Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
1-7 APRIL
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 1 KORINTUS 7-9
”Kelajangan—Suatu Karunia”
(1 Korintus 7:32) Saya ingin agar kalian bebas dari kekhawatiran. Pria yang tidak menikah memusatkan pikiran pada pekerjaan Tuan, karena ingin menyenangkan Tuan.
Gunakan Sebaik-baiknya Kelajangan Saudara
3 Orang yang lajang sering kali mempunyai waktu yang lebih banyak dan kebebasan pribadi yang lebih besar ketimbang orang yang menikah. (1 Kor. 7:32-35) Keadaan yang menguntungkan dan unik ini membuat dia bisa meluaskan pelayanan, membuka diri lebar-lebar dalam kasih kepada orang lain, dan mendekat kepada Yehuwa. Karena itu, sejumlah orang Kristen menyadari manfaat-manfaat kelajangan dan memutuskan untuk ”meluangkan tempat untuk itu”, setidaknya untuk suatu waktu. Yang lain bisa jadi awalnya tidak berencana melajang, tetapi sewaktu keadaan mereka berubah, mereka dengan sungguh-sungguh merenungkan situasinya dan menyadari bahwa dengan bantuan Yehuwa mereka juga dapat memantapkan hati. Maka, mereka menerima keadaan mereka yang sudah berubah dan meluangkan tempat untuk kelajangan.—1 Kor. 7:37, 38.
(1 Korintus 7:33, 34) Tapi pria yang menikah memikirkan hal-hal duniawi, karena ingin menyenangkan istrinya, 34 sehingga pikirannya terbagi. Wanita yang tidak menikah, dan juga gadis, memusatkan pikiran pada pekerjaan Tuan, agar tubuh dan pikiran mereka suci. Tapi wanita yang menikah memikirkan hal-hal duniawi, karena ingin menyenangkan suaminya.
Pokok-Pokok Penting Surat-Surat kepada Orang-Orang Korintus
7:33, 34—Apa yang dimaksud dengan ”perkara-perkara duniawi” yang dikhawatirkan oleh pria atau wanita yang menikah? Paulus memaksudkan kebutuhan hidup sehari-hari yang memang perlu diperhatikan oleh orang Kristen yang menikah, misalnya makanan, pakaian, dan perumahan, tetapi tidak termasuk hal-hal buruk dari dunia ini, yang dijauhi orang Kristen.—1 Yoh. 2:15-17.
(1 Korintus 7:37, 38) Tapi, kalau seseorang merasa tidak perlu menikah dan bisa mengendalikan nafsu, sehingga dia membuat keputusan dalam hatinya dan keputusannya itu sudah bulat, dia akan mendapat manfaat. 38 Jadi, orang yang menikah mendapat manfaat, tapi orang yang tidak menikah mendapat lebih banyak manfaat.
Kelajangan—Sebuah Pintu kepada Kegiatan dengan Perhatian yang Tidak Tersimpangkan
14 Seorang Kristen lajang yang menggunakan keadaannya yang tidak menikah untuk mengejar cita-cita yang mementingkan diri tidak melakukan ”lebih baik” daripada orang-orang Kristen yang menikah. Ia tetap lajang, bukan ”demi kerajaan”, tetapi untuk alasan-alasan pribadi. (Matius 19:12) Pria atau wanita yang tidak menikah hendaknya ”khawatir untuk perkara-perkara Tuan”, ingin sekali ”mendapat perkenan Tuan”, dan ”terus melayani Tuan tanpa sesuatu yang mengalihkan perhatian”. Ini berarti mengabdikan perhatian yang tidak terbagi untuk melayani Yehuwa dan Kristus Yesus. Hanya dengan berbuat demikian para pria dan wanita Kristen yang tidak menikah melakukan ”lebih baik” daripada orang-orang Kristen yang menikah.
Menggali Permata Rohani
(1 Korintus 7:11) Kalaupun berpisah, dia harus tetap tidak menikah. Atau, dia harus rujuk dengan suaminya. Suami juga tidak boleh meninggalkan istrinya.
lvs 251
Catatan
Kadang, ada orang Kristen yang memutuskan untuk berpisah dengan pasangan mereka meski tidak ada yang berzina. (1 Korintus 7:11) Seorang Kristen bisa mempertimbangkan untuk berpisah dalam keadaan-keadaan berikut ini:
• Tidak dinafkahi dengan sengaja: Seorang suami tidak mau menafkahi keluarganya sampai-sampai keluarganya tidak punya uang atau makanan.—1 Timotius 5:8.
• Dianiaya dengan kejam: Pasangan dianiaya sampai-sampai kesehatan atau nyawanya terancam.—Galatia 5:19-21.
• Hubungannya dengan Yehuwa sangat terancam: Seorang suami atau istri menyebabkan pasangannya sama sekali tidak bisa melayani Yehuwa.—Kisah 5:29.
(1 Korintus 7:36) Tapi, kalau orang yang belum menikah merasa tidak bisa mengendalikan nafsu, dan dia sudah cukup umur, lebih baik dia menikah. Itu bukan dosa.
Saudara Dapat Menjaga Kesucian Dalam Dunia yang Amoral
Oleh karena itu, kaum remaja hendaknya tidak terburu-buru menikah sewaktu mereka pertama kali merasakan timbulnya dorongan seksual. Perkawinan menuntut komitmen, dan hidup selaras dengan tanggung jawab demikian menuntut kematangan. (Kejadian 2:24) Sebaiknya menunggu sampai seseorang ”melewati mekarnya masa remaja”—periode ketika dorongan-dorongan seksual mendominasi dan dapat mengaburkan penilaian seseorang. (1 Korintus 7:36) Dan, sungguh tidak bijaksana serta fasik jika seorang dewasa yang ingin menikah terlibat dalam hubungan amoral hanya karena belum juga menemukan calon teman hidup!
Pembacaan Alkitab
(1 Korintus 8:1-13) Sekarang, soal makanan yang dipersembahkan kepada berhala: Kita semua punya pengetahuan tentang ini. Pengetahuan bisa membuat orang menjadi sombong, sedangkan kasih menguatkan orang. 2 Kalau seseorang merasa sudah tahu sesuatu, dia sebenarnya belum tahu segalanya. 3 Tapi kalau seseorang mengasihi Allah, dia dikenal oleh Allah. 4 Soal makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu bahwa berhala tidak ada artinya sama sekali, dan Allah hanya ada satu. 5 Walaupun ada yang disebut sebagai allah, di surga maupun di bumi, dan memang ada banyak yang dijadikan ”allah” dan ”tuan”, 6 bagi kita hanya ada satu Allah, yaitu Bapak kita. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia, dan kita hidup untuk Dia. Juga, hanya ada satu Tuan, yaitu Yesus Kristus. Segala sesuatu diciptakan melalui dia, dan kita hidup melalui dia. 7 Tapi tidak semua orang punya pengetahuan ini. Karena dulunya menyembah berhala, sebagian orang yang makan makanan itu menganggap makanan itu dipersembahkan kepada berhala, sehingga hati nurani mereka yang lemah menjadi terganggu. 8 Sebenarnya, makanan tidak akan membuat kita lebih dekat dengan Allah. Kita tidak rugi kalau tidak makan, dan kita juga tidak untung kalau makan. 9 Tapi hati-hati, jangan sampai kebebasan memilih kalian menjadi sandungan bagi orang yang lemah. 10 Kalau kalian, yang punya pengetahuan, makan di kuil berhala dan dilihat orang yang lemah, bukankah hati nuraninya akan terpengaruh sampai-sampai dia makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala? 11 Kalau seperti itu, pengetahuan kalian merusak orang yang lemah itu, padahal dia saudara kalian, dan Kristus mati bagi dia. 12 Kalau kalian berdosa kepada saudara kalian seperti itu dan melukai hati nuraninya yang lemah, kalian berdosa kepada Kristus. 13 Jadi, kalau makanan membuat saudara saya tersandung, saya tidak akan makan daging lagi, supaya saya tidak membuat saudara saya tersandung.
8-14 APRIL
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 1 KORINTUS 10-13
”Yehuwa Itu Setia”
(1 Korintus 10:13) Godaan yang kalian hadapi sebenarnya godaan yang biasa dihadapi orang-orang. Tapi Allah itu setia, dan Dia tidak akan membiarkan kalian mendapat godaan yang terlalu berat bagi kalian. Saat ada godaan, Dia akan memberikan jalan keluar supaya kalian bisa bertekun menghadapinya.
Pertanyaan Pembaca
Rasul Paulus menulis bahwa Yehuwa ”tidak akan membiarkan kamu digoda melampaui apa yang dapat kamu tanggung”. (1 Kor. 10:13) Apakah itu berarti Yehuwa sudah menentukan sebelumnya apa yang sanggup kita tanggung, lalu memilih cobaan yang akan kita hadapi?
▪ Kalau memang begitu, pikirkan pengaruhnya atas hidup kita. Bayangkan perasaan seorang ayah yang anaknya bunuh diri. Dia mulai berpikir, ’Apakah Yehuwa sudah mengetahui bahwa ini akan terjadi, lalu menentukan bahwa saya dan istri saya sanggup menghadapi keadaan yang menyedihkan ini?’ Di dunia ini, banyak dari kita mengalami kesusahan. Apakah kita akan berpikir bahwa Yehuwa mengatur segala sesuatu dalam hidup kita?
Kalau kita memeriksa 1 Korintus 10:13 dengan lebih teliti, jelaslah bahwa Alkitab tidak pernah menyetujui pandangan bahwa Yehuwa sudah mengetahui sebelumnya apa yang sanggup kita tanggung lalu memutuskan cobaan yang akan kita hadapi. Mengapa begitu? Ada empat alasan.
Pertama, Yehuwa memberi manusia kebebasan memilih. Dia ingin agar kita membuat keputusan sendiri. (Ul. 30:19, 20; Yos. 24:15) Kalau kita membuat keputusan yang menyenangkan Yehuwa, kita yakin bahwa Dia akan membimbing kita. (Ams. 16:9) Tapi kalau keputusan kita tidak baik, kita akan menanggung akibatnya. (Gal. 6:7) Jadi, kalau Yehuwa sudah menentukan apa yang akan kita alami, bukankah itu berarti Yehuwa mengambil alih hak kita untuk memilih?
Kedua, Yehuwa tidak melindungi kita dari ”kejadian yang tidak terduga”. (Pkh. 9:11) Seseorang bisa mengalami kecelakaan yang tragis karena kebetulan dia ada di tempat itu. Yesus pernah menyebutkan tentang 18 orang yang tewas tertimpa menara yang roboh. Dia jelas-jelas menyatakan bahwa bukan Allah yang menyebabkan kematian mereka. (Luk. 13:1-5) Jadi, tidaklah masuk akal kalau kita berpikir bahwa sebelum suatu kecelakaan terjadi, Allah sudah memutuskan siapa yang akan hidup atau mati
Ketiga, setiap orang harus membuktikan kesetiaannya kepada Yehuwa. Setan menuduh bahwa umat Yehuwa melayani-Nya karena mereka mendapat berkat dari-Nya. Dia juga menyatakan bahwa jika kita mendapat cobaan, kita tidak akan setia kepada Yehuwa. (Ayb. 1:9-11; 2:4; Pny. 12:10) Kalau Yehuwa menyingkirkan cobaan tertentu sebelum kita mengalaminya karena Dia menganggap itu terlalu berat bagi kita, maka tuduhan Setan tampaknya benar.
Keempat, Yehuwa memilih untuk tidak melihat semua hal yang akan terjadi atas kita di masa depan. Memang, Yehuwa punya kemampuan untuk melihat masa depan. (Yes. 46:10) Tapi, Alkitab menunjukkan bahwa Dia memilih untuk tidak selalu menggunakan kemampuan itu. (Kej. 18:20, 21; 22:12) Yehuwa penyayang dan adil, jadi Dia menghargai kebebasan kita untuk membuat keputusan sendiri.—Ul. 32:4; 2 Kor. 3:17.
Kalau begitu, apa yang Paulus maksudkan sewaktu dia mengatakan bahwa Yehuwa ”tidak akan membiarkan kamu digoda melampaui apa yang dapat kamu tanggung”? Di ayat ini, Paulus sedang menjelaskan apa yang Yehuwa lakukan selama cobaan itu terjadi, bukan sebelumnya. Kata-kata Paulus ini meyakinkan kita bahwa kalau kita percaya kepada Yehuwa, Dia akan membantu kita melewati cobaan apa pun. (Mz. 55:22) Sekarang, kita akan memeriksa dua alasan mengapa Paulus mengatakan hal itu.
Alasan pertama, cobaan yang kita alami itu ”umum bagi manusia”. Selama kita hidup di dunia ini, hidup kita penuh kesulitan dan cobaan yang berat. Tapi kalau kita mengandalkan Yehuwa, kita bisa bertahan melewati semua itu dan tetap setia. (1 Ptr. 5:8, 9) Di 1 Korintus 10:6-11, Paulus menulis tentang beberapa cobaan yang harus dihadapi orang Israel di padang belantara. Mereka yang mengandalkan Yehuwa bisa melewati semua ujian itu. Tapi, mereka yang tidak menaati dan tidak percaya kepada Yehuwa akhirnya tidak setia kepada-Nya.
Alasan kedua, ”Allah itu setia”. Apa artinya? Dari dulu sampai sekarang, Yehuwa dengan setia selalu mengurus hamba-hamba-Nya yang ”mengasihinya dan yang menjalankan perintahnya”. (Ul. 7:9) Kita juga tahu bahwa Yehuwa selalu menepati janji-Nya. (Yos. 23:14)Jadi, kita yakin bahwa (1) Yehuwa tidak akan membiarkan suatu cobaan menjadi begitu berat sampai-sampai kita tidak sanggup menanggungnya, dan (2) Dia akan memberi kita ”jalan keluar”.
”Jalan keluar” apa yang Yehuwa berikan kepada mereka yang mengandalkan-Nya? Yehuwa memang bisa menyingkirkan suatu cobaan. Tapi ingatlah, Yehuwa akan ”memberikan jalan keluar agar kamu sanggup menahannya”. Jadi, Yehuwa sering kali memberi kita jalan keluar dengan menguatkan kita agar tetap setia. Bagaimana cara Yehuwa menguatkan kita:
▪ Yehuwa ”menghibur [kita] dalam semua kesengsaraan”. (2 Kor. 1:3, 4) Dia bisa menenangkan hati, pikiran, dan perasaan kita melalui Alkitab, roh kudus, dan budak yang setia.—Mat. 24:45; Yoh. 14:16; Rm. 15:4.
▪ Yehuwa bisa membimbing kita melalui roh kudus-Nya. (Yoh. 14:26) Roh kudus bisa membantu kita mengingat kisah dan prinsip Alkitab supaya kita bisa membuat keputusan yang tepat.
▪ Yehuwa bisa membantu kita melalui malaikat-Nya.—Ibr. 1:14.
▪ Yehuwa bisa menggunakan saudara-saudari untuk membantu kita. Mereka bisa menguatkan kita melalui apa yang mereka katakan dan lakukan.—Kol. 4:11.
Jadi, apa pelajaran yang kita dapatkan dari 1 Korintus 10:13? Yehuwa tidak menentukan cobaan apa yang akan kita hadapi. Tapi sewaktu ada cobaan, kita bisa yakin bahwa kita bisa melewatinya kalau kita percaya kepada Yehuwa. Kita tahu bahwa Yehuwa akan selalu memberi kita jalan keluar agar kita bisa tetap setia kepada-Nya.
(1 Korintus 10:13) Godaan yang kalian hadapi sebenarnya godaan yang biasa dihadapi orang-orang. Tapi Allah itu setia, dan Dia tidak akan membiarkan kalian mendapat godaan yang terlalu berat bagi kalian. Saat ada godaan, Dia akan memberikan jalan keluar supaya kalian bisa bertekun menghadapinya.
(1 Korintus 10:13) Godaan yang kalian hadapi sebenarnya godaan yang biasa dihadapi orang-orang. Tapi Allah itu setia, dan Dia tidak akan membiarkan kalian mendapat godaan yang terlalu berat bagi kalian. Saat ada godaan, Dia akan memberikan jalan keluar supaya kalian bisa bertekun menghadapinya.
Menggali Permata Rohani
(1 Korintus 10:8) Jangan berbuat cabul seperti yang dilakukan oleh sebagian dari mereka, yang menyebabkan 23.000 orang dari mereka mati dalam satu hari.
Pertanyaan Pembaca
Mengapa 1 Korintus 10:8 mengatakan bahwa 23.000 orang Israel jatuh dalam satu hari karena melakukan percabulan, sedangkan Bilangan 25:9 mengatakan jumlahnya 24.000 orang?
Ada sejumlah faktor yang bisa menjelaskan perbedaan jumlah yang terdapat pada kedua ayat tersebut. Faktor yang paling sederhana adalah bahwa jumlah sebenarnya adalah antara 23.000 dan 24.000, sehingga memungkinkan jumlah itu dibulatkan ke atas atau ke bawah.
Perhatikan kemungkinan lain. Rasul Paulus mengutip kisah tentang orang-orang Israel di Syitim sebagai contoh peringatan bagi orang-orang Kristen di Korintus kuno, sebuah kota yang terkenal dengan gaya hidupnya yang sangat amoral. Ia menulis, ”Janganlah mempraktekkan percabulan, sebagaimana beberapa orang dari antara mereka telah melakukan percabulan, tetapi akhirnya jatuh, dua puluh tiga ribu orang dalam satu hari.” Paulus memisahkan orang-orang yang dibunuh Yehuwa karena mereka melakukan percabulan dengan menyebutkan jumlah 23.000.—1 Korintus 10:8.
Namun, Bilangan pasal 25 memberi tahu kita bahwa ”Israel mengikat diri dengan Baal Peor; sehingga kemarahan Yehuwa berkobar terhadap Israel”. Kemudian, Yehuwa memerintahkan Musa untuk mengeksekusi ”semua pemimpin rakyat”. Musa selanjutnya memerintahkan para hakim untuk melaksanakan perintah itu. Akhirnya, sewaktu Pinehas bertindak dengan segera untuk membunuh orang Israel yang membawa wanita Midian ke dalam perkemahan, ”bala dihentikan”. Kisahnya diakhiri dengan kalimat, ”Mereka yang mati karena bala itu berjumlah dua puluh empat ribu orang.”—Bilangan 25:1-9.
Jumlah yang diberikan dalam buku Bilangan tampaknya mencakup ”semua pemimpin rakyat” yang dieksekusi oleh para hakim dan orang-orang yang dieksekusi langsung oleh Yehuwa. Kemungkinan ada seribu pemimpin rakyat yang mati di tangan para hakim, sehingga jumlahnya 24.000 orang. Apakah pemimpin rakyat yang menjadi biang keladi tersebut melakukan percabulan, berpartisipasi dalam pesta pora, atau memberikan persetujuan kepada orang-orang yang melakukannya, mereka bersalah karena menjalin ”ikatan dengan Baal Peor”.
Mengenai kata ”ikatan”, sebuah karya referensi Alkitab menjelaskan bahwa hal itu dapat berarti ”mengikatkan diri kepada seseorang”. Bangsa Israel adalah umat yang dibaktikan kepada Yehuwa, tetapi sewaktu mereka membentuk ”ikatan dengan Baal Peor”, mereka merusak hubungan yang dibaktikan dengan Allah. Kira-kira 700 tahun kemudian, melalui nabi Hosea, Yehuwa berkata tentang orang-orang Israel, ”Mereka itu pergi kepada Baal Peor, dan mereka membaktikan diri kepada perkara yang memalukan, dan mereka menjijikkan seperti perkara yang mereka kasihi.” (Hosea 9:10) Semua orang yang melakukan hal itu pantas mendapat hukuman ilahi. Oleh karena itu, Musa mengingatkan putra-putra Israel, ”Matamu sendiri yang melihat apa yang Yehuwa lakukan sehubungan dengan Baal Peor, bahwa semua orang yang berjalan mengikuti Baal Peor, mereka dimusnahkan oleh Yehuwa, Allahmu, dari tengah-tengahmu.”—Ulangan 4:3.
(1 Korintus 11:5, 6) Kalau perempuan berdoa atau bernubuat tanpa memakai tutup kepala, dia menghina kepalanya, karena dia sama saja seperti perempuan yang rambutnya dicukur habis. 6 Kalau perempuan tidak memakai tutup kepala, lebih baik rambutnya dipotong. Tapi kalau dia malu jika rambutnya dipotong atau dicukur habis, dia harus memakai tutup kepala.
(1 Korintus 11:10) Maka, perempuan harus memakai tanda ketundukan di kepalanya, demi para malaikat.
Pertanyaan Pembaca
Apakah penyiar wanita perlu mengenakan tudung kepala saat memandu pelajaran Alkitab jika ada penyiar pria di situ?
▪ ”Pertanyaan Pembaca” Menara Pengawal 15 Juli 2002 mengatakan bahwa seorang saudari perlu mengenakan tudung kepala saat memandu pelajaran Alkitab jika di situ ada penyiar pria, terbaptis atau tidak. Setelah dipertimbangkan lebih lanjut, petunjuk ini perlu disesuaikan.
Jika seorang saudari memandu pelajaran Alkitab secara rutin dan ia ditemani penyiar pria terbaptis, saudari itu tentu perlu mengenakan tudung kepala. Dengan begitu, ia merespek pengaturan Yehuwa tentang kekepalaan dalam sidang Kristen karena dia menjalankan peran yang biasanya adalah tanggung jawab seorang saudara. (1 Kor. 11:5, 6, 10) Atau, dia bisa meminta saudara itu memandu pelajarannya jika saudara itu bisa dan memenuhi syarat.
Tetapi, jika seorang saudari memandu pelajaran Alkitab rutin dan ditemani oleh penyiar pria belum terbaptis yang bukan suaminya, tidak ada tuntutan Alkitab baginya untuk mengenakan tudung kepala. Meski begitu, karena hati nuraninya, ada saudari yang mungkin tetap ingin mengenakan tudung kepala.
Pembacaan Alkitab
(1 Korintus 10:1-17) Saudara-saudara, saya ingin kalian tahu bahwa semua leluhur kita berjalan di bawah awan, dan semuanya menyeberangi laut. 2 Semuanya dibaptis sebagai pengikut Musa ketika berjalan di bawah awan dan menyeberangi laut. 3 Semuanya makan makanan rohani yang sama, 4 dan semuanya minum minuman rohani yang sama. Mereka biasa minum dari batu rohani yang menyertai mereka, yaitu Kristus. 5 Meski begitu, Allah tidak senang kepada kebanyakan dari mereka. Buktinya, mereka dibunuh di padang belantara. 6 Semua itu menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita tidak seperti mereka yang menginginkan apa yang buruk. 7 Jangan menyembah berhala, seperti yang dilakukan oleh sebagian dari mereka. Ada tertulis, ”Mereka makan dan minum, lalu bersenang-senang.” 8 Jangan berbuat cabul seperti yang dilakukan oleh sebagian dari mereka, yang menyebabkan 23.000 orang dari mereka mati dalam satu hari. 9 Jangan menguji Yehuwa seperti yang dulu dilakukan oleh sebagian dari mereka sehingga tewas digigit ular. 10 Jangan suka mengeluh seperti mereka, yang akhirnya dilenyapkan oleh pembinasa. 11 Semua yang mereka alami itu menjadi pelajaran, dan ditulis untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup di akhir zaman ini. 12 Jadi, orang yang berpikir bahwa dirinya sedang berdiri teguh harus berhati-hati agar tidak jatuh. 13 Godaan yang kalian hadapi sebenarnya godaan yang biasa dihadapi orang-orang. Tapi Allah itu setia, dan Dia tidak akan membiarkan kalian mendapat godaan yang terlalu berat bagi kalian. Saat ada godaan, Dia akan memberikan jalan keluar supaya kalian bisa bertekun menghadapinya. 14 Maka, saudara-saudara yang saya kasihi, larilah dari penyembahan berhala. 15 Saya berbicara kepada kalian, orang-orang yang bijaksana. Putuskanlah sendiri apakah kata-kata saya ini benar. 16 Bukankah cawan ucapan syukur, yang atasnya kita mengucap syukur, melambangkan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan melambangkan tubuh Kristus? 17 Roti itu hanya ada satu, dan kita semua makan roti itu. Jadi, meskipun kita ada banyak, kita satu tubuh.
22-28 APRIL
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 1 KORINTUS 14-16
”Allah Akan Menjadi Satu-satunya Penguasa atas Semuanya”
(1 Korintus 15:24, 25) Pada akhirnya, setelah melenyapkan semua pemerintahan, kekuasaan, dan kekuatan, dia akan menyerahkan Kerajaan itu kepada Allah, Bapaknya. 25 Dia akan memerintah sebagai raja sampai Allah menaruh semua musuhnya di bawah kakinya.
”Kematian Akan Ditiadakan”
10 ”Yang terakhir” memaksudkan akhir dari Pemerintahan Seribu Tahun Kristus, ketika Yesus dengan rendah hati dan loyal menyerahkan kembali Kerajaan kepada Allahnya dan Bapaknya. (Penyingkapan 20:4) Maksud-tujuan Allah ”untuk mengumpulkan bersama lagi segala perkara dalam Kristus” sudah akan terlaksana. (Efesus 1:9, 10) Namun, pertama-tama, Kristus harus membinasakan ”semua pemerintah dan semua wewenang dan kuasa” yang menentang kehendak Allah yang Berdaulat. Ini mencakup lebih daripada kebinasaan yang akan dilangsungkan di Armagedon. (Penyingkapan 16:16; 19:11-21) Paulus mengatakan, ”[Kristus] harus berkuasa sebagai raja hingga Allah menaruh semua musuh di bawah kakinya. Sebagai musuh terakhir, kematian akan ditiadakan.” (1 Korintus 15:25, 26) Ya, semua bekas dosa Adam dan kematian akan dihapuskan. Baru setelah itu, Allah akan mengosongkan ”makam peringatan” dengan menghidupkan kembali orang mati.—Yohanes 5:28.
(1 Korintus 15:26) Musuh terakhir yang akan dilenyapkan adalah kematian.
Kerajaan Melaksanakan Kehendak Allah di Bumi
21 Nah, bagaimana dengan hal yang lazim terjadi akibat penyakit, dampak dosa yang tak terelakkan, yaitu kematian? Itu adalah ”musuh terakhir” kita, musuh yang tidak akan pernah bisa dilawan oleh manusia yang tak sempurna. (1 Kor. 15:26) Tetapi, apakah kematian musuh yang menakutkan bagi Yehuwa? Perhatikan apa yang Yesaya nubuatkan, ”Ia akan menelan kematian untuk selama-lamanya, dan Tuan Yang Berdaulat Yehuwa pasti akan menghapus air mata dari semua muka.” (Yes. 25:8) Dapatkah Saudara membayangkannya? Tidak akan ada lagi upacara pemakaman, pekuburan, air mata dukacita! Sebaliknya, akan ada air mata sukacita seraya Yehuwa memenuhi janji-Nya yang menakjubkan untuk menghidupkan orang mati! (Baca Yesaya 26:19.) Akhirnya, banyak sekali luka batin akibat kematian akan disembuhkan.
(1 Korintus 15:27, 28) Allah ”membuat semuanya tunduk di bawah kakinya”. Tapi meski dikatakan ’semuanya sudah dibuat tunduk’, pasti ini tidak termasuk Allah, yang membuat semuanya tunduk kepada Kristus. 28 Sebaliknya, setelah semuanya dibuat tunduk kepadanya, Putra sendiri akan tunduk kepada Allah, yang membuat semuanya tunduk kepadanya, sehingga Allah akan menjadi satu-satunya Penguasa atas semuanya.
Damai Selama Seribu Tahun—Bahkan Seterusnya!
17 ”Allah menjadi segala sesuatu bagi setiap orang” adalah pernyataan yang paling tepat untuk menggambarkan kehidupan pada akhir seribu tahun. Apa arti pernyataan itu? Ingatlah masa ketika Adam dan Hawa masih sempurna di Eden dan masih menjadi bagian dari keluarga universal Yehuwa yang harmonis dan penuh damai. Yehuwa sebagai Penguasa Universal memerintah langsung atas semua ciptaan-Nya di surga maupun di bumi. Mereka dapat berbicara langsung dengan-Nya, beribadat kepada-Nya, dan mendapat berkat-Nya. Ia adalah ”segala sesuatu bagi setiap orang”.
Menggali Permata Rohani
(1 Korintus 14:34, 35) perempuan harus berdiam diri dalam sidang jemaat. Mereka tidak boleh berbicara. Sebaliknya, mereka harus tunduk, seperti yang dikatakan hukum Taurat. 35 Kalau mereka ingin tahu sesuatu, mereka bisa bertanya kepada suami mereka di rumah, karena tidak pantas bagi perempuan untuk berbicara dalam sidang jemaat.
w12 1/9 9, kotak
Apakah Rasul Paulus Melarang Wanita Berkomentar?
”Biarlah wanita-wanita berdiam diri dalam sidang-sidang jemaat,” tulis rasul Paulus. (1 Korintus 14:34) Apa yang ia maksudkan? Apakah ia meremehkan kecerdasan mereka? Tidak. Malah, ia sering menyebutkan tentang wanita-wanita yang bisa mengajar dengan baik. (2 Timotius 1:5; Titus 2:3-5) Dalam suratnya kepada orang-orang di Korintus, Paulus tidak hanya menasihati para wanita tetapi juga orang-orang yang memiliki karunia bernubuat dan berbicara dalam bahasa lain agar mereka ”berdiam diri” ketika rekan seiman lainnya sedang berbicara. (1 Korintus 14:26-30, 33) Beberapa wanita Kristen mungkin sangat antusias mengenai iman baru mereka sehingga menyela pembicara untuk bertanya, yang juga merupakan kebiasaan umum di sana kala itu. Untuk menghindari kekacauan tersebut, Paulus menasihati mereka agar ”bertanya kepada suami mereka di rumah”.—1 Korintus 14:35.
(1 Korintus 15:53) Tubuh yang bisa musnah harus diubah menjadi yang tidak bisa musnah, dan tubuh yang bisa mati harus diubah menjadi yang tidak bisa mati.
Ketidakfanaan
Karena sesama ahli waris Yesus dipersatukan dengannya dalam kebangkitan yang sama dengan kebangkitannya, mereka juga dibangkitkan bukan hanya kepada kehidupan abadi sebagai makhluk roh melainkan kepada peri tidak berkematian dan ketidakfanaan. Setelah hidup, melayani dengan setia, dan mati dalam tubuh manusia yang fana, mereka menerima tubuh rohani yang tidak fana, sebagaimana dinyatakan dengan jelas oleh Paulus di 1 Korintus 15:42-54. Oleh karena itu, peri tidak berkematian tampaknya memaksudkan mutu kehidupan yang mereka nikmati, yang tanpa batas dan tidak dapat binasa, sedangkan ketidakfanaan tampaknya berkaitan dengan organisme atau tubuh yang Allah berikan kepada mereka, tubuh yang secara bawaan tidak akan busuk, rusak, atau binasa. Jadi, Allah tampaknya mengaruniai mereka kuasa untuk menunjang diri sendiri, tidak bergantung pada sumber-sumber energi luar seperti halnya makhluk-makhluk-Nya yang lain, jasmani dan roh. Hal ini merupakan bukti yang mengesankan mengenai keyakinan Allah kepada mereka. Akan tetapi, eksistensi yang independen dan tidak dapat binasa tersebut tidak membuat mereka terlepas dari kendali Allah; dan seperti Kepala mereka, Kristus Yesus, mereka terus tunduk kepada kehendak dan pengarahan Bapak mereka.—1Kor 15:23-28; lihat jiwa; peri tidak berkematian.
Pembacaan Alkitab
(1 Korintus 14:20-40) Saudara-saudara, jangan seperti anak kecil dalam berpikir. Sebaliknya, jadilah seperti anak kecil dalam hal keburukan, dan jadilah dewasa dalam berpikir. 21 Dalam hukum Taurat ada tertulis, ”’Orang yang berbahasa lain dan orang asing akan Kugunakan untuk berbicara kepada mereka, tapi mereka tetap tidak akan mau mendengarkan Aku,’ kata Yehuwa.” 22 Jadi, karunia berbahasa lain adalah bukti bagi orang yang tidak beriman, bukan bukti bagi orang yang beriman, sedangkan karunia bernubuat, bukan bagi orang yang tidak beriman, tapi bagi orang yang beriman. 23 Kalau seluruh sidang jemaat berkumpul dan semuanya berbicara bahasa lain, lalu orang biasa atau yang belum beriman datang, bukankah dia akan berkata bahwa kalian gila? 24 Sebaliknya, kalau kalian semua bernubuat, lalu orang biasa atau orang yang belum beriman datang, kata-kata kalian akan menjadi teguran bagi dia dan mendorong dia untuk memeriksa diri baik-baik. 25 Dia akan tahu apa yang tersembunyi dalam hatinya, sehingga dia sujud dan menyembah Allah. Dia akan berkata, ”Allah memang ada di tengah-tengah kalian.” 26 Jadi bagaimana, saudara-saudara? Sewaktu kalian berkumpul, ada yang menyanyikan mazmur, ada yang mengajar, ada yang menyampaikan apa yang Allah singkapkan, ada yang berbahasa lain, dan ada yang menerjemahkan. Lakukan segala sesuatu untuk menguatkan. 27 Kalau ada yang berbicara bahasa lain, paling banyak dua atau tiga orang saja secara bergiliran, dan harus ada yang menerjemahkan. 28 Kalau tidak ada penerjemah, mereka harus tetap berdiam diri dalam sidang jemaat dan berbicara kepada Allah dalam hatinya. 29 Kalau ada nabi, dua atau tiga nabi akan berbicara, sedangkan yang lain berusaha memahami artinya. 30 Tapi, kalau Allah menyingkapkan sesuatu kepada seseorang yang sedang duduk di sana, orang yang sedang berbicara harus diam. 31 Kalian semua bisa bernubuat satu per satu, supaya semua orang belajar dan dikuatkan. 32 Para nabi harus mengendalikan karunia rohani mereka. 33 Allah adalah Allah kedamaian, bukan Allah kekacauan. Seperti di semua sidang jemaat orang-orang suci, 34 perempuan harus berdiam diri dalam sidang jemaat. Mereka tidak boleh berbicara. Sebaliknya, mereka harus tunduk, seperti yang dikatakan hukum Taurat. 35 Kalau mereka ingin tahu sesuatu, mereka bisa bertanya kepada suami mereka di rumah, karena tidak pantas bagi perempuan untuk berbicara dalam sidang jemaat. 36 Apakah firman Allah berasal dari kalian, atau hanya disampaikan kepada kalian? 37 Kalau ada yang merasa dirinya nabi atau memiliki karunia rohani, dia harus mengakui bahwa apa yang saya tulis kepada kalian ini perintah Tuan. 38 Kalau ada yang mengabaikan ini, dia sendiri akan diabaikan. 39 Jadi saudara-saudara, teruslah berupaya mendapatkan karunia bernubuat, tapi jangan melarang orang berbicara bahasa lain. 40 Segala sesuatu harus berjalan dengan baik dan teratur.
29 APRIL–5 MEI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 2 KORINTUS 1-3
”Yehuwa—’Allah Segala Penghiburan’”
(2 Korintus 1:3) Terpujilah Allah, yaitu Bapak dari Tuan kita Yesus Kristus, Bapak yang lembut dan berbelaskasihan, dan Allah segala penghiburan.
”Menangislah Bersama Orang yang Menangis”
4 Yehuwa juga pernah kehilangan orang yang Dia sayangi, seperti Abraham, Ishak, Yakub, Musa, dan Raja Daud. (Bil. 12:6-8; Mat. 22:31, 32; Kis. 13:22) Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa benar-benar rindu untuk membangkitkan pria-pria yang setia ini. (Ayb. 14:14, 15) Dan setelah dibangkitkan, mereka akan bahagia dan benar-benar sehat. Yehuwa juga merasakan sakitnya kehilangan Putra sulung-Nya. Alkitab mengatakan bahwa Yesus adalah ’pribadi yang secara khusus sangat Allah sukai’. (Ams. 8:22, 30) Kita bahkan tidak bisa membayangkan perasaan Yehuwa saat harus melihat Putra-Nya mati kesakitan.—Yoh. 5:20; 10:17.
(2 Korintus 1:4) Dia menghibur kita dalam segala cobaan kita, sehingga kita bisa menghibur orang lain yang mengalami cobaan apa pun dengan penghiburan yang kita dapatkan dari-Nya.
”Menangislah Bersama Orang yang Menangis”
14 Kita mungkin bingung mau mengatakan apa kepada orang yang berduka. Tapi, Alkitab mengatakan bahwa ”lidah orang-orang berhikmat adalah penyembuhan”. (Ams. 12:18) Banyak orang menemukan kata-kata yang menghibur di brosur Bila Seseorang yang Anda Kasihi Meninggal. Tapi biasanya, hal terbaik yang bisa Saudara lakukan adalah ’menangis bersama orang yang menangis’. (Rm. 12:15) Gaby, yang ditinggal mati suaminya, mengatakan bahwa kadang satu-satunya cara dia mengungkapkan perasaannya adalah dengan menangis. Dia menambahkan, ”Itulah kenapa saya cukup terhibur ketika teman saya ikut menangis. Dengan begitu, saya tidak merasa hanya saya yang berduka.”
Menggali Permata Rohani
(2 Korintus 1:22) Allah juga sudah menaruh meterai-Nya pada kita, yaitu kuasa kudus yang ada dalam hati kita, sebagai jaminan untuk apa yang akan datang.
Pertanyaan Pembaca
Apa yang dimaksud dengan ”tanda” dan ’meterai’ yang diterima setiap orang Kristen terurap dari Allah?—2 Kor. 1:21, 22.
▪ Tanda: Menurut sebuah buku referensi, istilah Yunani yang diterjemahkan menjadi ”tanda” di 2 Korintus 1:22 adalah ”istilah hukum dan perdagangan”. Istilah itu berarti ”cicilan pertama, uang muka, jaminan, yang adalah sebagian dari pembayaran”. Ini ”menjamin hak yang sah atas sesuatu atau mengesahkan suatu perjanjian”. Yehuwa memberikan ”tanda” kepada kaum terurap bahwa mereka akan menerima upah. Menurut 2 Korintus 5:1-5, mereka akan menerima pembayaran penuh, atau upah mereka, sewaktu mendapat tubuh roh yang tidak bisa membusuk dan tidak bisa mati.—1 Kor. 15:48-54.
Kata yang artinya cincin pertunangan dalam bahasa Yunani modern berhubungan dengan kata Yunani untuk ”tanda”. Ini adalah gambaran yang cocok karena kaum terurap akan menjadi bagian dari istri kiasan Kristus.—2 Kor. 11:2; Pny. 21:2, 9.
▪ Meterai: Dulu, meterai digunakan sebagai tanda untuk membuktikan kepemilikan, keabsahan, atau persetujuan. Kaum terurap ”dimeteraikan”, atau dicap, secara kiasan dengan roh kudus sebagai milik Allah. (Ef. 1:13, 14) Tapi, meterai ini belum permanen. Itu akan menjadi permanen sesaat sebelum mereka meninggal dalam keadaan setia atau sesaat sebelum kesengsaraan besar dimulai.—Ef. 4:30; Pny. 7:2-4.
(2 Korintus 2:14-16) Syukur kepada Allah, yang selalu memimpin kita dalam pawai kemenangan bersama Kristus, dan yang menggunakan kita untuk membuat pengetahuan tentang diri-Nya tersebar ke mana-mana, seperti aroma yang wangi! 15 Bagi Allah, sewaktu kita memberitakan tentang Kristus, kita seperti aroma wangi yang tersebar di antara orang-orang yang diselamatkan maupun yang dibinasakan. 16 Bagi yang dibinasakan, itu seperti bau yang membawa kematian, tapi bagi yang diselamatkan, itu seperti aroma yang membawa kehidupan. Siapa yang layak melakukan tugas ini?
Tahukah Anda?
Apa yang rasul Paulus maksudkan ketika ia berbicara tentang ”suatu pawai kemenangan”?
▪ Paulus menulis, ”Allah . . . membawa kami dalam suatu pawai kemenangan bersama Kristus dan membuat bau pengetahuan tentang dia nyata melalui kami di setiap tempat! Karena bagi Allah, kami adalah bau harum dari Kristus di antara mereka yang akan diselamatkan dan di antara mereka yang akan binasa; bagi yang disebutkan belakangan, suatu bau yang keluar dari kematian menuju kematian, bagi yang disebutkan terdahulu suatu bau yang keluar dari kehidupan menuju kehidupan.”—2 Korintus 2:14-16.
Sang rasul memaksudkan kebiasaan orang Romawi mengadakan parade guna menghormati seorang jenderal untuk kemenangannya atas musuh-musuh Negara. Pada peristiwa tersebut, jarahan serta para tawanan perang diarak dan lembu-lembu jantan digiring untuk dikorbankan dan sang jenderal serta pasukannya yang berjaya dielu-elukan. Pada akhir parade itu, lembu-lembu jantan dikorbankan dan banyak tawanan kemungkinan besar dieksekusi.
Metafora ”bau harum dari Kristus” yang berarti kehidupan bagi beberapa orang dan kematian bagi yang lain ”kemungkinan berasal dari kebiasaan orang Romawi membakar dupa sepanjang jalan selama arak-arakan itu”, kata The International Standard Bible Encyclopedia. ”Keharuman yang berarti kemenangan bagi para penakluk mengingatkan para tawanan akan eksekusi yang kemungkinan besar menanti mereka.”
Pembacaan Alkitab
(2 Korintus 3:1-18) Apakah kami sedang memperkenalkan diri lagi kepada kalian? Apakah kami seperti orang-orang lain, yang perlu surat-surat pujian dari kalian atau untuk kalian? 2 Kalianlah surat kami, yang tertulis di hati kami, dan yang diketahui dan dibaca oleh semua orang. 3 Jelas sekali bahwa kalian adalah surat Kristus, yang ditulis oleh kami sebagai pelayan Allah. Kalian tidak ditulis dengan tinta tapi dengan kuasa kudus Allah yang hidup, bukan pada lempengan batu tapi pada lempengan daging, yaitu pada hati. 4 Melalui Kristus, kami memiliki keyakinan seperti ini terhadap Allah. 5 Kami tidak mengatakan bahwa kami sanggup melakukan tugas ini karena upaya sendiri. Sebaliknya, kami sanggup karena bantuan Allah, 6 yang membuat kami sanggup menjadi pelayan suatu perjanjian baru, bukan dengan bimbingan suatu hukum tertulis, tapi dengan bimbingan kuasa kudus. Hukum yang tertulis membawa hukuman mati, tapi kuasa kudus membawa kehidupan. 7 Hukum yang membawa kematian, yang ditulis pada batu, datang dengan kemuliaan yang besar, sampai-sampai orang Israel tidak bisa melihat muka Musa karena kemuliaan yang terpancar di mukanya, yaitu suatu kemuliaan yang akan lenyap. 8 Maka, bukankah kuasa kudus pasti disalurkan dengan kemuliaan yang lebih besar? 9 Kalau hukum yang membawa hukuman mati itu saja mulia, pelayanan yang membuat orang dinyatakan benar pasti jauh lebih mulia! 10 Malah, hukum yang dulunya mulia itu menjadi tidak ada artinya dibanding kemuliaan perjanjian baru itu. 11 Kalau hukum yang akan lenyap saja diberikan dengan kemuliaan, perjanjian yang ada sekarang pasti mendapat kemuliaan yang jauh lebih besar! 12 Karena memiliki harapan seperti itu, kita berbicara dengan leluasa, 13 dan tidak bertindak seperti Musa, yang menutupi mukanya dengan kain supaya orang Israel tidak melihat hasil akhir dari hukum yang akan lenyap itu. 14 Dulu pikiran mereka tertutup, dan sampai sekarang, pikiran mereka masih tertutup kain yang sama dan mereka tidak bisa memahami perjanjian yang lama, karena kain itu hanya bisa dilepaskan dengan bantuan Kristus. 15 Bahkan, sampai hari ini, setiap kali Hukum Musa dibacakan, hati mereka tertutup suatu kain. 16 Tapi begitu seseorang kembali kepada Yehuwa, kain itu dilepaskan. 17 Yehuwa adalah Roh, dan di mana ada kuasa kudus Yehuwa, di situ ada kemerdekaan. 18 Kita semua, yang mukanya tidak ditutupi, mencerminkan kemuliaan Yehuwa. Kita diubah untuk menjadi seperti Allah dan untuk mencerminkan kemuliaan yang semakin besar, persis seperti yang diinginkan oleh Yehuwa, Roh itu.