Februari
Sabtu, 1 Februari
Aku akan mendengarkan kalian.—Yer. 29:12.
Sewaktu Raja Hizkia sakit parah, dia memohon agar Yehuwa menyembuhkan dia, dan Yehuwa melakukannya. (2 Raj. 20:1-6) Tapi, sewaktu Rasul Paulus memohon agar Yehuwa menyingkirkan ”duri dalam daging” yang dia miliki, Yehuwa tidak melakukan itu. (2 Kor. 12:7-9) Rasul Yakobus dan Rasul Petrus terancam dibunuh oleh Raja Herodes. Yakobus akhirnya dibunuh, sedangkan Petrus diselamatkan secara mukjizat. (Kis. 12:1-11) Kita mungkin berpikir, ’Kenapa Yehuwa menyelamatkan Petrus tapi tidak menyelamatkan Yakobus?’ Alkitab tidak menjelaskannya. Tapi yang pasti, ’semua jalan Yehuwa selalu adil’. (Ul. 32:4) Kadang, jawaban dari Yehuwa mungkin tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi, kita tidak akan mengeluh. Kita yakin Yehuwa selalu bertindak dengan adil dan pengasih.—Ayb. 33:13. w23.11 21 ¶6
Minggu, 2 Februari
Hikmat dari atas . . . membuat seseorang . . . penurut.—Yak. 3:17.
Yakobus menulis bahwa orang yang berhikmat adalah orang yang ”penurut”. Artinya, kita perlu rela dan siap untuk menaati orang-orang yang diberi wewenang oleh Yehuwa. Tapi tentu saja, Yehuwa tidak mau kita menaati orang yang meminta kita untuk mengabaikan perintah-Nya. (Kis. 4:18-20) Kita mungkin lebih mudah untuk menaati Yehuwa daripada manusia. Mengapa? Karena Yehuwa selalu memberikan petunjuk yang sempurna, tidak seperti manusia yang tidak sempurna. (Mz. 19:7) Meski begitu, Bapak kita yang di surga sudah memberikan wewenang kepada orang tua, pemerintah, dan para penatua. (Ams. 6:20; 1 Tes. 5:12; 1 Ptr. 2:13, 14) Jadi kalau kita menaati mereka, kita sebenarnya menaati Yehuwa. w23.10 6 ¶2-3
Senin, 3 Februari
Kata-kata ini benar dan dapat dipercaya.—Why. 21:5.
Salah satu cara kita bisa memperkuat iman kita adalah dengan merenungkan kuasa Yehuwa. Dia memiliki kuasa untuk mewujudkan semua hal yang Dia janjikan, karena Dia adalah Allah Yang Mahakuasa. (Ayb. 42:2; Mrk. 10:27; Ef. 3:20) Dia pernah berjanji kepada Abraham dan Sara bahwa mereka akan punya anak meskipun mereka sudah lanjut usia. (Kej. 17:15-17) Dia juga berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan mendapat negeri Kanaan. Tapi selama bertahun-tahun, keturunan Abraham, yaitu bangsa Israel, diperbudak di Mesir. Pada saat itu, janji Allah tersebut kelihatannya mustahil terwujud. Tapi, janji itu akhirnya menjadi kenyataan. Dia juga memberi tahu Maria, yang saat itu masih perawan, bahwa Maria akan melahirkan Putra Allah. Dan, itu sesuai dengan apa yang Yehuwa janjikan ribuan tahun sebelumnya di Taman Eden! (Kej. 3:15) Kalau kita memikirkan bagaimana Yehuwa menepati semua janji-Nya, kita akan menyadari bahwa kuasa-Nya sangat besar. Kita juga akan semakin yakin bahwa janji-Nya tentang dunia baru pasti akan terwujud.—Yos. 23:14; Yes. 55:10, 11. w23.04 28 ¶10-12
Selasa, 4 Februari
Oh Yehuwa, dengarlah doaku; dengarlah permohonanku minta tolong.—Mz. 143:1.
Yehuwa menjawab doa Daud dan menyelamatkan dia. (1 Sam. 19:10, 18-20; 2 Sam. 5:17-25) Kita juga bisa yakin akan hal itu. (Mz. 145:18) Yehuwa tidak selalu menjawab doa kita dengan cara yang kita harapkan. Paulus pernah meminta Allah untuk menyingkirkan masalahnya yang berat, yang bagaikan ”duri dalam daging”. Tiga kali Paulus mendoakan hal ini secara spesifik. Apakah Yehuwa menjawab doa-doanya? Ya, tapi tidak dengan cara yang Paulus harapkan. Yehuwa tidak menyingkirkan masalahnya, tapi Yehuwa memberikan kekuatan yang Paulus butuhkan untuk terus melayani-Nya dengan setia. (2 Kor. 12:7-10) Kadang, jawaban doa kita juga mungkin berbeda dengan yang kita harapkan. Tapi, kita bisa yakin bahwa Yehuwa tahu persis cara terbaik untuk membantu kita. Dia bahkan bisa ”berbuat jauh lebih banyak daripada semua yang kita minta atau bayangkan”. (Ef. 3:20) Karena itulah doa kita mungkin dijawab pada waktu yang tidak kita duga atau dengan cara yang tidak kita sangka. w23.05 8-9 ¶4-6
Rabu, 5 Februari
Suatu saat nanti semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaranya dan keluar.—Yoh. 5:28, 29.
Kita perlu terus merenungkan janji Alkitab tentang kebangkitan. Mengapa? Karena kita tidak tahu apa yang akan kita alami. Kita bisa tiba-tiba terkena penyakit yang mematikan atau kehilangan seseorang yang kita sayangi. (Pkh. 9:11; Yak. 4:13, 14) Harapan kebangkitan bisa membantu kita untuk bertekun saat menghadapi hal-hal itu. (1 Tes. 4:13) Alkitab meyakinkan kita bahwa Bapak kita yang di surga sangat menyayangi kita dan mengenal kita dengan baik. (Luk. 12:7) Bayangkan, karena sangat menyayangi kita, Dia memberi kita kesempatan untuk hidup selamanya. Dia bahkan membangkitkan kita kalau kita meninggal. Dan untuk membangkitkan kita, Dia perlu mengembalikan semua sifat dan ingatan kita. Jadi, Dia pasti sangat mengenal kita. Mengapa kita bisa percaya pada harapan kebangkitan? Karena kita yakin bahwa Yehuwa memang ingin dan sanggup menepati janji-Nya. w23.04 8-9 ¶2-4
Kamis, 6 Februari
Setiap tahun, [Yusuf dan Maria] biasa pergi ke Yerusalem untuk Perayaan Paskah.—Luk. 2:41.
Yusuf dan Maria bekerja sama untuk menjaga hubungan mereka dengan Yehuwa tetap kuat. Mereka tahu bahwa beribadah kepada Yehuwa bersama-sama sebagai satu keluarga itu sangat penting. (Luk. 2:22-24; 4:16) Mereka benar-benar teladan yang bagus untuk pasangan suami istri! Memang, kalau kalian punya anak, mungkin tidak mudah bagi kalian untuk berhimpun atau menjadwalkan waktu untuk ibadah keluarga. Dan, kalian mungkin sulit mengatur waktu untuk belajar atau berdoa bersama sebagai suami istri. Tapi ingatlah, kalau kalian beribadah kepada Yehuwa bersama-sama, kalian akan semakin dekat dengan Dia dan dengan satu sama lain. Jadi, utamakanlah ibadah kepada Yehuwa dalam kehidupan keluarga kalian. Tapi, kalau kalian sedang menghadapi masalah dalam perkawinan kalian, kalian mungkin merasa berat untuk melakukan ibadah keluarga bersama-sama. Kalau begitu, mulailah dengan membahas sesuatu yang singkat dan menyenangkan. Ini bisa memperkuat hubungan kalian dan membuat kalian lebih ingin melakukan kegiatan rohani bersama-sama. w23.05 22 ¶7-8
Jumat, 7 Februari
Obaja adalah orang yang sungguh-sungguh takut kepada Yehuwa.—1 Raj. 18:3.
Rasa takut kepada Yehuwa membuat Obaja menjadi orang yang jujur dan bisa dipercaya. Karena itu, Raja memilih dia sebagai pengawas rumah tangga kerajaan. (Bandingkan Nehemia 7:2.) Rasa takut kepada Yehuwa juga membuat Obaja memiliki keberanian yang luar biasa, yang sangat dia butuhkan saat itu. Dia hidup pada masa pemerintahan Raja Ahab yang jahat. (1 Raj. 16:30) Selain itu, istri Ahab, Izebel, adalah penyembah Baal. Dia sangat membenci Yehuwa sampai-sampai dia berusaha untuk melenyapkan ibadah sejati dari kerajaan Israel sepuluh suku. Dia bahkan membunuh banyak nabi Allah. (1 Raj. 18:4) Saat Izebel berusaha membunuh semua nabi Allah, Obaja ”menyembunyikan 100 nabi Yehuwa di gua-gua, 50 di setiap gua, dan terus menyediakan roti dan air bagi mereka”. (1 Raj. 18:13, 14) Kalau Izebel tahu, Obaja pasti dihukum mati. Memang, Obaja mungkin merasa takut, dan dia juga tidak mau mati. Tapi, Obaja mengasihi Yehuwa dan sesama penyembah Yehuwa lebih dari nyawanya sendiri. w23.06 16 ¶9-10
Sabtu, 8 Februari
Aku, Yehuwa, . . . yang menuntunmu.—Yes. 48:17.
Yehuwa terus membimbing umat-Nya sejak dulu sampai sekarang. Dia melakukan itu melalui Firman-Nya dan Putra-Nya, kepala sidang Kristen. Allah juga masih menggunakan manusia untuk mewakili Dia. Apa buktinya? Perhatikan beberapa perkembangan yang terjadi di akhir tahun 1800-an. Charles Taze Russell dan rekan-rekannya mulai memahami bahwa tahun 1914 adalah tahun penting yang berkaitan dengan Kerajaan Allah. (Dan. 4:25, 26) Mereka bisa menyimpulkan hal itu karena mereka mempelajari nubuat Alkitab dan yakin bahwa nubuat tersebut akan menjadi kenyataan. Apakah Yehuwa membimbing mereka untuk mencapai kesimpulan itu? Ya. Berbagai peristiwa yang terjadi di tahun 1914 meneguhkan bahwa Kerajaan Allah sudah mulai memerintah. Perang Dunia I terjadi, dan ada wabah penyakit, gempa bumi, dan kekurangan makanan. (Luk. 21:10, 11) Jelaslah, Yehuwa memang menggunakan orang-orang Kristen yang tulus itu untuk membantu umat-Nya mengetahui kebenaran. w24.02 22 ¶11
Minggu, 9 Februari
Kesulitan orang benar itu banyak, tapi Yehuwa membebaskan dia dari semuanya itu.—Mz. 34:19.
Sebagai umat Yehuwa, kita yakin bahwa Dia menyayangi kita dan ingin kita hidup bahagia. (Rm. 8:35-39) Kita juga yakin bahwa kita bisa mendapat manfaat kalau kita mengikuti prinsip-prinsip Alkitab. (Yes. 48:17, 18) Tapi, bagaimana kalau kita menghadapi kesulitan yang tidak kita duga? Misalnya, kita mungkin dikecewakan oleh salah satu anggota keluarga kita. Kita mungkin mengalami masalah kesehatan yang serius sehingga kita tidak bisa melakukan lebih banyak dalam pelayanan. Kita mungkin tertimpa bencana alam yang parah. Atau, kita mungkin dianiaya karena kepercayaan kita. Kalau kita menghadapi hal-hal itu, kita mungkin berpikir, ’Kenapa saya mengalami hal ini? Apakah saya melakukan kesalahan? Apakah ini berarti Yehuwa tidak memberkati saya?’ Apakah Saudara pernah berpikir seperti itu? Kalau ya, jangan kecil hati. Banyak hamba Allah yang setia juga pernah berpikiran seperti itu.—Mz. 22:1, 2; Hab. 1:2, 3. w23.04 14 ¶1-2
Senin, 10 Februari
Aku bertekad untuk menaati peraturan-Mu sepanjang waktu.—Mz. 119:112.
Saat ada godaan untuk memikirkan atau melakukan perbuatan salah, kita harus segera menolaknya, karena hal itu bisa merusak persahabatan kita dengan Allah. Yehuwa ingin kita ’dengan sepenuh hati menuruti ajaran-Nya’. (Rm. 6:17) Semua petunjuk dan hukum-Nya diberikan demi kebaikan kita, dan kita tidak bisa memilih-milih mana yang mau kita taati. (Yes. 48:17, 18; 1 Kor. 6:9, 10) Iblis menggunakan penganiayaan secara fisik dan emosi untuk melemahkan tekad kita. Dia ingin ”melahap” kita, atau merusak hubungan kita dengan Yehuwa. (1 Ptr. 5:8) Orang Kristen di abad pertama diancam, dipukuli, dan dibunuh, karena mereka bertekad untuk tetap setia. (Kis. 5:27, 28, 40; 7:54-60) Sampai sekarang, Setan masih menganiaya umat Allah. Di Rusia dan di negeri-negeri lain, para penentang memperlakukan saudara-saudari kita dengan kejam atau menyerang mereka dengan cara-cara lain. Selain penganiayaan, Setan juga menggunakan ’siasat-siasat yang licik’.—Ef. 6:11. w23.07 15-16 ¶6-9
Selasa, 11 Februari
Mari kita mengasihi dan bertumbuh dalam segala hal.—Ef. 4:15.
Kalau Saudara terus mempelajari kebenaran-kebenaran dari Alkitab, kasih Saudara kepada Yehuwa akan menjadi semakin dalam. Karena mengasihi Yehuwa, Saudara tergerak untuk menjalankan apa yang Saudara pelajari. Saudara membuat keputusan-keputusan yang bijaksana, yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Dan karena ingin menyenangkan Allah, Saudara mengubah cara berpikir dan tingkah laku Saudara menjadi lebih baik. Sama seperti seorang anak meniru orang tuanya yang pengasih, Saudara meniru Bapak kita yang di surga. (Ef. 5:1, 2) Pikirkan pertanyaan-pertanyaan ini: ’Dibandingkan dengan waktu saya baru dibaptis, apakah sekarang kasih saya kepada Yehuwa lebih dalam? Apakah cara berpikir dan tingkah laku saya semakin mirip dengan Yehuwa, terutama dalam hal mengasihi saudara-saudari?’ Jika ternyata kasih Saudara kepada Yehuwa dan saudara-saudari sudah tidak sedalam dulu, jangan kecil hati. Orang Kristen di abad pertama pernah mengalami hal yang sama. Yesus ingin membantu mereka, dan dia juga ingin membantu kita. (Why. 2:4, 7) Dia tahu bahwa kita bisa kembali punya kasih yang dalam kepada Yehuwa dan saudara-saudari kita. w23.07 8 ¶2-3
Rabu, 12 Februari
Engkau baik dan siap mengampuni, oh Yehuwa.—Mz. 86:5.
Rasul Petrus pernah melakukan beberapa kesalahan. Pertama, dia menjadi terlalu percaya diri. Dia berkata bahwa dia akan tetap setia bahkan kalau rasul-rasul lainnya meninggalkan Yesus. (Mrk. 14:27-29) Lalu, Petrus berkali-kali tertidur dan tidak berjaga-jaga. (Mrk. 14:32, 37-41) Kemudian, sewaktu segerombolan orang datang untuk menangkap Yesus, Petrus meninggalkan dia. (Mrk. 14:50) Dan akhirnya, Petrus tiga kali menyangkal bahwa dia mengenal Yesus. Dia bahkan bersumpah dan berkata bahwa dia bersedia dikutuk kalau berbohong. (Mrk. 14:66-71) Bagaimana perasaan Petrus sewaktu menyadari betapa serius dosanya itu? Hatinya hancur dan dia menangis dengan getir. (Mrk. 14:72) Tapi, Yesus tidak memarahi sahabatnya itu atas kesalahannya. Belakangan, Yesus malah memberi tahu dia bahwa dia akan mendapat tanggung jawab yang lebih besar. (Yoh. 21:15-17) Ya, Petrus tahu bahwa dia sudah melakukan dosa serius, tapi dia tidak menyerah. Mengapa? Karena dia tahu bahwa Majikannya, Yesus, masih menyayangi dia. Apa pelajarannya? Yehuwa ingin kita yakin bahwa Dia menyayangi dan mau mengampuni kita.—Rm. 8:38, 39. w24.03 18-19 ¶13-15
Kamis, 13 Februari
Yang dibunuhnya sangat banyak.—Ams. 7:26.
Perbuatan cabul bisa membuat seseorang merasa malu dan tidak berharga. Itu juga bisa mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan dan merusak hubungan keluarga. Selain itu, orang-orang yang melakukan perbuatan cabul akan mati secara rohani, dan banyak dari mereka terkena penyakit yang bisa membuat mereka mati secara jasmani. (Ams. 7:23) Karena itulah Amsal 9:18 mengatakan bahwa ’tamu-tamu perempuan bodoh itu ada di Kuburan yang dalam’. Jelaslah, jauh lebih bijaksana kalau kita menolak undangan ”perempuan bodoh” itu. Tapi, mengapa banyak orang masih mau menerima undangannya? (Ams. 9:13-18) Salah satu perangkap yang paling umum adalah pornografi. Ada yang merasa bahwa pornografi itu tidak berbahaya. Padahal, itu sangat merugikan, merendahkan harga diri, dan membuat orang kecanduan. Gambar-gambar yang cabul juga sangat sulit untuk dilupakan. Selain itu, pornografi akan memperkuat keinginan yang salah, dan itu membuat kita sulit untuk mematikannya. (Kol. 3:5; Yak. 1:14, 15) Banyak orang yang menonton pornografi akhirnya melakukan perbuatan cabul. w23.06 23 ¶10-11
Jumat, 14 Februari
Kerajaan itu akan menghancurkan dan mengakhiri semua kerajaan ini. Hanya kerajaan itu yang akan tetap berdiri untuk selamanya.—Dan. 2:44.
Meskipun bangsa-bangsa lain mungkin berupaya melawan Inggris-Amerika, mereka tidak akan bisa mengalahkannya. Kita bisa menyimpulkan hal itu karena ”batu” yang menggambarkan Kerajaan Allah akan menghancurkan bagian kaki dari patung tersebut, yang menggambarkan Inggris-Amerika. (Dan. 2:34, 35, 44, 45) Apakah Saudara yakin bahwa nubuat Daniel tentang kaki patung yang terbuat dari besi dan tanah liat itu benar? Kalau ya, itu akan memengaruhi cara hidup Saudara. Saudara tidak akan mengejar kekayaan di dunia yang sebentar lagi akan dihancurkan. (Luk. 12:16-21; 1 Yoh. 2:15-17) Karena memahami nubuat ini, Saudara juga akan menyadari pentingnya tugas kita untuk mengabar dan mengajar. (Mat. 6:33; 28:18-20) Sekarang, setelah kita membahas nubuat ini, coba pikirkan: ’Apakah keputusan-keputusan saya menunjukkan bahwa saya yakin Kerajaan Allah akan segera mengakhiri semua pemerintahan manusia?’ w23.08 11 ¶13-14
Sabtu, 15 Februari
Kita masing-masing akan bertanggung jawab kepada Allah.—Rm. 14:12.
Bersikaplah sadar diri dengan mengakui bahwa usia, kesehatan, dan situasi Saudara mungkin membatasi apa yang bisa Saudara lakukan sekarang. Seperti Barzilai, Saudara bisa menolak tugas-tugas tambahan kalau keadaan fisik Saudara tidak memungkinkan. (2 Sam. 19:35, 36) Seperti Musa, terimalah bantuan dan percayakan beberapa tugas kepada yang lainnya kalau cocok. (Kel. 18:21, 22) Dengan bersikap sadar diri, Saudara tidak akan mengharapkan hal-hal yang tidak masuk akal, yang bisa membuat Saudara kelelahan. Kita juga tidak boleh merasa bersalah atas keputusan buruk orang lain. Kita tidak bisa membuatkan keputusan untuk orang lain, dan kita juga tidak selalu bisa melindungi mereka dari akibat keputusan buruk mereka. Misalnya, seorang anak mungkin akhirnya memutuskan untuk berhenti melayani Yehuwa. Keputusan itu bisa membuat orang tuanya sangat sedih. Beberapa orang tua bahkan menyalahkan diri atas keputusan buruk anak mereka dan menjadi sangat terbebani. Tapi sebenarnya, Yehuwa tidak ingin mereka membawa beban itu. w23.08 29 ¶11-12
Minggu, 16 Februari
[Simson] jatuh cinta kepada seorang wanita . . . Namanya Delila.—Hak. 16:4.
Simson adalah manusia yang tidak sempurna, sama seperti kita. Jadi kadang, dia membuat keputusan yang buruk. Sayangnya, salah satu keputusannya berakibat fatal. Setelah dia melayani sebagai hakim selama beberapa waktu, dia ”jatuh cinta kepada seorang wanita di Lembah Sorek. Namanya Delila”. Hubungan Simson dan Delila berbeda dengan hubungan yang dia miliki sebelum itu. Sebelumnya, Simson pernah bertunangan dengan seorang wanita Filistin. Tapi, Yehuwa-lah yang membuat pertunangan itu terjadi, ”karena Dia sedang mencari kesempatan untuk melawan orang Filistin”. Belakangan, Simson menginap di rumah seorang pelacur di Gaza, salah satu kota orang Filistin. Saat itu, Allah memberi Simson kekuatan untuk mencabut dan membawa pintu-pintu gerbang kota tersebut sehingga pertahanan kota itu menjadi lemah. (Hak. 14:1-4; 16:1-3) Tapi, hubungan Simson dengan Delila berbeda. Delila kemungkinan besar adalah orang Israel. Jadi, hubungan Simson dengannya tidak bisa digunakan sebagai kesempatan untuk melawan orang Filistin. Delila menerima uang dalam jumlah besar dari orang Filistin untuk mengkhianati Simson. w23.09 5 ¶12-13
Senin, 17 Februari
Pemahaman seseorang pasti membuatnya tidak cepat marah.—Ams. 19:11.
Pemahaman bisa membantu kita untuk bersikap lembut. Kalau kita punya pemahaman, kita bisa mengendalikan diri sewaktu orang lain mempertanyakan kepercayaan kita. Perumpamaannya seperti ini: Kalau kita melihat sebuah gunung es mengapung di laut, kita hanya bisa melihat sebagian kecil dari gunung itu. Tapi sebenarnya, bagian yang lebih besar dari gunung itu ada di bawah permukaan air dan tidak kelihatan. Begitu juga, kita sering kali tidak tahu alasan di balik pertanyaan yang orang lain ajukan. Itulah yang perlu kita ingat sebelum menjawab mereka. (Ams. 16:23) Perhatikan teladan Gideon sewaktu menanggapi orang-orang Efraim. Waktu itu, orang-orang Efraim dengan marah bertanya kepada Gideon mengapa dia tidak mengajak mereka dari awal untuk melawan musuh Israel. Apa yang sebenarnya membuat mereka begitu marah? Apakah mereka mungkin tersinggung sewaktu tidak diajak? Kita tidak tahu. Tapi apa pun alasannya, Gideon berupaya memahami perasaan mereka dan menjawab mereka dengan lembut. Hasilnya, orang-orang Efraim pun ”menjadi tenang”.—Hak. 8:1-3. w23.09 16 ¶8-9
Selasa, 18 Februari
Akulah yang khususnya Dia senangi dari hari ke hari.—Ams. 8:30.
Yehuwa dan Yesus adalah ayah dan anak yang paling akrab yang pernah ada. Jadi, hati Yehuwa pasti sangat sakit sewaktu melihat Putra-Nya diperlakukan dengan tidak adil, direndahkan, dan dianiaya. Orang tua yang pernah kehilangan anaknya dalam kematian pasti tahu bahwa itu sangat menyakitkan. Walaupun kita sangat beriman akan kebangkitan, itu tidak menghapus rasa sakit di hati kita sewaktu orang yang kita sayangi meninggal. Dari contoh ini, kita bisa membayangkan bagaimana perasaan Yehuwa sewaktu melihat Putra yang Dia sayangi menderita dan mati pada 14 Nisan tahun 33 M. (Mat. 3:17) Apa saja yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan hati kita sebelum menghadiri acara Peringatan? Cobalah pelajari lebih dalam topik tentang tebusan sewaktu melakukan pelajaran pribadi atau ibadah keluarga. Dan di hari Peringatan, jangan lupa untuk menonton acara Ibadah Pagi istimewa. Kalau kita sudah mempersiapkan hati kita, kita bisa membantu orang lain untuk mendapat manfaat dari acara itu juga.—Ezr. 7:10. w24.01 11 ¶10-12
Rabu, 19 Februari
Dia akan membuat kalian kuat.—1 Ptr. 5:10.
Salah satu cara kita bisa mendapat kekuatan dari Yehuwa adalah dengan berdoa kepada-Nya. Yehuwa akan menjawab doa kita dengan memberi kita ’kesanggupan yang begitu luar biasa’. (2 Kor. 4:7) Kita juga bisa dikuatkan dengan membaca dan merenungkan Firman Allah yang ”penuh kuasa”. (Ibr. 4:12; Mz. 86:11) Kalau Saudara berdoa kepada Yehuwa dan membaca Firman-Nya, Saudara akan mendapat kekuatan yang Saudara butuhkan untuk bertekun, untuk tetap bersukacita, dan untuk melakukan tugas yang sulit. Perhatikan bagaimana Yehuwa menguatkan Nabi Yunus. Sewaktu mendapat tugas yang sulit dari Yehuwa, Yunus melarikan diri dengan naik kapal ke arah yang berlawanan. Akibatnya, dia dan orang-orang di kapal itu hampir kehilangan nyawa mereka dalam sebuah badai. Sewaktu dia dilempar ke laut, dia ditelan seekor ikan yang sangat besar. Dia pun terperangkap dalam perut ikan yang gelap dan mengerikan. Apa yang Yunus lakukan untuk mendapat kekuatan? Dia berdoa kepada Yehuwa.—Yun. 2:1, 2, 7. w23.10 13 ¶4-6
Kamis, 20 Februari
Akhir segalanya sudah dekat.—1 Ptr. 4:7.
Memang, surat-surat Rasul Petrus ditujukan kepada orang Kristen di abad pertama. Tapi, Yehuwa memastikan agar surat-surat itu menjadi bagian dari Firman-Nya supaya kita juga bisa mendapat manfaat. (Rm. 15:4) Kita dikelilingi oleh orang-orang yang tidak percaya pada nubuat Alkitab. Mereka mungkin mengejek kita karena kita sudah bertahun-tahun menantikan akhir dunia ini. Beberapa bahkan mengatakan bahwa itu tidak akan pernah datang. (2 Ptr. 3:3, 4) Sewaktu kita mendengar komentar seperti itu dari keluarga kita, teman kerja, atau orang-orang yang kita kabari, iman kita bisa melemah. Tapi, Petrus menjelaskan beberapa hal yang bisa membantu kita. Beberapa orang mungkin merasa bahwa Yehuwa sangat lambat membinasakan dunia yang jahat ini. Tapi, kata-kata Petrus bisa mengingatkan kita bahwa cara Yehuwa memandang waktu sangat berbeda dengan manusia. (2 Ptr. 3:8, 9) Bagi Yehuwa, seribu tahun sama dengan satu hari. Yehuwa sabar dan tidak ingin seorang pun dimusnahkan. Tapi saat hari Yehuwa tiba, Dia akan membinasakan dunia yang jahat ini. w23.09 26-27 ¶2-5
Jumat, 21 Februari
Kita perlu lebih sungguh-sungguh daripada biasanya dalam memperhatikan apa yang kita dengar, supaya kita tidak hanyut.—Ibr. 2:1.
Mengapa Rasul Paulus menulis suratnya kepada orang-orang Kristen Ibrani di Yudea? Kemungkinan besar karena dua alasan utama. Pertama, untuk menguatkan mereka. Kebanyakan dari mereka dibesarkan dalam agama Yahudi. Para pemimpin agama Yahudi mungkin mengejek mereka sewaktu mereka menjadi orang Kristen. Mengapa? Karena orang Kristen tidak punya bait yang megah, tidak punya mezbah untuk mempersembahkan korban kepada Allah, dan tidak punya imam-imam yang melayani mereka. Ejekan seperti itu bisa membuat murid-murid Kristus kecil hati dan kehilangan iman. (Ibr. 3:12, 14) Bahkan, beberapa dari mereka mungkin ingin kembali ke agama Yahudi. Kedua, Paulus ingin memberi tahu orang-orang Kristen Ibrani bahwa mereka perlu berupaya memahami ”makanan keras”, yaitu ajaran yang baru atau yang lebih dalam di Firman Allah. (Ibr. 5:11-14) Kelihatannya, beberapa dari mereka masih mengikuti Hukum Musa. w23.10 24-25 ¶3-4
Sabtu, 22 Februari
[Perlakukan] wanita muda seolah dia saudara perempuanmu, dengan penuh kemurnian.—1 Tim. 5:2.
Beberapa saudari memilih untuk tidak menikah. (Mat. 19:10-12) Yakinlah bahwa Yehuwa dan Yesus tidak memandang rendah orang Kristen yang lajang. Di seluruh dunia, ada banyak saudari lajang yang menjadi pengaruh yang baik di sidang. Karena mereka mengasihi dan dengan tulus peduli kepada orang lain, mereka menjadi kakak dan ibu rohani bagi banyak saudara-saudari. (Mrk. 10:29, 30) Beberapa saudari juga menjadi pelayan sepenuh waktu. Para wanita Kristen punya peran yang sangat besar dalam pekerjaan pengabaran sedunia. (Mz. 68:11) Mereka bisa melayani sepenuh waktu, misalnya merintis, membantu proyek pembangunan, atau bekerja di Betel. Para saudari, apakah kalian sekarang bisa membuat rencana untuk melakukannya? Cobalah doakan cita-cita kalian. Bicarakan itu dengan orang-orang yang sudah mencapai cita-cita rohani mereka, dan cari tahu apa yang perlu kalian lakukan untuk mencapai cita-cita kalian. Lalu, buatlah rencana yang jelas untuk mencapainya. Kalau kalian menjadi pelayan sepenuh waktu, kalian akan punya banyak kesempatan yang menarik dalam melayani Yehuwa. w23.12 22 ¶16-17
Minggu, 23 Februari
Kabar baik harus diberitakan dulu.—Mrk. 13:10.
Kita tahu bahwa pekerjaan pengabaran sangat penting, khususnya karena kesengsaraan besar sudah semakin dekat. Tapi, kita mungkin sulit untuk berfokus melayani Yehuwa sewaktu kita mengalami kesulitan ekonomi atau mendapat tentangan. Apa yang bisa membantu kita? Tetaplah yakin bahwa ”Yehuwa yang berbala tentara” menyertai kita. Dia akan mendukung kita kalau kita terus mengutamakan kepentingan Kerajaan-Nya di atas kepentingan kita sendiri. Jadi, tidak ada yang perlu kita khawatirkan. (Hag. 2:4) Yehuwa ingin kita berfokus untuk melakukan pekerjaan membuat murid, yang bisa menyelamatkan kehidupan. Hagai menyemangati umat Allah untuk melanjutkan pembangunan bait. Dia menasihati mereka untuk bersemangat melakukan itu seolah-olah memulainya dari awal, yaitu dari fondasinya, meskipun fondasi itu sebenarnya sudah dibangun 17 tahun sebelumnya. Kalau mereka melakukan itu, Yehuwa berjanji bahwa Dia akan ”mengirimkan berkat”. (Hag. 2:18, 19) Kita juga bisa yakin bahwa Yehuwa akan memberkati upaya kita kalau kita berfokus melakukan tugas yang Dia berikan. w23.11 16 ¶8; 17 ¶11
Senin, 24 Februari
Semua orang sudah berdosa.—Rm. 3:23.
Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya kepada orang-orang di Roma bahwa semua manusia sudah berdosa. Jadi, bagaimana seseorang bisa dianggap benar, atau tidak bersalah, dan menyenangkan Allah? Paulus menggunakan teladan Abraham untuk membantu semua orang Kristen yang tulus mendapatkan jawabannya. Abraham dinyatakan benar oleh Yehuwa sewaktu dia tinggal di negeri Kanaan. Tapi, apakah dia dinyatakan benar karena dia menjalankan Hukum Musa dengan sempurna? Tidak mungkin. (Rm. 4:13) Hukum itu baru diberikan kepada bangsa Israel lebih dari 400 tahun setelah Abraham dinyatakan benar oleh Allah. Jadi, mengapa Abraham dinyatakan benar? Yehuwa dengan baik hati menyatakan Abraham benar karena Abraham beriman kepada-Nya.—Rm. 4:2-4. w23.12 3 ¶4-5
Selasa, 25 Februari
Lakukanlah apa pun yang diinginkan hatimu.—1 Taw. 17:2.
Setelah Nabi Natan menyampaikan kata-kata tersebut kepada Daud, malam itu juga Yehuwa memberi tahu Natan bahwa Daud tidak akan membangun bait itu. (1 Taw. 17:3, 4, 11, 12) Bagaimana reaksi Daud? Dia berfokus untuk mengumpulkan uang dan bahan-bahan yang dibutuhkan Salomo anaknya untuk membangun bait. (1 Taw. 29:1-5) Segera setelah Yehuwa memberi tahu Daud bahwa bukan Daud yang akan membangun bait, Yehuwa membuat sebuah perjanjian dengannya: Salah satu keturunan Daud akan memerintah untuk selamanya. (2 Sam. 7:16) Di dunia baru nanti, selama Pemerintahan Seribu Tahun, Daud pasti akan sangat senang sewaktu dia tahu bahwa Raja yang sedang memerintah adalah Yesus, salah satu keturunannya! Apa pelajarannya? Meskipun kita mungkin tidak bisa melakukan apa yang ingin kita lakukan untuk Yehuwa, Dia bisa memberkati kita dengan hal-hal lain yang tidak kita duga. w23.04 16 ¶8-10
Rabu, 26 Februari
Yehuwa tidak akan mengabaikan umat-Nya.—Mz. 94:14.
Beberapa bagian di Alkitab bisa membuat Saudara tenang saat Saudara merasa takut. Misalnya, Saudara bisa menemukan hal-hal yang menguatkan dari buku Ayub, Mazmur, dan Amsal, serta dari kata-kata Yesus di Matius pasal 6. Kalau Saudara terus berdoa kepada Yehuwa dan membaca Firman-Nya, Dia akan membantu Saudara merasa tenang. Kita bisa yakin bahwa Yehuwa akan selalu bersama kita selama masa-masa yang kelam. Kita tidak akan pernah sendirian. (Mz. 23:4) Yehuwa berjanji untuk menjaga kita, membuat kita stabil, menopang kita, dan menenangkan kita. Yesaya 26:3 berkata tentang Yehuwa, ”Engkau akan melindungi orang yang benar-benar mengandalkan-Mu; Engkau akan terus memberinya kedamaian, karena dia percaya kepada-Mu.” Jadi, percayalah kepada Yehuwa, dan manfaatkan semua bantuan yang Dia berikan. Dengan begitu, Saudara akan mendapat kekuatan bahkan di masa-masa yang paling sulit dalam kehidupan Saudara. w24.01 25 ¶16-17
Kamis, 27 Februari
Senjata apa pun yang dibuat untuk melawanmu tidak akan berguna.—Yes. 54:17.
Nubuat di ayat hari ini sedang terjadi sekarang! Kata-kata yang menguatkan berikut ini juga sedang terjadi di zaman kita: ”Semua anakmu akan diajar oleh Yehuwa, dan kedamaian mereka akan berlimpah. Kamu akan dibangun kokoh dalam kebenaran. . . . Kamu tidak akan takut apa pun dan tidak akan punya alasan untuk gemetar, karena itu tidak akan mendekatimu.” (Yes. 54:13, 14) Bahkan ”penguasa dunia ini”, Setan, tidak bisa menghentikan pengabaran yang dilakukan umat Yehuwa. (2 Kor. 4:4) Ya, ibadah yang murni sudah dipulihkan dan tidak akan tercemar lagi. Itu akan ada untuk selamanya. Senjata apa pun yang dibuat untuk melawan kita tidak akan berguna! w24.02 4 ¶10
Jumat, 28 Februari
Siapa pun yang lebih sayang kepada ayah atau ibunya daripada kepadaku tidak pantas menjadi muridku.—Mat. 10:37.
Sebagai orang Kristen, kita menganggap ikrar pembaktian kita kepada Yehuwa sangat serius. Ini memengaruhi keputusan dan tindakan kita dalam keluarga. Kita berupaya keras untuk menjalankan tanggung jawab kita dalam keluarga, tapi kita akan selalu mengutamakan kehendak Yehuwa di atas keinginan keluarga kita. (Mat. 10:35, 36; 1 Tim. 5:8) Jadi, demi menyenangkan Yehuwa, kadang kita mungkin perlu mengambil keputusan yang membuat keluarga kita tidak senang. Yehuwa-lah yang membuat pengaturan keluarga, dan Dia ingin kita bahagia bersama keluarga kita. (Ef. 3:14, 15) Jadi, supaya kita benar-benar bahagia, kita perlu selalu menaati Yehuwa. Mungkin, tidak mudah bagi Saudara untuk melayani Yehuwa sambil menjalankan tanggung jawab keluarga dan memperlakukan keluarga Saudara dengan pengasih dan penuh respek. Tapi yakinlah, Yehuwa menghargai semua pengorbanan Saudara.—Rm. 12:10. w24.02 18 ¶11, 13