliling mereka dan siap menyambut berita Kristen.—Yehezkiel 9:4; bandingkan Kisah 13:48.
(Filemon 15, 16) Mungkin inilah alasannya dia berpisah darimu untuk sementara, supaya kamu bisa mendapatkan dia kembali untuk selamanya, 16 tidak lagi sebagai budakmu, tapi lebih daripada budak, yaitu sebagai saudara. Aku sangat mengasihi dia, tapi kamu akan lebih mengasihi dia lagi, sebagai budakmu dan sesama pengikut Tuan.
Pokok-Pokok Penting Surat-Surat kepada Titus, Filemon, dan Orang-Orang Ibrani
15, 16—Mengapa Paulus tidak meminta Filemon membebaskan Onesimus? Paulus hanya ingin berkonsentrasi pada tugasnya untuk ’memberitakan kerajaan Allah dan mengajarkan hal-hal mengenai Tuan Yesus Kristus’. Karena itu, ia memilih untuk tidak terlibat dalam urusan-urusan sosial, seperti yang menyangkut perbudakan.—Kis. 28:31.
Pembacaan Alkitab
(Titus 3:1-15) Teruslah ingatkan mereka untuk tunduk dan taat kepada pemerintah dan para penguasa, siap mengerjakan apa yang baik, 2 tidak menjelek-jelekkan siapa pun, tidak suka bertengkar, tapi bersikap masuk akal, memperlakukan semua orang dengan penuh kelembutan, 3 karena dulu, kita sendiri tidak punya pemahaman, tidak taat, disesatkan, diperbudak oleh berbagai keinginan dan kesenangan, terus berbuat jahat dan iri, menjijikkan, dan saling membenci. 4 Tapi Penyelamat kita, Allah, menunjukkan kebaikan hati dan kasih kepada manusia, 5 bukan karena perbuatan baik yang kita lakukan, tapi karena belas kasihan-Nya. Dia menyelamatkan kita melalui pembasuhan yang memberi kita kehidupan dan dengan memperbarui kita melalui kuasa kudus. 6 Dia mencurahkan kuasa kudus itu dengan limpah ke atas kita melalui Yesus Kristus, Penyelamat kita, 7 sehingga setelah kita dinyatakan benar karena kebaikan hati-Nya yang luar biasa, kita bisa menjadi ahli waris kehidupan abadi sesuai dengan harapan kita. 8 Kata-kata itu bisa dipercaya, dan aku ingin agar kamu terus menekankan hal-hal itu, supaya semua yang percaya kepada Allah bisa tetap fokus untuk terus melakukan apa yang baik. Hal-hal ini baik dan berguna bagi manusia. 9 Tapi, jangan terlibat dalam perdebatan yang bodoh dan perdebatan tentang silsilah, atau pertengkaran dan perselisihan soal hukum Taurat, karena hal-hal itu tidak berguna dan sia-sia. 10 Kalau ada yang menyebarkan ajaran lain setelah dua kali dinasihati, jauhi dia, 11 karena orang seperti itu sudah menyimpang, berdosa, dan menunjukkan bahwa dirinya bersalah. 12 Saat aku mengutus Artemas atau Tikhikus kepadamu, berupayalah menemui aku di Nikopolis, karena aku sudah memutuskan untuk tinggal di sana selama musim dingin. 13 Siapkan semua kebutuhan Zenas, yang ahli dalam hal Taurat, dan Apolos, supaya mereka tidak kekurangan apa-apa dalam perjalanan mereka. 14 Saudara-saudara kita hendaknya belajar untuk selalu mengerjakan hal-hal baik, supaya mereka bisa membantu saat ada kebutuhan mendesak, sehingga mereka selalu menghasilkan kebaikan. 15 Semua yang ada bersamaku mengirim salam kepadamu. Sampaikan salamku kepada saudara-saudara seiman yang menyayangi kami. Semoga kebaikan hati Allah yang luar biasa menyertai kalian semua.
19-25 AGUSTUS
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | IBRANI 1-3
”Mencintai Apa yang Benar dan Membenci Pelanggaran”
(Ibrani 1:8) Tapi tentang Putra-Nya, Dia mengatakan, ”Allah adalah takhtamu selama-lamanya, dan tongkat Kerajaanmu adalah tongkat kelurusan hati.
Sambutlah Kristus, Raja yang Mulia!
8 Pada tahun 1914, Yehuwa melantik Putra-Nya menjadi Raja Mesianik di surga. ”Tongkat kerajaan [Yesus] adalah tongkat kelurusan hati”, sehingga kita bisa yakin bahwa pemerintahannya akan selalu benar dan adil. Ia berhak menjadi Raja karena Allah adalah takhtanya. Artinya, Yehuwa-lah yang melantik dia menjadi Raja. Takhta Yesus akan ada untuk ”selama-lamanya”. Alangkah bangganya kita bisa melayani Yehuwa di bawah Raja yang telah Ia lantik!
(Ibrani 1:9) Kamu mencintai apa yang benar dan membenci pelanggaran. Itu sebabnya Allah, Allahmu, melantikmu dengan minyak, dan membuatmu lebih bahagia daripada raja-raja lain.”
Sambutlah Kristus, Raja yang Mulia!
7 Baca Mazmur 45:6, 7. Yesus sangat mengasihi kebenaran dan membenci apa pun yang bisa mencela Bapaknya. Maka, Yehuwa mengurapi dia dengan ”minyak kesukaan besar” untuk menjadi Raja Kerajaan Mesianik. Pengurapan Yesus lebih istimewa daripada pengurapan rekan-rekannya, yakni para raja Yehuda yang juga keturunan Daud. Dalam hal apa? Pertama, Yesus diurapi oleh Yehuwa sendiri. Kedua, ia diurapi untuk menjadi Raja sekaligus Imam Besar. (Mz. 2:2; Ibr. 5:5, 6) Ketiga, Yesus tidak diurapi dengan minyak harfiah tapi dengan roh kudus. Terakhir, ia memerintah dari surga, bukan dari bumi.
Menggali Permata Rohani
(Ibrani 1:3) Putra itu adalah cerminan kemuliaan Allah dan gambaran Allah yang persis, dan dia menopang segala sesuatu dengan firman Allah yang penuh kuasa. Lalu, setelah menyucikan kita dari dosa, dia duduk di sebelah kanan Allah yang Agung di surga.
Gambar; Patung
Apakah Yesus selalu mencerminkan rupa Bapaknya dalam taraf yang sama?
Putra sulung Allah, yang kemudian menjadi manusia bernama Yesus, diciptakan menurut gambar Bapaknya. (2Kor 4:4) Karena Putra ini jelas adalah pribadi yang Allah ajak bicara ketika Ia berfirman, ”Mari kita membuat manusia menurut gambar kita,” sang Putra sudah mirip dengan Bapaknya, sang Pencipta, sejak ia diciptakan. (Kej 1:26; Yoh 1:1-3; Kol 1:15, 16) Sewaktu menjadi manusia sempurna di bumi, ia mencerminkan sifat-sifat dan kepribadian Bapaknya hingga taraf penuh dalam batasan yang dapat diraih manusia, sehingga ia dapat mengatakan bahwa ”ia yang telah melihat aku telah melihat Bapak juga”. (Yoh 14:9; 5:17, 19, 30, 36; 8:28, 38, 42) Akan tetapi, kemiripan ini pasti dipertegas pada waktu Yesus dibangkitkan menjadi makhluk roh dan ketika ia dikaruniai ”semua wewenang di surga dan di bumi” oleh Bapaknya, Allah Yehuwa. (1Ptr 3:18; Mat 28:18) Karena pada waktu itu Allah meninggikan Yesus kepada ”kedudukan yang lebih tinggi”, Putra Allah kini memantulkan kemuliaan Bapaknya hingga taraf yang lebih tinggi daripada sebelum ia pergi dari surga ke bumi. (Flp 2:9; Ibr 2:9) Ia kini adalah ”gambaran yang tepat dari pribadi [Allah]”.—Ibr 1:2-4.
(Ibrani 1:10-12) Ada tertulis juga, ”Tuhan, pada mulanya Engkau meletakkan fondasi bumi, dan langit adalah karya tangan-Mu. Semua itu akan binasa, tapi Engkau akan tetap ada; dan seperti pakaian, semua itu akan menjadi usang, dan Engkau akan melipatnya seperti jubah, seperti pakaian, dan semua itu akan diganti. Tapi Engkau selalu sama, dan hidup-Mu tidak akan pernah berakhir.”
Langit dan Surga
Kata-kata di Mazmur 102:25, 26 berlaku untuk Allah Yehuwa, tetapi rasul Paulus mengutipnya untuk memaksudkan Yesus Kristus. Alasannya, Putra Allah satu-satunya yang diperanakkan adalah Wakil pribadi Allah yang digunakan untuk menciptakan alam semesta. Paulus mengontraskan kepermanenan sang Putra dengan kepermanenan ciptaan fisik, yang dapat ’dibungkus seperti jubah’ dan disisihkan oleh Allah, seandainya Ia memang merancangnya demikian.—Ibr 1:1, 2, 8, 10-12; bdk. 1Ptr 2:3, Rbi8, ctk.
Pembacaan Alkitab
(Ibrani 1:1-14) Di zaman dulu, Allah berbicara kepada leluhur kita melalui para nabi dalam berbagai kesempatan dan dengan berbagai cara. 2 Tapi di akhir zaman ini, Dia berbicara kepada kita melalui seorang Putra, yang Dia jadikan ahli waris segala sesuatu, dan Dia gunakan untuk menciptakan alam semesta. 3 Putra itu adalah cerminan kemuliaan Allah dan gambaran Allah yang persis, dan dia menopang segala sesuatu dengan firman Allah yang penuh kuasa. Lalu, setelah menyucikan kita dari dosa, dia duduk di sebelah kanan Allah yang Agung di surga. 4 Dia jauh lebih tinggi daripada para malaikat, karena dia mewarisi nama yang lebih mulia daripada nama mereka. 5 Misalnya, kepada malaikat mana Allah pernah berkata, ”Kamulah putra-Ku; sekarang Aku menjadi Bapakmu”? Dan sekali lagi, ”Aku akan menjadi Bapaknya, dan dia akan menjadi putra-Ku”? 6 Dan, ketika mengutus Putra Sulung-Nya lagi ke dunia, Dia mengatakan, ”Biarlah semua malaikat Allah sujud kepadanya.” 7 Selain itu, Dia mengatakan tentang para malaikat, ”Dia membuat para malaikat-Nya menjadi makhluk roh yang kuat, dan hamba-hamba-Nya Dia jadikan seperti kobaran api.” 8 Tapi tentang Putra-Nya, Dia mengatakan, ”Allah adalah takhtamu selama-lamanya, dan tongkat Kerajaanmu adalah tongkat kelurusan hati. 9 Kamu mencintai apa yang benar dan membenci pelanggaran. Itu sebabnya Allah, Allahmu, melantikmu dengan minyak, dan membuatmu lebih bahagia daripada raja-raja lain.” 10 Ada tertulis juga, ”Tuhan, pada mulanya Engkau meletakkan fondasi bumi, dan langit adalah karya tangan-Mu. 11 Semua itu akan binasa, tapi Engkau akan tetap ada; dan seperti pakaian, semua itu akan menjadi usang, 12 dan Engkau akan melipatnya seperti jubah, seperti pakaian, dan semua itu akan diganti. Tapi Engkau selalu sama, dan hidup-Mu tidak akan pernah berakhir.” 13 Tentang malaikat mana Dia pernah berkata, ”Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Aku menjadikan musuh-musuhmu tumpuan kakimu”? 14 Bukankah mereka semua makhluk roh yang menjalankan pelayanan suci, yang diutus untuk melayani orang-orang yang akan mewarisi keselamatan?
26 AGUSTUS–1 SEPTEMBER
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | IBRANI 4-6
”Berjuanglah Sekuat Tenaga agar Masuk ke Hari Peristirahatan Allah”
(Ibrani 4:1) Maka, karena janji untuk masuk ke hari peristirahatan-Nya masih berlaku, kita harus waspada agar tidak satu pun dari kita dianggap tidak layak untuk masuk.
(Ibrani 4:4) Di sebuah ayat, Dia pernah mengatakan ini tentang hari ketujuh: ”Pada hari ketujuh, Allah beristirahat dari semua pekerjaan-Nya.”
Apa ”Peristirahatan Allah” Itu?
3 Ada dua bukti yang membantu kita menyimpulkan bahwa hari ketujuh masih berlangsung pada abad pertama M. Pertama, perhatikan kata-kata Yesus kepada para penentang yang mengecamnya karena dia menyembuhkan orang pada hari Sabat, yang mereka anggap sebagai suatu bentuk pekerjaan. Tuan mengatakan kepada mereka, ”Bapakku terus bekerja hingga sekarang, dan aku pun terus bekerja.” (Yoh. 5:16, 17) Apa maksudnya? Yesus dituduh bekerja pada hari Sabat. Untuk menjawab tuduhan itu, Yesus mengatakan, ”Bapakku terus bekerja.” Yesus seolah-olah mengatakan kepada para pengecamnya, ’Bapakku dan aku melakukan jenis pekerjaan yang sama. Bapakku terus bekerja sampai hari ini, padahal sekarang masih Sabat-Nya yang berlangsung ribuan tahun. Jadi, aku pun boleh bekerja pada hari Sabat.’ Jadi, sehubungan dengan bumi, Yesus menunjukkan bahwa hari ketujuh, atau hari istirahat Allah, belum berakhir pada zamannya.
4 Bukti kedua diberikan oleh rasul Paulus. Sewaktu mengutip Kejadian 2:2 tentang istirahat Allah, Paulus menulis di bawah ilham, ”Kita yang telah memperlihatkan iman masuk ke peristirahatan itu.” (Ibr. 4:3, 4, 6, 9) Jadi, hari ketujuh masih berlangsung pada zaman Paulus. Berapa lama lagi hari itu masih akan berlangsung?
5 Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus ingat tujuan hari ketujuh. Kejadian 2:3 menjelaskannya, ”Allah memberkati hari ketujuh itu dan menyucikannya.” Hari itu ’disucikan’—dipisahkan oleh Yehuwa—agar tujuan-Nya dapat tercapai sepenuhnya. Tujuan itu adalah agar bumi didiami oleh pria dan wanita yang taat yang akan mengurus bumi serta isinya. (Kej. 1:28) Untuk mewujudkan tujuan inilah Allah Yehuwa dan Yesus Kristus, ”Tuan atas hari sabat”, ”terus bekerja hingga sekarang”. (Mat. 12:8) Hari istirahat Allah akan terus berlangsung hingga tujuan itu terwujud sepenuhnya pada akhir Pemerintahan Seribu Tahun Kristus.
(Ibrani 4:6) Maka, karena masih ada orang-orang yang bisa masuk, dan orang-orang yang lebih dulu mendapat kabar baik itu tidak masuk karena tidak taat,
Apa ”Peristirahatan Allah” Itu?
6 Tujuan Allah telah dijelaskan kepada Adam dan Hawa, tetapi mereka tidak bekerja sama dengan Allah untuk mewujudkan tujuan itu. Setelah Adam dan Hawa, ada jutaan orang lain yang juga tidak taat. Bahkan umat pilihan Allah, bangsa Israel, tidak taat. Dan, Paulus memperingatkan orang Kristen abad pertama bahwa sebagian dari mereka pun dapat menjadi seperti orang Israel zaman dahulu. Ia menulis, ”Karena itu, biarlah kita berupaya sebisa-bisanya untuk masuk ke peristirahatan itu, agar tidak seorang pun jatuh menurut pola ketidaktaatan yang sama.” (Ibr. 4:11) Paulus menunjukkan bahwa orang yang tidak taat tidak bisa memasuki istirahat Allah. Apa artinya bagi kita? Seandainya kita bertindak bertentangan dengan tujuan Allah, apakah itu berarti kita tidak akan memasuki istirahat Allah? Jelaslah, jawaban atas pertanyaan itu sangat penting bagi kita, dan kita akan membahasnya lebih jauh. Namun, pertama-tama, kita akan mengulas contoh buruk orang Israel dan mengapa mereka tidak memasuki istirahat Allah.
(Ibrani 4:9-11) Jadi bagi umat Allah, masih ada hari peristirahatan seperti hari sabat. 10 Orang yang sudah masuk ke hari peristirahatan Allah juga sudah beristirahat dari pekerjaannya sendiri, sama seperti Allah beristirahat. 11 Maka, mari kita berupaya keras untuk masuk ke hari peristirahatan itu, supaya tidak ada yang mengikuti contoh ketidaktaatan itu.
Apa ”Peristirahatan Allah” Itu?
16 Kita dewasa ini tentu tidak menjalankan sebagian Hukum Musa untuk memperoleh keselamatan. Kata-kata Paulus yang terilham kepada orang Efesus sangat jelas, ”Sesungguhnya, oleh kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh ini, kamu telah diselamatkan melalui iman; dan ini bukan karena upayamu, ini adalah pemberian Allah. Tidak, ini bukan hasil perbuatanmu, agar tidak seorang pun mempunyai dasar untuk bermegah.” (Ef. 2:8, 9) Jadi, bagaimana orang Kristen dapat memasuki, atau ambil bagian, dalam istirahat Allah? Yehuwa memisahkan hari ketujuh—hari istirahat-Nya—untuk mewujudkan sepenuhnya tujuan-Nya sehubungan dengan bumi. Kita dapat memasuki istirahat Allah jika kita dengan taat bekerja sama dengan Dia dan organisasi-Nya untuk mewujudkan tujuan-Nya.
17 Sebaliknya, jika kita meremehkan nasihat yang berdasarkan Alkitab yang kita terima melalui golongan budak yang setia dan bijaksana, sehingga bertindak menurut kemauan sendiri, kita bertindak bertentangan dengan tujuan Allah. Hal ini dapat merusak persahabatan kita dengan Yehuwa. Dalam artikel berikut, kita akan membahas beberapa situasi yang bisa memengaruhi umat Allah dan bagaimana keputusan kita bisa menentukan apakah kita benar-benar telah memasuki istirahat Allah.
Menggali Permata Rohani
(Ibrani 4:12) Firman Allah itu hidup dan penuh kuasa, lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun, bisa menusuk sampai memisahkan jiwa dan roh, juga sendi dan sumsum, dan bisa mengenali pikiran dan niat hati.
Pertanyaan Pembaca
Menurut Ibrani 4:12, ”firman Allah itu hidup dan mengerahkan kuasa”. Apa yang dimaksud dengan ”firman Allah” di ayat itu?
▪ Ayat-ayat sebelum dan sesudahnya menunjukkan bahwa Paulus sedang berbicara tentang apa yang Allah katakan sehubungan dengan tujuan-Nya, yang tertulis dalam Alkitab.
Dalam publikasi kita, kita sering menggunakan Ibrani 4:12 untuk menunjukkan bahwa Alkitab punya kuasa untuk mengubah kehidupan seseorang, dan itu memang benar. Tapi, ada manfaatnya jika kita memahami apa yang Paulus bahas ketika dia menulis Ibrani 4:12. Dia sedang menganjurkan orang Kristen Ibrani untuk mendukung berbagai tujuan Allah, yang banyak di antaranya dicatat dalam tulisan kudus. Paulus menggunakan bangsa Israel sebagai contoh. Orang Israel yang Allah bebaskan dari Mesir punya harapan untuk memasuki ”suatu negeri yang berlimpah dengan susu dan madu” yang Allah janjikan. Di sana mereka bisa benar-benar beristirahat.—Kel. 3:8; Ul. 12:9, 10.
Itu adalah tujuan Allah. Tapi, bangsa Israel menolak petunjuk Yehuwa dan tidak beriman. Jadi, kebanyakan dari mereka tidak masuk ke negeri yang Allah janjikan, atau peristirahatan itu. (Bil. 14:30; Yos. 14:6-10) Tapi, Paulus menambahkan bahwa masih ada ”janji untuk masuk ke peristirahatan [Allah]”. (Ibr. 3:16-19; 4:1) Jelaslah, ”janji” itu adalah bagian dari tujuan Allah yang sudah disingkapkan. Seperti orang Kristen Ibrani, kita bisa mempelajari tujuan Allah itu dan mendukungnya. Untuk menandaskan bahwa janji itu didasarkan atas Tulisan Kudus, Paulus mengutip Kejadian 2:2 dan Mazmur 95:11.
Kita pasti tersentuh karena tahu bahwa ”masih ada suatu janji untuk masuk ke peristirahatan [Allah]”. Alkitab mengajarkan bahwa kita bisa masuk ke peristirahatan Allah. Kita yakin akan janji itu, dan sudah mengambil tindakan untuk bisa memasukinya. Caranya bukan dengan menjalankan hukum Musa atau melakukan hal-hal baik lainnya untuk mendapat perkenan Allah. Tapi, kita perlu beriman kepada Allah sehingga kita dengan senang hati mendukung tujuan-Nya dan terus melakukannya. Ribuan orang di seluruh dunia juga mulai belajar Alkitab dan apa tujuan Allah itu. Hasilnya, banyak yang mengubah jalan hidup mereka, beriman, dan dibaptis. Ini menjadi bukti yang kuat bahwa ”firman Allah itu hidup dan mengerahkan kuasa”. Jadi, tujuan Allah yang disingkapkan dalam Alkitab sudah berpengaruh dan akan terus ”mengerahkan kuasa” atas kehidupan kita.
(Ibrani 6:17, 18) Begitu juga, ketika Allah memutuskan untuk lebih meyakinkan para ahli waris janji itu bahwa kehendak-Nya tidak mungkin berubah, Dia menjaminnya dengan sebuah sumpah, 18 supaya melalui kedua hal yang tidak mungkin berubah itu, yang tentangnya Allah tidak mungkin berbohong, kita yang sudah berlindung kepada-Nya bisa benar-benar dikuatkan, sehingga kita bisa berpegang teguh pada harapan yang ada di hadapan kita.
Harapan
Harapan kehidupan abadi dan ketidakfanaan ini, yang dipercayai oleh orang-orang yang ”mengambil bagian dalam panggilan surgawi” (Ibr 3:1), memiliki dasar yang kuat dan merupakan sesuatu yang dapat diandalkan dengan penuh keyakinan. Harapan itu didukung oleh dua hal yang tentangnya Allah mustahil berdusta, yakni janji-Nya serta sumpah-Nya, dan harapan itu bertumpu pada Kristus, yang kini tidak berkematian di surga. Karena itu, harapan tersebut dikatakan sebagai ”jangkar bagi jiwa, dan itu telah masuk ke sebelah dalam tirai [sebagaimana imam besar masuk ke Ruang Mahakudus pada Hari Pendamaian], ke mana seorang pelopor telah masuk demi kepentingan kita, yaitu Yesus, yang telah menjadi imam besar seperti Melkhizedek untuk selamanya”.—Ibr 6:17-20.
Pembacaan Alkitab
(Ibrani 5:1-14) Setiap imam besar yang berasal dari antara manusia dilantik demi kepentingan mereka untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan Allah, supaya dia bisa mempersembahkan pemberian dan korban untuk dosa. 2 Dia bisa beriba hati terhadap orang-orang yang kurang pengetahuan dan berbuat salah, karena dia pun menghadapi kelemahannya sendiri, 3 sehingga dia harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri, seperti yang dia lakukan untuk dosa bangsa itu. 4 Manusia mendapatkan kehormatan ini, hanya kalau dia dipanggil oleh Allah seperti Harun, bukan karena keinginannya sendiri. 5 Begitu juga, Kristus tidak memuliakan dirinya sendiri dengan menjadi imam besar. Sebaliknya, dia dimuliakan oleh Allah yang mengatakan kepadanya, ”Kamulah putra-Ku; sekarang Aku menjadi Bapakmu.” 6 Dia juga berkata di ayat lain, ”Kamu adalah imam selamanya seperti Melkhizedek.” 7 Selama hidupnya di bumi, Kristus berdoa dengan sungguh-sungguh dan memohon dengan jeritan dan tangisan kepada Allah, yang bisa menyelamatkan dia dari kematian, dan didengar karena rasa takutnya kepada Allah. 8 Meskipun dia adalah putra, dia belajar ketaatan dari hal-hal yang dia derita. 9 Setelah menjadi sempurna, dia bertanggung jawab untuk memberikan keselamatan abadi kepada semua orang yang menaati dia, 10 karena dia sudah ditentukan oleh Allah untuk menjadi imam besar seperti Melkhizedek. 11 Kami ingin mengatakan banyak hal tentang dia, tapi kami kesulitan menjelaskannya, karena kalian sudah menjadi lambat dalam memahami. 12 Walaupun sekarang kalian seharusnya sudah menjadi guru, kalian memerlukan seseorang untuk mengajar kalian lagi dari awal, tentang hal-hal dasar pernyataan suci Allah, dan kalian kembali membutuhkan susu, bukan makanan keras. 13 Setiap orang yang hanya minum susu tidak mengerti firman kebenaran, karena dia adalah anak kecil. 14 Tapi, makanan keras adalah untuk orang dewasa, yang kemampuan berpikirnya selalu digunakan sehingga terlatih untuk membedakan yang benar dan yang salah.