Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
2-8 MARET
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 22-23
”Allah Menguji Abraham”
(Kejadian 22:1, 2) Kemudian, Allah yang benar menguji Abraham. Dia berkata, ”Abraham!” yang dijawabnya, ”Ya, Tuan.” 2 Lalu Dia berkata, ”Bawalah Ishak anakmu, anak satu-satunya yang sangat kamu sayangi, dan pergilah ke tanah Moria. Persembahkan dia sebagai persembahan bakaran di gunung yang akan Aku tunjukkan.”
Mengapa Allah Meminta Abraham Mengorbankan Putranya?
Pikirkan kata-kata Yehuwa kepada Abraham, ”Ambillah kiranya putramu, putra satu-satunya yang sangat kaukasihi, Ishak, . . . persembahkan dia sebagai persembahan bakaran.” (Kejadian 22:2) Perhatikan bahwa Yehuwa menyebut Ishak sebagai putra ”yang sangat kaukasihi”. Yehuwa tahu bahwa Ishak sangat berharga di mata Abraham. Allah juga tahu bagaimana perasaan-Nya sendiri terhadap Yesus, Putra-Nya. Begitu dalamnya kasih Yehuwa kepada Yesus sehingga dua kali Ia berbicara dari surga, menyebut Yesus ”Putraku, yang kukasihi”.—Markus 1:11; 9:7.
Perhatikan juga bahwa Yehuwa menggunakan kata ”kiranya”. Menurut seorang pakar Alkitab, kata ini menunjukkan bahwa ”TUHAN mengakui beratnya permintaan yang Ia ajukan”. Seperti yang dapat kita bayangkan, permintaan itu tentu membuat Abraham luar biasa sedih. Demikian juga, Yehuwa pasti hancur hati-Nya sewaktu menyaksikan Putra yang Ia kasihi menderita dan mati. Tak diragukan, itu adalah kepedihan terhebat yang pernah Yehuwa rasakan
Ya, walaupun kita mungkin terperangah membaca apa yang Yehuwa minta dari Abraham, kita sebaiknya ingat bahwa Yehuwa tidak membiarkan patriark yang setia itu benar-benar mengorbankan putranya. Ia meluputkan Abraham dari dukacita terbesar seorang ayah; Ia tidak membiarkan Ishak mati. Sebaliknya, Yehuwa tidak mencegah kematian ”Putranya sendiri tetapi menyerahkannya bagi kita semua”. (Roma 8:32) Mengapa Yehuwa bersedia mengalami penderitaan yang begitu hebat? Ia melakukannya agar ”kita memperoleh kehidupan”. (1 Yohanes 4:9) Sungguh besar kasih Allah bagi kita! Tidakkah kita tergugah untuk juga memperlihatkan kasih kepada-Nya?
(Kejadian 22:9-12) Akhirnya, mereka sampai di tempat yang ditunjukkan Allah yang benar, dan di sana Abraham membuat mezbah lalu mengatur kayu-kayu di atasnya. Dia mengikat tangan dan kaki Ishak anaknya, lalu membaringkan dia pada mezbah itu. 10 Kemudian Abraham mengambil pisau untuk membunuh anaknya. 11 Tapi malaikat Yehuwa memanggilnya dari langit, ”Abraham, Abraham!” yang dijawabnya, ”Ya, Tuan.” 12 Lalu malaikat itu berkata, ”Jangan sakiti anak itu, jangan apa-apakan dia. Sekarang, Aku tahu bahwa kamu sangat menghormati Allah, karena kamu rela memberikan anakmu satu-satunya kepada-Ku.”
(Kejadian 22:15-18) Kemudian, malaikat Yehuwa memanggil Abraham untuk kedua kalinya dari langit, 16 ”Yehuwa berkata, ’Demi diri-Ku sendiri Aku bersumpah, karena kamu sudah melakukan hal ini dan rela memberikan anakmu satu-satunya, 17 Aku pasti akan memberkati kamu. Aku pasti akan membuat keturunanmu sangat banyak, sebanyak bintang di langit dan pasir di pantai, dan keturunanmu akan merebut kota-kota milik musuh-musuhnya. 18 Melalui keturunanmu, semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena kamu sudah mendengarkan kata-kata-Ku.’”
Taati Allah dan Nikmati Apa yang Ia Janjikan
6 Yehuwa juga bersumpah untuk meyakinkan manusia akan janji-Nya. Ia menggunakan pernyataan seperti, ”’Demi aku yang hidup,’ demikian ucapan Tuan Yang Berdaulat Yehuwa.” (Yeh. 17:16) Menurut catatan Alkitab, Yehuwa bersumpah pada lebih dari 40 peristiwa. Contoh yang paling terkenal adalah sumpah-Nya kepada Abraham. Yehuwa menyatakan beberapa janji yang merupakan bagian dari perjanjian-Nya dengan Abraham. Jika digabungkan, semua janji itu menunjukkan bahwa Benih yang dijanjikan akan datang dari garis keturunan Abraham melalui putranya Ishak. (Kej. 12:1-3, 7; 13:14-17; 15:5, 18; 21:12) Lalu, Yehuwa memberikan ujian yang berat kepada Abraham; ia diperintahkan untuk mengorbankan putra yang dikasihinya. Tanpa menunda, Abraham menaatinya. Tepat ketika Abraham hendak mengorbankan Ishak, malaikat Allah mencegahnya. Lalu, Allah bersumpah, ”Demi diriku sendiri aku bersumpah . . . oleh karena engkau telah melakukan hal ini dan engkau tidak menahan putramu, putramu satu-satunya, aku pasti akan memberkati engkau dan aku pasti akan melipatgandakan benihmu seperti bintang-bintang di langit dan seperti butir-butir pasir yang ada di tepi laut; dan benihmu akan merebut gerbang musuh-musuhnya. Dan melalui benihmu, semua bangsa di bumi pasti akan memperoleh berkat oleh karena engkau telah mendengarkan perkataanku.”—Kej. 22:1-3, 9-12, 15-18.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 22:5) Lalu Abraham berkata kepada para pelayannya, ”Tunggu di sini dengan keledai ini. Saya dan anak saya akan pergi ke sana untuk beribadah, lalu kembali ke sini.”
Yehuwa Menyebut Dia ”Sahabatku”
13 Sebelum meninggalkan dua pelayannya, Abraham berkata, ”Tinggallah kamu di sini bersama keledai ini, tetapi aku dan anak ini akan pergi ke sana dan beribadat lalu kembali kepadamu.” (Kej. 22:5) Apa maksud Abraham? Ia tahu bahwa ia akan mempersembahkan Ishak, jadi apakah ia membohongi pelayannya? Tidak. Alkitab mengatakan bahwa Abraham yakin Yehuwa sanggup menghidupkan kembali Ishak. (Baca Ibrani 11:19.) Abraham sudah mengalami sendiri bahwa Yehuwa bisa membuat dia dan Sara mempunyai seorang putra, meski mereka sudah sangat tua. (Ibr. 11:11, 12, 18) Jadi, ia yakin bahwa tidak ada yang mustahil bagi Yehuwa. Abraham tidak tahu apa yang bakal terjadi. Namun, ia beriman bahwa jika perlu, Yehuwa sanggup membangkitkan Ishak agar semua janji-Nya terwujud. Jadi, Abraham sangat cocok disebut ”bapak dari semua orang yang memiliki iman”.
(Kejadian 22:12) Lalu malaikat itu berkata, ”Jangan sakiti anak itu, jangan apa-apakan dia. Sekarang, Aku tahu bahwa kamu sangat menghormati Allah, karena kamu rela memberikan anakmu satu-satunya kepada-Ku.”
Tahu Sebelumnya; Tetapkan Sebelumnya
Menggunakan kuasa untuk mengetahui sesuatu di muka secara selektif. Paham yang berbeda dengan paham takdir, yaitu bahwa Allah menggunakan kuasa-Nya untuk mengetahui sesuatu di muka secara selektif atau bijaksana, harus selaras dengan standar keadilbenaran Allah sendiri dan konsisten dengan apa yang Ia singkapkan tentang diri-Nya dalam Firman-Nya. Bertentangan dengan teori takdir, sejumlah ayat menunjukkan bahwa Allah melakukan pemeriksaan atas situasi yang ada pada waktu itu dan membuat keputusan berdasarkan pemeriksaan tersebut.
Sebagai contoh, di Kejadian 11:5-8 diuraikan bahwa Allah mengarahkan perhatian-Nya ke bumi, menyelidiki situasi di Babel, dan, pada waktu itu, memutuskan tindakan yang harus diambil untuk menggagalkan proyek yang tidak adil-benar di sana. Setelah kefasikan berkembang di Sodom dan Gomora, Yehuwa memberi tahu Abraham tentang keputusan-Nya untuk menyelidiki (melalui para malaikat-Nya) guna ”melihat apakah mereka benar-benar bertindak sesuai dengan keluhan tentangnya yang telah sampai kepadaku, dan jika tidak, aku dapat mengetahuinya”. (Kej 18:20-22; 19:1) Allah mengatakan bahwa Ia ’telah mengenal Abraham’, dan setelah Abraham nyaris mempersembahkan Ishak sebagai korban, Yehuwa berfirman, ”Karena sekarang aku tahu bahwa engkau takut akan Allah sehingga engkau tidak menahan dariku putramu, putramu satu-satunya.”—Kej 18:19; 22:11, 12; bdk. Neh 9:7, 8; Gal 4:9.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 22:1-18) Kemudian, Allah yang benar menguji Abraham. Dia berkata, ”Abraham!” yang dijawabnya, ”Ya, Tuan.” 2 Lalu Dia berkata, ”Bawalah Ishak anakmu, anak satu-satunya yang sangat kamu sayangi, dan pergilah ke tanah Moria. Persembahkan dia sebagai persembahan bakaran di gunung yang akan Aku tunjukkan.” 3 Maka Abraham bangun pagi-pagi, memasang pelana pada keledainya, dan mengajak dua pelayan dan Ishak anaknya. Dia membelah kayu untuk persembahan bakaran, lalu berangkat ke tempat yang ditunjukkan Allah yang benar kepadanya. 4 Pada hari ketiga, Abraham akhirnya bisa melihat tempat itu dari kejauhan. 5 Lalu Abraham berkata kepada para pelayannya, ”Tunggu di sini dengan keledai ini. Saya dan anak saya akan pergi ke sana untuk beribadah, lalu kembali ke sini.” 6 Abraham mengambil kayu untuk persembahan bakaran, lalu menaruh itu di bahu Ishak anaknya. Dia sendiri membawa api dan pisau. Lalu mereka berjalan bersama. 7 Kemudian, Ishak berkata, ”Ayah!” Jawab Abraham, ”Ya, Nak!” Ishak melanjutkan, ”Api dan kayu sudah ada, tapi mana domba yang mau dipersembahkan?” 8 Abraham menjawab, ”Allah yang akan menyediakan domba untuk persembahan bakaran itu, anakku.” Lalu keduanya terus berjalan. 9 Akhirnya, mereka sampai di tempat yang ditunjukkan Allah yang benar, dan di sana Abraham membuat mezbah lalu mengatur kayu-kayu di atasnya. Dia mengikat tangan dan kaki Ishak anaknya, lalu membaringkan dia pada mezbah itu. 10 Kemudian Abraham mengambil pisau untuk membunuh anaknya. 11 Tapi malaikat Yehuwa memanggilnya dari langit, ”Abraham, Abraham!” yang dijawabnya, ”Ya, Tuan.” 12 Lalu malaikat itu berkata, ”Jangan sakiti anak itu, jangan apa-apakan dia. Sekarang, Aku tahu bahwa kamu sangat menghormati Allah, karena kamu rela memberikan anakmu satu-satunya kepada-Ku.” 13 Lalu, Abraham melihat ada seekor domba jantan yang tanduknya tersangkut di semak belukar tidak jauh dari situ. Abraham pun mengambil domba itu untuk dijadikan persembahan bakaran, dan dia mempersembahkannya sebagai ganti anaknya. 14 Abraham menamai tempat itu Yehuwa-yireh. Itu sebabnya orang biasa berkata, ”Di gunung Yehuwa, itu akan disediakan.” 15 Kemudian, malaikat Yehuwa memanggil Abraham untuk kedua kalinya dari langit, 16 ”Yehuwa berkata, ’Demi diri-Ku sendiri Aku bersumpah, karena kamu sudah melakukan hal ini dan rela memberikan anakmu satu-satunya, 17 Aku pasti akan memberkati kamu. Aku pasti akan membuat keturunanmu sangat banyak, sebanyak bintang di langit dan pasir di pantai, dan keturunanmu akan merebut kota-kota milik musuh-musuhnya. 18 Melalui keturunanmu, semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena kamu sudah mendengarkan kata-kata-Ku.’”
9-15 MARET
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 24
”Mencarikan Istri bagi Ishak”
(Kejadian 24:2-4) Abraham berkata kepada hambanya yang paling tua di rumah tangganya, yang mengurus semua hartanya, ”Berjanjilah kepadaku, 3 dan bersumpahlah demi Yehuwa, Allah yang berkuasa atas surga dan Allah yang berkuasa atas bumi, bahwa kamu tidak akan mengambil seorang gadis dari antara orang Kanaan, yang tinggal di sekitarku, untuk menjadi istri anakku. 4 Tapi pergilah ke negeriku dan temui kerabatku, dan ambillah seorang gadis untuk menjadi istri Ishak anakku.”
”Aku Bersedia Pergi”
Abraham meminta Eliezer bersumpah agar tidak memilih wanita Kanaan sebagai istri bagi Ishak. Mengapa? Karena orang Kanaan tidak menghargai dan menyembah Allah Yehuwa. Abraham tahu bahwa Yehuwa akan membinasakan orang-orang jahat itu. Abraham tidak mau Ishak, putra yang dia sayangi, mempunyai ikatan dengan orang-orang yang tingkah lakunya buruk seperti itu. Dia juga tahu bahwa putranya memiliki peranan penting untuk melaksanakan janji Allah.—Kejadian 15:16; 17:19; 24:2-4.
(Kejadian 24:11-15) Ketika tiba di sebuah sumber air di luar kota itu, dia berhenti agar unta-untanya beristirahat. Saat itu sudah sore, saat para wanita biasanya datang untuk mengambil air. 12 Lalu dia berdoa, ”Yehuwa, Allah dari majikanku Abraham, bantulah aku agar berhasil hari ini dan tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada majikanku Abraham. 13 Aku sedang berdiri di sumber air ini, dan gadis-gadis kota ini akan datang mengambil air. 14 Aku akan berkata kepada seorang gadis, ’Tolong beri aku minum dari tempayan airmu.’ Kalau dia menjawab, ’Silakan minum, dan aku juga akan memberi minum unta-untamu,’ berarti dialah yang Engkau pilih bagi Ishak hamba-Mu. Dengan begitu, aku akan tahu bahwa Engkau menunjukkan kasih setia kepada majikanku.” 15 Bahkan sebelum dia selesai berdoa, datanglah Ribka sambil membawa tempayan di bahunya. Ribka adalah anak perempuan Betuel, dan Betuel adalah anak laki-laki Milka dan Nahor saudara Abraham.
”Aku Bersedia Pergi”
Lalu, Eliezer melanjutkan ceritanya. Dia bercerita bahwa dia berdoa kepada Allah Yehuwa ketika tiba di sumur dekat Haran. Dia meminta Yehuwa membantunya memilih wanita muda yang akan dinikahi Ishak. Bagaimana caranya? Eliezer berdoa agar wanita yang Allah pilih bagi Ishak datang ke sumur. Dan, ketika dimintai minum, wanita ini akan rela memberi Eliezer dan unta-untanya minum. (Kejadian 24:12-14) Dan, siapakah yang datang dan melakukan itu semua? Ribka! Bayangkan perasaan Ribka jika ternyata dia mendengar cerita Eliezer!
(Kejadian 24:58) Mereka pun memanggil Ribka dan bertanya kepadanya, ”Apa kamu mau pergi bersama orang ini?” Dia menjawab, ”Ya, aku mau.”
(Kejadian 24:67) Setelah itu, Ishak membawa Ribka ke kemah Sara ibunya. Begitulah dia mengambil Ribka sebagai istrinya. Ishak jatuh cinta kepadanya, dan dia merasa terhibur setelah kehilangan ibunya.
wp16.3 14 ¶6-7
”Aku Bersedia Pergi”
Berminggu-minggu sebelumnya, Eliezer menanyakan hal itu kepada Abraham. Dia bertanya, ”Bagaimana jika wanita itu tidak mau ikut bersamaku?” Abraham menjawab, ”Pada saat itulah engkau akan bebas dari kewajiban kepadaku melalui sumpah.” (Kejadian 24:39, 41) Keluarga Betuel juga menganggap penting pendapat wanita muda itu. Keesokan paginya, Eliezer, yang sangat bersemangat karena tugasnya berhasil, bertanya apakah Ribka bisa segera ikut bersamanya ke Kanaan. Tapi, keluarga ini mau Ribka tinggal setidaknya sepuluh hari lagi. Akhirnya, mereka memutuskan, ”Mari kita memanggil wanita muda itu dan menanyakannya sendiri kepadanya.”—Kejadian 24:57.
Sekarang, Ribka harus membuat keputusan penting. Apa yang harus dia katakan? Apakah dia akan memanfaatkan perasaan ayah dan saudara lelakinya agar dia tidak jadi pergi ke tempat yang asing itu? Atau, apakah baginya itu adalah kehormatan besar karena berperan dalam peristiwa yang dibimbing Allah? Perasaan Ribka tentang perubahan yang mendadak dan mungkin sulit dalam hidupnya ini terlihat dari jawabannya. Dia berkata, ”Aku bersedia pergi.”—Kejadian 24:58.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 24:19, 20) Setelah memberi hamba itu minum, dia berkata, ”Saya akan ambil air lagi untuk unta-unta Tuan, sampai mereka puas minum.” 20 Maka dia cepat-cepat menuangkan air dari tempayannya ke bak minum, lalu berlari ke sumber air untuk mengambil air. Dia melakukannya berulang-ulang sampai semua unta itu minum.
”Aku Bersedia Pergi”
Suatu sore, setelah mengisi gucinya, seorang pria tua mendekatinya dan berkata, ”Tolong beri aku sedikit air dari tempayanmu.” Permintaan ini sangat sopan dan ramah! Ribka bisa melihat bahwa pria ini datang dari tempat yang jauh. Jadi, dia segera menurunkan guci dari pundaknya dan memberinya minum, tidak hanya sedikit, tapi sampai puas. Dia juga melihat bahwa pria ini punya sepuluh unta dan bak air minum untuk unta masih kosong. Ribka bisa merasakan tatapan lembut pria ini dan dia ingin berbuat sebisanya untuk menolong. Jadi, dia berkata, ”Untuk unta-untamu juga aku akan menimbakan air sampai mereka selesai minum.”—Kejadian 24:17-19.
Ribka tidak hanya menawarkan sedikit air untuk sepuluh unta ini, tapi dia mau memberi mereka air sampai puas. Seekor unta yang sangat haus bisa minum lebih dari 95 liter air! Jika sepuluh unta ini sangat haus, Ribka harus bekerja berjam-jam. Ternyata, unta-unta ini sepertinya tidak begitu haus. Tapi, apakah Ribka tahu hal ini saat dia menawarkan bantuan? Tidak. Dia memang rela dan mau bekerja keras untuk berbuat baik kepada pria tua yang baru dia kenal ini. Pria ini setuju. Dia melihat Ribka berlari bolak-balik mengambil air, mengisi gucinya, dan menuangkannya ke bak air.—Kejadian 24:20, 21.
wp16.3 13, catatan kaki.
”Aku Bersedia Pergi”
Saat itu sudah sore. Kisah ini tidak menunjukkan bahwa Ribka berada di sumur sampai berjam-jam. Tidak disebutkan juga bahwa keluarganya sudah tidur saat dia pulang atau sampai ada yang datang mencarinya karena dia sudah pergi terlalu lama.
(Kejadian 24:65) Dia bertanya kepada hamba itu, ”Siapa pria di padang itu yang berjalan ke arah kita?” Hamba itu menjawab, ”Dia majikan saya.” Maka Ribka mengambil kerudung untuk menutupi dirinya.
”Aku Bersedia Pergi”
Akhirnya, tibalah hari yang disebutkan di awal cerita ini. Saat rombongan melintasi Negeb dan senja mulai tiba, Ribka melihat seorang pria berjalan di padang. Pria itu terlihat sedang berpikir. Lalu kisahnya menulis ”Dia pun dengan cepat turun dari unta”. Ribka mungkin bahkan tidak menunggu unta itu merunduk dulu. Lalu dia bertanya kepada pria tua yang ada bersamanya, ”Siapakah orang itu yang sedang berjalan di padang untuk menemui kita?” Ketika tahu bahwa itu adalah Ishak, dia menutupi kepalanya dengan selendang. (Kejadian 24:62-65) Mengapa? Itu menunjukkan bahwa dia menghargai calon suaminya. Ketundukan ini mungkin sudah dianggap ketinggalan zaman sekarang. Tapi, pria dan wanita tetap bisa meniru sifat Ribka yang rendah hati karena kita semua perlu punya sifat itu.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 24:1-21) Abraham kini sudah tua dan lanjut usia, dan Yehuwa sudah memberkatinya dalam segala hal. 2 Abraham berkata kepada hambanya yang paling tua di rumah tangganya, yang mengurus semua hartanya, ”Berjanjilah kepadaku, 3 dan bersumpahlah demi Yehuwa, Allah yang berkuasa atas surga dan Allah yang berkuasa atas bumi, bahwa kamu tidak akan mengambil seorang gadis dari antara orang Kanaan, yang tinggal di sekitarku, untuk menjadi istri anakku. 4 Tapi pergilah ke negeriku dan temui kerabatku, dan ambillah seorang gadis untuk menjadi istri Ishak anakku.” 5 Hamba itu bertanya, ”Bagaimana kalau gadis itu tidak mau ikut bersamaku ke negeri ini? Apa aku harus membawa anakmu kembali ke sana?” 6 Abraham menjawab, ”Jangan pernah bawa anakku ke sana. 7 Yehuwa, Allah yang berkuasa atas surga, sudah membawa aku dari rumah ayahku dan dari negeri kerabatku, dan Dia sudah bersumpah untuk memberikan negeri ini kepada keturunanku. Dia akan mengutus malaikat-Nya untuk menuntunmu, dan kamu pasti akan mendapatkan istri bagi anakku dari sana. 8 Kalau gadis itu tidak mau ikut bersamamu, kamu bebas dari sumpah ini. Tapi jangan bawa anakku ke sana.” 9 Lalu, hamba itu berjanji kepada Abraham majikannya dan bersumpah tentang hal itu. 10 Maka, hamba itu mengambil sepuluh unta dan barang yang bagus-bagus milik majikannya. Lalu dia berangkat ke kota tempat Nahor tinggal di Mesopotamia. 11 Ketika tiba di sebuah sumber air di luar kota itu, dia berhenti agar unta-untanya beristirahat. Saat itu sudah sore, saat para wanita biasanya datang untuk mengambil air. 12 Lalu dia berdoa, ”Yehuwa, Allah dari majikanku Abraham, bantulah aku agar berhasil hari ini dan tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada majikanku Abraham. 13 Aku sedang berdiri di sumber air ini, dan gadis-gadis kota ini akan datang mengambil air. 14 Aku akan berkata kepada seorang gadis, ’Tolong beri aku minum dari tempayan airmu.’ Kalau dia menjawab, ’Silakan minum, dan aku juga akan memberi minum unta-untamu,’ berarti dialah yang Engkau pilih bagi Ishak hamba-Mu. Dengan begitu, aku akan tahu bahwa Engkau menunjukkan kasih setia kepada majikanku.” 15 Bahkan sebelum dia selesai berdoa, datanglah Ribka sambil membawa tempayan di bahunya. Ribka adalah anak perempuan Betuel, dan Betuel adalah anak laki-laki Milka dan Nahor saudara Abraham. 16 Gadis ini sangat cantik dan masih perawan, belum pernah berhubungan seks dengan pria mana pun. Dia turun ke sumber air itu, mengisi tempayannya, lalu naik lagi. 17 Hamba itu langsung berlari menemui dia dan berkata, ”Tolong beri saya sedikit air dari tempayanmu.” 18 Dia berkata, ”Minumlah, Tuan.” Lalu dia segera menurunkan tempayan dari bahunya dan memberi hamba itu minum. 19 Setelah memberi hamba itu minum, dia berkata, ”Saya akan ambil air lagi untuk unta-unta Tuan, sampai mereka puas minum.” 20 Maka dia cepat-cepat menuangkan air dari tempayannya ke bak minum, lalu berlari ke sumber air untuk mengambil air. Dia melakukannya berulang-ulang sampai semua unta itu minum. 21 Hamba itu terus memperhatikan dia dengan kagum tanpa berkata apa-apa, sambil berpikir apakah Yehuwa memberkati perjalanannya atau tidak.
16-22 MARET
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 25-26
”Esau Menjual Hak Kelahirannya”
(Kejadian 25:27, 28) Kedua anak itu pun bertambah besar. Esau menjadi orang yang mahir berburu, dan dia suka berada di luar. Tapi Yakub adalah orang yang tidak bercela, dan dia suka tinggal di kemah. 28 Ishak lebih menyayangi Esau, karena dia suka makan binatang buruan, sedangkan Ribka lebih menyayangi Yakub.
Yakub
Berbeda dengan Esau, putra kesayangan bapaknya, yang adalah pemburu yang hidup bebas, selalu resah, dan suka bepergian, Yakub digambarkan sebagai ”orang yang tidak bercela [Ibr., tam], yang suka tinggal di dalam kemah”, orang yang hidup tenang sebagai gembala dan dapat diandalkan untuk menangani urusan-urusan rumah tangga, dan ia kesayangan ibunya. (Kej 25:27, 28) Kata Ibrani tam ini digunakan di ayat-ayat lain untuk menggambarkan orang-orang yang diperkenan Allah. Misalnya, ”orang-orang yang haus darah membenci orang yang tidak bercela”, tetapi Yehuwa memberikan jaminan bahwa ”masa depan orang [yang tidak bercela] itu akan penuh damai”. (Ams 29:10; Mz 37:37) Ayub, sang pemelihara integritas, ”tidak bercela [Ibr., tam] dan lurus hati”.—Ayb 1:1, 8; 2:3.
(Kejadian 25:29, 30) Suatu hari, Yakub sedang memasak bubur ketika Esau pulang dari padang. Esau merasa sangat lelah 30 dan berkata kepada Yakub, ”Beri aku sedikit bubur merah yang kamu masak itu. Cepat, aku lelah!” Karena itulah dia dinamai Edom.
(Kejadian 25:31-34) Yakub pun berkata, ”Jual dulu hakmu sebagai anak sulung kepadaku!” 32 Esau menjawab, ”Aku sudah hampir mati kelaparan! Apa gunanya hak kelahiran bagiku?” 33 Yakub berkata, ”Bersumpah dulu kepadaku!” Esau pun bersumpah dan menjual haknya sebagai anak sulung kepada Yakub. 34 Setelah itu, Yakub memberi Esau roti dan bubur kacang itu. Esau pun makan dan minum, lalu pergi. Begitulah Esau tidak menganggap penting hak kelahirannya.
Mengapa Kita Menunjukkan Penghargaan?
11 Sayangnya, ada tokoh Alkitab yang tidak menunjukkan penghargaan. Misalnya, Esau tidak menghargai hal-hal suci, meski dia dibesarkan oleh orang tua yang mengasihi dan menghormati Yehuwa. (Baca Ibrani 12:16.) Apa yang menunjukkan bahwa dia tidak menghargai hal-hal suci? Tanpa berpikir panjang, Esau menjual haknya sebagai anak sulung kepada Yakub, adiknya, hanya untuk semangkuk bubur kacang. (Kej. 25:30-34) Belakangan, Esau sangat menyesali keputusannya itu. Tapi dulu, dia tidak menghargai apa yang dia miliki. Jadi, sebenarnya dia tidak boleh protes kalau dia tidak mendapat berkat yang biasanya diterima anak sulung laki-laki.
Anak Sulung
Sejak dahulu kala, putra sulung mendapat kedudukan terhormat dalam keluarga dan dialah yang meneruskan kekepalaan dalam rumah tangga. Dia mewarisi dua bagian dari harta milik ayahnya. (Ul 21:17) Pada suatu perjamuan, Yusuf mengatur agar Ruben duduk berdasarkan haknya sebagai anak sulung. (Kej 43:33) Tetapi Alkitab tidak selalu menghormati anak sulung dengan mendaftarkan putra-putra berdasarkan urutan kelahiran mereka. Urutan pertama sering kali diberikan kepada putra yang paling terkemuka atau yang paling setia, bukan yang sulung.—Kej 6:10; 1Taw 1:28; bdk. Kej 11:26, 32; 12:4; lihat HAK KELAHIRAN; WARISAN.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 25:31-34) Yakub pun berkata, ”Jual dulu hakmu sebagai anak sulung kepadaku!” 32 Esau menjawab, ”Aku sudah hampir mati kelaparan! Apa gunanya hak kelahiran bagiku?” 33 Yakub berkata, ”Bersumpah dulu kepadaku!” Esau pun bersumpah dan menjual haknya sebagai anak sulung kepada Yakub. 34 Setelah itu, Yakub memberi Esau roti dan bubur kacang itu. Esau pun makan dan minum, lalu pergi. Begitulah Esau tidak menganggap penting hak kelahirannya.
(Ibrani 12:16) Jangan sampai di antara kalian ada yang berbuat cabul atau yang tidak menghargai hal-hal suci seperti Esau, yang melepaskan hak-haknya sebagai anak sulung demi satu porsi makanan.
Pertanyaan Pembaca
Mari kita baca lagi Ibrani 12:16, ”Jangan sampai di antara kalian ada yang berbuat cabul atau yang tidak menghargai hal-hal suci seperti Esau, yang melepaskan hak-haknya sebagai anak sulung demi satu porsi makanan.” Apa inti dari ayat ini?
Rasul Paulus tidak sedang membahas garis keturunan Mesias. Sebelumnya, dia mendesak orang Kristen untuk ’terus berjalan lurus dengan kaki mereka’. Dengan begitu, mereka tidak akan ”gagal menerima kebaikan hati Allah yang luar biasa”, yang sayangnya bisa terjadi kalau mereka berbuat cabul. (Ibr. 12:12-16) Kalau mereka melakukan itu, mereka bisa seperti Esau. Dia tidak ”menghargai hal-hal suci” dan akhirnya menyerah pada keinginan jasmani
Esau hidup di zaman patriark, dan mungkin dia kadang bertugas untuk mempersembahkan korban. (Kej. 8:20, 21; 12:7, 8; Ayb. 1:4, 5) Tapi, karena berfokus pada hal jasmani, Esau melepaskan semua tugas sebagai anak sulung hanya demi semangkuk bubur. Dia mungkin ingin menghindari penderitaan yang diramalkan akan terjadi pada keturunan Abraham. (Kej. 15:13) Esau menikahi dua wanita yang tidak menyembah Allah sehingga orang tuanya sedih. Itu menunjukkan bahwa dia lebih menyukai hal jasmani dan tidak menghargai hal-hal suci. (Kej. 26:34, 35) Dia sangat berbeda dengan Yakub, yang hanya mau menikah dengan penyembah Allah yang benar.—Kej. 28:6, 7; 29:10-12, 18.
(Kejadian 26:7) Pria-pria di sana terus bertanya tentang istrinya, dan dia biasanya menjawab, ”Dia adik saya.” Dia tidak mengakui bahwa Ribka istrinya karena takut mereka akan membunuhnya untuk mengambil istrinya yang cantik itu.
Dusta
Meskipun dusta yang keji dengan jelas dikutuk dalam Alkitab, tidak berarti bahwa seseorang wajib membocorkan informasi yang benar kepada orang yang tidak berhak mengetahuinya. Yesus Kristus menasihati, ”Jangan berikan apa yang kudus kepada anjing, juga jangan lemparkan mutiaramu ke hadapan babi, agar jangan sampai diinjak-injak di bawah kakinya dan ia berbalik serta mengoyak kamu.” (Mat 7:6) Itulah alasannya, pada peristiwa-peristiwa tertentu, Yesus tidak mau memberikan informasi lengkap atau jawaban langsung atas pertanyaan-pertanyaan tertentu apabila bisa menimbulkan kerugian yang tidak perlu. (Mat 15:1-6; 21:23-27; Yoh 7:3-10) Pastilah, cara yang digunakan Abraham, Ishak, Rahab, dan Elisa sewaktu mereka menyimpangkan perhatian atau tidak memberikan fakta selengkapnya kepada orang yang bukan penyembah Yehuwa, harus dilihat dari sudut pandangan yang sama.—Kej 12:10-19; psl. 20; 26:1-10; Yos 2:1-6; Yak 2:25; 2Raj 6:11-23.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 26:1-18) Lalu ada bencana kelaparan lagi di negeri itu, seperti yang terjadi pada zaman Abraham. Maka Ishak pergi ke Gerar untuk menghadap Abimelekh raja orang Filistin. 2 Lalu Yehuwa menemui dia dan berkata, ”Jangan pergi ke Mesir. 3 Tinggallah di negeri yang Aku tunjukkan kepadamu. Tinggallah sebagai orang asing di negeri ini, dan Aku akan terus bersamamu dan memberkatimu, karena Aku akan memberikan seluruh negeri ini kepada kamu dan keturunanmu. Aku akan memenuhi sumpah ini, yang pernah Aku katakan kepada ayahmu Abraham, 4 ’Aku akan membuat keturunanmu sangat banyak, sebanyak bintang di langit, dan Aku akan memberikan seluruh negeri ini kepada keturunanmu. Melalui keturunanmu, semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.’ 5 Aku akan melakukan itu karena Abraham selalu mendengarkan kata-kata-Ku dan melakukan apa yang Aku kehendaki. Dia juga mematuhi perintah, peraturan, dan hukum-Ku.” 6 Maka Ishak tetap tinggal di Gerar. 7 Pria-pria di sana terus bertanya tentang istrinya, dan dia biasanya menjawab, ”Dia adik saya.” Dia tidak mengakui bahwa Ribka istrinya karena takut mereka akan membunuhnya untuk mengambil istrinya yang cantik itu. 8 Beberapa waktu kemudian, Abimelekh raja orang Filistin melihat dari jendelanya bahwa Ishak sedang bermesraan dengan Ribka istrinya. 9 Abimelekh segera memanggil Ishak dan berkata, ”Ternyata dia istrimu! Kenapa kamu bilang dia itu adikmu?” Ishak menjawab, ”Saya takut dibunuh karena dia.” 10 Tapi Abimelekh melanjutkan, ”Kenapa kamu lakukan itu? Bagaimana kalau ada yang tidur dengan istrimu? Kamu akan buat kami berdosa!” 11 Lalu Abimelekh memperingatkan seluruh rakyat, ”Siapa pun yang menyentuh orang ini dan istrinya pasti akan dihukum mati!” 12 Ishak mulai menanam benih di tanah itu. Tahun itu juga, dia mendapat hasil 100 kali lipat karena Yehuwa memberkatinya. 13 Dia pun menjadi kaya. Hartanya semakin banyak sampai dia menjadi kaya raya. 14 Dia memiliki kawanan domba dan sapi, juga banyak hamba. Orang Filistin mulai iri kepadanya. 15 Maka orang Filistin mengambil tanah dan menutup semua sumur yang digali hamba-hamba Abraham ketika Abraham masih hidup. 16 Lalu Abimelekh berkata kepada Ishak, ”Pergilah dari sini, karena kamu sekarang jauh lebih kuat daripada kami.” 17 Maka Ishak pindah dan berkemah di Lembah Gerar dan tinggal di sana. 18 Ishak menggali lagi sumur-sumur yang digali ketika Abraham ayahnya masih hidup, tapi yang ditutup orang Filistin setelah Abraham meninggal. Sumur-sumur itu diberi nama yang sama dengan yang diberikan ayahnya.
23-29 MARET
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 27-28
”Yakub Mendapatkan Berkat yang Memang Adalah Haknya”
(Kejadian 27:6-10) Maka Ribka berkata kepada Yakub, ”Ibu baru saja dengar ayahmu bilang kepada kakakmu Esau, 7 ’Bawakan Ayah binatang buruan dan buatkan masakan yang enak. Ayah akan memakannya dan memberkati kamu di hadapan Yehuwa sebelum Ayah meninggal.’ 8 Sekarang, dengar baik-baik, Nak, dan lakukan apa yang Ibu suruh. 9 Tolong ambilkan dua kambing muda yang terbaik dari ternak kita. Ibu akan buat masakan yang enak kesukaan ayahmu. 10 Lalu bawa itu kepada ayahmu, supaya dia memakannya dan memberkati kamu sebelum dia meninggal.”
Ribka—Wanita Saleh yang Sigap
Alkitab tidak mengatakan apakah Ishak tahu bahwa Esau harus melayani Yakub. Apa pun keadaannya, Ribka dan Yakub tahu bahwa berkat-berkat tersebut adalah miliknya. Ribka segera bertindak sewaktu mendengar bahwa Ishak bermaksud memberkati Esau sewaktu ia membawakan masakan hasil buruan kepada ayahnya. Ketegasan dan kegairahan yang menjadi karakter masa mudanya belum luntur. Ia ’memerintahkan’ Yakub untuk membawakan dua ekor anak kambing baginya. Ia akan mempersiapkan masakan yang sangat disukai suaminya. Kemudian, Yakub harus menyamar sebagai Esau untuk mendapatkan berkat itu. Yakub berkeberatan. Ayahnya akan mencium siasatnya dan mengutukinya! Ribka berkeras. ”Akulah yang akan menanggung laknat yang dimaksudkan untukmu, putraku,” kata Ribka. Lalu, ia menyiapkan masakan, menyamarkan Yakub, dan menyuruhnya pergi kepada suaminya.—Kejadian 27:1-17.
Alasan Ribka bertindak begitu tidak disebutkan. Banyak orang mengecam tindakannya, tetapi Alkitab tidak mengecamnya, Ishak juga tidak mengecamnya sewaktu tahu bahwa Yakub telah menerima berkat. Ishak justru menambahkan berkatnya. (Kejadian 27:29; 28:3, 4) Ribka tahu apa yang Yehuwa nubuatkan tentang putra-putranya. Jadi, ia bertindak untuk memastikan bahwa Yakub mendapatkan berkat yang memang sudah menjadi haknya. Hal itu jelas selaras dengan kehendak Yehuwa.—Roma 9:6-13.
(Kejadian 27:18, 19) Yakub menemui ayahnya dan berkata, ”Ayah!” yang dijawabnya, ”Ya, Nak! Kamu Esau atau Yakub?” 19 Yakub menjawab, ”Aku Esau, anak sulung Ayah. Aku sudah lakukan apa yang Ayah minta. Duduklah, Ayah, dan makanlah hasil buruanku, supaya Ayah bisa memberkati aku.”
Pertanyaan Pembaca
Walaupun Alkitab tidak memberikan semua perincian tentang alasan Ribka dan Yakub bertindak seperti itu, Alkitab menunjukkan bahwa situasi tersebut muncul secara tiba-tiba. Kita hendaknya memperhatikan bahwa Firman Allah tidak membenarkan ataupun menyalahkan apa yang dilakukan Ribka serta Yakub, dan karena itu peristiwa tersebut tidak dijadikan preseden bagi dusta dan tipu daya. Akan tetapi, Alkitab memberikan keterangan mengenai situasi tersebut.
Pertama, catatan tersebut dengan jelas memperlihatkan bahwa Yakub berhak menerima berkat dari ayahnya; Esau tidak berhak. Sebelumnya, Yakub secara resmi telah membeli hak kelahiran yang tidak dihargai oleh saudara kembarnya, yang dijual demi seporsi makanan untuk memuaskan rasa laparnya. Esau ”memandang rendah hak kelahirannya”. (Kejadian 25:29-34) Jadi, sewaktu menghampiri ayahnya, Yakub berupaya mendapatkan berkat yang secara sah adalah miliknya.
(Kejadian 27:27-29) Maka dia mendekat dan mencium ayahnya, dan Ishak dapat mencium bau pakaiannya. Lalu Ishak memberkatinya, ”Bau anakku seharum bau padang yang diberkati Yehuwa. 28 Semoga Allah yang benar memberimu embun dari langit dan tanah yang subur di bumi serta biji-bijian dan anggur baru yang berlimpah. 29 Suku-suku bangsa akan melayanimu dan bangsa-bangsa akan membungkuk kepadamu. Kamu akan menjadi majikan atas saudara-saudaramu, dan mereka akan membungkuk kepadamu. Terkutuklah setiap orang yang mengutukimu, dan diberkatilah setiap orang yang memberkatimu.”
Berkat, Memberkati
Dalam masyarakat patriarkat, seorang ayah sering kali memberkati putra-putranya menjelang ajalnya. Ini adalah hal yang sangat penting dan teramat dihargai. Oleh karena itu, Ishak memberkati Yakub, karena mengira dia adalah Esau, sang putra sulung. Ishak menyatakan perkenan dan mengharapkan kemakmuran bagi Yakub melebihi saudaranya, Esau, tentunya dengan memohon agar Yehuwa melaksanakan berkat itu, karena Ishak sendiri sudah tua dan buta. (Kej 27:1-4, 23-29; 28:1, 6; Ibr 11:20; 12:16, 17) Belakangan Ishak secara sadar meneguhkan dan memperluas berkat tersebut. (Kej 28:1-4) Sebelum meninggal, Yakub mula-mula memberkati kedua putra Yusuf, kemudian putra-putranya sendiri. (Kej 48:9, 20; 49:1-28; Ibr 11:21) Demikian pula, sebelum kematiannya, Musa memberkati seluruh bangsa Israel. (Ul 33:1) Dalam semua kasus ini, hasil-hasilnya membuktikan bahwa apa yang mereka ucapkan mengandung nubuat. Sewaktu mengucapkan berkat-berkat demikian, kadang-kadang orang yang memberkati meletakkan tangannya di atas kepala orang yang diberkati.—Kej 48:13, 14.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 27:46–28:2) Setelah itu, Ribka berulang kali berkata kepada Ishak, ”Perempuan-perempuan Het itu membuat hidupku menderita. Kalau Yakub juga menikah dengan perempuan Het yang seperti itu, perempuan dari negeri ini, lebih baik aku mati.”
28 Karena itu, Ishak memanggil Yakub. Dia memberkatinya dan memerintahkan, ”Jangan menikah dengan gadis-gadis Kanaan. 2 Pergilah ke Padan-aram kepada keluarga Betuel kakekmu, dan di sana menikahlah dengan salah satu anak Laban, saudara ibumu.
Kunci Berkomunikasi dengan Teman Hidup
Apakah Ishak dan Ribka mengembangkan kemahiran berkomunikasi yang baik? Setelah putra mereka, Esau, memperistri dua putri Het, suatu problem keluarga yang serius timbul. Ribka ”terus mengatakan” kepada Ishak, ”Aku telah membenci hidupku ini karena putri-putri Het itu. Seandainya Yakub [putra bungsu mereka] mengambil istri dari putri-putri Het . . . , apa gunanya hidup ini bagiku?” (Kejadian 26:34; 27:46) Jelaslah, ia menyampaikan kecemasannya dengan gamblang.
Ishak memberi tahu Yakub, saudara kembar Esau, agar jangan mengambil istri dari antara putri-putri Kanaan. (Kejadian 28:1, 2) Ribka telah berkomunikasi dengan jitu. Pasangan ini berhasil berkomunikasi mengenai masalah keluarga yang sangat peka; contoh yang baik bagi kita dewasa ini. Namun, bagaimana jika suami istri tidak bisa mencapai kesesuaian? Apa yang dapat dilakukan?
(Kejadian 28:12, 13) Lalu dia bermimpi. Dia melihat ada sebuah tangga yang berdiri di tanah dan ujungnya mencapai surga. Malaikat-malaikat Allah naik turun di tangga itu. 13 Yehuwa ada di puncak tangga itu, dan Dia berkata, ”Akulah Yehuwa, Allah dari Abraham kakekmu dan Allah dari Ishak. Tanah tempat kamu berbaring akan Aku berikan kepadamu dan keturunanmu.
Pokok-Pokok Penting Buku Kejadian—II
28:12, 13—Apa makna penting mimpi Yakub tentang ”sebuah tangga”? ”Tangga” ini, yang mungkin tampak seperti tangga batu yang menjulur ke langit, menunjukkan adanya komunikasi antara bumi dan surga. Para malaikat Allah yang naik dan turun di tangga itu memperlihatkan bahwa para malaikat melayani dengan suatu cara yang penting antara Yehuwa dan manusia yang diperkenan oleh-Nya.—Yohanes 1:51.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 27:1-23) Ketika Ishak sudah tua dan matanya sudah kabur, dia memanggil Esau anak sulungnya, ”Anakku!” yang dijawabnya, ”Ya, Ayah!” 2 Ishak melanjutkan, ”Ayah sudah tua, dan hidupku tidak lama lagi. 3 Jadi sekarang, ambillah panah dan busurmu, dan pergilah berburu binatang liar untuk Ayah. 4 Lalu buatkan masakan yang enak kesukaan Ayah dan bawa ke sini. Ayah akan memakannya dan memberkati kamu sebelum Ayah meninggal.” 5 Esau pun pergi berburu binatang liar untuk dibawa pulang. Rupanya, Ribka mendengar percakapan Ishak dan Esau itu. 6 Maka Ribka berkata kepada Yakub, ”Ibu baru saja dengar ayahmu bilang kepada kakakmu Esau, 7 ’Bawakan Ayah binatang buruan dan buatkan masakan yang enak. Ayah akan memakannya dan memberkati kamu di hadapan Yehuwa sebelum Ayah meninggal.’ 8 Sekarang, dengar baik-baik, Nak, dan lakukan apa yang Ibu suruh. 9 Tolong ambilkan dua kambing muda yang terbaik dari ternak kita. Ibu akan buat masakan yang enak kesukaan ayahmu. 10 Lalu bawa itu kepada ayahmu, supaya dia memakannya dan memberkati kamu sebelum dia meninggal.” 11 Yakub berkata kepada Ribka ibunya, ”Tapi Esau badannya berbulu, sedangkan kulitku licin. 12 Bagaimana kalau Ayah memegangku? Aku pasti dianggap mempermainkan dia, dan aku malah dikutuk bukannya diberkati.” 13 Ibunya menjawab, ”Jangan khawatir, Nak, Ibu yang akan tanggung kutukan itu. Lakukan saja apa yang Ibu katakan. Ambilkan kambing-kambing itu.” 14 Maka dia mengambil kambing-kambing itu dan membawanya kepada ibunya. Lalu ibunya membuat masakan yang enak kesukaan ayahnya. 15 Setelah itu, Ribka mengambil pakaian Esau yang paling bagus, yang disimpannya di rumah, dan memakaikan itu pada Yakub. 16 Dia juga menaruh kulit kambing itu pada tangan Yakub dan pada bagian lehernya yang tidak berbulu. 17 Lalu dia memberikan masakan yang enak dan roti yang dibuatnya itu kepada Yakub anaknya. 18 Yakub menemui ayahnya dan berkata, ”Ayah!” yang dijawabnya, ”Ya, Nak! Kamu Esau atau Yakub?” 19 Yakub menjawab, ”Aku Esau, anak sulung Ayah. Aku sudah lakukan apa yang Ayah minta. Duduklah, Ayah, dan makanlah hasil buruanku, supaya Ayah bisa memberkati aku.” 20 Ishak pun berkata, ”Cepat sekali kamu mendapatkannya, Nak.” Yakub menjawab, ”Allah Yehuwa yang membantuku.” 21 Lalu Ishak berkata, ”Ke sinilah, Nak, supaya Ayah bisa memegangmu. Ayah ingin tahu kamu benar-benar Esau atau bukan.” 22 Maka Yakub mendekati Ishak ayahnya. Setelah memegang dia, Ishak berkata, ”Suaranya suara Yakub, tapi tangannya tangan Esau.” 23 Ishak tidak menyadari bahwa itu Yakub, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau kakaknya. Maka Ishak pun memberkati dia.
30 MARET–5 APRIL
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 29-30
”Rumah Tangga Yakub”
(Kejadian 29:18-20) Yakub jatuh cinta kepada Rakhel, maka dia berkata, ”Aku mau bekerja untuk Paman selama tujuh tahun untuk mendapatkan Rakhel anak Paman.” 19 Lalu Laban menjawab, ”Lebih baik aku memberikan dia kepadamu daripada kepada orang lain. Tetaplah tinggal bersamaku.” 20 Maka, Yakub bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkan Rakhel. Tapi baginya, itu seperti beberapa hari saja karena cintanya kepada gadis itu.
Yakub Menghargai Nilai-Nilai Rohani
Pertunangan diberlakukan dengan pembayaran maskawin kepada keluarga pengantin. Hukum Musa belakangan menetapkan 50 syekel perak sebagai harga untuk perawan yang telah diperdaya melakukan hubungan seks. Sarjana Gordon Wenham percaya bahwa itu adalah ”harga maskawin tertinggi” tetapi harga kebanyakan maskawin ”jauh lebih rendah”. (Ulangan 22:28, 29) Yakub tidak dapat membayarnya. Ia menawarkan kepada Laban tujuh tahun bekerja. ”Karena buruh upahan menerima antara setengah dan satu syekel sebulan pada zaman Babilon” (dari 42 sampai 84 syekel dalam tujuh tahun penuh), lanjut Wenham, ”Yakub menawarkan kepada Laban maskawin yang besar untuk menikahi Rakhel.” Laban langsung menerimanya.—Kejadian 29:19.
(Kejadian 29:21-26) Lalu Yakub berkata kepada Laban, ”Masa kerjaku sudah berakhir. Berikan dia untuk menjadi istriku agar aku bisa kawin dengannya.” 22 Maka Laban mengadakan pesta pernikahan dan mengundang semua orang di tempat itu. 23 Tapi malam itu, yang Laban bawa kepada Yakub adalah Lea, agar Yakub melakukan hubungan dengan dia. 24 Laban juga memberikan Zilpa hamba perempuannya untuk menjadi hamba Lea. 25 Paginya, Yakub sadar bahwa ternyata itu Lea! Maka dia berkata kepada Laban, ”Kenapa Paman lakukan ini kepadaku? Aku bekerja untukmu demi mendapat Rakhel. Kenapa Paman menipu aku?” 26 Laban menjawab, ”Kami tidak biasa menikahkan adik sebelum kakaknya.
Kakak-Beradik yang Merana yang ”Membangun Keturunan Israel”
Apakah Lea bersekongkol untuk mengelabui Yakub? Atau, apakah ia semata-mata merasa wajib mematuhi ayahnya? Dan, bagaimana dengan Rakhel? Tahukah ia apa yang terjadi? Jika ia tahu, bagaimana perasaannya? Dapatkah ia menentang keinginan ayahnya yang otoriter? Alkitab tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apa pun yang dipikirkan Rakhel dan Lea tentang masalah tersebut, siasat itu belakangan menggusarkan Yakub. Dan, terhadap Laban-lah, bukan putri-putrinya, Yakub membantah, ”Bukankah untuk Rakhel aku melayanimu? Maka mengapa engkau mengakali aku?” Apa jawaban Laban? ”Bukan kebiasaan . . . memberikan adiknya sebelum yang sulung. Rayakanlah minggu untuk wanita ini hingga genap. Setelah itu akan diberikan juga kepadamu wanita yang satunya untuk pekerjaan yang dapat kaulakukan untukku selama tujuh tahun lagi.” (Kejadian 29:25-27) Dengan cara inilah Yakub terjebak dalam perkawinan poligami yang menimbulkan kecemburuan yang getir.
Kawin, Perkawinan
Pesta. Walaupun tidak ada upacara resmi untuk pernikahan itu sendiri, ada pesta pernikahan yang meriah di Israel. Pada hari pernikahan, pengantin perempuan biasanya membuat banyak persiapan di rumahnya sendiri. Pertama-tama, ia akan mandi dan mengolesi tubuhnya dengan minyak wangi. (Bdk. Rut 3:3; Yeh 23:40.) Kadang-kadang dengan bantuan pelayan-pelayan perempuan, pengantin perempuan akan mengenakan ikat pinggang dan jubah putih, yang sering kali berhiaskan banyak sulaman, bergantung pada status finansialnya. (Yer 2:32; Pny 19:7, 8; Mz 45:13, 14) Ia mendandani diri dengan perhiasan dan permata, jika ia mampu (Yes 49:18; 61:10; Pny 21:2), lalu mengerudungi dirinya dengan pakaian halus, sejenis selubung, yang menutupi kepala hingga kaki. (Yes 3:19, 23) Itulah sebabnya Laban dapat dengan mudah memperdayakan Yakub sehingga Yakub tidak tahu bahwa Laban memberinya Lea dan bukan Rakhel. (Kej 29:23, 25) Ribka mengenakan tudung kepala sewaktu mendekat untuk bertemu Ishak. (Kej 24:65) Tudung melambangkan ketundukan pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki—kepada wewenangnya.—1Kor 11:5, 10.
(Kejadian 29:27, 28) Nikmati dulu seminggu bersama anakku yang ini. Setelah itu, aku akan memberimu adiknya juga, tapi kamu harus bekerja untukku tujuh tahun lagi.” 28 Yakub pun setuju untuk melewati seminggu bersama Lea. Setelah itu, Laban memberikan Rakhel anaknya untuk menjadi istri Yakub.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 30:3) Maka Rakhel berkata, ”Ini budak perempuanku Bilha. Lakukanlah hubungan dengan dia, agar dia melahirkan anak untukku, dan aku pun bisa menjadi seorang ibu melalui dia.”
Angkat Anak
Baik Rakhel maupun Lea menganggap anak-anak yang dilahirkan bagi Yakub oleh hamba-hamba mereka sebagai putra-putra mereka sendiri, yang ’lahir di atas lutut mereka’. (Kej 30:3-8, 12, 13, 24) Anak-anak ini mendapat warisan seperti anak-anak yang dilahirkan sendiri oleh istri-istri Yakub yang sah. Mereka adalah putra-putra kandung sang ayah, dan karena budak-budak perempuan itu adalah milik para istri, Rakhel dan Lea memiliki hak kepemilikan atas anak-anak ini.
(Kejadian 30:14, 15) Pada musim panen gandum, Ruben berjalan-jalan di padang dan menemukan buah dudaim. Dia pun membawakan buah-buah itu untuk Lea ibunya. Lalu Rakhel berkata kepada Lea, ”Boleh aku minta beberapa buah dudaim yang dibawa anakmu itu?” 15 Maka Lea berkata, ”Apa belum cukup kamu ambil suamiku? Apa kamu mau ambil buah dudaim anakku juga?” Maka Rakhel berkata, ”Baiklah. Sebagai ganti buah-buah dudaim anakmu, kamu boleh tidur dengan Yakub malam ini.”
Pokok-Pokok Penting Buku Kejadian—II
30:14, 15—Mengapa Rakhel melepaskan kesempatan untuk tidur dengan suaminya demi beberapa buah dudaim? Pada zaman dahulu, buah tanaman dudaim digunakan dalam pengobatan sebagai penenang dan untuk mencegah atau melegakan kejang-kejang. Buah itu juga diyakini bisa membangkitkan hasrat seksual dan meningkatkan kesuburan manusia atau membantu pembuahan. (Kidung Agung 7:13) Meskipun Alkitab tidak menyingkapkan motif Rakhel untuk pertukaran itu, ia mungkin mengira bahwa buah dudaim itu dapat membantunya mengandung dan mengakhiri aibnya sebagai wanita mandul. Namun, Yehuwa baru ”membuka rahimnya” bertahun-tahun kemudian.—Kejadian 30:22-24.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 30:1-21) Karena tidak melahirkan seorang anak pun bagi Yakub, Rakhel cemburu kepada kakaknya dan terus berkata kepada Yakub, ”Beri aku anak, kalau tidak aku akan mati.” 2 Mendengar itu, Yakub sangat marah kepada Rakhel dan berkata, ”Memangnya aku ini Allah, yang membuatmu tidak bisa punya anak?” 3 Maka Rakhel berkata, ”Ini budak perempuanku Bilha. Lakukanlah hubungan dengan dia, agar dia melahirkan anak untukku, dan aku pun bisa menjadi seorang ibu melalui dia.” 4 Lalu Rakhel memberikan Bilha hambanya untuk menjadi istri Yakub, dan Yakub melakukan hubungan dengan dia. 5 Bilha pun hamil dan melahirkan anak laki-laki bagi Yakub. 6 Lalu Rakhel berkata, ”Allah sudah menjadi hakimku dan sudah mendengarkan aku, sehingga Dia memberi aku seorang anak laki-laki.” Itu sebabnya dia menamainya Dan. 7 Bilha hamba Rakhel itu hamil lagi dan melahirkan anak laki-laki kedua bagi Yakub. 8 Lalu Rakhel berkata, ”Aku telah bergulat mati-matian dengan kakakku, dan aku menang!” Maka dia menamainya Naftali. 9 Karena belum punya anak lagi, Lea memberikan Zilpa hamba perempuannya untuk menjadi istri Yakub. 10 Lalu Zilpa hamba Lea itu melahirkan anak laki-laki bagi Yakub. 11 Lea berkata, ”Betapa beruntungnya aku!” Maka dia menamainya Gad. 12 Setelah itu, Zilpa hamba Lea itu melahirkan anak laki-laki kedua bagi Yakub. 13 Lalu Lea berkata, ”Betapa bahagianya aku! Semua wanita pasti akan mengatakan aku bahagia.” Maka dia menamainya Asyer. 14 Pada musim panen gandum, Ruben berjalan-jalan di padang dan menemukan buah dudaim. Dia pun membawakan buah-buah itu untuk Lea ibunya. Lalu Rakhel berkata kepada Lea, ”Boleh aku minta beberapa buah dudaim yang dibawa anakmu itu?” 15 Maka Lea berkata, ”Apa belum cukup kamu ambil suamiku? Apa kamu mau ambil buah dudaim anakku juga?” Maka Rakhel berkata, ”Baiklah. Sebagai ganti buah-buah dudaim anakmu, kamu boleh tidur dengan Yakub malam ini.” 16 Sore itu, ketika Yakub pulang dari padang, Lea menemuinya dan berkata, ”Tidurlah denganku, karena aku sudah memberikan buah dudaim anakku sebagai bayarannya.” Karena itu, Yakub melakukan hubungan dengannya malam itu. 17 Allah mendengar dan menjawab doa Lea. Dia pun hamil dan melahirkan anak laki-laki kelima bagi Yakub. 18 Lalu Lea berkata, ”Allah telah memberiku upah, karena aku telah memberikan hambaku kepada suamiku.” Maka dia menamainya Isakhar. 19 Kemudian, Lea hamil lagi dan melahirkan anak laki-laki keenam bagi Yakub. 20 Lalu Lea berkata, ”Allah telah memberiku hadiah yang indah. Akhirnya suamiku akan lebih menghargaiku, karena aku sudah melahirkan enam anak laki-laki baginya.” Maka dia menamainya Zebulon. 21 Setelah itu, dia melahirkan anak perempuan dan menamainya Dina.