PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • mwbr19 Mei hlm. 1-10
  • Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Mei 2019

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Mei 2019
  • Referensi untuk Lembar Pelajaran—Pelayanan dan Kehidupan Kristen—2019
  • Subjudul
  • 6-12 MEI
  • 13-19 MEI
  • 20-26 MEI
  • 27 MEI–2 JUNI
Referensi untuk Lembar Pelajaran—Pelayanan dan Kehidupan Kristen—2019
mwbr19 Mei hlm. 1-10

Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen

6-12 MEI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 2 KORINTUS 4-6

”Kita Tidak Menyerah”

(2 Korintus 4:16) Jadi, kita tidak menyerah. Kalaupun tubuh kita semakin lemah, hati dan pikiran kita diberi kekuatan baru dari hari ke hari.

w04 15/8 25 ¶16-17

Lelah tetapi Tidak Kehabisan Tenaga

16 Tentu saja, memelihara kesehatan rohani kita sangatlah penting. Apabila kita memiliki hubungan yang akrab dengan Allah Yehuwa, kita bisa saja lelah secara jasmani, tetapi kita tidak akan pernah merasa lelah secara emosi untuk menyembah Dia. Yehuwa adalah Pribadi yang ”memberikan kekuatan kepada orang yang lelah; dan ia membuat orang yang tidak memiliki energi dinamis berlimpah dengan keperkasaan”. (Yesaya 40:28, 29) Rasul Paulus, yang secara pribadi mengalami kebenaran kata-kata ini, menulis, ”Kami tidak menyerah, namun sekalipun manusia lahiriah kami makin lemah, manusia batiniah kami pasti diperbarui dari hari ke hari.”​—2 Korintus 4:16.

17 Perhatikan ungkapan ”dari hari ke hari”. Hal ini menyiratkan memanfaatkan persediaan Yehuwa setiap hari. Seorang utusan injil yang dengan setia melayani selama 43 tahun sewaktu-waktu harus menghadapi kelelahan fisik dan perasaan kecil hati. Tetapi, ia tidak kehabisan tenaga. Ia mengatakan, ”Saya telah membiasakan diri untuk bangun pagi-pagi sehingga sebelum memulai pekerjaan apa pun saya dapat menyisihkan waktu untuk berdoa kepada Yehuwa dan membaca Firman-Nya. Rutin harian ini telah membantu saya bertekun hingga sekarang.” Kita benar-benar dapat mengandalkan kekuatan Yehuwa untuk menopang kita jika kita secara teratur, ya ”dari hari ke hari”, berdoa kepada-Nya dan merenungkan janji-janji serta sifat-sifat-Nya yang luhur.

(2 Korintus 4:17) Meskipun kesengsaraan itu sementara dan ringan, itu membuat kita mendapat kemuliaan yang sangat besar dan abadi.

it-2 1004 ¶7

Tekun, Ketekunan

Selain itu, penting untuk tidak pernah melupakan harapan Kristen, kehidupan kekal dalam keadaan tanpa dosa. Bahkan kematian di tangan para penindas tidak dapat menghapus harapan ini. (Rm 5:4, 5; 1Tes 1:3; Pny 2:10) Penderitaan yang sekarang dialami tidak akan ada artinya jika dibandingkan dengan penggenapan harapan yang mulia tersebut. (Rm 8:18-25) Apabila dibandingkan dengan kekekalan, penderitaan apa pun, sekalipun hebat pada waktu itu, hanyalah ”sementara dan ringan”. (2Kor 4:16-18) Dengan mengingat bahwa pencobaan hanya bersifat sementara dan berpegang teguh kepada harapan Kristen, seorang Kristen tidak akan menyerah kepada keputusasaan dan berlaku tidak setia kepada Allah Yehuwa.

(2 Korintus 4:18) Kita memperhatikan hal-hal yang tidak kelihatan, bukan yang kelihatan, karena yang kelihatan itu hanya sementara, tapi yang tidak kelihatan itu abadi.

Menggali Permata Rohani

(2 Korintus 4:7) Walaupun kami hanya seperti wadah dari tanah liat, harta itu ditaruh dalam diri kami, sehingga terlihat jelas bahwa kesanggupan kami yang begitu luar biasa berasal dari Allah, bukan dari kami sendiri.

w12 1/2 28-29

”Membuat Yehuwa Tersenyum”

David Splane dari Badan Pimpinan mengupas tema ini. (2 Korintus 4:7) Apa yang dimaksud dengan harta? Apakah itu pengetahuan atau hikmat? ”Bukan,” jawab sang pembicara. ”Harta yang rasul Paulus maksudkan adalah pelayanan untuk membuat kebenaran menjadi nyata.” (2 Korintus 4:1, 2, 5) Saudara Splane mengingatkan para siswa bahwa lima bulan yang telah mereka lewati untuk belajar adalah persiapan untuk tugas khusus dalam pelayanan. Tugas itu harus sangat dihargai.

Pembicara menjelaskan bahwa ”bejana-bejana tanah” memaksudkan tubuh jasmani kita. Ia mengontraskan bejana yang terbuat dari tanah dengan yang terbuat dari emas. Bejana dari emas jarang digunakan. Sebaliknya, bejana dari tanah memang dibuat untuk sering digunakan. Apabila kita menyimpan harta dalam bejana emas, kita mungkin tidak hanya memerhatikan hartanya, tetapi juga bejananya. ”Kalian para siswa hendaknya tidak menarik perhatian kepada diri sendiri,” kata Saudara Splane. ”Sebagai utusan injil, Saudara hendaknya mengarahkan orang-orang kepada Yehuwa. Saudara adalah bejana tanah yang sederhana.”

(2 Korintus 6:13) Saya berbicara kepada kalian seperti kepada anak sendiri, lakukanlah hal yang sama kepada kami. Bukalah hati kalian lebar-lebar juga.

w09 15/11 21 ¶7

Terus Tumbuhkan Kasih Persaudaraan

7 Bagaimana dengan kita? Bagaimana kita bisa ’membuka diri lebar-lebar’ dalam memperlihatkan kasih persaudaraan? Orang-orang yang usianya sebaya atau berasal dari latar belakang etnik yang sama mungkin tidak merasa sulit untuk saling memperlihatkan kasih persaudaraan. Dan, mereka yang selera rekreasinya mirip mungkin sering bergaul bersama. Tetapi, jika minat kita yang sama dengan beberapa orang Kristen membuat kita terpisah dari rekan-rekan lainnya, kita perlu ’membuka diri lebar-lebar’. Sebaiknya kita bertanya kepada diri sendiri, ’Apakah saya jarang berdinas atau bergaul dengan saudara-saudari yang bukan teman dekat saya? Di Balai Kerajaan, apakah saya tidak mau banyak bergaul dengan orang-orang yang baru bergabung karena menurut saya, mereka perlu terlebih dahulu membuktikan diri pantas menjadi sahabat saya? Di sidang, apakah saya menyapa yang tua maupun muda?’

Pembacaan Alkitab

(2 Korintus 4:1-15) Maka, karena kami mendapat tugas pelayanan ini berdasarkan belas kasihan Allah, kami tidak menyerah. 2 Kami menolak perbuatan memalukan yang tersembunyi, dan kami tidak licik atau mengubah firman Allah. Kami membuat kebenaran menjadi nyata, sehingga di hadapan Allah, kami menunjukkan kepada setiap hati nurani manusia bahwa kami melakukan hal yang benar. 3 Kalau kabar baik yang kami beritakan itu memang tertutup, itu tertutup bagi orang-orang yang dibinasakan, 4 yaitu orang-orang tidak beriman yang pikirannya sudah dibutakan oleh penguasa dunia ini, sehingga mereka tidak bisa melihat cahaya dari kabar baik yang mulia, yaitu kabar tentang Kristus yang adalah cerminan Allah. 5 Kami tidak memberitakan tentang diri sendiri, tapi kami memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuan, dan kami adalah budak kalian demi Yesus. 6 Dulu Allah mengatakan, ”Dari kegelapan, jadilah terang”, dan sekarang Dia sudah menerangi hati kita dengan pengetahuan yang mulia tentang diri-Nya, yang terpancar melalui muka Kristus. 7 Walaupun kami hanya seperti wadah dari tanah liat, harta itu ditaruh dalam diri kami, sehingga terlihat jelas bahwa kesanggupan kami yang begitu luar biasa berasal dari Allah, bukan dari kami sendiri. 8 Kami ditekan dari segala arah, tapi tidak sampai terjepit. Kami tidak tahu harus bagaimana lagi, tapi selalu punya jalan keluar. 9 Kami dianiaya, tapi tidak ditinggalkan. Kami dipukul jatuh, tapi tidak mati. 10 Tubuh kami selalu menanggung perlakuan mematikan seperti Yesus, sehingga kehidupan Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami. 11 Kami hidup, tapi kami selalu berhadapan dengan kematian demi Yesus, sehingga kehidupan Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami. 12 Kami selalu menghadapi kematian, tapi itu berarti kehidupan bagi kalian. 13 Karena kami memiliki iman yang sama seperti yang ditulis dalam ayat, ”Aku beriman, sehingga aku berbicara”, kami juga beriman sehingga kami berbicara. 14 Kami tahu bahwa Allah, yang membangkitkan Yesus, juga akan membangkitkan kami untuk bersama Yesus dan membawa kita kepada Yesus. 15 Semua itu demi kalian, karena kalau semakin banyak orang memuliakan Allah dengan mengucap syukur kepada-Nya, kebaikan hati-Nya yang luar biasa akan semakin berlimpah.

13-19 MEI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 2 KORINTUS 7-10

”Memberikan Bantuan Kemanusiaan Adalah Pelayanan Suci”

(2 Korintus 8:1-3) Saudara-saudara, sekarang kami ingin kalian tahu tentang kebaikan hati Allah yang luar biasa, yang ditunjukkan kepada sidang-sidang jemaat di Makedonia. 2 Selama mereka mengalami penderitaan dan cobaan yang berat, sukacita dan kemurahan hati mereka berlimpah, padahal mereka sangat miskin. 3 Mereka memberi sesuai dengan kemampuan mereka, dan bahkan melebihi kemampuan mereka. Saya sendiri saksinya.

w98 1/11 25 ¶1

”Allah Mengasihi Pemberi yang Bersukacita”

Pertama-tama, Paulus memberi tahu orang-orang Korintus tentang orang-orang Makedonia, yang tanggapannya terhadap upaya pemberian bantuan patut dipuji. ”Selama suatu ujian yang besar di bawah kesukaran,” tulis Paulus, ”limpahnya sukacita mereka dan kemiskinan mereka yang mendalam membuat kekayaan dari kemurahan hati mereka melimpah.” Orang-orang Makedonia tidak perlu sampai digugah. Sebaliknya, Paulus mengatakan bahwa ”mereka dengan kerelaan mereka sendiri terus meminta dengan sangat kepada kami dengan banyak permohonan yang mendesak untuk hak istimewa memberi dengan baik hati”. Kemurahan hati yang penuh sukacita dari orang-orang Makedonia semakin luar biasa bila kita memikirkan bahwa mereka sendiri mengalami ’kemiskinan yang mendalam’.​—2 Korintus 8:2-4.

kr 209 ¶1

Pelayanan Bantuan Kemanusiaan

KALA itu sekitar 46 M, dan Yudea dilanda kelaparan. Di sana, murid-murid Kristus yang adalah orang Yahudi tidak sanggup membeli gandum yang sudah langka dan harganya selangit. Mereka kelaparan, serba kekurangan. Tetapi, mereka akan segera merasakan perlindungan tangan Yehuwa dengan cara yang belum pernah dirasakan murid-murid Kristus lainnya. Bagaimana kisahnya?

(2 Korintus 8:4; catatan kaki) Atas kemauan sendiri, mereka terus memohon kepada kami agar mereka mendapat kehormatan untuk menyumbang, untuk ikut memberikan bantuan [atau, ”pelayanan”] kepada orang-orang suci.

kr 209-210 ¶4-6

Pelayanan Bantuan Kemanusiaan

4 Dalam suratnya yang kedua kepada orang Korintus, Paulus menjelaskan bahwa orang Kristen memiliki dua aspek pelayanan. Meskipun surat Paulus ditujukan kepada orang Kristen terurap, dewasa ini kata-katanya juga berlaku bagi ”domba-domba lain” Kristus. (Yoh. 10:16) Satu aspeknya adalah ”pelayanan untuk merukunkan”, yaitu pekerjaan mengabar dan mengajar. (2 Kor. 5:18-20; 1 Tim. 2:3-6) Aspek lainnya mencakup pelayanan yang kita lakukan demi rekan-rekan seiman. Paulus menyebutnya ”pelayanan yang dikhususkan bagi orang-orang kudus”. (2 Kor. 8:4) Ungkapan ”pelayanan untuk merukunkan” dan ”pelayanan yang dikhususkan bagi orang-orang kudus”, sama-sama menggunakan kata ”pelayanan” yang diterjemahkan dari bentuk kata Yunani di·a·ko·ni′a. Apa yang ditunjukkan oleh hal itu?

5 Dengan menggunakan kata Yunani yang sama untuk kedua kegiatan tersebut, Paulus menyamakan upaya memberikan bantuan kemanusiaan dengan aspek-aspek lain pelayanan kita di sidang Kristen. Sebelumnya, ia menyatakan, ”Ada berbagai pelayanan, tetapi Tuan yang sama; dan ada berbagai kegiatan, . . . Namun semua kegiatan ini dilakukan oleh roh yang sama.” (1 Kor. 12:4-6, 11) Paulus bahkan mengaitkan berbagai pelayanan di sidang dengan ”dinas suci”. (Rm. 12:1, 6-8) Maka, ia merasa bahwa ia sepatutnya memberikan sebagian waktunya ”untuk melayani orang-orang kudus”!​—Rm. 15:25, 26.

6 Paulus membantu orang Korintus memahami mengapa bantuan kemanusiaan merupakan bagian dari pelayanan dan ibadat kepada Yehuwa. Perhatikan penalarannya: Orang Kristen memberikan bantuan karena ”tunduk kepada kabar baik mengenai Kristus”. (2 Kor. 9:13) Jadi, orang Kristen menolong rekan-rekan seiman karena tergerak oleh keinginan untuk menerapkan ajaran Kristus. Paulus menyatakan bahwa tindakan yang mereka lakukan demi saudara-saudara itu merupakan ungkapan ”kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh”. (2 Kor. 9:14; 1 Ptr. 4:10) Jadi, mengenai pelayanan bagi saudara-saudara kita yang berkekurangan, yang mencakup bantuan kemanusiaan, The Watchtower 1 Desember 1975 dengan tepat menyatakan, ”Kita hendaknya tidak meragukan bahwa Allah Yehuwa dan Putra-Nya Yesus Kristus menekankan pentingnya bentuk dinas ini.” Ya, bantuan kemanusiaan adalah bentuk dinas suci yang berharga.​—Rm. 12:1, 7; 2 Kor. 8:7; Ibr. 13:16.

(2 Korintus 9:7) Setiap orang sebaiknya memberi sesuai dengan apa yang dia putuskan dalam hatinya, tidak dengan berat hati atau terpaksa, karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati.

kr 196 ¶10

Bagaimana Kegiatan Kerajaan Dibiayai

10 Pertama, kita memberikan sumbangan sukarela karena kita mengasihi Yehuwa dan ingin melakukan ”hal-hal yang menyenangkan di matanya”. (1 Yoh. 3:22) Yehuwa memang senang dengan umat-Nya yang rela memberi dari hati. Mari kita periksa kata-kata rasul Paulus tentang pemberian Kristen. (Baca 2 Korintus 9:7.) Seorang Kristen sejati bukanlah pemberi yang berat hati atau terpaksa. Sebaliknya, ia memberi karena ia sudah ”putuskan dalam hatinya” untuk melakukannya. Artinya, ia memberi setelah mempertimbangkan suatu kebutuhan dan caranya ia bisa memenuhinya. Yehuwa sangat menghargai pemberi seperti itu karena ”Allah mengasihi pemberi yang bersukacita”. Terjemahan lain berbunyi, ”Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati.”

Menggali Permata Rohani

(2 Korintus 9:15) Syukur kepada Allah atas karunia-Nya yang tak terlukiskan.

w16.01 12 ¶2

Tergerak Karena Menerima ’Karunia yang Tak Terlukiskan’

2 Paulus tahu bahwa korban Yesus menjadi jaminan bahwa semua janji Allah akan terwujud. (Baca 2 Korintus 1:20.) Artinya, ’karunia yang tak terlukiskan’ dari Allah mencakup korban Yesus dan semua kebaikan dan kasih setia yang Yehuwa tunjukkan kepada kita. Karunia ini begitu luar biasa sampai-sampai kita tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata. Bagaimana seharusnya perasaan kita terhadap karunia istimewa ini? Dan, apa pengaruhnya atas kita menjelang Peringatan kematian Kristus pada hari Rabu, 23 Maret 2016?

(2 Korintus 10:17) ”Kalau berbangga, banggakan Yehuwa.”

g99 8/7 20-21

Apakah Kesombongan Itu Salah?

Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, kata kerja kau·kha′o·mai, yang diterjemahkan ”bangga, sangat bersukacita, bermegah”, digunakan dalam arti yang negatif maupun positif. Misalnya, Paulus mengatakan bahwa kita boleh ”sangat bersukacita, berdasarkan harapan akan kemuliaan Allah”. Ia juga menyarankan, ”Dia yang bermegah, hendaklah dia bermegah dalam Yehuwa.” (Roma 5:2; 2 Korintus 10:17) Ini berarti bangga akan Yehuwa sebagai Allah kita, perasaan yang dapat membuat kita sangat bersukacita atas nama dan reputasi-Nya yang baik.

Pembacaan Alkitab

(2 Korintus 7:1-12) Jadi, saudara-saudara yang kami kasihi, karena kita sudah mendapat janji-janji itu, mari kita membersihkan diri dari apa pun yang mencemari tubuh dan pikiran kita, supaya kesucian kita menjadi semakin sempurna karena takut kepada Allah. 2 Berilah kami tempat di hati kalian. Kami tidak bersalah kepada siapa pun, tidak merusak siapa pun, dan tidak memanfaatkan siapa pun. 3 Saya berkata begini bukan untuk menyalahkan kalian, karena seperti yang saya katakan sebelumnya, kalian ada di hati kami sehingga kami sehidup semati dengan kalian. 4 Saya bisa berbicara dengan leluasa kepada kalian, dan saya bangga dengan kalian. Saya benar-benar merasa terhibur, dan sukacita saya melimpah meskipun kami mengalami banyak penderitaan. 5 Bahkan, saat kami tiba di Makedonia, kami tidak merasa tenang, dan kami terus mengalami berbagai penderitaan. Ada perlawanan dari luar, dan ada perasaan takut dari dalam. 6 Tapi Allah, yang selalu menghibur orang-orang yang tertekan, menghibur kami melalui kedatangan Titus. 7 Kami terhibur, bukan hanya oleh kedatangannya, tapi juga oleh penghiburan yang dia dapatkan karena kalian. Dia memberi tahu kami tentang kerinduan kalian terhadap saya, kesedihan kalian yang mendalam, dan kepedulian kalian yang tulus terhadap saya, sehingga saya semakin bersukacita. 8 Walaupun surat saya membuat kalian sedih, saya tidak menyesal. Saya lihat surat itu membuat kalian sedih, tapi hanya sebentar. Jadi, kalaupun awalnya saya menyesal, 9 sekarang saya senang, bukan karena kalian sedih, tapi karena kesedihan itu membuat kalian tergerak untuk bertobat. 10 Kesedihan kalian itu sesuai dengan kehendak Allah, sehingga kami tidak merugikan kalian. Kesedihan yang sesuai dengan kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan, dan tidak akan disesali, sedangkan kesedihan dunia ini mengakibatkan kematian. 11 Jelas sekali bahwa kesedihan kalian sesuai dengan kehendak Allah, sehingga kalian berupaya keras melakukan apa yang benar. Kalian membersihkan nama kalian, kesal karena perbuatan salah, takut kepada Allah, punya keinginan yang tulus, dan bersemangat untuk memperbaiki kesalahan! Dalam hal ini, kalian melakukan apa yang benar. 12 Waktu itu, saya menulis surat kepada kalian, bukan demi kepentingan orang yang berbuat salah ataupun orang yang dirugikan. Saya menulisnya supaya kalian bisa menunjukkan di hadapan Allah bahwa kalian ingin mendengarkan kami.

20-26 MEI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | 2 KORINTUS 11-13

”’Duri dalam Daging’ yang Paulus Rasakan”

(2 Korintus 12:7) bukan karena hal-hal luar biasa yang disingkapkan kepada saya. Agar tidak menjadi sombong, saya diberi suatu duri dalam daging, seolah-olah ada malaikat dari Setan yang terus menampar saya, supaya saya tidak menjadi sombong.

w08 15/6 3 ¶3

Penuh Kuasa meski Mempunyai Kelemahan

Hamba yang setia lainnya meminta agar Yehuwa mencabut ”duri dalam daging”, yakni problem yang terus mengganggu. Rasul Paulus memohon kepada Allah sampai tiga kali agar dibebaskan dari cobaan ini. Apa pun itu, ibarat duri yang mengganggu, problem itu dapat merampas sukacita Paulus dalam dinas kepada Yehuwa. Paulus merasa seolah-olah terus ditampar. Jawaban Yehuwa adalah, ”Kebaikan hatiku yang tidak selayaknya diperoleh cukup bagimu; karena kuasaku menjadi sempurna dalam kelemahan.” Yehuwa tidak mencabut duri dalam daging itu. Paulus harus berjuang menghadapinya, namun ia menambahkan, ”Apabila aku lemah, aku penuh kuasa.” (2 Kor. 12:7-10) Apa yang ia maksudkan?

(2 Korintus 12:8, 9) Sudah tiga kali saya memohon kepada Tuhan agar duri itu lepas dari saya. 9 Tapi Dia berkata, ”Kebaikan hati-Ku yang luar biasa sudah cukup bagimu, karena saat kamu lemah, kuasa-Ku menjadi terlihat jelas.” Maka, dengan senang hati saya akan membanggakan kelemahan saya, supaya kuasa Kristus terus menaungi saya seperti kemah.

w06 15/12 24 ¶17-18

Yehuwa Memberikan ”Roh Kudus kepada Mereka yang Meminta Kepadanya”

17 Sebagai tanggapan atas doa-doa Paulus, Allah memberi tahu dia, ”Kebaikan hatiku yang tidak selayaknya diperoleh cukup bagimu; karena kuasaku menjadi sempurna dalam kelemahan.” Paulus mengatakan, ”Karena itu, dengan senang hati aku sebaliknya akan bermegah sehubungan dengan kelemahanku, agar kuasa Kristus tetap menaungi aku seperti sebuah kemah.” (2 Korintus 12:9; Mazmur 147:5) Jadi, Paulus merasakan bahwa melalui Kristus, perlindungan Allah yang kuat menaunginya bagaikan sebuah kemah. Dewasa ini, Yehuwa menjawab doa-doa kita dengan cara serupa. Ia membentangkan perlindungan-Nya bagaikan penaungan atas hamba-hamba-Nya.

18 Tentu saja, kemah tidak membuat hujan berhenti turun atau angin berhenti bertiup, tetapi kemah memberikan perlindungan terhadap unsur-unsur alam itu. Demikian pula, penaungan yang disediakan oleh ”kuasa Kristus” tidak membuat cobaan berhenti menimpa kita atau kesulitan berhenti mengadang kita. Namun, kita secara rohani dilindungi terhadap unsur-unsur berbahaya dunia ini dan serangan penguasanya, Setan. (Penyingkapan 7:9, 15, 16) Karena itu, sekalipun Saudara sedang mengalami cobaan yang tidak mau ’enyah dari Saudara’, Saudara dapat yakin bahwa Yehuwa tahu betul perjuangan Saudara dan bahwa Ia menanggapi ’suara jeritan’ Saudara. (Yesaya 30:19; 2 Korintus 1:3, 4) Paulus menulis, ”Allah itu setia, dan ia tidak akan membiarkan kamu digoda melampaui apa yang dapat kamu tanggung, tetapi sewaktu ada godaan itu ia akan memberikan jalan keluar agar kamu sanggup menahannya.”​—1 Korintus 10:13; Filipi 4:6, 7.

(2 Korintus 12:10) Jadi ketika saya lemah, dihina, kekurangan, dianiaya, atau menghadapi kesulitan demi Kristus, saya senang. Ketika saya lemah, saya penuh kuasa.

w18.01 9 ¶8-9

”Dia Memberi Tenaga kepada Yang Lelah”

8 Baca Yesaya 40:30. Kita mungkin punya banyak keterampilan, tapi karena kekuatan kita terbatas, ada banyak hal yang tidak bisa kita lakukan. Itulah yang dirasakan Rasul Paulus. Ketika dia menyampaikan perasaannya kepada Yehuwa, Yehuwa berkata, ”Saat kamu lemah, kuasa-Ku menjadi terlihat jelas.” Paulus memahami hal itu. Dia berkata, ”Ketika saya lemah, saya penuh kuasa.” (2 Kor. 12:7-10) Apa maksudnya?

9 Paulus sadar bahwa ada banyak hal yang tidak bisa dia lakukan dengan kekuatannya sendiri. Dia butuh bantuan dari Yehuwa, yang jauh lebih kuat daripada dirinya. Kuasa kudus Allah bisa menguatkan Paulus saat dia merasa lemah. Yehuwa juga bisa memberikan kuasa kudus-Nya untuk menguatkan kita!

Menggali Permata Rohani

(2 Korintus 12:2-4) Saya mengenal seorang pria yang bersatu dengan Kristus, yang 14 tahun lalu tiba-tiba dibawa ke surga ketiga. Saya tidak tahu apakah dia dibawa dengan tubuh jasmaninya atau tidak. Allah yang tahu. 3 Saya mengenal orang itu, tapi saya tidak tahu apakah dia dibawa dengan tubuh jasmaninya atau tidak. Allah yang tahu. 4 Dia tiba-tiba dibawa ke firdaus dan mendengar kata-kata yang tidak boleh dikatakan atau diucapkan manusia.

w18.12 8 ¶10-12

Pertanyaan Pembaca

”Surga ketiga” yang disebutkan di 2 Korintus 12:2 kemungkinan besar adalah ”langit baru”, yaitu Kerajaan Mesias yang dipimpin Yesus Kristus bersama ke-144.000.​—2 Ptr. 3:13.

Itu disebut ”surga ketiga” karena Kerajaan itu adalah pemerintahan yang paling unggul.

”Firdaus” yang Paulus lihat sepertinya memaksudkan (1) seluruh bumi yang akan menjadi Firdaus, (2) firdaus rohani yang akan dinikmati di sana, yang lebih luas jangkauannya dibandingkan firdaus rohani yang ada sekarang, dan (3) ”firdaus Allah” di surga, yang akan terus ada bersama-sama dengan firdaus di bumi.

(2 Korintus 13:7) Kami berdoa kepada Allah supaya kalian tidak melakukan kesalahan apa pun. Tujuan kami bukan supaya kami kelihatannya diterima orang-orang, tapi supaya kalian melakukan apa yang baik, sekalipun kami mungkin tidak diterima orang-orang.

w90 15/11 21 ¶7

’Hendaklah Kamu Saling Mendoakan’

Apapun dapat kita doakan bagi rekan-rekan seiman. Misalnya, Paulus meminta orang-orang lain berdoa agar ia mendapat kesanggupan untuk berbicara tentang kabar baik. (Efesus 6:17-20) Bagaimana jika kita tahu bahwa seseorang mendapat godaan? Kita dapat berdoa agar ’ia jangan berbuat jahat’ dan agar Allah tidak meninggalkan dia tetapi melepaskan dari si jahat, Setan si Iblis. (2 Korintus 13:7; Matius 6:13) Dan jika ada yang sakit jasmani, kita dapat meminta Yehuwa agar memberikannya kekuatan yang dibutuhkan untuk menanggung penyakitnya.​—Mazmur 41:2-4.

Pembacaan Alkitab

(2 Korintus 11:1-15) Saya berharap agar kalian sabar kepada saya, walaupun saya kelihatan sedikit tidak masuk akal. Tapi, kalian memang sabar kepada saya! 2 Saya sangat peduli kepada kalian seperti Allah peduli kepada kalian, karena saya sendiri sudah menjadikan kalian tunangan Kristus, dan saya mau mempersembahkan kalian kepadanya sebagai perawan yang suci. 3 Tapi, saya takut pikiran kalian dirusak, seperti Hawa yang tertipu oleh kelicikan ular, sehingga kalian tidak setia atau tidak suci lagi di hadapan Kristus seperti seharusnya. 4 Nyatanya, kalau ada yang datang dan memberitakan tentang Yesus lain, yang berbeda dengan yang kami beritakan, atau ada kuasa lain yang membimbing pikiran kalian, yang berbeda dengan kuasa yang selama ini membimbing kalian, atau ada kabar baik yang berbeda dengan yang sudah kalian terima, kalian langsung menerimanya. 5 Menurut saya, saya sedikit pun tidak kalah dari rasul-rasul kalian yang sangat hebat itu. 6 Kalaupun saya tidak pintar bicara, saya punya pengetahuan. Kami sudah menunjukkannya dengan jelas kepada kalian dalam segala hal dan dengan segala cara. 7 Apakah saya berdosa, kalau saya dengan senang hati memberitakan kabar baik dari Allah kepada kalian tanpa dibayar, dan merendahkan diri supaya kalian ditinggikan? 8 Saya menerima tunjangan dari sidang-sidang jemaat lain, sehingga saya seolah-olah merampok mereka supaya bisa melayani kalian. 9 Bahkan ketika saya bersama kalian dan membutuhkan sesuatu, saya tidak membebani siapa pun, karena saudara-saudara yang datang dari Makedonia memenuhi semua kebutuhan saya. Saya berusaha sebisa mungkin untuk tidak membebani kalian, dan saya akan terus seperti itu. 10 Selama saya tetap menjadi pengikut Kristus, saya tidak akan berhenti membanggakan ini di wilayah Akhaya. 11 Kenapa? Apakah karena saya tidak mengasihi kalian? Allah tahu bahwa saya mengasihi kalian. 12 Saya akan terus melakukan ini agar orang-orang itu, yang berbangga supaya dianggap sama dengan kami, tidak punya lagi alasan untuk berbangga. 13 Orang-orang seperti itu adalah rasul palsu, yang suka menipu dan menyamar sebagai rasul Kristus. 14 Saya tidak heran, karena Setan sendiri suka menyamar sebagai malaikat terang. 15 Jadi, wajar saja kalau para pelayannya juga suka menyamar sebagai pelayan kebenaran. Tapi, mereka akhirnya akan mengalami apa yang sesuai dengan perbuatan mereka.

27 MEI–2 JUNI

HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | GALATIA 1-3

”Saya Menegurnya dengan Terus Terang”

(Galatia 2:11-13) Tapi, ketika Kefas datang ke Antiokhia, saya menegurnya dengan terus terang, karena dia jelas-jelas bersalah. 12 Biasanya, dia sering makan bersama orang-orang dari bangsa lain. Tapi, ketika orang-orang yang diutus Yakobus datang, dia tidak bergaul lagi dengan mereka. Dia menghindar karena takut kepada para pendukung sunat. 13 Orang-orang Yahudi lainnya juga ikut berpura-pura, sampai Barnabas pun ikut-ikutan.

w17.04 27 ¶16

Apakah Cara Saudara Memandang Keadilan Sama Seperti Cara Yehuwa?

16 Baca Galatia 2:11-14. Petrus menjadi takut akan manusia. (Ams. 29:25) Petrus tahu perasaan Yehuwa terhadap orang non-Yahudi. Tapi, dia takut dipandang rendah oleh orang Kristen Yahudi yang bersunat karena bergaul dengan orang non-Yahudi yang tidak bersunat. Rasul Paulus menegur Petrus yang bersikap munafik. Mengapa? Karena Paulus melihat sendiri bagaimana Petrus membela orang non-Yahudi pada pertemuan di Yerusalem pada 49 M. (Kis. 15:12; Gal. 2:13) Apa reaksi orang Kristen non-Yahudi yang perasaannya dilukai oleh Petrus? Apakah mereka akan tersinggung? Apakah Petrus akan kehilangan hak istimewa karena kesalahannya ini?

(Galatia 2:14) Tapi, ketika saya melihat bahwa tingkah laku mereka tidak sejalan dengan kebenaran dalam kabar baik, saya berkata kepada Kefas di depan mereka semua, ”Kamu sendiri, yang adalah orang Yahudi, bertingkah laku seperti bangsa lain dan tidak seperti orang Yahudi. Jadi, kenapa kamu mendesak orang-orang dari bangsa lain untuk mengikuti kebiasaan Yahudi?”

w13 15/3 5 ¶12

”Tidak Ada Balok Sandungan” bagi Orang yang Mengasihi Yehuwa

12 Petrus punya kelemahan yaitu takut akan manusia, dan kadang hal ini membuatnya tersandung; namun, ia tetap loyal kepada Yesus dan Yehuwa. Misalnya, ia menyangkal Majikannya di hadapan umum, bukan hanya sekali melainkan tiga kali. (Luk. 22:54-62) Pada kesempatan lain, Petrus memperlakukan orang Kristen non-Yahudi seolah-olah mereka tidak sebaik orang Kristen Yahudi yang bersunat. Namun, rasul Paulus tahu bahwa tidak boleh ada pembedaan golongan dalam sidang. Jadi, sikap Petrus itu keliru. Agar tindakan Petrus tidak memecah-belah persaudaraan, Paulus langsung menasihati Petrus dengan terus terang. (Gal. 2:11-14) Apakah Petrus merasa tersinggung lalu berhenti dari perlombaan untuk kehidupan? Tidak. Ia menanggapi nasihat Paulus dengan serius, menerapkannya, dan terus berlomba.

Menggali Permata Rohani

(Galatia 2:20) Saya dipaku di tiang bersama Kristus. Maka, yang hidup bukan saya lagi, tapi Kristus yang hidup dalam diri saya. Saya menjalani hidup yang sekarang ini sesuai dengan iman kepada Putra Allah, yang mengasihi saya dan mengorbankan dirinya bagi saya.

w14 15/9 16 ¶20-21

Loyal Melayani Allah Meski ”Banyak Kesengsaraan”

20 Bagaimana dengan serangan halus? Misalnya, bagaimana kita bisa mengatasi perasaan kecil hati? Salah satu cara terbaik adalah merenungkan korban tebusan Yesus. Itulah yang Paulus lakukan. Ia kadang merasa putus asa. Tetapi, ia tahu bahwa Kristus mati bukan bagi orang yang sempurna, melainkan bagi orang berdosa seperti dia. Ia menulis, ”Kehidupan yang sekarang aku jalani . . . aku jalani dengan iman kepada Putra Allah, yang mengasihi aku dan menyerahkan dirinya bagiku.” (Gal. 2:20) Ya, Paulus menerima korban tebusan dan yakin bahwa itu berlaku bagi dirinya sendiri.

21 Saudara juga bisa memperoleh banyak manfaat jika Saudara menerima korban tebusan sebagai pemberian dari Yehuwa untuk diri Saudara sendiri. Ini tidak berarti perasaan kecil hati Saudara bisa langsung hilang. Sebelum dunia baru tiba, beberapa dari kita mungkin harus terus bertekun melawan rasa kecil hati yang kadang muncul. Tetapi ingat: Mereka yang tidak menyerahlah yang mendapat pahala. Makin hari, datangnya Kerajaan Allah makin dekat. Sewaktu itu terjadi, bumi akan penuh damai dan semua manusia akan sempurna. Bertekadlah untuk masuk ke dalam Kerajaan, meski harus melalui banyak kesengsaraan.

(Galatia 3:1) Orang-orang Galatia, kalian tidak berakal! Siapa yang telah menipu kalian seperti ini? Bukankah kalian sudah mendapat penjelasan tentang Yesus Kristus yang dipaku di tiang?

it-1 755 ¶7

Galatia, Surat kepada Orang-Orang

Seruan Paulus, ”Hai, orang-orang Galatia yang tidak berakal”, tidak membuktikan bahwa yang ia maksudkan hanyalah orang dari etnik tertentu yang secara eksklusif berasal dari keturunan Gaul di Galatia bagian utara. (Gal 3:1) Sebaliknya, Paulus sedang menghardik orang-orang tertentu di sidang-sidang itu karena membiarkan diri dipengaruhi suatu elemen kaum Yudais yang ada di antara mereka, orang-orang Yahudi yang berupaya menetapkan keadilbenaran mereka sendiri melalui pengaturan hukum Musa sebagai ganti ’keadilbenaran karena iman’ yang diberikan oleh perjanjian baru. (2:15–3:14; 4:9, 10) Dari sudut ras, ”sidang-sidang jemaat di Galatia” (1:2) penerima surat Paulus ini terdiri atas campuran orang Yahudi dan non-Yahudi, dan di antara orang non-Yahudi itu terdapat orang proselit bersunat dan orang non-Yahudi yang tidak bersunat, dan pasti ada juga orang-orang keturunan Kelt. (Kis 13:14, 43; 16:1; Gal 5:2) Semua orang Kristen ini disapa sebagai orang Galatia karena daerah tempat mereka tinggal disebut Galatia. Seluruh isi surat memperlihatkan bahwa Paulus menulis surat kepada orang-orang yang ia kenal betul di provinsi Romawi bagian selatan ini, bukan kepada orang yang sama sekali tidak ia kenal di bagian utara, yang tampaknya belum pernah ia kunjungi.

Pembacaan Alkitab

(Galatia 2:11-21) Tapi, ketika Kefas datang ke Antiokhia, saya menegurnya dengan terus terang, karena dia jelas-jelas bersalah. 12 Biasanya, dia sering makan bersama orang-orang dari bangsa lain. Tapi, ketika orang-orang yang diutus Yakobus datang, dia tidak bergaul lagi dengan mereka. Dia menghindar karena takut kepada para pendukung sunat. 13 Orang-orang Yahudi lainnya juga ikut berpura-pura, sampai Barnabas pun ikut-ikutan. 14 Tapi, ketika saya melihat bahwa tingkah laku mereka tidak sejalan dengan kebenaran dalam kabar baik, saya berkata kepada Kefas di depan mereka semua, ”Kamu sendiri, yang adalah orang Yahudi, bertingkah laku seperti bangsa lain dan tidak seperti orang Yahudi. Jadi, kenapa kamu mendesak orang-orang dari bangsa lain untuk mengikuti kebiasaan Yahudi?” 15 Kita, yang adalah orang Yahudi asli dan bukan orang berdosa dari bangsa lain, 16 tahu bahwa seseorang dinyatakan benar hanya kalau dia beriman kepada Yesus Kristus, bukan karena menjalankan hukum. Maka, kita beriman kepada Kristus Yesus, supaya kita dinyatakan benar dengan beriman kepada Kristus, bukan dengan menjalankan hukum. Tidak ada yang akan dinyatakan benar karena menjalankan hukum. 17 Kalau kita yang berusaha dinyatakan benar melalui Kristus dianggap berdosa juga, apakah itu berarti Kristus adalah pelayan dosa? Pasti tidak! 18 Kalau saya membangun lagi apa yang sudah saya runtuhkan, saya menunjukkan bahwa saya melanggar hukum. 19 Hukum itu sendiri membuat saya mati dalam hal hukum, sehingga saya bisa hidup untuk Allah. 20 Saya dipaku di tiang bersama Kristus. Maka, yang hidup bukan saya lagi, tapi Kristus yang hidup dalam diri saya. Saya menjalani hidup yang sekarang ini sesuai dengan iman kepada Putra Allah, yang mengasihi saya dan mengorbankan dirinya bagi saya. 21 Saya tidak menolak kebaikan hati Allah yang luar biasa. Kalau seseorang dinyatakan benar karena menjalankan hukum, itu berarti Kristus mati sia-sia.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan