Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
3-9 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 12-14
”Perjanjian yang Berpengaruh atas Saudara”
(Kejadian 12:1, 2) Yehuwa berkata kepada Abram, ”Pergilah dari negerimu, dari kerabatmu, dan dari keluarga ayahmu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. 2 Aku akan menjadikan kamu bangsa yang besar. Aku akan memberkatimu dan membuat namamu besar, dan kamu akan menjadi berkat bagi orang lain.
Perjanjian
Perjanjian dengan Abraham. Tampaknya, perjanjian dengan Abraham mulai berlaku ketika Abram (Abraham) menyeberangi S. Efrat dalam perjalanan menuju Kanaan. Perjanjian Hukum dibuat 430 tahun kemudian. (Gal 3:17) Yehuwa berbicara kepada Abraham sewaktu ia tinggal di Mesopotamia, di Ur, kota orang Khaldea, menyuruhnya untuk pergi ke negeri yang akan Allah tunjukkan kepadanya. (Kis 7:2, 3; Kej 11:31; 12:1-3) Keluaran 12:40, 41 (LXX) memberi tahu kita bahwa pada akhir masa 430 tahun mereka tinggal di Mesir dan di tanah Kanaan, ”pada hari ini juga” Israel, yang telah diperbudak di Mesir, keluar. Mereka dibebaskan dari Mesir pada tanggal 14 Nisan 1513 SM, yaitu pada hari Paskah. (Kel 12:2, 6, 7) Fakta ini tampaknya menunjukkan bahwa Abraham menyeberangi S. Efrat dalam perjalanan menuju Kanaan pada tanggal 14 Nisan 1943 SM, dan tampaknya itulah saatnya perjanjian Abraham mulai berlaku. Allah menampakkan diri lagi kepada Abraham setelah ia sampai di Syikhem dalam perjalanannya di Kanaan dan Ia memperluas janji tersebut, dengan mengatakan, ”Kepada benihmu aku akan memberikan tanah ini,” dan dengan demikian menunjukkan hubungan antara perjanjian ini dengan janji di Eden, serta menyingkapkan bahwa ’benih’ itu akan menempuh jalan kehidupan manusia, yaitu akan mempunyai silsilah manusia. (Kej 12:4-7) Perluasan-perluasan lain dari janji itu dinyatakan belakangan oleh Yehuwa, sebagaimana dicatat di Kejadian 13:14-17; 15:18; 17:2-8, 19; 22:15-18.
(Kejadian 12:3) Aku akan memberkati orang yang memberkatimu dan Aku akan mengutuk orang yang mengutukimu. Semua keluarga di bumi pasti akan mendapat berkat melalui kamu.”
Mengapa Saudara Harus Mengetahui Kebenaran tentang Abraham
Ini suatu janji yang menggetarkan dan Abraham mendengarnya disampaikan pada sedikitnya dua peristiwa lain. (Kejadian 18:18, NW; 22:18, NW) Agar itu digenapi, Allah bahkan akan menghidupkan kembali wakil-wakil dari ”semua kaum” yang sudah meninggal. Kehidupan bagi orang-orang yang dibangkitkan tersebut akan benar-benar menjadi suatu berkat, karena kebanyakan dari mereka akan kembali kepada suatu keadaan di bumi yang mirip dengan Firdaus yang semula telah dihilangkan manusia. Setelah itu, mereka akan diajar caranya mendapatkan berkat kehidupan kekal.—Kejadian 2:8, 9, 15-17; 3:17-23.
(Kejadian 13:14-17) Setelah Lot dan Abram berpisah, Yehuwa berkata kepada Abram, ”Lihatlah ke sekelilingmu dari tempat kamu berdiri, ke utara dan ke selatan, ke timur dan ke barat, 15 karena seluruh tanah yang kamu lihat itu akan Aku berikan kepadamu dan keturunanmu untuk menjadi milik kalian seterusnya. 16 Aku akan membuat keturunanmu sama banyaknya dengan butir-butir debu di tanah. Jadi kalau ada yang bisa menghitung butir-butir debu di tanah, barulah keturunanmu bisa dihitung. 17 Sekarang, jelajahi seluruh negeri ini, karena Aku akan memberikannya kepadamu.”
Hukum
Berdasarkan bukti sejarah yang terkait, ada pakar-pakar yang berpendapat bahwa, apabila tanah tertentu akan dipindahtangankan, tanah itu akan diperlihatkan kepada si pembeli dari suatu tempat yang strategis, dan batas-batasnya yang jelas disebutkan. Apabila si pembeli mengatakan, ”Saya lihat,” ia menyatakan bahwa ia menerimanya secara sah. Ketika Yehuwa berjanji kepada Abraham bahwa ia akan menerima tanah Kanaan, Abraham mula-mula disuruh melihat ke empat arah. Abraham tidak mengatakan, ”Saya lihat,” mungkin karena Allah mengatakan bahwa Ia akan memberikan Tanah Perjanjian kepada benih Abraham, di kemudian hari. (Kej 13:14, 15) Sebagai wakil Israel yang sah, Musa disuruh ”melihat” tanah itu, yang, jika pendapat di atas itu benar, berarti bahwa tanah itu secara sah dipindahtangankan kepada Israel; mereka akan mengambilnya di bawah kepemimpinan Yosua. (Ul 3:27, 28; 34:4; pertimbangkan juga tawaran Setan kepada Yesus di Mat 4:8.) Tindakan lain yang tampaknya memiliki makna yang serupa secara hukum ialah: berjalan melintasi tanah itu atau menjelajahinya dengan tujuan mengambil alih tanah tersebut. (Kej 13:17; 28:13) Dalam dokumen-dokumen kuno tertentu, jumlah pohon di sebidang tanah disebutkan dalam setiap penjualan properti.—Bdk. Kej 23:17, 18.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 13:8, 9) Abram pun berkata kepada Lot, ”Kita ini bersaudara, tidak baik kalau kita dan para penjaga ternak kita bertengkar. 9 Karena itu, lebih baik kita berpisah. Kamu boleh pilih tempat yang kamu mau di tanah ini. Kalau kamu ke kiri, Paman ke kanan, tapi kalau kamu ke kanan, Paman ke kiri.”
Selesaikan Masalah dengan Kasih
12 Alkitab menunjukkan bagaimana hamba Allah bisa tetap rukun jika ada perselisihan. Misalnya, Abraham dan keponakannya, Lot, mempunyai banyak ternak. Para gembala mereka mulai bertengkar karena padang rumput tidak cukup luas untuk semua ternak mereka. Karena Abraham ingin menjaga perdamaian, ia menyuruh Lot memilih daerah yang terbaik. (Kej. 13:1, 2, 5-9) Bagus sekali contoh itu! Apakah Abraham selamanya rugi karena bermurah hati? Sama sekali tidak. Segera setelah itu, Yehuwa berjanji akan memberinya banyak berkat, jauh lebih banyak daripada yang telah ia relakan. (Kej. 13:14-17) Pelajarannya? Meski kita sedikit rugi, Yehuwa akan memberkati kita kalau kita menyelesaikan perselisihan dengan kasih.
(Kejadian 14:18-20) Melkhizedek raja Salem memberinya roti dan anggur. Dia adalah imam dari Allah Yang Mahatinggi. 19 Lalu dia memberkati Abram, ”Diberkatilah Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pembuat langit dan bumi; 20 Terpujilah Allah Yang Mahatinggi, Yang telah menyerahkan para penindasmu ke tanganmu!” Lalu Abram memberinya sepersepuluh dari semua jarahan.
(Ibrani 7:4-10) Perhatikan betapa hebatnya orang ini, sampai-sampai Abraham, bapak leluhur kita, memberi dia sepersepuluh dari jarahan yang terbaik. 5 Memang menurut hukum Taurat, keturunan Lewi yang menjadi imam diperintahkan untuk mengumpulkan perpuluhan dari bangsa itu, yaitu dari saudara-saudara mereka, walaupun bangsa itu keturunan Abraham juga. 6 Tapi orang ini, yang bukan keturunan Lewi, menerima perpuluhan dari Abraham, dan dia memberkati Abraham yang mendapat janji-janji Allah. 7 Semua orang pasti setuju bahwa orang yang memberkati lebih tinggi daripada orang yang diberkati. 8 Keturunan Lewi yang menerima perpuluhan adalah manusia yang bisa mati, sedangkan ada kesaksian bahwa orang satunya yang menerima perpuluhan itu tetap hidup. 9 Bisa dikatakan bahwa Lewi sendiri, yang menerima perpuluhan itu, sudah membayar perpuluhan melalui Abraham, 10 karena dia adalah keturunannya, yang belum lahir sewaktu leluhurnya itu bertemu Melkhizedek.
Imam
Melkhizedek, raja Salem, adalah seorang imam (ko·hen′) yang lain daripada yang lain. Alkitab tidak memberi tahu apa-apa tentang nenek moyangnya, kelahirannya, atau kematiannya. Keimamannya bukan diwariskan, dan ia tidak mempunyai pendahulu atau penerus. Melkhizedek memegang jabatan sebagai raja sekaligus imam. Keimamannya lebih agung daripada keimaman Lewi, sebab sesungguhnya Lewi membayar sepersepuluhan kepada Melkhizedek, mengingat ia masih di dalam pinggang Abraham ketika Abraham mempersembahkan sepersepuluhan kepada Melkhizedek dan diberkati olehnya. (Kej 14:18-20; Ibr 7:4-10) Dalam hal-hal itu Melkhizedek menggambarkan Yesus Kristus, ”imam untuk selamanya seperti Melkhizedek”.—Ibr 7:17.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 12:1-20) Yehuwa berkata kepada Abram, ”Pergilah dari negerimu, dari kerabatmu, dan dari keluarga ayahmu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. 2 Aku akan menjadikan kamu bangsa yang besar. Aku akan memberkatimu dan membuat namamu besar, dan kamu akan menjadi berkat bagi orang lain. 3 Aku akan memberkati orang yang memberkatimu dan Aku akan mengutuk orang yang mengutukimu. Semua keluarga di bumi pasti akan mendapat berkat melalui kamu.” 4 Seperti yang Yehuwa perintahkan, Abram pun pergi, dan Lot ikut bersamanya. Abram berumur 75 tahun sewaktu pergi dari Haran. 5 Abram berangkat ke negeri Kanaan bersama Sarai istrinya dan Lot keponakannya. Mereka membawa semua barang yang sudah mereka kumpulkan dan semua hamba yang mereka peroleh di Haran. Sewaktu mereka tiba di negeri Kanaan, 6 Abram menjelajahi negeri itu sampai ke daerah Syikhem, dekat pohon-pohon besar More. Pada waktu itu, orang Kanaan tinggal di sana. 7 Yehuwa menemui Abram dan berkata, ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka di sana, dia membuat mezbah bagi Yehuwa, yang telah menemui dia. 8 Belakangan, dia pindah ke daerah pegunungan di sebelah timur Betel. Dia mendirikan kemah di antara Betel dan Ai (Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur). Di sana, dia membuat mezbah bagi Yehuwa dan memuji nama Yehuwa. 9 Setelah itu, Abram berangkat menuju Negeb. Di sepanjang perjalanan, dia berkemah dari satu tempat ke tempat lain. 10 Sewaktu ada bencana kelaparan di negeri itu, Abram pergi ke Mesir dan tinggal sementara di sana, karena bencana itu sangat parah. 11 Ketika hampir sampai di Mesir, dia berkata kepada Sarai istrinya, ”Tolong dengar aku. Kamu wanita yang sangat cantik. 12 Kalau orang Mesir melihatmu, mereka pasti pikir bahwa kamu istriku. Lalu mereka akan membunuhku tapi membiarkan kamu hidup. 13 Tolong bilang kalau kamu itu adikku, supaya aku diperlakukan dengan baik dan tidak dibunuh karena kamu.” 14 Setibanya Abram di Mesir, orang Mesir memperhatikan bahwa dia datang bersama seorang wanita yang sangat cantik. 15 Para pejabat Firaun juga melihat wanita itu. Mereka memberi tahu Firaun tentang kecantikannya, sehingga dia dibawa ke istana Firaun. 16 Firaun memperlakukan Abram dengan baik karena wanita itu, dan Abram diberi domba, sapi, keledai jantan dan betina, unta, juga hamba lelaki dan perempuan. 17 Lalu, Yehuwa menimpakan penyakit yang mengerikan atas Firaun dan seisi istananya karena Sarai istri Abram. 18 Maka Firaun memanggil Abram dan berkata, ”Kenapa kamu lakukan ini? Kenapa kamu tidak bilang kalau dia istrimu? 19 Kenapa kamu bilang dia adikmu sampai saya hampir mengawini dia? Ini istrimu. Bawa dia dan pergilah!” 20 Lalu Firaun memerintahkan orang-orangnya untuk mengawal Abram dan istrinya dan segala miliknya.
10-16 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 15-17
”Mengapa Yehuwa Mengganti Nama Abram dan Sarai?”
(Kejadian 17:1) Saat Abram berumur 99 tahun, Yehuwa menemuinya dan berkata, ”Akulah Allah Yang Mahakuasa. Berjalanlah di jalan-Ku dan jagalah dirimu tanpa cela.
Tidak Bercela
Sebaliknya, jalan dan hasil karya manusia sering kali ada cacatnya. Semua orang mewarisi dosa dan kesalahan dari Adam. (Rm 5:12; Mz 51:5) Tetapi Yehuwa, yang tidak bercela, ”tahu benar bagaimana kita dibentuk, ia ingat bahwa kita ini debu”, maka ia berbelaskasihan. (Mz 103:13, 14) Ia menganggap Nuh yang setia dan taat itu sebagai orang yang ”tanpa cela di antara orang-orang sezamannya”. (Kej 6:9) Ia memberi perintah kepada Abraham, ”Berjalanlah di hadapanku dan buktikanlah dirimu tanpa cela.” (Kej 17:1) Meskipun kedua pria ini tidak sempurna dan mati, mereka dianggap tidak bercela oleh Yehuwa, yang ”melihat bagaimana hatinya”. (1Sam 16:7; bdk. 2Raj 20:3; 2Taw 16:9.) Ia memberi perintah kepada Israel, ”Engkau harus tidak bercela di hadapan Yehuwa, Allahmu.” (Ul 18:13; 2Sam 22:24) Ia menyediakan Putra-Nya yang tidak bercela (Ibr 7:26) sebagai korban tebusan, dan berdasarkan korban ini, Ia dapat menyatakan bahwa semua orang yang memperlihatkan iman dan ketaatan adalah ”adil-benar”, atau tidak bercela, sementara Ia tetap mempertahankan kedudukan-Nya sebagai Hakim yang adil-benar dan tidak bercela.—Rm 3:25, 26; lihat INTEGRITAS.
(Kejadian 17:3-5) Abram pun sujud, dan Allah melanjutkan, 4 ”Aku telah membuat perjanjian dengan kamu, dan kamu pasti akan menjadi bapak banyak bangsa. Namamu bukan lagi Abram. 5 Namamu sekarang Abraham, karena Aku akan menjadikanmu bapak banyak bangsa.
Abraham
Waktu pun berlalu. Mereka sekarang telah berada di Kanaan selama kira-kira sepuluh tahun, tetapi Sara tetap mandul. Maka ia mengusulkan agar ia digantikan oleh hambanya, Hagar, orang Mesir itu, supaya ia dapat memperoleh anak melalui dia. Abraham menyetujuinya. Maka pada tahun 1932 SM, sewaktu Abraham berusia 86 tahun, Ismael lahir. (Kej 16:3, 15, 16) Beberapa tahun berlalu pula. Pada tahun 1919 SM, sewaktu Abraham berusia 99 tahun, Yehuwa memerintahkan agar semua laki-laki dalam rumah tangga Abraham disunat sebagai tanda bukti atau meterai atas adanya hubungan perjanjian khusus antara Dia dengan Abraham. Pada waktu yang sama, Yehuwa mengubah nama Abram menjadi Abraham, ”karena aku akan menjadikan engkau bapak sejumlah besar bangsa”. (Kej 17:5, 9-27; Rm 4:11) Segera setelah itu, tiga malaikat yang menjelma, yang diterima dengan baik oleh Abraham dengan nama Yehuwa, berjanji bahwa Sara sendiri akan mengandung dan melahirkan seorang putra, ya, pada tahun yang akan datang!—Kej 18:1-15.
(Kejadian 17:15, 16) Lalu Allah berkata kepada Abraham, ”Jangan lagi panggil istrimu Sarai, karena sekarang namanya Sara. 16 Aku akan memberkati dia, dan dia akan melahirkan seorang anak laki-laki untukmu. Aku akan memberkati dia. Dia akan menjadi ibu dari banyak bangsa dan raja.”
Apalah Artinya Sebuah Nama?
Allah sendiri mengganti nama beberapa orang dewasa untuk menubuatkan sesuatu. Misalnya, Ia mengganti nama Abram, yang berarti ”Bapak Itu Ditinggikan”, menjadi Abraham, yang artinya ”Bapak Banyak Orang”. Sesuai dengan namanya, Abraham memang menjadi bapak banyak bangsa. (Kejadian 17:5, 6) Perhatikan juga istri Abraham, Sarai, yang barangkali berarti ”Suka Bertengkar”. Alangkah bahagianya ia ketika Allah mengganti namanya menjadi ”Sara”, artinya ”Putri Raja”, yang menunjukkan bahwa ia akan menjadi nenek moyang raja-raja.—Kejadian 17:15, 16.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 15:13, 14) Allah berkata kepada Abram, ”Ketahuilah bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing di negeri lain, dan orang-orang di sana akan memperbudak dan menindas mereka selama 400 tahun. 14 Tapi Aku akan menghakimi bangsa yang memperbudak mereka itu. Setelah itu, mereka akan keluar sambil membawa banyak harta benda.
Kronologi
Yehuwa memberi tahu Abram (Abraham), ”Engkau dapat mengetahui dengan pasti bahwa benihmu akan menjadi penduduk asing di suatu negeri yang bukan milik mereka, dan mereka akan melayani orang-orangnya, dan orang-orang itu pasti akan membuat mereka menderita selama empat ratus tahun.” (Kej 15:13; lihat juga Kis 7:6, 7.) Pernyataan itu diucapkan sebelum kelahiran Ishak, ahli waris atau ”benih” yang dijanjikan. Pada tahun 1932 SM, Ismael dilahirkan bagi Abram oleh Hagar, hamba perempuan dari Mesir, dan pada tahun 1918 SM Ishak lahir. (Kej 16:16; 21:5) Apabila kita menghitung 400 tahun mundur dari Eksodus, yang menandai akhir ’penderitaan’ (Kej 15:14), kita sampai ke tahun 1913 SM, dan ketika itu Ishak berumur sekitar lima tahun. Tampaknya, pada waktu itu Ishak disapih dan, sementara menjadi ”penduduk asing” di negeri yang bukan miliknya, ia mulai mengalami awal penderitaan yang telah dinubuatkan karena Ismael, yang berumur kira-kira 19 tahun, ’mengolok-olok’ dia. (Kej 21:8, 9) Meskipun pada zaman modern perbuatan Ismael mengolok-olok ahli waris Abraham itu dianggap sepele, tidak demikian halnya pada zaman patriarkat. Hal itu nyata dari reaksi Sara dan juga dari fakta bahwa Allah setuju dengan desakannya agar Hagar dan putranya, Ismael, diusir. (Kej 21:10-13) Fakta bahwa kejadian itu justru dicatat secara terperinci dalam catatan ilahi juga menunjukkan bahwa peristiwa itu menandai mulainya periode penderitaan 400 tahun yang baru berakhir pada waktu Eksodus.—Gal 4:29.
(Kejadian 15:16) Tapi generasi keempat dari keturunanmu akan kembali ke sini, karena kesalahan orang Amori belum mencapai puncaknya.”
Eksodus
”Pada generasi yang keempat.” Kita hendaknya ingat bahwa Yehuwa memberi tahu Abraham bahwa pada generasi yang keempat keturunannya akan kembali ke Kanaan. (Kej 15:16) Dalam kurun waktu 430 tahun sejak berlakunya perjanjian Abraham sampai Eksodus ada lebih dari empat generasi, bahkan jika kita memperhitungkan bahwa pada waktu itu orang menikmati masa hidup yang panjang, sebagaimana disebutkan dalam catatan Alkitab. Namun, orang Israel sesungguhnya berada di Mesir hanya selama 215 tahun. ’Empat generasi’ setelah mereka masuk ke Mesir dapat dihitung sebagai berikut, menggunakan satu suku Israel saja sebagai contoh, yaitu suku Lewi: (1) Lewi, (2) Kohat, (3) Amram, dan (4) Musa.—Kel 6:16, 18, 20.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 15:1-21) Setelah semua itu, Yehuwa berkata kepada Abram dalam suatu penglihatan, ”Jangan takut, Abram. Aku adalah perisaimu. Kamu akan mendapat berkat yang besar.” 2 Maka Abram berkata, ”Tuan Yang Mahatinggi Yehuwa, aku tidak punya anak, dan orang yang akan mewarisi hartaku adalah Eliezer, orang Damaskus itu. Jadi, apa gunanya berkat itu bagiku?” 3 Abram menambahkan, ”Engkau belum memberiku keturunan, dan seorang hamba dalam rumah tanggaku akan menjadi ahli warisku.” 4 Yehuwa menjawab, ”Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu. Putramu sendiri yang akan menjadi ahli warismu.” 5 Dia menyuruh Abram keluar dan berkata, ”Tolong lihat ke langit dan kalau kamu bisa, hitunglah bintang-bintang.” Lalu Dia berkata, ”Sebanyak itulah keturunanmu nanti.” 6 Abram pun beriman kepada Yehuwa, dan karena itu, Allah menganggap dia benar. 7 Allah melanjutkan, ”Akulah Yehuwa, yang membawamu keluar dari Ur kota orang Khaldea untuk memberikan negeri ini sebagai milikmu.” 8 Lalu Abram berkata, ”Tuan Yang Mahatinggi Yehuwa, bagaimana aku bisa yakin aku akan memilikinya?” 9 Allah menjawab, ”Ambillah bagi-Ku seekor sapi dara, kambing betina, domba jantan, masing-masing berumur tiga tahun, juga burung tekukur dan burung dara muda.” 10 Lalu Abram mengambil semua binatang itu dan memotongnya jadi dua dan menaruh kedua bagian itu berhadap-hadapan, tapi burung-burung tidak dia potong. 11 Lalu burung-burung pemangsa mulai mendekati bangkai-bangkai itu, tapi Abram terus mengusir mereka. 12 Ketika matahari hampir terbenam, Abram tertidur nyenyak dan dia bermimpi dirinya diliputi kegelapan yang menakutkan. 13 Allah berkata kepada Abram, ”Ketahuilah bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing di negeri lain, dan orang-orang di sana akan memperbudak dan menindas mereka selama 400 tahun. 14 Tapi Aku akan menghakimi bangsa yang memperbudak mereka itu. Setelah itu, mereka akan keluar sambil membawa banyak harta benda. 15 Kamu sendiri akan meninggal dengan damai pada usia yang sangat tua, dan dikuburkan seperti leluhurmu. 16 Tapi generasi keempat dari keturunanmu akan kembali ke sini, karena kesalahan orang Amori belum mencapai puncaknya.” 17 Setelah matahari terbenam dan hari menjadi sangat gelap, muncullah sebuah tungku berasap, dan sebatang obor yang menyala melewati potongan-potongan daging itu. 18 Pada hari itu, Yehuwa membuat perjanjian dengan Abram. Dia berkata, ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu, dari sungai di Mesir sampai ke sungai besar, Sungai Efrat: 19 tanah milik orang Keni, orang Kenaz, orang Kadmon, 20 orang Het, orang Periz, orang Refaim, 21 orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasyi, dan orang Yebus.”
17-23 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 18-19
”’Hakim Seluruh Bumi’ Memusnahkan Sodom dan Gomora”
(Kejadian 18:23-25) Abraham datang mendekat dan berkata, ”Apa betul Engkau akan melenyapkan orang benar bersama orang jahat? 24 Seandainya ada 50 orang benar di kota itu, apa Engkau akan melenyapkan mereka dan tidak mengampuni kota itu demi ke-50 orang benar itu? 25 Tidak mungkin Engkau menghukum mati orang benar bersama orang jahat, sehingga orang benar dan orang jahat mengalami hal yang sama! Mustahil Engkau seperti itu. Mana mungkin Hakim seluruh bumi berbuat tidak adil?”
”Hakim Segenap Bumi” Selalu Bertindak Adil
”APAKAH Hakim segenap bumi tidak akan melakukan apa yang benar?” (Kej. 18:25) Abraham mengajukan pertanyaan ini bukan karena dia ragu. Sebaliknya, pertanyaan itu menunjukkan keyakinannya bahwa Yehuwa akan menghakimi kota Sodom dan Gomora dengan sangat adil. Dia percaya bahwa Yehuwa tidak akan pernah ”membunuh orang adil-benar bersama orang fasik”. Menurut Abraham, hal itu ”mustahil”. Belakangan, Yehuwa menjelaskan tentang diri-Nya sendiri dengan kata-kata, ”Gunung Batu, sempurna kegiatannya, sebab segala jalannya adil. Allah yang setia, padanya tidak ada ketidakadilan; Dia adil-benar dan lurus hati.”—Ul. 31:19; 32:4.
(Kejadian 18:32) Akhirnya dia berkata, ”Yehuwa, tolong jangan marah, tapi izinkan aku berbicara sekali lagi saja: Bagaimana kalau hanya ada sepuluh?” Allah menjawab, ”Aku tidak akan menghancurkannya demi yang sepuluh itu.”
Kesabaran—Bertekun Karena Punya Harapan
Contoh terbaik dalam hal bersabar adalah Yehuwa. (2 Ptr. 3:15) Dalam Alkitab, kita sering membaca tentang kesabaran Yehuwa yang luar biasa. (Neh. 9:30; Yes. 30:18) Apakah Saudara ingat bagaimana tanggapan Yehuwa saat Abraham berkali-kali menanyakan keputusan-Nya untuk menghancurkan Sodom? Yehuwa tidak memotong saat Abraham bertanya. Dia dengan sabar mendengarkan semua pertanyaan dan kekhawatiran Abraham. Lalu, Yehuwa menunjukkan bahwa Dia mendengarkan Abraham dan meyakinkannya bahwa Dia tidak akan menghancurkan kota itu bahkan kalau hanya ada sepuluh orang benar di situ. (Kej. 18:22-33) Yehuwa selalu mendengarkan dengan sabar dan menanggapi dengan baik!
(Kejadian 19:24, 25) Lalu Yehuwa menurunkan hujan api dan belerang ke atas Sodom dan Gomora. Hujan itu dari langit, dari Yehuwa. 25 Dia memusnahkan kota-kota itu, bahkan seluruh daerah itu, termasuk semua penduduknya dan tanamannya.
Yehuwa Adalah Tuan Kita Yang Berdaulat!
12 Kita bisa yakin bahwa Yehuwa akan segera meneguhkan kedaulatan-Nya. Ia tidak akan menoleransi kefasikan untuk selamanya, dan kita tahu bahwa kita sekarang hidup di hari-hari terakhir. Yehuwa mengambil tindakan terhadap orang-orang fasik selama Air Bah. Ia membinasakan Sodom dan Gomora, dan Firaun serta pasukannya. Sisera serta pasukannya dan Sanherib serta pasukan Asiria yang dipimpinnya bukan tandingan bagi Pribadi Yang Mahatinggi. (Kej. 7:1, 23; 19:24, 25; Kel. 14:30, 31; Hak. 4:15, 16; 2 Raj. 19:35, 36) Karena itu, kita bisa yakin bahwa Allah Yehuwa tidak akan seterusnya menoleransi sikap tidak respek terhadap nama-Nya dan perlakuan buruk atas Saksi-Saksi-Nya. Selain itu, kita sekarang melihat bukti dari tanda kehadiran Yesus dan kesudahan sistem fasik ini.—Mat. 24:3.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 19:8) Saya punya dua anak perempuan yang masih perawan. Saya akan bawa mereka keluar. Lakukan apa saja yang kalian mau kepada mereka. Tapi jangan apa-apakan pria-pria ini, karena mereka datang untuk berlindung di rumah saya.”
Pokok-Pokok Penting Buku Kejadian—II
19:8—Apakah tidak salah bagi Lot untuk menawarkan putri-putrinya kepada orang Sodom? Menurut etika Timur, seorang tuan rumah bertanggung jawab melindungi tamu-tamu di rumahnya, membela mereka hingga mati kalau perlu. Lot siap melakukan hal itu. Dengan berani, ia keluar menemui gerombolan itu, menutup pintu di belakangnya, dan menghadapi mereka sendirian. Ketika ia menawarkan putri-putrinya, kemungkinan besar Lot sudah sadar bahwa tamu-tamunya adalah utusan dari Allah, dan ia mungkin bernalar bahwa Allah dapat melindungi putri-putrinya sebagaimana Ia telah melindungi bibinya, Sara, di Mesir. (Kejadian 12:17-20) Ya, Lot dan putri-putrinya memang terbukti dilindungi.
(Kejadian 19:26) Tapi istri Lot, yang ada di belakangnya, melihat ke belakang, dan dia menjadi patung garam.
Bantu Orang Lain untuk Bertekun Saat Tertekan
3 Lot memilih untuk tinggal di antara orang Sodom yang sangat bejat. Itu keputusan yang buruk. (Baca 2 Petrus 2:7, 8.) Meski wilayah itu sangat subur, Lot harus menghadapi banyak kesulitan di sana. (Kej. 13:8-13; 14:12) Istri Lot tampaknya terlalu menyukai kota itu atau beberapa orang di sana sampai-sampai dia tidak menaati Yehuwa. Dia mati saat Allah menurunkan api dan belerang ke daerah itu. Dua pria yang sudah bertunangan dengan putri-putri Lot juga mati. Lot kehilangan rumahnya, hartanya, dan yang paling menyedihkan, dia kehilangan istrinya. (Kej. 19:12-14, 17, 26) Selama masa sulit itu, apakah Yehuwa menjadi tidak sabar terhadap Lot? Tidak.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 18:1-19) Setelah itu, Yehuwa menemui Abraham di dekat pohon-pohon besar di Mamre. Abraham sedang duduk di pintu masuk kemah pada tengah hari yang panas, 2 dan dia melihat tiga pria sedang berdiri tidak jauh dari situ. Dia pun langsung berlari menemui mereka, lalu sujud 3 dan berkata, ”Yehuwa, kalau Engkau senang kepadaku, mampirlah di tempat hamba-Mu ini. 4 Biar aku mengambilkan sedikit air dan mencuci kaki kalian. Lalu beristirahatlah di bawah pohon. 5 Karena kalian sudah datang ke tempatku ini, biar aku menghidangkan sepotong roti agar kalian bisa memulihkan tenaga. Setelah itu, kalian bisa meneruskan perjalanan.” Maka mereka berkata, ”Baiklah. Lakukanlah semua itu.” 6 Maka Abraham cepat-cepat menemui Sara di kemah dan berkata, ”Cepat! Ambil tiga sea tepung halus, remas adonannya, dan buat roti.” 7 Lalu Abraham berlari ke tempat ternaknya dan memilih satu sapi muda yang bagus dan empuk dagingnya. Dia memberikannya kepada pelayan, yang cepat-cepat mengolahnya. 8 Lalu dia mengambil mentega, susu, dan sapi muda yang telah dia olah itu dan menghidangkannya untuk mereka. Sementara mereka makan, dia tetap berdiri di dekat mereka di bawah pohon. 9 Mereka berkata kepadanya, ”Di mana Sara istrimu?” Jawabnya, ”Di kemah.” 10 Seorang dari mereka melanjutkan, ”Aku pasti akan datang lagi tahun depan, pada waktu seperti ini, dan saat itu Sara istrimu akan punya seorang anak laki-laki.” Sara ikut mendengarkan di pintu masuk kemah, di belakang pria tersebut. 11 Abraham dan Sara sudah lanjut usia. Sara sudah terlalu tua untuk punya anak. 12 Jadi Sara tertawa dalam hati dan berkata, ”Aku sudah keriput dan Tuanku sudah tua, apa aku masih bisa menikmati kesenangan itu?” 13 Lalu Yehuwa berkata kepada Abraham, ”Kenapa Sara tertawa dan berkata, ’Mana mungkin aku bisa melahirkan? Aku kan sudah tua.’ 14 Apa ada yang mustahil bagi Yehuwa? Aku akan datang lagi tahun depan, pada waktu seperti ini, dan saat itu Sara akan punya seorang anak laki-laki.” 15 Tapi karena takut, Sara menyangkalnya, ”Aku tidak tertawa!” Maka Dia berkata, ”Tadi kamu tertawa.” 16 Lalu, pria-pria itu berangkat dari sana dan Abraham berjalan bersama mereka untuk mengantar mereka. Ketika mereka memandang ke bawah ke arah Sodom, 17 Yehuwa berkata, ”Aku tidak akan menyembunyikan dari Abraham apa yang akan Kulakukan. 18 Abraham pasti akan menjadi suatu bangsa yang besar dan kuat, dan semua bangsa di bumi akan mendapat berkat melalui dia. 19 Aku telah mendekat kepadanya agar dia bisa memerintahkan semua anak laki-laki dan keturunannya untuk mengikuti jalan Yehuwa dengan melakukan apa yang benar dan adil, agar Yehuwa bisa memenuhi janji-Nya tentang Abraham.”
24 FEBRUARI–1 MARET
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 20-21
”Yehuwa Selalu Menepati Janji-Nya”
(Kejadian 21:1-3) Seperti yang Yehuwa katakan, Yehuwa memberikan perhatian kepada Sara dan memenuhi janji-Nya. 2 Sara pun hamil dan melahirkan anak laki-laki bagi Abraham di usia tuanya, pada waktu yang dijanjikan Allah. 3 Abraham menamai anak yang Sara lahirkan itu Ishak.
Ibu Para Raja
Apakah itu berarti Sara tidak beriman? Sama sekali tidak. Alkitab berkata, ”Karena beriman, juga Sara menerima kuasa untuk mengandung benih, bahkan ketika ia telah melampaui batas usia, karena ia menganggap dia yang telah berjanji itu setia.” (Ibrani 11:11) Sara mengenal Yehuwa. Sara tahu bahwa Yehuwa bisa menepati semua janji-Nya. Kita pasti perlu iman yang kuat seperti itu. Maka, kita perlu lebih mengenal Allah yang disebutkan di Alkitab. Dengan begitu, kita akan mengerti kenapa Sara punya iman seperti itu. Yehuwa memang setia dan selalu menepati janji-Nya. Kadang, Dia mungkin menepati janji-Nya dengan cara yang membuat kita kaget sampai tertawa sendiri!
”DENGARKAN PERKATAANNYA”
Ketika Sara berumur 90 tahun, saat yang dia tunggu-tunggu selama ini akhirnya datang. Dia melahirkan anak laki-laki untuk suaminya tercinta, yang saat itu berumur 100 tahun! Seperti perintah Allah, Abraham menamai anak itu Ishak, yang berarti ”Gelak Tawa”. Kita bisa membayangkan Sara yang lelah setelah melahirkan tersenyum bahagia sambil berkata, ”Allah telah mempersiapkan gelak tawa bagiku: setiap orang yang mendengar hal ini akan tertawa karena aku.” (Kejadian 21:6) Hadiah dari Yehuwa melalui mukjizat ini pasti membuat dia bahagia sampai akhir hidupnya. Tapi, dia juga mendapat tanggung jawab yang besar.
Sewaktu berumur lima tahun, Ishak berhenti menyusu, dan keluarganya membuat pesta. Tapi, ada sesuatu yang tidak menyenangkan. Sara memperhatikan bahwa Ismael, anak Hagar yang berumur 19 tahun, sering mengejek Ishak. Ini bukan cuma main-main. Rasul Paulus belakangan berkata bahwa Ismael menganiaya Ishak. Sara menyadari bahwa tindakan Ismael membahayakan anaknya. Sara tahu bahwa anaknya punya peran penting untuk mewujudkan kehendak Yehuwa. Jadi, dia memberanikan diri untuk berbicara terus terang kepada Abraham. Dia meminta Abraham mengusir Hagar dan Ismael.—Kejadian 21:8-10; Galatia 4:22, 23, 29.
Bagaimana tanggapan Abraham? Kita membaca bahwa Abraham tidak senang dengan apa yang Sara katakan tentang Ismael. Abraham sayang kepada Ismael, dan perasaannya itu membuat dia tidak bisa berpikir jernih. Tapi, Yehuwa memahami situasinya dengan jelas, jadi Dia berkata kepada Abraham, ”Jangan biarkan apa pun yang terus Sara katakan kepadamu mengenai anak laki-laki dan mengenai budak perempuanmu itu, membuatmu tidak senang. Dengarkanlah perkataannya, karena melalui Ishak-lah apa yang disebut benihmu akan muncul.” Yehuwa meyakinkan Abraham bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan Hagar dan anaknya. Abraham yang setia itu pun taat.—Kejadian 21:11-14.
(Kejadian 21:5-7) Abraham berumur 100 tahun sewaktu Ishak anaknya lahir. 6 Lalu Sara berkata, ”Allah telah membuatku tertawa. Setiap orang yang mendengar ini akan tertawa bersamaku.” 7 Dia berkata lagi, ”Siapa sangka Sara istri Abraham akan menyusui anak? Nyatanya, aku melahirkan seorang anak baginya di usia tuanya.”
(Kejadian 21:10-12) Maka Sara berkata kepada Abraham, ”Usir budak perempuan itu dan anaknya, karena anak budak itu tidak akan menjadi ahli waris bersama Ishak anakku!” 11 Tapi Abraham sangat tidak senang mendengar kata-kata Sara tentang anaknya. 12 Lalu Allah berkata kepada Abraham, ”Jangan kesal dengan apa yang Sara katakan tentang anak laki-laki dan budak perempuanmu itu. Dengarkanlah dia, karena keturunan yang dijanjikan kepadamu itu akan berasal dari Ishak.
(Kejadian 21:14) Maka Abraham bangun pagi-pagi sekali lalu mengambil roti dan kantong kulit berisi air dan memberikannya kepada Hagar. Abraham menaruhnya di bahu Hagar dan menyuruh dia pergi bersama anak itu. Hagar pun pergi dan mengembara di padang belantara di Beer-syeba.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 20:12) Lagi pula, dia memang adik saya. Kami satu ayah tapi beda ibu, dan saya menikah dengannya.
wp17.3 12, catatan kaki
’Engkau Wanita yang Cantik’
Sara adalah adik tiri Abraham. Ayah mereka sama, yaitu Terah, tapi ibu mereka berbeda. (Kejadian 20:12) Sekarang, pernikahan seperti itu tidak pantas. Tapi, perlu diingat bahwa keadaan pada saat itu sangat berbeda. Manusia lebih dekat dengan kesempurnaan yang pernah dimiliki Adam dan Hawa. Orang-orang masih sehat dan kuat, sehingga perkawinan antara keluarga dekat tidak membahayakan keturunan mereka secara genetika. Tapi sekitar 400 tahun kemudian, manusia semakin tidak sempurna. Saat itu, Hukum Musa melarang hubungan seks dengan kerabat dekat.—Imamat 18:6.
(Kejadian 21:33) Setelah itu, Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Beer-syeba, dan di sana dia memuji nama Yehuwa, Allah yang abadi.
Abraham—Teladan bagi Semua yang Mengupayakan Persahabatan dengan Allah
9 Abram menanggapi hal ini dengan tindakan berdasarkan iman lainnya. Seperti dikatakan kisah tersebut: ”Maka didirikannya di situ mezbah bagi [Yehuwa].” (Kejadian 12:7) Kemungkinan besar, ia mempersembahkan korban binatang, karena kata Ibrani untuk ”mezbah” berarti ”tempat korban.” Belakangan, Abram mengulangi tindakan berdasarkan iman ini di bagian-bagian lain dari negeri itu. Selain itu, ia ”memanggil nama [Yehuwa].” (Kejadian 12:8; 13:18; 21:33) Ungkapan Ibrani ”memanggil nama” juga berarti ”menyatakan (memberitakan) nama.” Keluarga Abram maupun orang-orang Kanaan pasti mendengar dia dengan berani memberitakan nama Allahnya, Yehuwa. (Kejadian 14:22-24) Demikian pula, semua orang yang mengupayakan persahabatan dengan Allah dewasa ini harus menyerukan nama-Nya dalam iman. Ini mencakup ambil bagian dalam pengabaran kepada umum, ”senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir [di hadapan umum, NW] yang memuliakan namaNya.”—Ibrani 13:15; Roma 10:10.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 20:1-18) Abraham memindahkan kemahnya ke tanah Negeb dan tinggal di antara Kades dan Syur. Sewaktu tinggal di Gerar, 2 Abraham sekali lagi mengaku bahwa Sara adalah adiknya. Maka Abimelekh raja Gerar mengutus orang untuk membawa Sara kepadanya. 3 Pada suatu malam, Allah berbicara kepada Abimelekh melalui mimpi, ”Kamu akan mati karena wanita yang kamu ambil itu. Dia itu sudah punya suami.” 4 Tapi, Abimelekh belum menyentuh dia. Karena itu, dia berkata, ”Yehuwa, apa Engkau akan membunuh suatu bangsa yang sebenarnya tidak bersalah? 5 Pria itu sendiri yang bilang bahwa wanita itu adiknya, dan wanita itu juga bilang bahwa pria itu kakaknya. Aku tidak berniat jahat dan aku tidak tahu bahwa itu salah.” 6 Lalu Allah yang benar berkata kepadanya dalam mimpi itu, ”Aku tahu kamu tidak berniat jahat, maka Aku mencegah kamu menyentuh dia agar kamu tidak berdosa kepada-Ku. 7 Sekarang, kembalikan istri orang itu. Dia seorang nabi, dan dia akan berdoa untukmu dan kamu akan tetap hidup. Kalau kamu tidak mengembalikannya, kamu pasti akan mati, kamu dan seisi istanamu.” 8 Abimelekh bangun pagi-pagi sekali dan memanggil semua hambanya dan memberitahukan semua itu, dan mereka menjadi sangat takut. 9 Lalu Abimelekh memanggil Abraham dan berkata, ”Kenapa kamu lakukan ini terhadap kami? Apa dosa kami kepadamu sampai kamu membuat saya dan kerajaan saya berdosa besar? Apa yang kamu lakukan itu tidak benar.” 10 Selanjutnya Abimelekh bertanya kepada Abraham, ”Apa maksudmu melakukan hal itu?” 11 Abraham menjawab, ”Saya melakukannya karena saya pikir orang-orang di sini pasti tidak takut kepada Allah, dan mereka akan membunuh saya untuk mengambil istri saya. 12 Lagi pula, dia memang adik saya. Kami satu ayah tapi beda ibu, dan saya menikah dengannya. 13 Maka sewaktu Allah menyuruh saya meninggalkan rumah ayah saya dan pergi mengembara, saya minta dia menunjukkan kasih setianya kepada saya dengan mengaku bahwa saya kakaknya, ke mana pun kami pergi.” 14 Setelah itu, Abimelekh memberikan domba, sapi, juga hamba lelaki dan perempuan kepada Abraham, dan mengembalikan Sara istrinya. 15 Abimelekh juga berkata, ”Kamu boleh tinggal di negeri saya. Pilihlah tempat yang kamu suka.” 16 Dia berkata kepada Sara, ”Saya memberi kakakmu 1.000 keping perak. Itu tanda bagi semua orang yang bersamamu dan bagi orang lain bahwa kamu tidak dinodai, dan kamu tidak bersalah.” 17 Lalu Abraham berdoa kepada Allah yang benar, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan istrinya dan budak-budak perempuannya. Mereka pun mulai memiliki anak. 18 Sebelumnya, Yehuwa telah membuat semua wanita di istana Abimelekh mandul karena Sara, istri Abraham.