PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • mwbr20 Januari hlm. 1-12
  • Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Januari 2020

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Januari 2020
  • Referensi untuk Lembar Pelajaran—Pelayanan dan Kehidupan Kristen—2020
  • Subjudul
  • 6-12 JANUARI
  • 13-19 JANUARI
  • 20-26 JANUARI
  • 27 JANUARI–2 FEBRUARI
  • Menggali Permata Rohani
Referensi untuk Lembar Pelajaran—Pelayanan dan Kehidupan Kristen—2020
mwbr20 Januari hlm. 1-12

Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen

6-12 JANUARI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 1-2

”Yehuwa Menciptakan Kehidupan di Bumi”

(Kejadian 1:3, 4) Allah berkata, ”Jadilah terang.” Lalu terang pun ada. 4 Setelah itu, Allah melihat bahwa terang itu baik, dan Allah mulai memisahkan terang dan gelap.

(Kejadian 1:6) Lalu Allah berkata, ”Jadilah ruang yang luas di antara air, yang memisahkan air menjadi dua bagian.”

(Kejadian 1:9) Lalu Allah berkata, ”Terkumpullah air yang ada di bawah langit ke satu tempat; muncullah tanah yang kering.” Dan itulah yang terjadi.

(Kejadian 1:11) Lalu Allah berkata, ”Tumbuhlah rumput di tanah, juga berbagai jenis tumbuhan berbiji dan pohon buah, yang menghasilkan buah yang berbiji.” Dan itulah yang terjadi.

it-1 506 ¶2-4

Ciptaan; Penciptaan

Ketika Allah berkata pada Hari Pertama, ”Biarlah ada terang,” tampaknya cahaya yang terdifusi menembus lapisan awan tersebut meski sumber-sumber cahayanya masih belum terlihat dengan jelas dari permukaan bumi. Kelihatannya ini merupakan proses yang bertahap, sebagaimana ditunjukkan oleh penerjemah J. W. Watts, ”Dan secara bertahap cahaya mulai ada.” (Kej 1:3, A Distinctive Translation of Genesis) Allah memisahkan terang dan kegelapan, dan menyebut terang itu Siang sedangkan kegelapan itu Malam. Hal ini menunjukkan bahwa bumi berotasi pada porosnya seraya berputar mengelilingi matahari, sehingga kedua belahannya, bagian timur dan barat, dapat mengalami periode siang dan malam.​—Kej 1:3, 4.

Pada Hari Kedua, Allah menjadikan angkasa dengan membuat pemisahan ”antara air dengan air”. Sebagian air tetap ada di bumi, tetapi sebagian besar dinaikkan jauh di atas permukaan bumi, dan di antara kedua bagian itulah terbentuk angkasa. Allah menyebut angkasa itu Langit, tetapi hanya yang berkaitan dengan bumi, sebab air yang digantungkan di atas angkasa tidak dikatakan mencakup bintang-bintang atau benda-benda luar angkasa lainnya.​—Kej 1:6-8; lihat ANGKASA.

Pada Hari Ketiga, melalui kuasa mukjizat Allah, air di bumi dikumpulkan menjadi satu dan tanah yang kering pun muncul, lalu Allah menyebutnya Darat. Pada hari yang sama itu pula, bukan melalui faktor kebetulan atau proses evolusi, Allah menaruh kehidupan pada atom-atom materi sehingga rumput, tumbuh-tumbuhan, dan pohon buah-buahan mulai ada. Ketiga kelompok umum ini dapat bereproduksi menurut ”jenisnya”.​—Kej 1:9-13.

(Kejadian 1:14) Lalu Allah berkata, ”Jadilah benda-benda penerang di langit untuk membedakan siang dan malam. Semua itu juga akan menjadi tanda untuk menunjukkan musim, hari, dan tahun.

(Kejadian 1:20) Lalu Allah berkata, ”Jadilah berbagai binatang yang memenuhi air, dan jadilah berbagai binatang terbang yang terbang di langit.”

(Kejadian 1:24) Lalu Allah berkata, ”Jadilah berbagai jenis binatang di bumi, yaitu berbagai jenis binatang peliharaan, binatang liar, dan binatang lainnya.” Dan itulah yang terjadi.

(Kejadian 1:27) Kemudian, Allah menciptakan manusia yang mirip dengan-Nya. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan, yang mirip dengan-Nya.

it-1 506 ¶7-507 ¶2

Ciptaan; Penciptaan

Patut diperhatikan juga bahwa di Kejadian 1:16 kata kerja Ibrani ba·raʼ′, yang artinya ”mencipta”, tidak digunakan. Sebaliknya, digunakan kata kerja Ibrani ʽa·sah′, artinya ”membuat”. Karena matahari, bulan, dan bintang-bintang termasuk ”langit” yang disebutkan di Kejadian 1:1, benda-benda itu telah diciptakan lama berselang sebelum Hari Keempat. Pada hari keempat, Allah mulai ”membuat” benda-benda langit itu memiliki kaitan yang baru terhadap permukaan bumi dan angkasa di atasnya. Ketika dikatakan bahwa ”Allah menaruh itu semua di angkasa untuk menyinari bumi”, berarti benda-benda tersebut kini dapat terlihat dari permukaan bumi, seolah-olah semuanya ada di angkasa. Selain itu, benda-benda penerang ini ”berfungsi sebagai tanda dan untuk musim-musim dan untuk hari-hari dan tahun-tahun” sehingga belakangan dapat menjadi petunjuk bagi manusia dalam berbagai hal.​—Kej 1:14.

Hari Kelima ditandai dengan penciptaan jiwa-jiwa pertama yang bukan manusia di bumi. Allah tidak merancang hanya satu ciptaan yang berevolusi menjadi bentuk-bentuk yang lain, tetapi pada waktu itu sekelompok jiwa yang hidup secara harfiah diciptakan melalui kuasa ilahi. Disebutkan, ”Kemudian Allah menciptakan makhluk-makhluk laut yang luar biasa besar dan segala jiwa yang hidup dan bergerak, yang berkeriapan dalam air menurut jenisnya, dan segala makhluk terbang yang bersayap menurut jenisnya.” Karena senang melihat apa yang Ia hasilkan, Allah memberkati mereka dan memberi tahu mereka untuk ”bertambah banyak”; hal ini tidak mustahil karena makhluk-makhluk yang terdiri dari beraneka ragam famili itu dianugerahi Allah kesanggupan untuk bereproduksi ”menurut jenisnya”.​—Kej 1:20-23.

Pada Hari Keenam, ”Allah membuat binatang liar di bumi menurut jenisnya dan binatang peliharaan menurut jenisnya dan segala binatang yang merayap di tanah menurut jenisnya”; hasil karya itu pun baik, seperti halnya semua karya ciptaan Allah yang sebelumnya.​—Kej 1:24, 25.

Menjelang penutup hari keenam kegiatan penciptaan, Allah menjadikan suatu jenis makhluk yang sama sekali baru, lebih unggul daripada binatang, tetapi lebih rendah daripada malaikat. Makhluk itu adalah manusia, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Meskipun Kejadian 1:27 hanya secara singkat berbicara tentang manusia, yaitu ”laki-laki dan perempuan diciptakan[-Nya] mereka”, catatan yang sejajar di Kejadian 2:7-9 memperlihatkan bahwa Allah Yehuwa membentuk manusia dari debu tanah, mengembuskan ke dalam lubang hidungnya napas kehidupan, dan manusia itu menjadi jiwa yang hidup, yang baginya telah tersedia sebuah rumah firdaus dan makanan. Dalam hal ini, Yehuwa menggunakan unsur-unsur bumi dalam pekerjaan penciptaan dan kemudian, setelah membentuk manusia, Ia menciptakan perempuan dengan salah satu tulang rusuk Adam sebagai bahan dasar. (Kej 2:18-25) Dengan diciptakannya wanita, manusia itu menjadi lengkap sebagai satu ’jenis’.​—Kej 5:1, 2.

Menggali Permata Rohani

(Kejadian 1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

w15 1/6 5

Pengaruh Sains bagi Anda

Umur bumi dan alam semesta

Para ilmuwan memperkirakan bahwa umur bumi sekitar 4 miliar tahun dan alam semesta sekitar 13 sampai 14 miliar tahun. Alkitab tidak menyebut kapan tepatnya alam semesta diciptakan. Alkitab juga tidak menyatakan bahwa usia bumi baru beberapa ribu tahun. Ayat paling pertama dalam Alkitab hanya mengatakan, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1) Pernyataan ini memungkinkan para ilmuwan memperkirakan usia bumi kita sesuai dengan prinsip-prinsip sains.

(Kejadian 1:26) Lalu Allah berkata, ”Mari kita membuat manusia yang mirip dengan kita, yang punya kesamaan dengan kita. Mereka akan berkuasa atas ikan di laut, binatang yang terbang, binatang peliharaan, dan segala binatang lain di bumi, juga atas seluruh bumi.”

it-2 1246 ¶11

Yesus Kristus

Bukan rekan Pencipta. Namun, sekalipun sang Putra ambil bagian dalam pekerjaan penciptaan, ia tidak menjadi rekan Pencipta bersama Bapaknya. Kuasa untuk menciptakan berasal dari Allah melalui roh kudus, atau tenaga aktif-Nya. (Kej 1:2; Mz 33:6) Dan, karena Yehuwa adalah Sumber segala kehidupan, semua ciptaan bernyawa, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, berutang kehidupan kepada-Nya. (Mz 36:9) Jadi, sang Putra memang bukan rekan Pencipta, melainkan ia adalah wakil atau sarana yang digunakan Yehuwa, sang Pencipta, dalam pekerjaan-Nya. Yesus sendiri mengakui Allah sebagai Pencipta segala sesuatu; fakta itu juga diakui dalam seluruh Alkitab.​—Mat 19:4-6; lihat CIPTAAN; PENCIPTAAN.

Pembacaan Alkitab

(Kejadian 1:1-19) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2 Di bumi belum ada apa-apa dan kosong, yang ada hanya kegelapan menutupi air yang dalam, dan tenaga Allah bergerak ke sana kemari di atas permukaan air. 3 Allah berkata, ”Jadilah terang.” Lalu terang pun ada. 4 Setelah itu, Allah melihat bahwa terang itu baik, dan Allah mulai memisahkan terang dan gelap. 5 Allah menyebut terang itu Siang, dan gelap itu Malam. Malam tiba dan pagi pun tiba, itulah hari pertama. 6 Lalu Allah berkata, ”Jadilah ruang yang luas di antara air, yang memisahkan air menjadi dua bagian.” 7 Kemudian, Allah membuat ruang yang luas untuk memisahkan air yang ada di bawah ruang itu dari air yang ada di atasnya. Dan itulah yang terjadi. 8 Allah menyebut ruang yang luas itu Langit. Malam tiba dan pagi pun tiba, itulah hari kedua. 9 Lalu Allah berkata, ”Terkumpullah air yang ada di bawah langit ke satu tempat; muncullah tanah yang kering.” Dan itulah yang terjadi. 10 Allah menyebut tanah yang kering itu Darat, dan kumpulan air itu Laut. Dan Allah melihat bahwa hal itu baik. 11 Lalu Allah berkata, ”Tumbuhlah rumput di tanah, juga berbagai jenis tumbuhan berbiji dan pohon buah, yang menghasilkan buah yang berbiji.” Dan itulah yang terjadi. 12 Berbagai jenis rumput, tumbuhan berbiji dan pohon yang menghasilkan buah yang berbiji mulai tumbuh dari tanah. Lalu Allah melihat bahwa hal itu baik. 13 Malam tiba dan pagi pun tiba, itulah hari ketiga. 14 Lalu Allah berkata, ”Jadilah benda-benda penerang di langit untuk membedakan siang dan malam. Semua itu juga akan menjadi tanda untuk menunjukkan musim, hari, dan tahun. 15 Semua itu akan menjadi benda penerang di langit untuk menerangi bumi.” Dan itulah yang terjadi. 16 Kemudian, Allah membuat dua benda penerang yang besar, penerang yang lebih besar untuk bersinar di siang hari dan yang lebih kecil untuk bersinar di malam hari. Allah juga membuat bintang-bintang. 17 Maka Allah menaruh semua itu di langit untuk menerangi bumi, 18 untuk bersinar pada siang dan malam hari, dan untuk memisahkan terang dan gelap. Lalu Allah melihat bahwa hal itu baik. 19 Malam tiba dan pagi pun tiba, itulah hari keempat.

13-19 JANUARI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 3-5

”Akibat yang Menyedihkan dari Kebohongan Pertama”

(Kejadian 3:1-5) Ular adalah binatang yang paling berhati-hati dari semua binatang liar yang Allah Yehuwa buat. Ular berkata kepada wanita itu, ”Apa benar Allah berkata bahwa kalian tidak boleh makan buah dari semua pohon di taman ini?” 2 Wanita itu berkata kepada ular, ”Kami boleh makan buah dari pohon-pohon di taman ini. 3 Tapi tentang buah dari pohon di tengah taman, Allah berkata, ’Kalian tidak boleh memakannya, kalian tidak boleh menyentuhnya. Kalau kalian lakukan itu, kalian akan mati.’” 4 Ular berkata kepada wanita itu, ”Kalian pasti tidak akan mati. 5 Sebenarnya Allah tahu bahwa kalau kalian makan buah itu, hari itu juga mata kalian akan terbuka dan kalian akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

w17.02 5 ¶9

Tujuan Yehuwa Pasti Tercapai!

9 Setan si Iblis menggunakan seekor ular untuk menipu Hawa agar dia tidak menaati Bapaknya, Yehuwa. (Baca Kejadian 3:1-5; Pny. 12:9) Setan membuat Hawa ragu dengan mengajukan pertanyaan yang menunjukkan bahwa Allah melarang manusia memakan ”buah dari setiap pohon di taman ini”. Dia seolah-olah bertanya, ’Jadi, kamu tidak boleh melakukan yang kamu mau?’ Lalu dia berkata, ”Kamu pasti tidak akan mati.” Itu adalah dusta. Kemudian, Setan mencoba meyakinkan Hawa bahwa dia tidak perlu menaati Allah. Setan berkata, ”Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya, matamu tentu akan terbuka.” Setan menuduh Yehuwa melarang mereka memakan buah itu karena Allah tidak ingin agar mereka mengetahui sesuatu yang luar biasa. Akhirnya, dia membuat janji palsu ini, ”Kamu tentu akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat.”

(Kejadian 3:6) Maka, wanita itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan kelihatan sangat menarik, bahkan sangat memikat. Dia pun memetik dan memakannya. Lalu, dia memberikan buah itu kepada suaminya saat mereka sedang bersama, dan suaminya pun memakannya.

w00 15/11 25 ¶8–26 ¶1

Kita Dapat Menarik Pelajaran dari Pasangan Manusia Pertama

Apakah dosa Hawa tak terelakkan? Sama sekali tidak! Tempatkan diri saudara pada posisinya. Pendapat si ular benar-benar memutarbalikkan apa yang telah dikatakan Allah dan Adam. Bagaimana perasaan saudara jika ada orang asing yang menuduh seseorang yang saudara kasihi dan percayai telah berdusta? Reaksi Hawa seharusnya berbeda, memperlihatkan perasaan jijik dan marah, bahkan menolak untuk mendengarkan. Lagi pula, memangnya siapa ular itu sampai berani mempertanyakan keadilbenaran Allah dan kata-kata suaminya? Karena respek terhadap prinsip kekepalaan, Hawa seharusnya mencari nasihat sebelum mengambil keputusan apa pun. Demikian pula hendaknya kita jika dihadapkan pada informasi yang bertentangan dengan instruksi pemberian Allah. Namun, Hawa mempercayai kata-kata si Penggoda, ingin memutuskan sendiri apa yang baik dan apa yang jahat. Semakin lama ia memikirkan gagasan itu, semakin menarik hal itu baginya. Betapa besar kekeliruan yang ia buat dengan memendam keinginan yang salah, bukannya menyingkirkan itu dari pikirannya atau membahas persoalan itu dengan kepala keluarganya!​—1 Korintus 11:3; Yakobus 1:14, 15.

Adam Mendengarkan Istrinya

Hawa segera membujuk Adam untuk ikut berdosa. Bagaimana Adam sampai begitu mudahnya mengiakan? (Kejadian 3:6, 17) Adam menghadapi suatu konflik keloyalan. Apakah ia akan menaati Penciptanya, yang telah memberi dia segala sesuatu, termasuk pasangan hidupnya yang tercinta, Hawa? Apakah Adam akan mencari bimbingan Allah sehubungan dengan apa yang ia hendak lakukan sekarang? Atau, apakah pria itu akan memutuskan untuk ikut berdosa bersama istrinya? Adam tahu betul bahwa apa yang diharapkan istrinya dengan memakan buah terlarang itu bersifat menipu. Rasul Paulus diilhami untuk menulis, ”Adam tidak tertipu, tetapi wanita itu tertipu sepenuhnya sehingga melakukan pelanggaran.” (1 Timotius 2:14) Jadi, Adam sengaja memilih untuk menantang Yehuwa. Rasa takut dipisahkan dari istrinya ternyata lebih besar daripada imannya akan kesanggupan Allah untuk memperbaiki situasinya.

(Kejadian 3:15-19) Aku akan membuat kamu dan wanita itu bermusuhan, begitu juga keturunanmu dan keturunannya. Dia akan menghancurkan kepalamu, dan kamu akan melukai tumitnya.” 16 Allah berkata kepada wanita itu, ”Kamu akan sangat menderita selama kamu hamil. Kamu akan kesakitan saat melahirkan. Kamu juga akan merasa sangat membutuhkan suamimu, dan dia akan menguasaimu.” 17 Allah berkata kepada Adam, ”Aku sudah memberimu perintah ini, ’Kamu tidak boleh makan buah pohon itu’, tapi kamu menuruti istrimu dan makan buah pohon itu. Maka terkutuklah tanah karena kamu. Untuk memakan hasilnya, kamu harus bersusah payah sepanjang hidupmu. 18 Tanah akan menumbuhkan tanaman berduri dan rumput liar, dan tumbuhan di padang akan menjadi makananmu. 19 Kamu harus berkeringat dan bekerja keras untuk bisa makan, sampai kamu kembali ke tanah, karena kamu berasal dari situ. Kamu debu dan kamu akan kembali ke debu.”

w12 1/9 4 ¶2

Apakah Allah Memang Peduli Terhadap Perempuan?

Apakah perempuan dikutuk oleh Allah?

Tidak. Sebaliknya, ”naga besar itu, ular yang semula, yang disebut Iblis”, dialah yang ’dikutuk’ Allah. (Penyingkapan [Wahyu] 12:9; Kejadian 3:14) Ketika Allah mengatakan bahwa Adam akan ”menguasai” istrinya, itu tidak berarti Allah setuju laki-laki menaklukkan perempuan. (Kejadian 3:16) Ia hanya menubuatkan konsekuensi menyedihkan dari dosa atas pasangan manusia pertama.

w04 1/1 29 ¶2

Pokok-Pokok Penting Buku Kejadian—I

3:17—Dengan cara bagaimana tanah dikutuk, dan untuk berapa lama? Kutuk yang dinyatakan atas tanah mengartikan bahwa menggarap tanah itu sekarang menjadi sangat sulit. Dampak dari tanah yang dikutuk, dengan tanaman berduri dan rumput durinya, begitu hebat dirasakan keturunan Adam sehingga ayah Nuh, Lamekh, menyebut tentang ”rasa sakit tangan kita karena tanah yang telah Yehuwa kutuk”. (Kejadian 5:29) Setelah Air Bah, Yehuwa memberkati Nuh dan putra-putranya, menyatakan maksud-tujuan-Nya agar mereka memenuhi bumi. (Kejadian 9:1) Kutukan Allah atas tanah tampaknya telah dicabut.​—Kejadian 13:10.

it-2 700 ¶6

Sakit Bersalin

Penderitaan yang menyertai proses melahirkan anak. Allah menyatakan kepada wanita pertama, Hawa, setelah ia berdosa, apa akibat dosa itu terhadap proses melahirkan anak. Seandainya ia tetap taat, berkat Allah akan berlanjut atas dirinya dan proses melahirkan anak akan menghasilkan sukacita semata, karena ”berkat Yehuwa—itulah yang membuat kaya, dan ia tidak menambahkan kepedihan hati bersamanya”. (Ams 10:22) Tetapi sekarang, secara umum, rasa sakit timbul karena tubuh tidak berfungsi dengan sempurna. Maka, Allah berfirman (sebagaimana perkara-perkara yang Ia izinkan sering kali dikatakan dilakukan oleh-Nya), ”Aku akan menambahkan banyak kesakitan pada kehamilanmu; dalam nyeri bersalin engkau akan melahirkan anak.”​—Kej 3:16.

Menggali Permata Rohani

(Kejadian 4:23, 24) Lalu, Lamekh membuat puisi ini bagi istri-istrinya, Ada dan Zila, ”Istri-istri Lamekh, dengarlah suaraku, Berilah telinga untuk kata-kataku: Seorang pria kubunuh karena melukai aku, Seorang pria muda karena memukul aku. 24 Jika Kain harus dibalaskan 7 kali lipat, Maka Lamekh 77 kali lipat.”

it-1 1386 ¶10

Lamekh

Puisi yang digubah Lamekh untuk istri-istrinya (Kej 4:23, 24) menggambarkan suasana zaman itu yang penuh dengan kekerasan. Berikut ini puisi Lamekh, ”Dengarlah suaraku, hai, istri-istri Lamekh; berilah telinga kepada perkataanku: Seorang pria telah kubunuh karena melukai aku, ya, seorang pria muda karena memukul aku. Jika tujuh kali lipat Kain harus dibalaskan, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat.” Jelas bahwa Lamekh di sini menyatakan suatu kasus pembelaan diri, dengan mengemukakan alasan bahwa tindakannya bukan pembunuhan yang disengaja, seperti yang dilakukan Kain. Menurut pengakuan Lamekh, ia telah membunuh pria yang memukul dan melukainya itu untuk membela diri. Jadi, puisinya merupakan permohonan agar ia dilindungi terhadap siapa pun yang ingin melakukan pembalasan terhadapnya karena telah membunuh orang yang menyerangnya.

(Kejadian 4:26) Set punya anak laki-laki, dan dia menamainya Enos. Pada waktu itu, orang-orang mulai menghina nama Yehuwa.

it-1 971 ¶8

Hujah

Keterangan bahwa orang-orang mulai ”menyebut nama Yehuwa” pada zaman Enos selama periode pra-Air Bah tentu tidak berarti bahwa hal itu dilakukan dengan tulus dan benar, sebab lama sebelumnya Habel pasti telah menyapa Allah dengan nama ilahi. (Kej 4:26; Ibr 11:4) Menurut beberapa pakar, orang-orang itu menyebut nama Allah dalam arti menyalahgunakannya dan secara tidak patut menamai manusia atau objek-objek berhala dengan nama Yehuwa. Jika memang demikian, hal itu merupakan tindakan hujah.​—lihat ENOS.

Pembacaan Alkitab

(Kejadian 4:17–5:8) Kemudian, Kain berhubungan seks dengan istrinya, dan istrinya pun hamil dan melahirkan Henokh. Lalu Kain membangun sebuah kota dan menamai kota itu Henokh, seperti nama anaknya. 18 Lalu Henokh punya anak bernama Irad. Irad adalah ayah Mehuyael, Mehuyael adalah ayah Metusyael, dan Metusyael adalah ayah Lamekh. 19 Lamekh punya dua istri, yang pertama bernama Ada dan yang kedua bernama Zila. 20 Ada melahirkan Yabal, yaitu orang pertama yang tinggal di kemah-kemah dan memelihara ternak. 21 Adiknya bernama Yubal. Dia adalah orang pertama yang memainkan harpa dan seruling. 22 Zila melahirkan Tubal-kain, yang menempa berbagai alat dari tembaga dan besi. Saudara perempuan Tubal-kain adalah Naama. 23 Lalu, Lamekh membuat puisi ini bagi istri-istrinya, Ada dan Zila, ”Istri-istri Lamekh, dengarlah suaraku, Berilah telinga untuk kata-kataku: Seorang pria kubunuh karena melukai aku, Seorang pria muda karena memukul aku. 24 Jika Kain harus dibalaskan 7 kali lipat, Maka Lamekh 77 kali lipat.” 25 Adam berhubungan seks lagi dengan istrinya. Lalu istrinya melahirkan anak laki-laki dan menamainya Set, karena dia berkata, ”Allah telah memberiku keturunan lain sebagai ganti Habel, karena Kain membunuhnya.” 26 Set punya anak laki-laki, dan dia menamainya Enos. Pada waktu itu, orang-orang mulai menghina nama Yehuwa.

5 Inilah catatan tentang sejarah Adam. Pada hari Allah menciptakan Adam, Adam dibuat punya kesamaan dengan Allah. 2 Dia menciptakan laki-laki dan perempuan. Pada hari mereka diciptakan, Dia memberkati mereka dan menamai mereka Manusia. 3 Ketika Adam berumur 130 tahun, dia punya anak lelaki yang mirip dengannya, yang seperti dia, dan dia menamainya Set. 4 Setelah Set lahir, Adam hidup 800 tahun lagi. Dia punya anak-anak lelaki dan perempuan. 5 Jadi Adam hidup sampai umur 930 tahun, lalu dia meninggal. 6 Ketika Set berumur 105 tahun, dia punya anak bernama Enos. 7 Setelah Enos lahir, Set hidup 807 tahun lagi. Dia punya anak-anak lelaki dan perempuan. 8 Jadi Set hidup sampai umur 912 tahun, lalu dia meninggal.

20-26 JANUARI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 6-8

”Dia Melakukannya Persis Seperti Itu”

(Kejadian 6:9) Inilah sejarah Nuh. Nuh adalah orang yang benar. Dia tanpa cela, tidak seperti orang sezamannya. Nuh berjalan dengan Allah yang benar.

(Kejadian 6:13) Lalu Allah berkata kepada Nuh, ”Aku sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, karena manusia sudah membuat bumi penuh dengan kekerasan. Jadi Aku akan menghancurkan mereka bersama dengan bumi.

w18.02 4 ¶4

Tirulah Iman dan Ketaatan Nuh, Daniel, dan Ayub

4 Tantangan yang Nuh hadapi. Pada zaman Henokh, kakek buyut Nuh, orang-orang sudah sangat jahat. Mereka bahkan menghina Yehuwa. (Yud. 14, 15) Sejak itu, dunia terus bertambah jahat, dan pada zaman Nuh, bumi sudah ”penuh kekerasan”. Para malaikat yang jahat menjelma menjadi manusia dan menikahi para wanita. Anak-anak mereka pun sangat jahat dan kejam. (Kej. 6:2-4, 11, 12) Tapi, tidak seperti orang-orang di sekitarnya, Nuh melakukan apa yang benar. Alkitab berkata, ”Nuh menyenangkan hati Yehuwa.” Dia ”berjalan dengan Allah yang benar”.​—Kej. 6:8, 9.

(Kejadian 6:14-16) Buatlah sebuah bahtera dari kayu yang kuat. Buatlah ruangan-ruangan di dalamnya, dan lapisi bagian dalam serta luarnya dengan ter. 15 Kamu harus membuatnya begini: Panjangnya 300 hasta, lebarnya 50 hasta, dan tingginya 30 hasta. 16 Buat sebuah jendela agar cahaya bisa masuk ke dalam bahtera, satu hasta dari atap. Buatlah pintu masuk bahtera di salah satu sisinya, dan bahtera itu harus punya tiga tingkat, yaitu tingkat bawah, tengah, dan atas.

w13 1/4 14 ¶1

Ia ”Berjalan dengan Allah yang Benar”

Pekerjaan itu memakan waktu puluhan tahun, mungkin 40 sampai 50 tahun. Mereka harus menebang pohon lalu mengangkut, memotong, membentuk, kemudian menyambung kayu-kayunya. Bahtera itu bertingkat tiga, dan memiliki sejumlah ruangan serta sebuah pintu di salah satu sisinya. Ada juga jendela-jendela di sekeliling bagian atas. Atapnya dibuat agak miring dan sedikit menjorok supaya air hujan bisa turun.​—Kejadian 6:14-16.

(Kejadian 6:22) Nuh melakukan semua yang Allah perintahkan. Dia melakukannya persis seperti itu.

w11 15/9 18 ¶13

Berlarilah dengan Tekun dalam Perlombaan

13 Apa yang membantu hamba-hamba Yehuwa itu bertekun dan menang dalam perlombaan? Perhatikan apa yang Paulus tulis tentang Nuh. (Baca Ibrani 11:7.) ’Air bah yang akan membinasakan semua makhluk’ ini belum pernah dilihat Nuh. (Kej. 6:17) Itu belum pernah terjadi. Namun, Nuh tidak menganggapnya mustahil. Mengapa? Karena ia beriman bahwa apa pun yang Yehuwa katakan pasti akan Yehuwa laksanakan. Nuh tidak merasa bahwa apa yang diminta darinya terlalu sulit. Ia ”melakukannya tepat seperti itu”. (Kej. 6:22) Mengingat semua hal yang harus ia lakukan—membangun bahtera, mengumpulkan binatang, mengisi bahtera dengan makanan untuk manusia dan hewan, mengumumkan berita peringatan, dan menjaga kerohanian keluarganya tetap kuat—tidak selalu mudah bagi Nuh untuk ”melakukannya tepat seperti itu”. Tetapi, karena Nuh beriman dan bertekun, ia dan keluarganya memperoleh kehidupan dan berkat.   

Menggali Permata Rohani

(Kejadian 7:2) Dari setiap binatang yang tidak haram, ambillah tujuh ekor, jantan dan betina, dan dari setiap binatang yang haram, dua ekor saja, jantan dan betina,

w04 1/1 29-30 ¶7

Pokok-Pokok Penting Buku Kejadian—I

7:2—Apa yang digunakan sebagai dasar untuk membedakan antara binatang yang tidak haram dan yang haram? Dasar pembedaan pasti berhubungan dengan penggunaan korban-korban dalam ibadat dan bukan apa yang dapat dan tidak dapat dimakan. Sebelum Air Bah, daging binatang bukan bagian dari menu makanan manusia. Sebutan ”tidak haram” dan ”haram” untuk makanan muncul hanya dalam Hukum Musa, dan pembatasan itu berakhir sewaktu hukum tersebut ditiadakan. (Kisah 10:9-16; Efesus 2:15) Tampaknya, Nuh tahu apa yang cocok untuk korban dalam ibadat kepada Yehuwa. Segera setelah ia meninggalkan bahtera, ia ”mendirikan sebuah mezbah bagi Yehuwa dan mengambil beberapa dari antara segala binatang yang tidak haram dan dari antara segala makhluk terbang yang tidak haram lalu mempersembahkan persembahan bakaran di atas mezbah”.​—Kejadian 8:20.

(Kejadian 7:11) Pada waktu Nuh berumur 600 tahun, pada hari ke-17 bulan ke-2, air yang sangat banyak tercurah dari langit dan pintu-pintu air di langit pun terbuka.

w04 1/1 30 ¶1

Pokok-Pokok Penting Buku Kejadian—I

7:11—Dari mana air yang menyebabkan Air Bah global itu berasal? Selama periode atau ”hari” kedua penciptaan manakala ”angkasa” atmosfer bumi dibentuk, ada air ”di bawah angkasa itu” dan air ”di atas angkasa itu”. (Kejadian 1:6, 7) Air yang ”di bawah” adalah air yang sudah ada di bumi. Air yang ”di atas” adalah uap air yang jumlahnya sangat besar yang mengambang tinggi di atas bumi, membentuk suatu ”sumber air yang dalam dan sangat luas”. Air itu turun ke bumi pada zaman Nuh.

Pembacaan Alkitab

(Kejadian 6:1-16) Manusia di bumi bertambah banyak dan mereka memiliki anak-anak perempuan. 2 Putra-putra Allah yang benar mulai memperhatikan bahwa anak perempuan manusia itu cantik-cantik. Maka siapa pun yang mereka inginkan, mereka jadikan istri. 3 Lalu Yehuwa berkata, ”Aku tidak akan terus bersabar kepada manusia, karena mereka hanyalah manusia berdosa. Karena itu, mereka akan hidup 120 tahun lagi.” 4 Pada masa itu dan sesudahnya, ada para raksasa di bumi, karena putra-putra Allah yang benar terus melakukan hubungan dengan anak-anak perempuan manusia. Para wanita itu pun melahirkan anak-anak lelaki. Mereka menjadi pria-pria perkasa yang terkenal pada zaman dulu. 5 Maka, Yehuwa melihat bahwa kejahatan di bumi sangat parah. Pikiran dan keinginan hati manusia selalu jahat. 6 Yehuwa sangat sedih telah membuat manusia di bumi, dan hati-Nya sakit. 7 Maka Yehuwa berkata, ”Aku akan melenyapkan manusia yang Kuciptakan itu dari muka bumi, manusia dan binatang peliharaan, binatang yang terbang, dan binatang lainnya, karena Aku sangat sedih telah membuat mereka.” 8 Tapi Nuh menyenangkan hati Yehuwa. 9 Inilah sejarah Nuh. Nuh adalah orang yang benar. Dia tanpa cela, tidak seperti orang sezamannya. Nuh berjalan dengan Allah yang benar. 10 Belakangan, Nuh punya tiga anak laki-laki, yaitu Sem, Ham, dan Yafet. 11 Tapi dalam pandangan Allah yang benar, bumi sudah rusak dan penuh kekerasan. 12 Allah memandang bumi, dan bumi telah rusak, semua orang sudah rusak perbuatannya. 13 Lalu Allah berkata kepada Nuh, ”Aku sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, karena manusia sudah membuat bumi penuh dengan kekerasan. Jadi Aku akan menghancurkan mereka bersama dengan bumi. 14 Buatlah sebuah bahtera dari kayu yang kuat. Buatlah ruangan-ruangan di dalamnya, dan lapisi bagian dalam serta luarnya dengan ter. 15 Kamu harus membuatnya begini: Panjangnya 300 hasta, lebarnya 50 hasta, dan tingginya 30 hasta. 16 Buat sebuah jendela agar cahaya bisa masuk ke dalam bahtera, satu hasta dari atap. Buatlah pintu masuk bahtera di salah satu sisinya, dan bahtera itu harus punya tiga tingkat, yaitu tingkat bawah, tengah, dan atas.

27 JANUARI–2 FEBRUARI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 9-11

”Seluruh Bumi Menggunakan Bahasa yang Sama”

(Kejadian 11:1-4) Saat itu, seluruh bumi menggunakan bahasa dan kata-kata yang sama. 2 Sewaktu mengadakan perjalanan ke arah timur, orang-orang menemukan lembah yang luas di negeri Syinar, dan mereka pun tinggal di sana. 3 Mereka berkata satu sama lain, ”Ayo kita buat batu bata dan membakarnya.” Maka mereka menggunakan bata sebagai ganti batu, dan aspal sebagai perekat. 4 Lalu mereka berkata, ”Ayo kita bangun sebuah kota dan menara yang puncaknya sampai ke langit, supaya nama kita terkenal dan kita tidak terpencar ke seluruh bumi.”

it-1 250 ¶1

Babilon Besar

Karakteristik Babilon Kuno. Kota Babilon di Dataran Syinar didirikan bersamaan waktu dengan upaya untuk membangun Menara Babel. (Kej 11:2-9) Tujuan utama pembangunan menara dan kota itu bukanlah untuk meninggikan nama Allah, melainkan agar para pembangunnya dapat ’membuat nama yang termasyhur’ bagi diri mereka. Menara-menara zigurat yang ditemukan tidak saja di antara reruntuhan Babilon kuno tetapi juga di tempat-tempat lain di Mesopotamia tampaknya meneguhkan bahwa menara pertama itu, tidak soal bentuk atau gayanya, terutama bersifat keagamaan. Tindakan tegas yang diambil Allah Yehuwa untuk menggagalkan pembangunan kuil tersebut dengan jelas mengecam kegiatan itu sebagai sesuatu yang berasal dari agama palsu. Meskipun nama Ibrani yang diberikan kepada kota itu, Babel, berarti ”Kekacauan”, namanya dalam bahasa Sumer (Ka-dingir-ra) dan Akad (Bab-ilu) berarti ”Gerbang Allah”. Maka penduduk yang masih tinggal di kota itu mengubah bentuk namanya untuk menghindari makna semula yang mengingatkan mereka akan penghukuman, tetapi bentuk yang baru atau penggantinya masih menghubungkan kota itu dengan agama.

it-1 257 ¶5

Bahasa

Kisah dalam buku Kejadian menggambarkan bagaimana sebagian dari keluarga manusia pasca-Air Bah bersatu dalam suatu proyek yang melawan kehendak Allah yang dinyatakan kepada Nuh dan putra-putranya. (Kej 9:1) Sebaliknya daripada menyebar dan ’memenuhi bumi’, mereka bertekad untuk menyentralisasi masyarakat manusia, memusatkan tempat kediaman mereka di satu tempat yang kemudian dikenal sebagai Dataran Syinar di Mesopotamia. Pastilah tempat ini juga direncanakan untuk menjadi pusat agama, dengan sebuah menara keagamaan.​—Kej 11:2-4.

(Kejadian 11:6-8) Lalu Yehuwa berkata, ”Lihat! Orang-orang ini bersatu karena menggunakan bahasa yang sama. Kalau sekarang mereka bisa lakukan ini, nanti mereka pasti bisa lakukan apa saja yang mereka rencanakan. 7 Ayo kita turun ke sana dan mengacaukan bahasa mereka agar mereka tidak saling mengerti.” 8 Begitulah Yehuwa membuat mereka terpencar ke seluruh bumi, dan lama-lama mereka berhenti membangun kota itu.

it-1 257 ¶6

Bahasa

Allah Yang Mahakuasa menggagalkan proyek yang terlalu gegabah itu dengan menghentikan upaya mereka yang terpadu, dan Ia melakukan hal itu dengan mengacaukan bahasa yang sama yang mereka gunakan. Akibatnya, mereka tidak dapat mengerjakan proyek itu secara terpadu dan mereka pun menyebar ke semua bagian bumi. Kekacauan bahasa ini juga menghalangi atau memperlambat gerak maju mereka ke arah yang salah pada masa mendatang, yaitu ke arah yang melawan Allah, karena dengan dikacaukannya bahasa mereka, manusia akan sulit untuk menggabungkan kekuatan intelektual dan fisik mereka guna mewujudkan rancangan ambisius mereka, dan juga sulit untuk menarik manfaat dari kumpulan pengetahuan yang dimiliki orang-orang dari berbagai kelompok bahasa yang terbentuk itu—pengetahuan, bukan dari Allah, melainkan yang diperoleh melalui pengalaman dan riset manusia. (Bdk. Pkh 7:29; Ul 32:5.) Jadi, meskipun menjadi faktor pemecah belah utama masyarakat manusia, pengacauan bahasa manusia sebenarnya berfaedah bagi masyarakat manusia karena hal itu memperlambat tercapainya tujuan-tujuan mereka yang berbahaya dan membawa penderitaan. (Kej 11:5-9; bdk. Yes 8:9, 10.) Orang yang memperhatikan perkembangan-perkembangan tertentu pada zaman kita, hasil dari pengetahuan sekuler yang telah dihimpun manusia dan penyalahgunaannya, pasti akan menyadari apa yang bakal berkembang seandainya upaya di Babel itu diizinkan terus berlangsung tanpa dihalangi; hal inilah yang sudah diketahui jauh di muka oleh Allah.

(Kejadian 11:9) Itu sebabnya kota itu dinamai Babel, karena di sanalah Yehuwa mengacaukan bahasa seluruh bumi, dan Yehuwa membuat manusia terpencar ke seluruh bumi.

it-1 301 ¶4

Bangsa-Bangsa

Karena terpisah oleh kendala-kendala komunikasi yang timbul, setiap kelompok bahasa mengembangkan kebudayaan, kesenian, kebiasaan, tabiat, dan agama mereka sendiri—masing-masing menurut caranya sendiri. (Im 18:3) Akibat terasing dari Allah, berbagai bangsa membuat banyak berhala dari dewa-dewi mitologis mereka.​—Ul 12:30; 2Raj 17:29, 33.

Menggali Permata Rohani

(Kejadian 9:20-22) Nuh menjadi petani dan membuat kebun anggur. 21 Suatu hari, Nuh minum anggur dan menjadi mabuk. Lalu dia tidur telanjang dalam kemahnya. 22 Ham ayah Kanaan melihat ayahnya telanjang dan memberi tahu kedua kakaknya di luar.

(Kejadian 9:24, 25) Ketika Nuh sudah sadar dan tahu apa yang dilakukan anak bungsunya, 25 dia berkata, ”Terkutuklah Kanaan. Dia akan menjadi budak yang paling rendah bagi saudara-saudaranya.”

it-1 854 ¶9

Ham

Mungkin Kanaan sendiri terlibat langsung dalam insiden itu dan ayahnya, Ham, tidak mengoreksi dia. Atau, ketika Nuh bernubuat di bawah ilham, ia telah melihat sebelumnya bahwa kecenderungan yang buruk dalam diri Ham, yang mungkin sudah tampak dalam diri putranya, Kanaan, akan diwarisi oleh keturunan Kanaan. Kutukan itu sebagian digenapi ketika orang Israel Semitik menaklukkan orang Kanaan. Mereka yang tidak dibinasakan (misalnya, orang Gibeon [Yos 9]) dijadikan budak Israel. Berabad-abad kemudian, kutukan itu digenapi lebih lanjut ketika keturunan Kanaan, putra Ham, didominasi oleh kuasa-kuasa dunia Yafetik, yaitu Media-Persia, Yunani, dan Roma.

(Kejadian 10:9, 10) Dia menjadi pemburu perkasa yang menentang Yehuwa. Itu sebabnya ada ungkapan, ”Seperti Nimrod, pemburu perkasa yang menentang Yehuwa.” 10 Kota-kota pertama di kerajaannya adalah Babel, Erekh, Akad, dan Kalne, di negeri Syinar.

it-2 230 ¶6

Nimrod

Mula-mula kerajaan Nimrod terdiri dari kota-kota Babel, Erekh, Akad, dan Kalne, semuanya di tanah Syinar. (Kej 10:10) Karena itu, kemungkinan besar Babel dan menaranya mulai dibangun atas perintah dia. Kesimpulan ini juga selaras dengan pandangan turun-temurun orang Yahudi. Yosefus menulis, ”[Nimrod] sedikit demi sedikit mengubah keadaan menjadi suatu tirani, dengan berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk membuat manusia tidak takut lagi akan Allah ialah dengan membuat mereka senantiasa bergantung pada kekuasaannya. Ia mengancam akan melakukan pembalasan kepada Allah jika Dia sekali lagi ingin membanjiri bumi; sebab ia akan membangun sebuah menara yang demikian tinggi hingga tidak dapat dicapai oleh air dan membalaskan kebinasaan leluhur mereka. Orang-orang dengan antusias mengikuti saran [Nimrod] ini karena menganggap ketundukan kepada Allah sebagai perbudakan; maka mereka mulai membangun menara itu . . . dan menara itu menjulang tinggi dengan kecepatan yang tidak terduga-duga.”​—Jewish Antiquities, I, 114, 115 (iv, 2, 3).

Pembacaan Alkitab

(Kejadian 10:6-32) Putra-putra Ham adalah Kus, Mizraim, Put, dan Kanaan. 7 Putra-putra Kus adalah Seba, Hawila, Sabta, Raama, dan Sabteka. Putra-putra Raama adalah Syeba dan Dedan. 8 Kus adalah ayah Nimrod, orang pertama yang menjadi perkasa di bumi. 9 Dia menjadi pemburu perkasa yang menentang Yehuwa. Itu sebabnya ada ungkapan, ”Seperti Nimrod, pemburu perkasa yang menentang Yehuwa.” 10 Kota-kota pertama di kerajaannya adalah Babel, Erekh, Akad, dan Kalne, di negeri Syinar. 11 Dari negeri itu, dia pergi ke Asiria dan membangun Niniwe, Rehobot-Ir, Kala, 12 dan Resen di antara Niniwe dan Kala: Itulah kota yang besar itu. 13 Mizraim adalah ayah dari Ludim, Anamim, Lehabim, Naftuhim, 14 Patrusim, Kasluhim (leluhur orang Filistin), dan Kaftorim. 15 Kanaan adalah ayah dari Sidon anak sulungnya dan Het. 16 Kanaan adalah leluhur orang Yebus, orang Amori, orang Girgasyi, 17 orang Hewi, orang Arki, orang Sin, 18 orang Arwad, orang Zemar, dan orang Hamat. Setelah itu, keluarga-keluarga keturunan Kanaan berpencar. 19 Jadi batas daerah keturunan Kanaan adalah dari Sidon sampai Gerar, dekat Gaza, sampai Sodom, Gomora, Adma, dan Zeboyim, dekat Lasya. 20 Itulah keturunan Ham menurut sukunya, bahasanya, daerah tempat tinggalnya, dan bangsanya. 21 Sem juga punya anak-anak. Sem adalah leluhur semua keturunan Eber dan adik dari Yafet, anak sulung. 22 Putra-putra Sem adalah Elam, Assyur, Arpakhsyad, Lud, dan Aram. 23 Putra-putra Aram adalah Uz, Hul, Geter, dan Mas. 24 Arpakhsyad adalah ayah Syela, dan Syela adalah ayah Eber. 25 Eber punya dua putra. Yang satu bernama Peleg, karena pada zamannya bumi terbagi-bagi. Saudaranya bernama Yoktan. 26 Yoktan adalah ayah dari Almodad, Syelef, Hazarmawet, Yerah, 27 Hadoram, Uzal, Dikla, 28 Obal, Abimael, Syeba, 29 Ofir, Hawila, dan Yobab. Mereka semua adalah putra-putra Yoktan. 30 Tempat tinggal mereka dimulai dari Mesya sampai Sefar, daerah pegunungan di Timur. 31 Itulah keturunan Sem menurut sukunya, bahasanya, daerah tempat tinggalnya, dan bangsanya. 32 Itulah keluarga anak-anak lelaki Nuh menurut silsilah keluarga mereka dan bangsa mereka. Keturunan mereka menjadi bangsa-bangsa yang tersebar di bumi setelah Air Bah.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan